• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Coba Hasil Mitigasi Risiko dalam Simulasi Transportasi Benih Ikan Kerapu Bebek

3 METODE PENELITIAN

3.4 Uji Coba Hasil Mitigasi Risiko dalam Simulasi Transportasi Benih Ikan Kerapu Bebek

Pelaksanaan uji coba adalah dengan cara eksperimen dalam skala laboratorium. Materi uji coba terdiri dari 4 unit model palka berbentuk kotak yang dilengkapi dengan sirip peredam, yang dilengkapi dengan sistem kombinasi resirkulasi-aerasi sebagai sistem pemeliharaan kualitas air dan dengan densitas benih ikan sebesar 6,4 ekor/liter. Penggunaan materi uji coba tersebut adalah berdasarkan hasil kajian mitigasi risiko yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu pada kajian sumber risiko yang berasal dari desain palka, sistem pemeliharaan kualitas air dan densitas benih ikan. Uji coba ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1) Melihat kinerja sistem pemeliharaan kualitas air terutama saat terjadi gerakan

rolling kapal,

2) Melihat dampak tingkah laku ikan pada saat dan sesudah gerakan rolling kapal, dan

3) Memastikan ketepatan penentuan densitas benih ikan berdasarkan kebutuhan konsumsi oksigen benih ikan.

3.4.1 Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam uji coba adalah terdiri dari:

1) Model palka kotak ukuran p × l × t = (25 × 25 × 25) cm3 (yang dilengkapi dengan sirip peredam) sebanyak 4 unit (Gambar 15)

2) Bak filter dan perlengkapannya sebanyak 1 unit (Gambar 19) 3) Aerator sebanyak 2 unit

4) Water pump (700 liter/jam)

5) Potongan model kapal (bagian tengah kapal) ukuran L × B × D = (120 × 80 × 35) cm3 sebanyak 1 unit (Gambar 25)

6) Stopwatch sebanyak 1 unit

7) DO meter (untuk mengukur konsentrasi oksigen terlarut, suhu air dan pH) 8) Thermometer ruang

9) Video camera

10) Digital Camera

Gambar 25 Potongan model kasko kapal.

Adapun bahan penelitian yang digunakan adalah benih ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) berukuran antara 5-7 cm (TL) dan air laut. Jumlah ikan yang akan diikutkan dalam keseluruhan uji coba adalah sebanyak 700 ekor benih ikan kerapu bebek.

Dimana dalam satu unit percobaan akan digunakan sebanyak 232 ekor benih ikan yang akan dimasukkan ke dalam 4 unit model palka, sehingga satu unit model palka berisi 58 ekor ikan.

3.4.2 Jenis dan metode pengumpulan data

Data yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan uji coba adalah:

1) Rasio jumlah ikan yang bertahan hidup terhadap total jumlah ikan di dalam model palka.

2) Parameter fisik air laut di dalam model palka, yang terdiri dari: konsentrasi oksigen terlarut (DO) dan suhu air.

3) Parameter kimia air laut di dalam model palka, yang terdiri dari: pH dan NH3 un-

ionized).

4) Tingkah laku ikan berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan serta posisi ikan di dalam model palka.

5) Parameter fisik dan kimia air laut serta tingkah laku ikan sebelum dan sesudah dilakukan simulasi gerakan rolling kapal.

Data dikumpulkan dari hasil pengukuran selama eksperimen dengan tahapan sebagaimana disajikan pada Gambar 26.

Sebelum dilakukan uji coba ketahanan hidup ikan selama 48 jam, sebanyak 700 ekor benih ikan kerapu bebek dimasukkan ke dalam 4 unit aquarium yang berukuran p × l × t = (60 × 30 × 30) cm3 yang diisi air laut hingga ketinggian 20 cm. Hingga masing-masing akuarium berisi 175 ekor benih ikan kerapu bebek. Salinitas dan suhu air laut sebesar 30 (1,022 ton/m3) dan ± 28 ºC. Pengkondisian benih ikan kerapu di dalam akuarium tersebut ± selama satu minggu. Pada pelaksanaan uji coba, contoh uji benih ikan yang digunakan pada setiap kali perlakuan uji coba ketahanan hidup benih ikan adalah individu benih ikan yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar kondisi awal setiap contoh uji benih ikan yang diukur relatif sama.

Sebelum uji coba dilakukan, benih ikan yang akan diuji coba, dipuasakan terlebih dahulu minimal selama 24 jam. Sebagaimana telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, pemuasaan ini dimaksudkan untuk mengosongkan usus benih ikan. Hal ini

dimaksudkan agar selama pengukuran tidak ada muntahan makanan yang akan mencemari air laut di dalam tabung respirometer. Pemuasaan ini juga dilakukan pada proses transportasi benih ikan.

Keterangan:

Arah tahapan eksperimen Informasi tambahan

Gambar 26 Diagram ilustrasi tahapan eksperimen. Mulai

Persiapan model palka dan bak filter dan kemudian ditempatkan ke dalam model kasko

kapal (Gambar 27)

Pengisian air laut ke dalam bak model palka

Pengisian benih ikan kerapu bebek ke dalam bak model palka

Benih ikan kerapu telah dipuasakan 24 jam sebelum percobaan di dalam akuarium penampungan

Data yang dikumpulkan saat kapal diolengkan: jumlah

gerakan oleng model kasko kapal saat diolengkan, jumlah gerakan oleng dan waktu redam mulai saat gerakan rolling dihentikan hingga kapal kembali tenang dan kembali ke posisi tegak semula Pengolahan (Survival ratio)dan

analisis data Pengoperasian sistem pemeliharaan kualitas air pada

model palka

Media sebagai badan kapal diletakkan di atas permukaan air dan dibiarkan mengapung

Pengamatan hingga 2 hari: selama pengamatan model kasko kapal diolengkan hingga 25º ke kiri

dan ke kanan selama 20 detik dan kemudian dilepas hingga kapal akhirnya berhenti. Simulasi

rolling dilakukan setiap 8 jam sekali Selesai

Gambar 27 Penempatan model palka dan sistem pemeliharaan di dalam model kasko kapal.

