• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat Tim E valuas

Dalam dokumen permen no.22 th 2013 lampiran 1 (Halaman 167-176)

4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:

5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat Tim E valuas

untuk digabung menjadi konsep P2HE. 6. Menyusun  Laporan Hasil  Evaluasi  Akuntabilitas  Kinerja Instansi  Pemerintah

6.1.   Atribut   kondisi   dari   seluruh   temuan   diringkas sebagai konsep LHE.

6.2. Konsep LHE dikonsultasikan kepada Supervisor Evaluasi   untuk   ditentukan   temuan   yang strategis  dan dapat segera  mendapat  perhatian untuk   ditindaklanjuti   yang   menjadi   LHE kemudian   diserahkan   kepada   Sekretariat   Tim Evaluasi guna penggandaan

1. Kontek variabel (range of stetement)

Unit   kompetensi   ini   berlaku   untuk   melakukan   evaluasi   laporan akuntabilitas   kinerja   instansi   pemerintah,   yang   terdiri   dari   persiapan pelaksanaan   evaluasi   laporan  kinerja  instansi   pemerintah;   mengakses data   dan   informasi   laporan   kinerja   instansi   pemerintah;   melakukan pengujian atas data dan informasi laporan kinerja instansi pemerintah; mengembangkan   hasil   evaluasi   laporan   kinerja   instansi   pemerintah; memformulasikan   hasil   evaluasi   laporan   kinerja   instansi   pemerintah; menyusun   laporan   hasil   evaluasi   (LHE)   laporan   kinerja   instansi pemerintah.

Laporan   akuntabilitas   kinerja   instansi   pemerintah   yang   selanjutnya disingkat   LAKIP   adalah   dokumen   yang   berisi   gambaran   perwujudan Akuntabilitas   Kinerja   Instansi   Pemerintah   yang   disusun   dan disampaikan secara sistematik dan melembaga. Pedoman  evaluasi LAKIP adalah panduan dalam pelaksanaan evaluasi LAKIP oleh Inspektorat Jenderal yang ditetapkan oleh Kementerian yang berwenang. Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi­solusi atas permasalahan yang ditemukan.

Akuntabilitas   Kinerja   Instansi   Pemerintah   yang   selanjutnya   disingkat AKIP   adalah   perwujudan   kewajiban   suatu   instansi   pemerintah   untuk mempertanggungjawabkan   keberhasilan   dan   kegagalan   pelaksanaan misi   organisasi   dalam   mencapai   sasaran   dan   tujuan   yang   telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.

Evaluasi LAKIP adalah kegiatan analisis kritis, penilaian yang sistematis, pemberian   atribut,   pengenalan   permasalahan,   serta   pemberian   solusi untuk tujuan peningkatan kinerja dan akuntabilitas instansi pemerintah oleh Inspektorat Jenderal.

Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan Inspektorat   Jenderal   yang   menyajikan   informasi   pelaksanaan   sistem akuntabilitas   kinerja   instansi   pemerintah   (SAKIP)   dan   evaluasi   atas kinerja unit kerja yang dievaluasi sehingga diperoleh data sebagai bahan perbaikan.

2. Perlengkapan  

Sarana   yang   diperlukan   dalam   melakukan   evaluasi   Laporan akuntabilitas Instansi Pemerintah adalah: 2.1. Ruangan kerja; 2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus; 2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP); 2.4. Lap top 2.5. Literatur terkait 3. Tugas yang harus dilakukan Tugas yang harus dilakuakn Pengawas Pemerintahan adalah:

3.1.Mempelajari  Kebijakan   terkait   dengan   laporan   kinerja   instansi pemerintah, yang terdiri dari;

Kebijakan dan pedoman normatif yang berkaitan dengan SAKIP, best practice  baik di Indonesia maupun di luar negeri, berbagai praktik manajemen   stratejik,   manajemen   kinerja   dan   sitem   akuntabilitas yang  baik  diakses   dan   dipelajari   serta   hasilnya  dituangkan   dalam KKE.

