• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat Tim

Dalam dokumen permen no.22 th 2013 lampiran 1 (Halaman 145-156)

4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:

5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat Tim

P2HE. 6. Menyusun Laporan Hasil Evaluasi  daerah otonomi  baru (DOB) 6.1.   Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas sebagai konsep LHE.

6.2.     Konsep   LHE   dikonsultasikan   kepada Supervisor Evaluasi untuk ditentukan temuan yang   strategis   dan   dapat   segera   mendapat perhatian   untuk   ditindaklanjuti   yang   menjadi LHE kemudian diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi guna penggandaan.

BATASAN VARIABEL (RANGE  OF VARIABLES) 1. Kontek variabel (range of stetement)

Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi daerah otonomi baru,   yang   terdiri   dari   persiapan   pelaksanaan   daerah   otonomi   baru; mengakses   data   dan   informasi   daerah   otonomi   baru;   melakukan pengujian   atas   data   dan   informasi   daerah   otonomi   baru; mengembangkan hasil evaluasi daerah otonomi baru; memformulasikan hasil evaluasi daerah otonomi baru; menyusun laporan hasil evaluasi (LHE) daerah otonomi baru. Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi­solusi atas permasalahan yang ditemukan.

Daerah   otonomi   baru   adalah   daerah   otonom   yang   berusia   sampai dengan 5 (lima) tahun terhitung sejak diresmikan.

Evaluasi   daerah   otonomi   baru   (EDOB)   adalahevaluasi   terhadap perkembangan   kelengkapan   aspek­aspek   penyelenggaraan pemerintahan daerah pada daerah yang baru dibentuk,melalui kegiatan analisis kritis, penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan permasalahan,   serta   pemberian   solusi   untuk   tujuan   peningkatan kinerja pemerintah kecamatan oleh Tim Evaluator .

Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan Tim   Evaluator   yang   dikoordinir   oleh   Inspektorat   dengan   menyajikan informasi pelaksanaan evaluasi daerah otonomi baru. 2. Perlengkapan   Sarana yang diperlukan adalah: 2.1. Ruangan kerja; 2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus; 2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP); 2.4. Lap top 2.5. Literatur terkait 3. Tugas yang harus dilakukan Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah: 

3.1.  Mempelajari  Kebijakan   terkait   dengan   evaluasi   daerah   otonomi baru,   yang   terdiri   dari;   perkembangan   penyusunan   perangkat daerah,   pengisian   personil,   pengisian   keanggotaan   DPRD, penyelenggaraan   urusan   wajib   dan   pilihan,   pembiayaan, pengalihan   aset   dan   dokumen,   pelaksanaan   penetapan   batas wilayah,   penyediaan   sarana   dan   prasarana   pemerintahan,   dan

penyiapan   rencana   umum   tata   ruang   wilayah   dan   pemindahan ibukota   bagi   daerah   yang   ibukotanya   dipindahkan   diakses   dan ditentukandiakses dan dipelajari serta hasilnya dituangkan dalam KKE.

3.2.Menguji data dan informasi yaitu :

a. perkembangan   penyusunan   perangkat   daerah  yaitu   penilaian pembentukaan SKPD dan besaran SKPD dengan Perda, Perkada yang ditandatangani penjabat atau Perkada yang ditandatangani kepala daerah defenitif.

b. pengisian personil yaitu penilaian yang meliputi pengalihan dan penempatan personil, pengisian personil secara keseluruhan, dan kualitas   personil   atau   aparatur,   yang   disesuaikan   dengan membandingkan pembentukan besaran SKPD. 

c. pengisian   keanggotaan   DPRD  yaitu   penilaian   aspek   pengisian keanggotaan   DPRD   dilakukan   terhadap   pengisian   unsur pimpinan dan pengisian unsur anggota.

