BAB III METODE PENELITIAN
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Kualitas data hasil penelitian dipengaruhi oleh kualitas pengumpulan
data yang berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
wawancara, kuisioner, observasi, dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2012:
137). Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan,
keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya
(Widoyoko, 2015: 33).
Penggunaan jenis penelitian research and development akan
menghasilkan jenis data kuantitatif dan kualitatif pada saat proses
pengumpulan data. Data kuantitatif merupakan jenis data yang terdiri dari
angka-angka, sedangkan data kualitatif merupakan jenis data yang terdiri dari
teks-teks dan gambar-gambar (Creswell, 2012:310). Data kuantitatif dari
penelitian ini diperoleh dari semua teknik pengumpulan data yang digunakan
46
tersebut terdapat dari beberapa hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi,
dan wawancara oleh beberapa ahli, hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa
dan guru, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli dan siswa, hasil
uji empiris kepada siswa kelas I SD setara, dan hasil pretest dan posttest oleh
sekelompok siswa. Selain itu, data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh
dari teknik pengumpulan data seperti kuesioner, observasi, dan wawancara.
Adapun secara spesifik data tersebut diperoleh dari beberapa hasil seperti hasil
validasi kuesioner, observasi, dan wawancara, hasil kuesioner analisis
kebutuhan guru dan siswa, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli,
hasil observasi, dan hasil wawancara. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa teknik tersebut dalam mengumpulkan data. Berikut
merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam beberapa hal
terkait dengan beberapa prosedur pengembangan yang telah dipaparkan di
atas.
3.5.1 Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila peneliti
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja , gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. (Sugiyono 2016: 203) Oleh
karena itu, observasi digunakan karena penelitian ini menggunakan teknik
observasi untuk mengamati pembelajaran IPA beserta aktivitas
pembelajarannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan siswa dan
47 3.5.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari rseponden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil
(Sugiyono, 2016 :194).
Wawancara tidak terstruktur merupakan teknik wawancara bebas yang
dapat digunakan oleh peneliti tanpa menggunakan pedoman wawancara
secara sistematis dan lengkap (Sugiyono, 2010:197). Wawancara dalam
pengumpulan data ini dilakukan kepada kepala sekolah SD Negeri V
Gunungan, guru kelas I, dan sejumlah murid untuk memberikan informasi
terkait dengan keberadaan media pembelajaran di Sekolah Dasar tersebut.
Selain itu, wawancara yang dilakukan oleh peneliti menggunakan jenis
wawancara tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2014:197) menyatakan
wawancara tidak terstruktur tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah disusun secara sistematis namun mempersiapkan garis besar
permasalahan yang ditanyakan. Garis besar ini digunakan untuk
mengumpulkan data analisis kebutuhan media pembelajaran dan
permasalahan yang dialami siswa dan guru. Garis besar permasalahan ini
didesain oleh peneliti menggunakan pertanyaan yang relevan dan membuka
kesempatan adanya jawaban terbuka dari narasumber.
3.5.3 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
48
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan responden. Kuesioner dapat
berupa pertanyaan tertutup atau pertanyaan terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau melalui pos atau internet.
a. Kuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner analisis kebutuhan ini digunakan untuk melihat kebutuhan
media pembelajaran yang diperlukan oleh siswa dan guru. Kuesioner
tersebut berupa kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka yang disusun dipakai
untuk mendapatkan informasi berupa pendapat, tanggapan, perasaan,
sikap,atau kesan dari guru maupun siswa tentang kondisi maupun keadaan
sebenarnya. Dalam hal ini, siswa dan guru diberikan kebebasan untuk
menuliskan pendapatnya secara luas tanpa pilihan jawaban yang sudah
tersedia (Supratiknya, 2012:40-41). Kuesioner ini selanjutnya diberikan
kepada 2 orang guru dan seluruh siswa kelas I SD Negeri V Gunungan.
b. Kuesioner Uji Validitas Produk Untuk Ahli Dan Guru.
Kuesioner uji validitas produk untuk pakar dan guru berbentuk
kuesioner terbuka. Kuesioner tersebut disusun dengan rating scale yang
diambil dari skala Likert. Skala Likert yang digunakan adalah skala 1-4
dengan kategori 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3 (baik), dan 4 (sangat
baik). Kuesioner tersebut terdiri dari 10 pertanyaan yang didesain dari 5
karakteristik media pembelajaran. Beberapa karakteristik tersebut adalah
auto-education, auto-correction, menarik, bergradasi, dan kontekstual.
49
media pembelajaran yang telah dilakukan dan melihat kesesuaian media
pembelajaran dengan konsep materi panca indera manusia.
c. Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Lapangan Terbatas untuk
Siswa.
Kuesioner uji coba lapangan terbatas untuk siswa berbentuk
kuesioner terbuka. Kuesioner tersebut disusun dengan rating scale yang
diambil dari skala Likert. Menurut Sugiyono (2016:134-135) Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekeelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala Likert yang
digunakan adalah skala 1-4 dengan kategori 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak
baik), 3 (baik), dan 4 (sangat tidak baik). Kuesioner tersebut terdiri dari 10
pertanyaan yang didesain dari 5 karakteristik media pembelajaran. Beberapa
karakteristik tersebut adalah auto-education, auto-correction, menarik,
bergradasi, dan kontekstual. Selain itu, kuesioner ini digunakan untuk
menilai pengembangan produk media pembelajaran setelah siswa
mendapatkan pendampingan selama proses uji coba lapangan terbatas.
3.5.4 Tes
Tes dilakukan sebanyak dua kali meliputi pretest dan posttest. Tes
50
pretest dan postest, peneliti dapat mengetahui kualitas produk media
pembelajaran. Pretest dilakukan sebelum pendampingan yang dilakukan di
awal penelitian. Posttest dilakukan dilakukan di akhir penelitian setelah
siswa selesai mengikuti serangkaian pendampingan belajar menggunakan
media pembelajaran untuk materi panca indera manusia. Posttest bertujuan
untuk mengetahui kemampuan siswa setelah selesai mengikuti serangkaian
pendampingan belajar menggunakan media pembelajaran panca indera
manusia yang didesain oleh peneliti sebagai produk dalam penelitian ini.