3.2. Menguji data dan informasi yaitu :

a. Perencanaan   kinerja   terdiri   dari   Dokumen   Renstra   Komponen, Dokumen   RKT,   dan   Dokumen   Penetapan   Kinerja,   dan

keterpaduan serta keselarasan diantara sub­komponen tersebut. b. Pengukuran Kinerja terdiri dari (1) indikator kinerja secara umum,

dan   indikator   kinerja   utama   (IKU),   (2)   pengukuran,   serta   (3) analisis hasil pengukuran kinerja.

c. Pelaporan kinerja terdiri dari ketaatan pelaporan, pengungkapan dan   penyajian,   serta   pemanfaatan   informasi   kinerja gunaperbaikan kinerja.

d. Evaluasi   Internal   terdiri   dari  pelaksanaan   evaluasi   kinerja   dan pemamfaatan hasil evaluasi.

e. Capaian   kinerja  yaitu   melakukan   reviu   atas   prestasi   kerja   atau capaian kinerja yang dilaporkan dengan meneliti berbagai output (keluaran)   dan   outcome   (hasil)   yang   telah   dicapai   oleh   suatu instansi, disamping itu dimasukkan pula unsur – unsur lainnya sebagai   “kinerja   lainnya”   yang   telah   dicapai   berdasarkan   hasil survei dan sensus,serta capaian yang menyebabkan diperolehnya penghargaan – penghargaan dari institusi lainnya baik dari dalam maupun luar negeri. 3.3.Menyusun hasil evaluasi LAKIP, terdiri dari: a. Atribut kondisi, kreteria, pada KKE disunting menjadi ringkas dan mudah dipahami sebagai konsep hasil evaluasi LAKIP;  b. Konsep temuan evaluasi LAKIP dikonsultasikan dengan Pimpinan unit kerja dan dicatat dalam KKE untuk mendapatkan tanggapan;  c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep evaluasi LAKIP;  d. Konsep temuan dikonsultasikan kepada Supervisor evaluasi LAKIP untuk dinilai;

e. Hasil   konsultasi   ditindaklanjuti   dan   selanjutnya   diserahkan kepada Sekretariat Tim evaluasi LAKIP untuk digabung menjadi konsep LHE. 4. Peraturan – Peraturan Yang terkait : Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah: 4.1. Undang­Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian dan Lembaga Negara non Kementerian;

4.2. Peraturan   Presiden   Nomor   24   Tahun   2010   tentang   Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negera serta susunan organisasi, tugas, dan fungsi eselon I Kementerian Negara;

4.3. Peraturan   Pemerintah   Nomor   8   Tahun   2006   tentang   Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

4.4. Peraturan   Pemerintah   Nomor   60   Tahun   2008   tentang   Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

4.5. Peraturan  Menteri   Dalam   Negeri   Nomor     34   Tahun  2011   tentang Pedoman Evaluasi LAKIP dilingkup Kementerian Dalam Negeri;  4.6. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 061­910 Tahun 2011

tentang SOP diLingkungan Kementerian Dalam Negeri

4.7. Permenpan Nomor 25 Tahun 2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan LAKIP

4.8. Permendagri Nomor     28 Tahun   2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah 

4.9. Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008   tentang Kode Etik Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);

4.10 Peraturan Menpan dan RB Nomor  29 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan   Penetapan   Kinerja   dan   Pelaporan     Akuntabilitas Instansi Pemerintah.

1. Konteks Penilaian :

1.1. Unit   ini   wajib   dinilai   ditempat   kerja,   ataupun   melalui praktek/demonstrasi   pada   tempat   uji   kompetensi   (TUK)   atau disimulasikan,   dimana   persiapan   pelaksanaan   evaluasi,   akses   data dan   informasi   evaluasi,   pengujian   data   dan   informasi     evaluasi, pengembangan  temuan, formulasi  temuan, dan  penyusunan Pokok­ Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.

1.2. Untuk   mendukung   penilaian   penguasaan   pengetahuan   yang diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.

2.  Kompetensi yang dipersyaratkan:

Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal yang   diperlukan   sebagai   persyaratan   dalam   melanjutkan   penguasaan unit kompetensi ini adalah evaluasi dokumen perencanaan.