d. penyelenggaraan   urusan   wajib   dan   pilihan   yaitu   urusan   wajib meliputi   pendidikan,   kesehatan,   lingkungan   hidup,   pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perumahan, kepemudaan   dan   olahraga,   penanaman   modal,   koperasi   dan usaha   kecil   dan   menengah,   kependudukan   dan   catatan   sipil, ketenagakerjaan, ketahanan pangan, pemeberdayaan perempuan dan   perlindungan   anak,   keluarga   berencana   dan   keluarga sejahtera,   perhubungan,   komunikasi   dan   informatika, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah,   pemerintahan   umum,   administrasi   keuangan   daerah, perangkat  daerah,   kepegawaian  dan   persandian,   pemberdayaan masyarakat   dan   desa,   sosial,   kebudayaan,   statistik,   kearsipan, dan perpustakaan. Sedangkan, penilaian penyelenggaraan urusan pilihan meliputi : kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, energi   dan   sumber   daya   mineral,   pariwisata,   industri, perdagangan dan transmigrasian.

e. Pembiayaan terhadap kemampuan penyelenggaraan urusan wajib dan   pilihan   yang   bersumber   dari   APBD   yang   terdiri   dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain – lain yang sah.

f. pengalihan aset dan dokumen meliputi : jenis dan jumlah aset yang dialihkan dari daerah induk kepada DOB, jenis dan jumlah peralatan   yang   dialihkan   dari   daerah   induk   kepada   DOB,   dan jenis   dan   jumlah   dokumen   yang   dialihkan   dari   daerah   induk kepada DOB.

g. pelaksanaan   penetapan   batas   wilayah   meliputi   penelitian dokumen,   pelacak   batas,   pemasangan   pilar   batas,   pengukuran dan penentuan posisi pilar batas, pembuatan peta batas.

h. penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan meliputi jumlah gedung atau kantor yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib   dan   urusan   pilihan   dengan   peruntukkannya,   jumlah peralatan yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan dengan peruntukkannya, kondisi masing – masing gedung atau kantor yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan, dan status gedung atau kantor yang digunakan   utnuk   melaksanakan   urusan   wajib   dan   urusan pilihan.

rencana umum tata ruang dan dokumen rencana rinci tata ruang, dan   pemindahan   ibukota   bagi   daerah   yang   ibukotanya dipindahkan   adalah  adalah   suatu   sistem   proses   penyusunan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang

3.3.Menyusun hasil evaluasi daerah otonomi baru, terdiri dari:

a. Atribut   kondisi,   kreteria,   pada   KKE   disunting   menjadi   ringkas dan   mudah   dipahami   sebagai   konsep   hasil   evaluasi   daerah otonomi baru; 

b. Konsep temuan evaluasi daerah oton omi baru dikonsultasikan dengan   Pimpinan   unit   kerja   dan   dicatat   dalam   KKE   untuk mendapatkan tanggapan; 

c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep evaluasi LAKIP; 

d. Konsep   temuan   dikonsultasikan   kepada   Supervisor   evaluasi daerah otonomi daerah untuk dinilai;

e. Hasil   konsultasi   ditindaklanjuti   dan   selanjutnya   diserahkan kepada   Sekretariat   Tim   evaluasi   daerah   otonomi   baru   untuk digabung menjadi konsep LHE.

4. Peraturan – Peraturan Yang terkait :

Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:

4.1. Undang­Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentang   Pemerintahan Daerah;

4.2. Peraturan   Pemerintah   Nomor   79   Tahun   2005   tentang   Pedoman Pembinaan dan Pengawasan  Pemerintahan Daerah;

4.3. Peraturan   Pemerintah   Nomor   8   Tahun   2006   tentang   Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

4.4. Peraturan   Pemerintah   Nomor   41   Tahun   2007   tentang   Organisasi Perangkat Daerah;

4.5. Peraturan Pemerintah Nomor     38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan   Pemerintahan,   Pemerintah   Provinsi   dan   Pemerintah Kabupaten/Kota;

4.6. Peraturan   Pemerintah   Nomor     60   Tahun   2008   tentang   Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

4.7.

