4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat Tim
P2HE. 6. Menyusun Laporan Hasil Evaluasi daerah otonomi baru (DOB) 6.1. Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas sebagai konsep LHE.
6.2. Konsep LHE dikonsultasikan kepada Supervisor Evaluasi untuk ditentukan temuan yang strategis dan dapat segera mendapat perhatian untuk ditindaklanjuti yang menjadi LHE kemudian diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi guna penggandaan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES) 1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi daerah otonomi baru, yang terdiri dari persiapan pelaksanaan daerah otonomi baru; mengakses data dan informasi daerah otonomi baru; melakukan pengujian atas data dan informasi daerah otonomi baru; mengembangkan hasil evaluasi daerah otonomi baru; memformulasikan hasil evaluasi daerah otonomi baru; menyusun laporan hasil evaluasi (LHE) daerah otonomi baru. Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusisolusi atas permasalahan yang ditemukan.
Daerah otonomi baru adalah daerah otonom yang berusia sampai dengan 5 (lima) tahun terhitung sejak diresmikan.
Evaluasi daerah otonomi baru (EDOB) adalahevaluasi terhadap perkembangan kelengkapan aspekaspek penyelenggaraan pemerintahan daerah pada daerah yang baru dibentuk,melalui kegiatan analisis kritis, penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan permasalahan, serta pemberian solusi untuk tujuan peningkatan kinerja pemerintah kecamatan oleh Tim Evaluator .
Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan Tim Evaluator yang dikoordinir oleh Inspektorat dengan menyajikan informasi pelaksanaan evaluasi daerah otonomi baru. 2. Perlengkapan Sarana yang diperlukan adalah: 2.1. Ruangan kerja; 2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus; 2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP); 2.4. Lap top 2.5. Literatur terkait 3. Tugas yang harus dilakukan Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Mempelajari Kebijakan terkait dengan evaluasi daerah otonomi baru, yang terdiri dari; perkembangan penyusunan perangkat daerah, pengisian personil, pengisian keanggotaan DPRD, penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan, pembiayaan, pengalihan aset dan dokumen, pelaksanaan penetapan batas wilayah, penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan, dan
penyiapan rencana umum tata ruang wilayah dan pemindahan ibukota bagi daerah yang ibukotanya dipindahkan diakses dan ditentukandiakses dan dipelajari serta hasilnya dituangkan dalam KKE.
3.2.Menguji data dan informasi yaitu :
a. perkembangan penyusunan perangkat daerah yaitu penilaian pembentukaan SKPD dan besaran SKPD dengan Perda, Perkada yang ditandatangani penjabat atau Perkada yang ditandatangani kepala daerah defenitif.
b. pengisian personil yaitu penilaian yang meliputi pengalihan dan penempatan personil, pengisian personil secara keseluruhan, dan kualitas personil atau aparatur, yang disesuaikan dengan membandingkan pembentukan besaran SKPD.
c. pengisian keanggotaan DPRD yaitu penilaian aspek pengisian keanggotaan DPRD dilakukan terhadap pengisian unsur pimpinan dan pengisian unsur anggota.
d. penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan yaitu urusan wajib meliputi pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perumahan, kepemudaan dan olahraga, penanaman modal, koperasi dan usaha kecil dan menengah, kependudukan dan catatan sipil, ketenagakerjaan, ketahanan pangan, pemeberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, perhubungan, komunikasi dan informatika, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, pemberdayaan masyarakat dan desa, sosial, kebudayaan, statistik, kearsipan, dan perpustakaan. Sedangkan, penilaian penyelenggaraan urusan pilihan meliputi : kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pariwisata, industri, perdagangan dan transmigrasian.
e. Pembiayaan terhadap kemampuan penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan yang bersumber dari APBD yang terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain – lain yang sah.
f. pengalihan aset dan dokumen meliputi : jenis dan jumlah aset yang dialihkan dari daerah induk kepada DOB, jenis dan jumlah peralatan yang dialihkan dari daerah induk kepada DOB, dan jenis dan jumlah dokumen yang dialihkan dari daerah induk kepada DOB.
g. pelaksanaan penetapan batas wilayah meliputi penelitian dokumen, pelacak batas, pemasangan pilar batas, pengukuran dan penentuan posisi pilar batas, pembuatan peta batas.
h. penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan meliputi jumlah gedung atau kantor yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan dengan peruntukkannya, jumlah peralatan yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan dengan peruntukkannya, kondisi masing – masing gedung atau kantor yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan, dan status gedung atau kantor yang digunakan utnuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan.
rencana umum tata ruang dan dokumen rencana rinci tata ruang, dan pemindahan ibukota bagi daerah yang ibukotanya dipindahkan adalah adalah suatu sistem proses penyusunan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
3.3.Menyusun hasil evaluasi daerah otonomi baru, terdiri dari:
a. Atribut kondisi, kreteria, pada KKE disunting menjadi ringkas dan mudah dipahami sebagai konsep hasil evaluasi daerah otonomi baru;
b. Konsep temuan evaluasi daerah oton omi baru dikonsultasikan dengan Pimpinan unit kerja dan dicatat dalam KKE untuk mendapatkan tanggapan;
c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep evaluasi LAKIP;
d. Konsep temuan dikonsultasikan kepada Supervisor evaluasi daerah otonomi daerah untuk dinilai;
e. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat Tim evaluasi daerah otonomi baru untuk digabung menjadi konsep LHE.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait :
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
4.7.