3.  Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 3.1.   memahami   ketentuan   peraturan   yang   berkaitan   dengan

pengawasan dan evaluasi; 3.2.  memahami indikator kinerja; 

3.3.  memahami   teknik­teknik   pengawasan   dan   evaluasi   guna mengungkapkan pembuktian dan penilaian;

3.4.  memahami    Standar  Pengawasan  Pemerintahan,   Kode  Etik  APIP, Norma   dan   Etika   Pengawasan   Pemerintahan  dan   pedoman penetapan indikator  kinerja utama instansi pemerintah; 3.5. memahami tekik komunikasi pengawasan; 3.6. memahami psikologi pengawasan; 3.7. Memahami teknik menyusun laporan; 3.8. memahami IT. 4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 4.1. mampu menyusun standar penilaian pengawasan dan evaluasi  LAKIP; 4.2. mampu berinteraksi dengan entitas untuk mendapatkan data valid  yang diperlukan; 4.3. mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan; 4.4. mampu melaksanakan Standar Pengawasan APIP, Kode Etik APIP,  dan pedoman penetapan indikator  kinerja utama instansi  pemerintah; 4.5. mampu menyusun Pokok­Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) dan draf  Laporan Hasil Evaaluasi (LHE). 5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini: 5.1. integritas; 5.2. independen; 5.3. obyektif; 5.4. cermat/teliti; 5.5. berorientasi hasil; 5.6. santun. 6.  Aspek Kritis

6.1.  Jika   ada   ketentuan  lain  yang  berbeda  atau  tumpang  tindih   yang mengatur   evaluasi   LAKIP   sebagai   kreteria     penilaian   LAKIP   yang kemudian menimbulkan polemik atau multitafsir;

6.2.  Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   melaksanakan   tugas sedangkan   yang   bersangkutan   belum   sepenuhnya   memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif untuk   mengkomunikasikan   dan   berkonsultasi   dengan   Pengawas

Pemerintahan     yang   berpengetahuan   dan   berpengalaman   yang cukup, serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti; 6.3.  Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   bertugas   tidak   dapat

mengembangkan   temuan   sebagaimana   mestinya   dan   tidak berkonsultasi   dengan   Pengawas   Pemerintahan     yang   sudah berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim tidak teliti;

6.4.  Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   tidak   mempedomani sebagaimana   mestinya   Standar   Pengawasan   Pemerintahan,   Kode Etik APIP, dan  pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi pemerintah; 6.4. Jika ada Pengawas Pemerintahan  yang tidak dapat menyusun P2HE dan draf LHE sebagaimana  mestinya, dan Ketua Tim kurang teliti.        KOMPETENSI KUNCI : NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT  INI TINGKAT 1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan  informasi 3 2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3 3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3 4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5 Menggunakan ide­ide dan teknik matematika 3 6 Memecahkan masalah 3 7 Menggunakan teknologi 2 26. Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Pemerintahan Provinsi Kode Unit FPP.WAS.02.027.01

Judul Unit Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Pemerintahan Provinsi

Deskripsi Unit Unit   kompetensi   ini  mencakup  pengetahuan,   sikap dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang diperlukan   untuk  melakukan   evaluasi   Laporan Akuntabilitas Pemerintah Provinsi.  Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja 1. Menyiapkan    pelaksanaan  evaluasi  1.1 PKE diakses dan dipelajari 1.2 entry briefing  dengan pimpinan tertinggi unit  objek yang akan di evaluasi diikuti 2. Mengakses data  dan informasi  laporan  akuntabilitas  kinerja instansi  pemerintah 

2.1.Dokumen   perencanaan   seperti   :   Renstra,   RKT, Penetapan kinerja diakses dan ditentukan.

2.2.Dokumendan   Informasi  terkait   laporan akuntabilitas  kinerja  instansi   pemerintah diklarifikasi dan dipenuhi. 

2.3.Data dan informasi terkait laporan akuntabilitas kinerja  instansi   pemerintah,   dianalisis   dengan menggunakan   teknik   evaluasi   LAKIP,   dan hasilnya  di catat    dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE).       3. Melakukan  Pengujian data  dan informasi   laporan  akuntabilitas 

3.1.Kreteria   pelaksanaan   kegiatan  evaluasi   laporan akuntabilitas instansi pemerintah ditentukan. 3.2.Kesesuaian antara dokumen data dan informasi

kinerja instansi 

pemerintah akuntabilitas   kinerja   instansi   pemerintahdibandingan dan dianalisa dengan menggunakan teknik   evaluasi   laporan   akuntabilitas   kinerja instansi pemerintah.