4.8 Peraturan Pemerintah Nomor  19 Tahun 2008 Kecamatan;Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri   Nomor     7   Tahun   2006   tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemeritah Daerah;

4.9. Permenpan   Nomor  25   Tahun   2012  tentang  Petunjuk   Teknis Pelaksanaan LAKIP;

4.10.Peraturan Menteri Dalam  Negeri  Nomor  23  Tahun    2007  tentang Pedoman Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Jo. Permendagri Nomor  8 Tahun 2009;

4.11 Peraturan Menteri Dalam  Negeri  Nomor  28  Tahun    2007  tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah; 4.12 Permendagri Nomor 23 Tahun  2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Perkembangan Daerah Otonomom Baru; 4.13 Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008   tentang Kode Etik Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP); 4.14 Peraturan Menpan dan RB Nomor  42 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan   Penyusunan     Ikhtisar   Laporan   Hasil   Pengawasan APIP;

4.15 Peraturan Menpan dan RB Nomor  29 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan   Penetapan   Kinerja   dan   Pelaporan     Akuntabilitas

Instansi Pemerintah.

PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE) 1. Konteks Penilaian :

1.1. Unit   ini   wajib   dinilai   ditempat   kerja,   ataupun   melalui praktek/demonstrasi   pada   tempat   uji   kompetensi   (TUK)   atau disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data dan   informasi   evaluasi,   pengujian   data   dan   informasi     evaluasi, pengembangan temuan, formulasi temuan, dan  penyusunan Pokok­ Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.

1.2. Untuk   mendukung   penilaian   penguasaan   pengetahuan   yang diperlukan   dalam   unit   kompetensi   ini   dapat   menggunakan instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.

2.  Kompetensi yang dipersyaratkan:

Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal yang   diperlukan   sebagai   persyaratan   dalam   melanjutkan   penguasaan unit kompetensi ini adalah evaluasi dokumen perencanaan.

3.  Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 3.1. memahami   ketentuan   peraturan   yang   berkaitan   dengan

pengawasan dan evaluasi; 3.2. memahami indikator kinerja, 

3.3. memahami   teknik­teknik   pengawasan   dan   evaluasi   guna mengungkapkan pembuktian dan penilaian;

3.4. memahami     Standar   Pengawasan  Pemerintahan,   Kode   Etik   APIP, Norma dan Etika Pengawas Pemerintahan dan pedoman  penetapan indikator  kinerja utama instansi pemerintah; 3.5. memahami Teknik Komunikasi pengawasan; 3.6. memahami Psikologi pengawasan; 3.7. memahami teknik menyusun laporan; 3.8. memhami IT. 4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 4.1.  mampu menyusun standar penilaian evaluasi daerah otonomi  baru; 4.2.  mampu berinteraaksi dengan entitas untuk mendapatkan data  valid  yang diperlukan;   4.3. mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan  dapat dipertanggungjawabkan; 4.4.  mampu melaksanakan Standar Pengawasan APIP, Kode Etik APIP,  dan pedoman penetapan indikator  kinerja utama instansi  pemerintah; 4.5. mampu menyusun Pokok­Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) dan draf  Laporan Hasil Evaluasi (LHE). 5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini: 5.1. integritas; 5.2. independen; 5.3. obyektif; 5.4. cermat/teliti; 5.5. berorientasi hasil; 5.6. santun. 6.  Aspek Kritis 6.1.   Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang mengatur evaluasi daerah otonomi baru sebagai kreteria  penilaian

evaluasi   daerah   otonomi   baru   yang   kemudian   menimbulkan polemik atau multitafsir;

6.2.   Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   melaksanakan   tugas sedangkan   yang   bersangkutan   belum   sepenuhnya   memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif untuk   mengkomunikasikan   dan   berkonsultasi   dengan   Pengawas Pemerintahan     yang   berpengetahuan   dan   berpengalaman   yang cukup, serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti; 6.3.   Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   bertugas   tidak   dapat

mengembangkan   temuan   sebagaimana   mestinya   dan   tidak berkonsultasi   dengan   Pengawas   Pemerintahan     yang   sudah berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim tidak teliti;

6.4.   Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   tidak   mempedomani sebagaimana   mestinya   Standar   Pemeriksaan  Pengawas Pemerintahan, Kode Etik APIP, dan   pedoman penetapan daerah otonomi baru;