4.8 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Kecamatan;Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemeritah Daerah;
4.9. Permenpan Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan LAKIP;
4.10.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Jo. Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah; 4.12 Permendagri Nomor 23 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Perkembangan Daerah Otonomom Baru; 4.13 Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP); 4.14 Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan APIP;
4.15 Peraturan Menpan dan RB Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Instansi Pemerintah.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE) 1. Konteks Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai ditempat kerja, ataupun melalui praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi (TUK) atau disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data dan informasi evaluasi, pengujian data dan informasi evaluasi, pengembangan temuan, formulasi temuan, dan penyusunan Pokok Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal yang diperlukan sebagai persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini adalah evaluasi dokumen perencanaan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan
pengawasan dan evaluasi; 3.2. memahami indikator kinerja,
3.3. memahami teknikteknik pengawasan dan evaluasi guna mengungkapkan pembuktian dan penilaian;
3.4. memahami Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik APIP, Norma dan Etika Pengawas Pemerintahan dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi pemerintah; 3.5. memahami Teknik Komunikasi pengawasan; 3.6. memahami Psikologi pengawasan; 3.7. memahami teknik menyusun laporan; 3.8. memhami IT. 4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 4.1. mampu menyusun standar penilaian evaluasi daerah otonomi baru; 4.2. mampu berinteraaksi dengan entitas untuk mendapatkan data valid yang diperlukan; 4.3. mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan; 4.4. mampu melaksanakan Standar Pengawasan APIP, Kode Etik APIP, dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi pemerintah; 4.5. mampu menyusun PokokPokok Hasil Evaluasi (P2 HE) dan draf Laporan Hasil Evaluasi (LHE). 5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini: 5.1. integritas; 5.2. independen; 5.3. obyektif; 5.4. cermat/teliti; 5.5. berorientasi hasil; 5.6. santun. 6. Aspek Kritis 6.1. Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang mengatur evaluasi daerah otonomi baru sebagai kreteria penilaian
evaluasi daerah otonomi baru yang kemudian menimbulkan polemik atau multitafsir;
6.2. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang melaksanakan tugas sedangkan yang bersangkutan belum sepenuhnya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif untuk mengkomunikasikan dan berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti; 6.3. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak dapat
mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan tidak berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang sudah berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim tidak teliti;
6.4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani sebagaimana mestinya Standar Pemeriksaan Pengawas Pemerintahan, Kode Etik APIP, dan pedoman penetapan daerah otonomi baru;
6.5. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak dapat menyusun P2HE dan draf LHE sebagaimana mestinya, dan Ketua Tim kurang teliti. KOMPETENSI KUNCI : NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT 1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 3 2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3 3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3 4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5 Menggunakan ideide dan teknik matematika 3 6 Memecahkan masalah 3 7 Menggunakan teknologi 2 23. Melakukan Evaluasi DOB Kabupaten/Kota Kode Unit FPP.WAS.02.023.01 Judul Unit Melakukan Evaluasi DOB Kabupaten/Kota
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang diperlukan untuk melakukan evaluasi DOB Kabupaten/Kota. Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja 1. Menyiapkan pelaksanaan evaluasi 1.1 PKE diakses dan dipelajari 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit objek yang akan di evaluasi diikuti
2. Mengakses data dan informasi daerah otonomi baru Kabupaten/Kota 2.1. Dokumen terkait daerah otonomi baru yaitu perkembangan penyusunan perangkat daerah, pengisian personil, pengisian keanggotaan DPRD, penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan, pembiayaan, pengalihan aset dan dokumen, pelaksanaan penetapan batas wilayah, penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan, dan penyiapan rencana umum tata ruang wilayah dan pemindahan ibukota bagi daerah yang ibukotanya dipindahkan diakses dan ditentukan. 2.2. Dokumendan Informasi terkait daerah otonomi daerah diklarifikasi dan dipenuhi.
2.3. Data dan informasi terkait daerah otonomi baru, dianalisis dengan menggunakan teknik evaluasi daerah otonomi baru, dan hasilnya di catat dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE). 3. Melakukan Pengujian data dan informasi daerah otonomi baru Kabupaten/Kota 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan evaluasi daerah otonomi baru ditentukan
3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan informasi dengan kriteria daerah otonomi barudibandingan dan dianalisa dengan menggunakan teknik evaluasi daerah otonomi baru.