3.3.Hasil   analisis   data   dan   informasi   perencanaan diklarifikasi   dengan   penanggung   jawab   unit kerja dan hasilnya dicatat   dalam Kertas Kerja Evaluasi   (KKE)   sebagai   bagian   dari   atribut kondisi temuan; 4. Mengembangkan  hasil evaluasi  laporan  akuntabilitas  kinerja instansi  pemerintah

4.1.Kemungkinan   penyebab   terjadinya   kondisi temuan   (positif   maupun   negatif)   diidentifikasi dan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKE dan diklarifikasi dengan Penanggungjawab Unit Kerja.

4.2.Rekomendasi   perbaikan   untuk   mencegah penyebab   terjadinya   temuan   tidak   terulang dirumuskan   dan   dikomunikasikan   dengan penanggungjawab unit kerja, serta dicatat dalam KKE. 5. Memformulasikan  hasil evaluasi  laporan kinerja  pemerintahan 5.1.Atribut kondisi dan kreteria pada KKE diringkas supaya   mudah   dipahami   dan   dikonsultasikan dengan pimpinan unit kerja  dan dicatat  dalam KKE untuk mendapatkan tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja. 

5.2.Konsep   temuan   dikonsultasikan   kepada Supervisor Evaluasi untuk dinilai.

5.3.Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan   kepada   Sekretariat   Tim   E   valuasi untuk digabung menjadi konsep P2HE. 6. Menyusun  Laporan Hasil  Evaluasi  Akuntabilitas  Kinerja Instansi  Pemerintah

6.1.   Atribut   kondisi   dari   seluruh   temuan   diringkas sebagai konsep LHE.

6.2. Konsep LHE dikonsultasikan kepada Supervisor Evaluasi   untuk   ditentukan   temuan   yang strategis   dan   dapat  segera   mendapat  perhatian untuk   ditindaklanjuti   yang   menjadi   LHE kemudian   diserahkan   kepada   Sekretariat   Tim Evaluasi guna penggandaan.

BATASAN VARIABEL (RANGE  OF VARIABLES) 1. Kontek variabel (range of stetement)

Unit   kompetensi   ini   berlaku   untuk   melakukan   evaluasi   laporan akuntabilitas   kinerja   instansi   pemerintah,   yang   terdiri   dari   persiapan pelaksanaan   evaluasi   laporan  kinerja  instansi   pemerintah;   mengakses data   dan   informasi   laporan   kinerja   instansi   pemerintah;   melakukan pengujian atas data dan informasi laporan kinerja instansi pemerintah; mengembangkan   hasil   evaluasi   laporan   kinerja   instansi   pemerintah; memformulasikan   hasil   evaluasi   laporan   kinerja   instansi   pemerintah; menyusun   laporan   hasil   evaluasi   (LHE)   laporan   kinerja   instansi pemerintah.

aporan   akuntabilitas   kinerja   instansi   pemerintah   yang   selanjutnya disingkat   LAKIP   adalah   dokumen   yang   berisi   gambaran   perwujudan Akuntabilitas   Kinerja   Instansi   Pemerintah   yang   disusun   dan disampaikan secara sistematik dan melembaga.

Pedoman  evaluasi LAKIP adalah panduan dalam pelaksanaan evaluasi LAKIP oleh Inspektorat Provinsi.

Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi­solusi atas permasalahan yang ditemukan.

Akuntabilitas   Kinerja   Instansi   Pemerintah   yang   selanjutnya   disingkat AKIP   adalah   perwujudan   kewajiban   suatu   instansi   pemerintah   untuk mempertanggungjawabkan   keberhasilan   dan   kegagalan   pelaksanaan misi   organisasi   dalam   mencapai   sasaran   dan   tujuan   yang   telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.

Evaluasi LAKIP adalah kegiatan analisis kritis, penilaian yang sistematis, pemberian   atribut,   pengenalan   permasalahan,   serta   pemberian   solusi untuk tujuan peningkatan kinerja dan akuntabilitas instansi pemerintah oleh Inspektorat Provinsi.

Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan Inspektorat   Provinsi   yang   menyajikan   informasi   pelaksanaan   sistem AKIP   dan   evaluasi   atas   kinerja   unit   kerja   yang   dievaluasi   sehingga diperoleh data sebagai bahan perbaikan.