6.5.   Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   tidak   dapat   menyusun P2HE dan draf LHE sebagaimana  mestinya, dan Ketua Tim kurang teliti.         KOMPETENSI KUNCI : NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT  INI TINGKAT 1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan  informasi 3 2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3 3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3 4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5 Menggunakan ide­ide dan teknik matematika 3 6 Memecahkan masalah 3 7 Menggunakan teknologi 2   23.  Melakukan Evaluasi DOB Kabupaten/Kota Kode Unit FPP.WAS.02.023.01 Judul Unit Melakukan Evaluasi DOB Kabupaten/Kota

Deskripsi Unit Unit kompetensi ini  mencakup  pengetahuan, sikap dan   ketrampilan   kerja   Pengawas   Pemerintahan yang   diperlukan   untuk  melakukan  evaluasi  DOB Kabupaten/Kota.  Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja 1. Menyiapkan    pelaksanaan  evaluasi  1.1 PKE diakses dan dipelajari 1.2 entry briefing  dengan pimpinan tertinggi unit  objek yang akan di evaluasi diikuti

2. Mengakses data  dan informasi  daerah otonomi  baru  Kabupaten/Kota 2.1. Dokumen terkait daerah otonomi baru yaitu  perkembangan penyusunan perangkat daerah,  pengisian personil, pengisian keanggotaan  DPRD, penyelenggaraan urusan wajib dan  pilihan, pembiayaan, pengalihan aset dan  dokumen, pelaksanaan penetapan batas  wilayah, penyediaan sarana dan prasarana  pemerintahan, dan penyiapan rencana umum  tata ruang wilayah dan pemindahan ibukota  bagi daerah yang ibukotanya dipindahkan  diakses dan ditentukan. 2.2. Dokumendan Informasi terkait daerah otonomi  daerah diklarifikasi dan dipenuhi. 

2.3. Data   dan   informasi   terkait   daerah   otonomi baru,   dianalisis   dengan   menggunakan   teknik evaluasi daerah otonomi baru, dan hasilnya di catat  dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE).       3. Melakukan  Pengujian data dan informasi  daerah  otonomi baru  Kabupaten/Kota 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan  evaluasi daerah otonomi baru ditentukan

3.2. Kesesuaian   antara   dokumen   data   dan informasi   dengan   kriteria  daerah   otonomi barudibandingan   dan   dianalisa   dengan menggunakan teknik evaluasi daerah otonomi baru.

3.3. Hasil   analisis   data   dan   informasi  daerah otonomi baru  diklarifikasi dengan penanggung jawab unit  kerja  dan  hasilnya  dicatat    dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE) sebagai bagian dari atribut kondisi temuan; 4. Mengembangkan  hasil evaluasi  daerah otonomi  baru  Kabupaten/Kota

4.1. Kemungkinan   penyebab   terjadinya   kondisi temuan   (positif   maupun   negatif)   diidentifikasi dan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKE dan diklarifikasi dengan Penanggungjawab Unit Kerja.

4.2. Rekomendasi   perbaikan   untuk   mencegah penyebab   terjadinya   temuan   tidak   terulang dirumuskan   dan   dikomunikasikan   dengan penanggungjawab   unit   kerja,   serta   dicatat dalam KKE. 5. Memformulasikan  hasil evaluasi  daerah otonomi  baru  Kabupaten/Kota

5.1. Atribut   kondisi   dan   kreteria   pada   KKE diringkas   supaya   mudah   dipahami   dan dikonsultasikan   dengan   pimpinan   unit   kerja dan   dicatat   dalam   KKE   untuk   mendapatkan tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja.  5.2. Konsep temuan dalam evaluasi dikonsultasikan

kepada Supervisor untuk dinilai.

5.3. Hasil   konsultasi   ditindaklanjuti   dan selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi   untuk   digabung   menjadi   konsep P2HE. 6. Menyusun Laporan Hasil Evaluasi  daerah otonomi  6.1.   Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas sebagai konsep LHE.

baru (DOB) 

Kabupaten/Kota Supervisor Evaluasi untuk ditentukan temuanyang   strategis   dan   dapat   segera   mendapat perhatian   untuk   ditindaklanjuti   yang   menjadi LHE kemudian diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi guna penggandaan.