3.3. Hasil analisis data dan informasi daerah otonomi baru diklarifikasi dengan penanggung jawab unit kerja dan hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE) sebagai bagian dari atribut kondisi temuan; 4. Mengembangkan hasil evaluasi daerah otonomi baru Kabupaten/Kota
4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi dan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKE dan diklarifikasi dengan Penanggungjawab Unit Kerja.
4.2. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah penyebab terjadinya temuan tidak terulang dirumuskan dan dikomunikasikan dengan penanggungjawab unit kerja, serta dicatat dalam KKE. 5. Memformulasikan hasil evaluasi daerah otonomi baru Kabupaten/Kota
5.1. Atribut kondisi dan kreteria pada KKE diringkas supaya mudah dipahami dan dikonsultasikan dengan pimpinan unit kerja dan dicatat dalam KKE untuk mendapatkan tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja. 5.2. Konsep temuan dalam evaluasi dikonsultasikan
kepada Supervisor untuk dinilai.
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi untuk digabung menjadi konsep P2HE. 6. Menyusun Laporan Hasil Evaluasi daerah otonomi 6.1. Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas sebagai konsep LHE.
baru (DOB)
Kabupaten/Kota Supervisor Evaluasi untuk ditentukan temuanyang strategis dan dapat segera mendapat perhatian untuk ditindaklanjuti yang menjadi LHE kemudian diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi guna penggandaan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES) 1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi daerah otonomi baru, yang terdiri dari persiapan pelaksanaan daerah otonomi baru; mengakses data dan informasi daerah otonomi baru; melakukan pengujian atas data dan informasi daerah otonomi baru; mengembangkan hasil evaluasi daerah otonomi baru; memformulasikan hasil evaluasi daerah otonomi baru; menyusun laporan hasil evaluasi (LHE) daerah otonomi baru. Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusisolusi atas permasalahan yang ditemukan.
Daerah otonomi baru adalah daerah otonom yang berusia sampai dengan 5 (lima) tahun terhitung sejak diresmikan.
Evaluasi daerah otonomi baru (EDOB) adalahevaluasi terhadap perkembangan kelengkapan aspekaspek penyelenggaraan pemerintahan daerah pada daerah yang baru dibentuk,melalui kegiatan analisis kritis, penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan permasalahan, serta pemberian solusi untuk tujuan peningkatan kinerja pemerintah kecamatan oleh Tim Evaluator .
Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan Tim Evaluator yang dikoordinir oleh Inspektorat dengan menyajikan informasi pelaksanaan evaluasi daerah otonomi baru.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan dalam melakukan evaluasi otonomi baru (EDOB) Kabupaten/Kota, adalah: 2.1. Ruangan kerja; 2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus; 2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP); 2.4. Lap top 2.5. Literatur terkait 3. Tugas yang harus dilakukan Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Mempelajari Kebijakan terkait dengan evaluasi daerah otonomi baru, yang terdiri dari; perkembangan penyusunan perangkat daerah, pengisian personil, pengisian keanggotaan DPRD, penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan, pembiayaan, pengalihan aset dan dokumen, pelaksanaan penetapan batas wilayah, penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan, dan penyiapan rencana umum tata ruang wilayah dan pemindahan ibukota bagi daerah yang ibukotanya dipindahkan diakses dan ditentukandiakses dan dipelajari serta hasilnya dituangkan dalam KKE.
3.2.Menguji data dan informasi yaitu :
a. perkembangan penyusunan perangkat daerah yaitu penilaian pembentukaan SKPD dan besaran SKPD dengan Perda, Perkada yang ditandatangani penjabat atau Perkada yang ditandatangani kepala daerah defenitif.
penempatan personil, pengisian personil secara keseluruhan, dan kualitas personil atau aparatur, yang disesuaikan dengan membandingkan pembentukan besaran SKPD.
c. pengisian keanggotaan DPRD yaitu penilaian aspek pengisian keanggotaan DPRD dilakukan terhadap pengisian unsur pimpinan dan pengisian unsur anggota.
d. penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan yaitu urusan wajib meliputi pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perumahan, kepemudaan dan olahraga, penanaman modal, koperasi dan usaha kecil dan menengah, kependudukan dan catatan sipil, ketenagakerjaan, ketahanan pangan, pemeberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, perhubungan, komunikasi dan informatika, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, pemberdayaan masyarakat dan desa, sosial, kebudayaan, statistik, kearsipan, dan perpustakaan. Sedangkan, penilaian penyelenggaraan urusan pilihan meliputi : kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pariwisata, industri, perdagangan dan transmigrasian.