Selama percobaan 48 jam, pengambilan data oksigen terlarut, pH, suhu air dan suhu ruang dilakukan setiap 4 jam sekali. Adapun pengambilan sampel air dilakukan di awal uji coba, yaitu sebelum ikan dimasukkan ke dalam model palka dan di akhir uji coba yaitu setelah ikan dikeluarkan dari dalam model palka. Sampel air selanjutnya diukur konsentrasi NH3 nya (un-ionized).

Uji coba untuk melihat pengaruh simulasi gerakan rolling model kapal terhadap parameter fisik dan kimia air laut serta tingkah laku ikan di dalam palka, dilakukan dengan cara mengolengkan model kapal selayaknya gerakan rolling kapal. Simulasi gerakan rolling kapal dilakukan setiap 8 jam sekali, dengan kemiringan sudut oleng ke kiri dan ke kanan masing-masing sebesar 25º. Proses mengolengkan model kapal dilakukan selama 20 detik, sehingga dalam 20 detik dihasilkan rata-rata 20 gerakan

rolling. Tiap satu gerakan rolling tersebut memiliki periode oleng selama 1 detik. Pengolengan model kasko kapal dilakukan dengan cara menekan salah satu sisi model kasko kapal hingga kemiringan yang ditentukan (Gambar 28).

Pengambilan data untuk melihat dampak simulasi gerakan rolling dilakukan sebelum dan sesudah simulasi dilakukan. Data yang diambil saat sebelum dan sesudah simulasi gerakan rolling kapal terdiri dari konsentrasi oksigen terlarut, suhu air laut dan tingkah laku ikan. Khusus untuk dampak simulasi gerakan rolling kapal terhadap konsentrasi oksigen terlarut, selain dilakukan pada model palka yang berisi benih ikan,

pengukuran juga dilakukan pada satu unit model palka yang hanya berisi air laut. Model palka yang hanya berisi air laut juga ditempatkan di dalam model kasko kapal yang sama dalam waktu yang bersamaan.

Gambar 28 Ilustrasi pengolengan model kasko kapal.

Dalam simulasi transportasi, hanya gerakan rolling kapal saja yang diimplementasikan dalam simulasi. Pada kenyataannya, terdapat enam gerakan bebas kapal (Bhattacharyya, 1978), yaitu gerakan rolling, heaving, pitching, yawing, surging

dan swaying. Keenam gerakan tersebut tidak terjadi sendiri-sendiri akan tetapi terjadi dengan gerakan kopel antara dua atau lebih dari dua gerakan. Akan tetapi dari keenam gerakan kapal tersebut, gerakan rolling merupakan gerakan yang paling sering dan mudah terjadi dibandingkan dengan lima gerakan kapal lainnya.

3.4.3 Pengolahan dan analisis data

Data tingkah laku ikan diolah berdasarkan posisi keberadaan ikan di dalam model palka dan aktivitas ikan selama pengamatan. Penentuan posisi keberadaan ikan di dalam model palka adalah: i) di dasar (kode: dasar), ii) di tengah (kode: tengah) dan iii) di permukaan (kode: permukaan). Adapun penentuan aktivitas ikan adalah: i) diam tanpa menggerakkan sirip (kode: diam), ii) hanya menggerakkan sirip (kode: menggerakkan sirip) dan iii) berenang kecil (kode: berenang kecil). Penggunaan istilah ‘diam’ adalah untuk benih ikan yang tidak melakukan gerakan apapun kecuali gerakan membuka tutup mulut. Kemudian penggunaan istilah ‘hanya menggerakkan sirip’

ditekan

25º

adalah untuk benih ikan yang hanya menggerakkan siripnya saja tanpa terjadi perpindahan tempat. Adapun penggunaan istilah ‘berenang kecil’ adalah untuk benih ikan yang menggerakkan siripnya dengan disertai perpindahan posisi yang tidak lebih jauh dari panjang tubuhnya. Jumlah benih ikan berdasarkan posisi dan aktivitas benih ikan yang teramati, selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang (bar chard).

Data yang terdiri dari konsentrasi oksigen terlarut, pH, suhu air dan suhu ruang disajikan dalam bentuk grafik untuk melihat perubahan nilainya pada saat pengamatan selama 48 jam.

Nilai Survival ratio (SR) ikan diperhitungkan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: SR = 100% 0 1× N N ... ... . (3) dimana: SR = Survival Ratio

N1 = Jumlah ikan hidup di akhir percobaan N0 = Jumlah ikan hidup di awal percobaan

Analisis data dilakukan secara descriptive-comparative untuk menjelaskan keadaan benih ikan kerapu bebek dan kondisi air laut yang menyertainya selama 48 jam eksperimen.

3.5 Penentuan Rancangan Umum KPIH ‘Closed hull’ (Hasil Mitigasi Risiko)