BATASAN VARIABEL (RANGE  OF VARIABLES) 1. Kontek variabel (range of stetement)

Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi daerah otonomi baru,   yang   terdiri   dari   persiapan   pelaksanaan   daerah   otonomi   baru; mengakses   data   dan   informasi   daerah   otonomi   baru;   melakukan pengujian   atas   data   dan   informasi   daerah   otonomi   baru; mengembangkan hasil evaluasi daerah otonomi baru; memformulasikan hasil evaluasi daerah otonomi baru; menyusun laporan hasil evaluasi (LHE) daerah otonomi baru. Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi­solusi atas permasalahan yang ditemukan.

Daerah   otonomi   baru   adalah   daerah   otonom   yang   berusia   sampai dengan 5 (lima) tahun terhitung sejak diresmikan.

Evaluasi   daerah   otonomi   baru   (EDOB)   adalahevaluasi   terhadap perkembangan   kelengkapan   aspek­aspek   penyelenggaraan pemerintahan daerah pada daerah yang baru dibentuk,melalui kegiatan analisis kritis, penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan permasalahan,   serta   pemberian   solusi   untuk   tujuan   peningkatan kinerja pemerintah kecamatan oleh Tim Evaluator .

Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan Tim   Evaluator   yang   dikoordinir   oleh   Inspektorat   dengan   menyajikan informasi pelaksanaan evaluasi daerah otonomi baru.

2. Perlengkapan  

Sarana   yang   diperlukan   dalam   melakukan   evaluasi   otonomi   baru (EDOB) Kabupaten/Kota, adalah: 2.1. Ruangan kerja; 2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus; 2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP); 2.4. Lap top 2.5. Literatur terkait 3.  Tugas yang harus dilakukan      Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:

3.1.  Mempelajari  Kebijakan   terkait   dengan   evaluasi   daerah   otonomi baru,   yang   terdiri   dari;   perkembangan   penyusunan   perangkat daerah,   pengisian   personil,   pengisian   keanggotaan   DPRD, penyelenggaraan   urusan   wajib   dan   pilihan,   pembiayaan, pengalihan   aset   dan   dokumen,   pelaksanaan   penetapan   batas wilayah,   penyediaan   sarana   dan   prasarana   pemerintahan,   dan penyiapan   rencana   umum   tata   ruang   wilayah   dan   pemindahan ibukota   bagi   daerah   yang   ibukotanya   dipindahkan   diakses   dan ditentukandiakses dan dipelajari serta hasilnya dituangkan dalam KKE.

3.2.Menguji data dan informasi yaitu :

a. perkembangan   penyusunan   perangkat   daerah  yaitu   penilaian pembentukaan  SKPD dan besaran SKPD dengan Perda, Perkada yang ditandatangani penjabat atau Perkada yang ditandatangani kepala daerah defenitif.

penempatan personil, pengisian personil secara keseluruhan, dan kualitas   personil   atau   aparatur,   yang   disesuaikan   dengan membandingkan pembentukan besaran SKPD. 

c. pengisian   keanggotaan   DPRD  yaitu   penilaian   aspek   pengisian keanggotaan   DPRD   dilakukan   terhadap   pengisian   unsur pimpinan dan pengisian unsur anggota.

d. penyelenggaraan   urusan   wajib   dan   pilihan   yaitu   urusan   wajib meliputi   pendidikan,   kesehatan,   lingkungan   hidup,   pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perumahan, kepemudaan   dan   olahraga,   penanaman   modal,   koperasi   dan usaha   kecil   dan   menengah,   kependudukan   dan   catatan   sipil, ketenagakerjaan, ketahanan pangan, pemeberdayaan perempuan dan   perlindungan   anak,   keluarga   berencana   dan   keluarga sejahtera,   perhubungan,   komunikasi   dan   informatika, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah,   pemerintahan   umum,   administrasi   keuangan   daerah, perangkat  daerah,   kepegawaian  dan   persandian,   pemberdayaan masyarakat   dan   desa,   sosial,   kebudayaan,   statistik,   kearsipan, dan perpustakaan. Sedangkan, penilaian penyelenggaraan urusan pilihan meliputi : kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, energi   dan   sumber   daya   mineral,   pariwisata,   industri, perdagangan dan transmigrasian.