2. Perlengkapan  

Sarana   yang   diperlukan   dalam   melakukan   evaluasi   laporan   kinerja instansi pemerintah pada Pemerintah Provinsi adalah: 2.1. Ruangan kerja; 2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus; 2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP); 2.4. Lap top 2.5. Literatur terkait 3. Tugas yang harus dilakukan Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:

3.1.Mempelajari  Kebijakan   terkait   dengan   laporan   kinerja   instansi pemerintah, yang terdiri dari;

Kebijakan dan pedoman normatif yang berkaitan dengan SAKIP, best practice  baik di Indonesia maupun di luar negeri, berbagai praktik manajemen   stratejik,   manajemen   kinerja   dan   sitem   akuntabilitas yang  baik  diakses   dan   dipelajari   serta   hasilnya  dituangkan   dalam KKE.

3.2. Menguji data dan informasi yaitu :

a. Perencanaan   kinerja   terdiri   dari   Dokumen   RPJMD,   RKPD, Renstra, Dokumen RKT, dan Dokumen Penetapan Kinerja, dan keterpaduan serta keselarasan diantara sub­komponen tersebut. b. Pengukuran   Kinerja   terdiri   dari   (1)   indikator   kinerja   secara

umum, dan indikator kinerja utama (IKU), (2) pengukuran, serta (3) analisis hasil pengukuran kinerja.

c. Pelaporan kinerja terdiri dari ketaatan pelaporan, pengungkapan dan   penyajian,   serta   pemanfaatan   informasi   kinerja gunaperbaikan kinerja..

d. Evaluasi  Internal  terdiri dari  pelaksanaan  evaluasi kinerja dan pemamfaatan hasil evaluasi.

e. Capaian kinerja yaitu melakukan reviu atas prestasi kerja atau capaian kinerja yang dilaporkan dengan meneliti berbagai output (keluaran)   dan   outcome   (hasil)   yang   telah   dicapai   oleh   suatu instansi, disamping itu dimasukkan pula unsur – unsur lainnya sebagai   “kinerja   lainnya”   yang   telah   dicapai   berdasarkan   hasil survei dan sensus,serta capaian yang menyebabkan diperolehnya penghargaan   –   penghargaan   dari   institusi   lainnya   baik   dari dalam maupun luar negeri.

a. Atribut   kondisi,   kreteria,   pada   KKE   disunting   menjadi   ringkas dan mudah dipahami sebagai konsep hasil evaluasi LAKIP; 

b. Konsep temuan evaluasi LAKIP dikonsultasikan dengan Pimpinan unit   kerja   dan   dicatat   dalam   KKE   untuk   mendapatkan tanggapan; 

c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep evaluasi LAKIP; 

d. Konsep   temuan   dikonsultasikan   kepada   Supervisor   evaluasi LAKIP untuk dinilai;

e. Hasil   konsultasi   ditindaklanjuti   dan   selanjutnya   diserahkan kepada Sekretariat Tim evaluasi LAKIP untuk digabung menjadi konsep LHE.

4. Peraturan – Peraturan yang terkait :

Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:

4.1. Undang­Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentang   Pemerintahan Daerah;

4.2. Peraturan   Pemerintah   Nomor   79  Tahun  2005   tentang   Pedoman Pembinaan dan Pengawasan  Pemerintahan Daerah;

4.3. Peraturan   Pemerintah   Nomor   8   Tahun   2006   tentang   Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

4.4. Peraturan   Pemerintah   Nomor   41   Tahun   2007   tentang   Organisasi Perangkat Daerah;

4.5. Peraturan Pemerintah Nomor     38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan   Pemerintahan,   Pemerintah   Provinsi   dan   Pemerintah Kabupaten/Kota;

4.6. Peraturan   Pemerintah   Nomor     60   Tahun   2008   tentang   Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

4.7. Permenpan Nomor 25 Tahun 2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan LAKIP;

4.8. Permendagri Nomor     28 Tahun   2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah 

4.9. Peraturan   Menpan  :   PER/04/M.PAN/03/2008     tentang  Kode   Etik Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);

4.10 Peraturan Menpan dan RB Nomor  29 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan   Penetapan   Kinerja   dan   Pelaporan     Akuntabilitas Instansi Pemerintah.

PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE) 1. Konteks Penilaian :

1.1. Unit   ini   wajib   dinilai   ditempat   kerja,   ataupun   melalui praktek/demonstrasi   pada   tempat   uji   kompetensi   (TUK)   atau disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data dan   informasi   evaluasi,   pengujian   data   dan   informasi     evaluasi, pengembangan temuan, formulasi temuan, dan  penyusunan Pokok­ Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.