e. Pembiayaan terhadap kemampuan penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan yang bersumber dari APBD yang terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain – lain yang sah.
f. pengalihan aset dan dokumen meliputi : jenis dan jumlah aset yang dialihkan dari daerah induk kepada DOB, jenis dan jumlah peralatan yang dialihkan dari daerah induk kepada DOB, dan jenis dan jumlah dokumen yang dialihkan dari daerah induk kepada DOB.
g. pelaksanaan penetapan batas wilayah meliputi penelitian dokumen, pelacak batas, pemasangan pilar batas, pengukuran dan penentuan posisi pilar batas, pembuatan peta batas.
h. penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan meliputi jumlah gedung atau kantor yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan dengan peruntukkannya, jumlah peralatan yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan dengan peruntukkannya, kondisi masing – masing gedung atau kantor yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan, dan status gedung atau kantor yang digunakan utnuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan.
i. penyiapan rencana umum tata ruang wilayah meliputi dokumen rencana umum tata ruang dan dokumen rencana rinci tata ruang, dan pemindahan ibukota bagi daerah yang ibukotanya dipindahkan adalah adalah suatu sistem proses penyusunan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
3.3.Menyusun hasil evaluasi daerah otonomi baru, terdiri dari:
a. Atribut kondisi, kreteria, pada KKE disunting menjadi ringkas dan mudah dipahami sebagai konsep hasil evaluasi daerah otonomi baru;
dengan Pimpinan unit kerja dan dicatat dalam KKE untuk mendapatkan tanggapan;
c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep evaluasi LAKIP;
d. Konsep temuan dikonsultasikan kepada Supervisor evaluasi daerah otonomi daerah untuk dinilai;
e. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat Tim evaluasi daerah otonomi baru untuk digabung menjadi konsep LHE.
4. Peraturan–peraturan yang terkait :
Peraturan yang terkait dengan melakukan evaluasi daerah otonomi baru adalah:
4.1. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Pemerintahan Daerah.
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
4.7.
4.8 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 KecamatanPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemeritah Daerah
4.9. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 061910 Tahun 2011 tentang SOP diLingkungan Kementerian Dalam Negeri
4.10.PERMENPAN Nomor 25 Tahun 2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan LAKIP
4.11 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.12 4.13
Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah
Permendagri Nomor 23 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Perkembangan Daerah Otonomom Baru 4.14 Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP); 4.15
4.16
Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan APIP;
Peraturan Menpan dan RB Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE) 1. Konteks Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai ditempat kerja, ataupun melalui praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi (TUK) atau disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data dan informasi evaluasi, pengujian data dan informasi evaluasi,
pengembangan temuan, formulasi temuan, dan penyusunan Pokok Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen uji tertulis dan/atau wawancara. 2. Kompetensi yang dipersyaratkan: Alat bahan dan tempat penilaian (TUK) serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal yang diperlukan sebagai persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini adalah evaluasi dokumen perencanaan. 3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan pengawasan dan evaluasi; 3.2. memahami indikator kinerja, 3.3. memahami teknikteknik pengawasan dan evaluasi guna mengungkapkan pembuktian dan penilaian;
3.4. memahami Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik APIP, Norma dan Etika Pengawas Pemerintahan;
3.5. memahami pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi pemerintah; 3.6. memahami tekik komunikasi pengawasan; 3.7. memahmai psikologi pengawasan; 3.8. memhami teknik menyusun laporan; 3.9. memahami IT. 4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 4.1. Mampu menyusun standar penilaian evaluasi daerah otonomi baru; 4.2. Mampu berinteraksi dengan entitas untuk mendapatkan data valid yang diperlukan; 4.3. Mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan; 4.4. Mampu melaksanakan Standar Pengawasan APIP, Kode Etik APIP, dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi pemerintah; 4.5. Mampu menyusun PokokPokok Hasil Evaluasi (P2 HE) dan draf Laporan Hasil Evaluasi (LHE). 5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini: 5.1. integritas; 5.2. independen; 5.3. obyektif; 5.4. cermat/teliti; 5.5. berorientasi hasil; 5.6. santun. 6. Aspek Kritis 6.1. Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang mengatur evaluasi daerah otonomi baru sebagai kreteria penilaian evaluasi daerah otonomi baru yang kemudian menimbulkan polemik atau multitafsir;
6.2. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang melaksanakan tugas sedangkan yang bersangkutan belum sepenuhnya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif untuk mengkomunikasikan dan berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti;
6.3. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak dapat mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan tidak berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang sudah berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim tidak teliti;
5,4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani sebagaimana mestinya Standar Pemeriksaan P2, Kode Etik APIP, dan pedoman penetapan daerah otonomi baru;
5.5. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak dapat menyusun P2HE dan draf LHE sebagaimana mestinya, dan Ketua Tim kurang