e. Pembiayaan terhadap kemampuan penyelenggaraan urusan wajib dan   pilihan   yang   bersumber   dari   APBD   yang   terdiri   dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain – lain yang sah.

f. pengalihan aset dan dokumen meliputi : jenis dan jumlah aset yang dialihkan dari daerah induk kepada DOB, jenis dan jumlah peralatan   yang   dialihkan   dari   daerah   induk   kepada   DOB,   dan jenis   dan   jumlah   dokumen   yang   dialihkan   dari   daerah   induk kepada DOB.

g. pelaksanaan   penetapan   batas   wilayah   meliputi   penelitian dokumen,   pelacak   batas,   pemasangan   pilar   batas,   pengukuran dan penentuan posisi pilar batas, pembuatan peta batas.

h. penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan meliputi jumlah gedung atau kantor yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib   dan   urusan   pilihan   dengan   peruntukkannya,   jumlah peralatan yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan dengan peruntukkannya, kondisi masing – masing gedung atau kantor yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan, dan status gedung atau kantor yang digunakan   utnuk   melaksanakan   urusan   wajib   dan   urusan pilihan.

i. penyiapan rencana umum tata ruang wilayah meliputi dokumen rencana umum tata ruang dan dokumen rencana rinci tata ruang, dan   pemindahan   ibukota   bagi   daerah   yang   ibukotanya dipindahkan   adalah  adalah   suatu   sistem   proses   penyusunan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang

3.3.Menyusun hasil evaluasi daerah otonomi baru, terdiri dari:

a. Atribut   kondisi,   kreteria,   pada   KKE   disunting   menjadi   ringkas dan   mudah   dipahami   sebagai   konsep   hasil   evaluasi   daerah otonomi baru; 

dengan   Pimpinan   unit   kerja   dan   dicatat   dalam   KKE   untuk mendapatkan tanggapan; 

c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep evaluasi LAKIP; 

d. Konsep   temuan   dikonsultasikan   kepada   Supervisor   evaluasi daerah otonomi daerah untuk dinilai;

e. Hasil   konsultasi   ditindaklanjuti   dan   selanjutnya   diserahkan kepada   Sekretariat   Tim   evaluasi   daerah   otonomi   baru   untuk digabung menjadi konsep LHE.

4.  Peraturan–peraturan yang terkait :

Peraturan  yang   terkait   dengan  melakukan  evaluasi   daerah   otonomi baru adalah:

4.1. Undang­Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentang   Pemerintahan Daerah

4.2. Peraturan Pemerintah Nomor  79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan 

Pengawasan  Pemerintahan Daerah.

4.3. Peraturan   Pemerintah   Nomor  8   Tahun   2006   tentang   Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

4.5. Peraturan Pemerintah Nomor   38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan   Pemerintahan,   Pemerintah   Provinsi   dan   Pemerintah Kabupaten/Kota

4.6. Peraturan   Pemerintah   Nomor     60   Tahun   2008   tentang   Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

4.7.

4.8 Peraturan Pemerintah Nomor  19 Tahun 2008 KecamatanPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor   7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemeritah Daerah

4.9. Surat   Keputusan   Menteri   Dalam   Negeri   Nomor   061­910   Tahun 2011 tentang SOP diLingkungan Kementerian Dalam Negeri

4.10.PERMENPAN   Nomor  25   Tahun   2012   ttg   Petunjuk   Teknis Pelaksanaan LAKIP

4.11 Permendagri   Nomor  23   Tahun  2007   tentang   Pedoman Pengawasan   atas   Penyelenggaraan   Pemerintahan   Daerah  j.o Permendagri Nomor  8 Tahun 2009;

4.12 4.13

Permendagri Nomor   28 Tahun  2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah

Permendagri   Nomor  23   Tahun     2010   tentang   Tata   Cara Pelaksanaan Evaluasi Perkembangan Daerah Otonomom Baru 4.14 Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008  tentang Kode Etik

Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP); 4.15

4.16

Peraturan   Menpan   dan   RB   Nomor     42   Tahun   2011   tentang Petunjuk   Pelaksanaan   Penyusunan     Ikhtisar   Laporan   Hasil Pengawasan  APIP;

Peraturan   Menpan   dan   RB   Nomor     29   Tahun   2011   tentang Pedoman   Penyusunan   Penetapan   Kinerja   dan   Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah.

PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE) 1. Konteks Penilaian :

1.1. Unit   ini   wajib   dinilai   ditempat   kerja,   ataupun   melalui praktek/demonstrasi   pada   tempat   uji   kompetensi   (TUK)   atau disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data dan   informasi   evaluasi,   pengujian   data   dan   informasi     evaluasi,

pengembangan temuan, formulasi temuan, dan  penyusunan Pokok­ Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.

1.2. Untuk  mendukung  penilaian   penguasaan   pengetahuan   yang diperlukan   dalam   unit   kompetensi   ini   dapat   menggunakan instrumen uji tertulis dan/atau wawancara. 2.  Kompetensi yang dipersyaratkan: Alat bahan dan tempat penilaian (TUK) serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal yang diperlukan sebagai persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini adalah evaluasi dokumen perencanaan. 3.  Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan pengawasan dan evaluasi; 3.2.  memahami indikator kinerja,  3.3.  memahami teknik­teknik pengawasan dan evaluasi guna  mengungkapkan pembuktian dan penilaian;

3.4.  memahami     Standar  Pengawasan   Pemerintahan,   Kode   Etik   APIP, Norma dan Etika Pengawas Pemerintahan;

3.5. memahami  pedoman   penetapan indikator   kinerja utama instansi pemerintah; 3.6.  memahami tekik komunikasi pengawasan; 3.7.  memahmai psikologi pengawasan; 3.8.  memhami teknik menyusun laporan; 3.9.  memahami IT. 4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 4.1.  Mampu menyusun standar penilaian evaluasi daerah otonomi  baru; 4.2.  Mampu berinteraksi dengan entitas untuk mendapatkan data valid  yang diperlukan;   4.3.  Mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan  dapat dipertanggungjawabkan; 4.4.  Mampu melaksanakan Standar Pengawasan APIP, Kode Etik APIP,  dan pedoman penetapan indikator  kinerja utama instansi  pemerintah; 4.5.  Mampu menyusun Pokok­Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) dan draf  Laporan Hasil Evaluasi (LHE). 5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini: 5.1. integritas; 5.2. independen; 5.3. obyektif; 5.4. cermat/teliti; 5.5. berorientasi hasil; 5.6. santun. 6.  Aspek Kritis 6.1.   Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang mengatur evaluasi daerah otonomi baru sebagai kreteria  penilaian evaluasi   daerah   otonomi   baru   yang   kemudian   menimbulkan polemik atau multitafsir;

6.2.   Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   melaksanakan   tugas sedangkan   yang   bersangkutan   belum   sepenuhnya   memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif untuk   mengkomunikasikan   dan   berkonsultasi   dengan   Pengawas Pemerintahan     yang   berpengetahuan   dan   berpengalaman   yang cukup, serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti;

6.3.  Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   bertugas   tidak   dapat mengembangkan   temuan   sebagaimana   mestinya   dan   tidak berkonsultasi   dengan   Pengawas   Pemerintahan     yang   sudah berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim tidak teliti;

5,4.     Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   tidak   mempedomani sebagaimana mestinya Standar Pemeriksaan P2, Kode Etik APIP, dan  pedoman penetapan daerah otonomi baru;

5.5.   Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   tidak   dapat   menyusun P2HE dan draf LHE sebagaimana  mestinya, dan Ketua Tim kurang

Dalam dokumen permen no.22 th 2013 lampiran 1 (Halaman 145-156)