1.2. Untuk  mendukung  penilaian   penguasaan   pengetahuan   yang diperlukan   dalam   unit   kompetensi   ini   dapat   menggunakan instrumen uji tertulis dan/atau wawancara. 2.  Kompetensi yang dipersyaratkan: Alat bahan dan tempat penilaian (TUK) serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal yang diperlukan sebagai persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini adalah evaluasi dokumen perencanaan. 3.  Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 3.1.   memahami   ketentuan   peraturan   yang   berkaitan   dengan

pengawasan dan evaluasi; 3.2. memahami indikator kinerja;

3.3. memahami   teknik­teknik   pengawasan   dan   evaluasi   guna mengungkapkan pembuktian dan penilaian;

3.4. memahami  Standar Pengawasan, Kode Etik APIP, Norma dan Etika Pengawas Pemerintahan;

3.5. memahami  pedoman   penetapan indikator   kinerja utama instansi pemerintah; 3.6. memahami teknik komunikasi pengawasan; 3.7. memahami psikologi pengawasan; 3.8. memahami teknik menyusun laporan; 3.9. memahami IT. 4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 4.1. mampu menyusun standar penilaian pengawasan dan evaluasi lakip; 4.2. mampu berinteraksi dengan entitas untuk mendapatkan data valid  yang diperlukan; 4.3. mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan dapat  dipertanggungjawabkan; 4.4. mampu melaksanakan standar pengawasan apip, kode etik apip, dan pedoman penetapan indikator  kinerja utama instansi pemerintah; 4.5. mampu menyusun pokok­pokok hasil evaluasi (p2 he) dan draf  laporan hasil evaaluasi (LHE). 5.  Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini: 5.1. integritas; 5.2. independen; 5.3. obyektif; 5.4. cermat/teliti; 5.5. berorientasi hasil; 5.6. santun. 6.  Aspek Kritis

6.1.  Jika   ada   ketentuan  lain  yang  berbeda  atau  tumpang  tindih   yang mengatur   evaluasi   LAKIP   sebagai   kreteria     penilaian   LAKIP   yang kemudian menimbulkan polemik atau multitafsir;

6.2.   Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   melaksanakan   tugas sedangkan   yang   bersangkutan   belum   sepenuhnya   memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif untuk   mengkomunikasikan   dan   berkonsultasi   dengan   Pengawas Pemerintahan     yang   berpengetahuan   dan   berpengalaman   yang cukup, serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti; 6.3.  Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   bertugas   tidak   dapat

mengembangkan   temuan   sebagaimana   mestinya   dan   tidak berkonsultasi   dengan   Pengawas   Pemerintahan     yang   sudah berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim tidak teliti;

6.4.   Jika   ada   Pengawas   Pemerintahan     yang   tidak   mempedomani sebagaimana   mestinya   Standar   Pemeriksaan   P2,   Kode   Etik   APIP, dan     pedoman   penetapan   indikator   kinerja   utama   instansi pemerintah;

6.5. Jika ada Pengawas Pemerintahan  yang tidak dapat menyusun P2HE dan draf LHE sebagaimana  mestinya, dan Ketua Tim kurang teliti.  

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT  INI TINGKAT 1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan  informasi 3 2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3 3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3 4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5 Menggunakan ide­ide dan teknik matematika 3 6 Memecahkan masalah 3 7 Menggunakan teknologi 2 27. Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Pemerintahan Kabupaten/Kota Kode Unit FPP.WAS.02.028.01

Judul Unit Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Pemerintahan Kabupaten/Kota

Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap dan ketrampilan   kerja   Pengawas   Pemerintahan   yang diperlukan   untuk  melakukan  Evaluasi  Laporan Akuntabilitas Pemerintahan Kabupaten/Kota. Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja 1. Menyiapkan    pelaksanaan  evaluasi  1.1 PKE diakses dan dipelajari 1.2 entry briefing  dengan pimpinan tertinggi unit  objek yang akan di evaluasi diikuti 2. Mengakses data  dan informasi  laporan  akuntabilitas 

Dalam dokumen permen no.22 th 2013 lampiran 1 (Halaman 167-176)