• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis dan Kriteria Dampak Risiko pada KPIH ‘ Opened Hull ’

4 KAJIAN RISIKO KPIH ‘ Opened Hull ’

4.2 Jenis dan Kriteria Dampak Risiko pada KPIH ‘ Opened Hull ’

Berdasarkan hasil kajian terhadap sumber risiko pada KPIH ‘Opened hull’, diperoleh tiga sumber risiko yaitu: 1) desain palka, 2) sistem sirkulasi sebagai sistem pemeliharaan kualitas air di dalam palka, dan 3) densitas ikan yang akan mempengaruhi tingkat survival ratio benih ikan. Berdasarkan sumber risiko tersebut, maka dampak yang dihasilkan ada yang langsung mengakibatkan kematian benih ikan dan ada pula yang tidak langsung mengakibatkan kematian benih ikan.

Penggunaan sistem sirkulasi sebagai sistem pemeliharaan kualitas air laut di dalam palka, akan berdampak pada kestabilan kualitas air laut di dalam palka yang sesuai untuk benih ikan. Seringnya perubahan kualitas air laut di dalam palka, secara langsung akan mengakibatkan menurunnya kualitas hidup dan bahkan dapat mengakibatkan kematian benih ikan. Demikian pula halnya dengan densitas benih ikan yang tidak diatur. Apabila densitas ikan tinggi, maka akan mengakibatkan kualitas air laut di dalam palka berkurang dan secara langsung akan menurunkan kualitas hidup atau kematian benih ikan. Lain halnya dengan desain palka, tidak secara langsung mengakibatkan kematian benih ikan. Kematian benih ikan akan terjadi apabila kapal terbalik yang disebabkan karena efek free surface yang besar. Berdasarkan hasil penelitian Piniella et.al (2008) dan Suwardjo et.al (2010), disebutkan bahwa stabilitas kapal yang buruk merupakan risiko spesifik (specific risk) yang dihadapi oleh kapal perikanan terutama kapal perikanan skala kecil. Berdasarkan beberapa hasil kajian

sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka kondisi alam dan stabilitas kapal yang buruk dapat mempertinggi risiko terbaliknya kapal. Adapun keberadaan air yang terperangkap di kapal menjadi salah satu penyebab memburuknya stabilitas kapal. Hal ini disebabkan karena air memiliki permukaan bebas (free surface) yang mudah bergerak dan berpindah tempat saat media yang ditempatinya berubah posisi. Oleh karena itu, maka jenis dan definisi dari setiap jenis dampak risiko pada KPIH ‘Opened hull’ diidentifikasikan sebagaimana disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Jenis dan definisi dampak pada risiko KPIH ‘Opened hull

Jenis Dampak Definisi

Finansial Kerugian finansial yang mungkin timbul sebagai dampak dari operasional KPIH ‘Opened hull’:

- biaya pembelian benih ikan sebanyak benih ikan yang mati selama trasnportasi

- biaya transport per ikan

- biaya upah kerja SDM dalam membesarkan ikan (dihitung per ikan)

Pencemaran air laut di dalam palka

Kerugian yang mungkin timbul sebagai dampak dari operasional KPIH ‘Opened hull’apabila terjadi pencemaran air laut di dalam palka.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pelaku transportir benih ikan kerapu bebek, yang mengangkut benih ikan kerapu bebek berukuran minimal 16 cm (TL), jumlah kematian benih ikan terbanyak yang pernah terjadi adalah sebesar 25 %. Adapun jumlah kematian benih ikan kerapu bebek tersebut minimal rata-rata selama transportasi adalah sebesar 5 - 10 %. Jumlah benih ikan yang diangkut oleh KPIH ‘Opened hull’ yang dikaji adalah berkisar antara 20.000 – 30.000 ekor, dengan ongkos transportasi sebesar Rp. 2.500,- - Rp. 3.000,- per ekor dari Batam ke Kepulauan Natuna.

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, harga beli benih ikan kerapu bebek berkisar antara Rp. 1.200,- – Rp. 1.500,- per cm panjang ikan. Wawancara dengan beberapa pelaku dalam pembesaran benih ikan kerapu bebek juga dilakukan untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk upah pekerja dan harga jual ikan kerapu bebek ukuran ekonomis (500 – 1.000 gram per ekor). Pada umumnya, setiap KJA dikerjakan oleh 3 – 4 orang dalam satu unit KJA berukuran 9 m2 – 16 m2. Mengacu pada hasil penelitian Santoso dan Purwanta (2008), padat penebaran yang optimum

untuk ikan kerapu adalah sebesar 134 ekor/m3 untuk ikan berukuran 50 gram (TL berkisar antara 16 cm – 18 cm). Adapun upah pekerja berkisar antara Rp. 750.000,- – Rp. 1.000.000,- per orang per bulan. Untuk harga jual ikan kerapu berukuran ekonomis minimal sebesar US$ 50/kg (Rp. 450.000,-/kg). Berdasarkan informasi yang di atas, maka pada Tabel 5 disajikan hasil simulasi kerugian untuk menghitung kerugian finansial sesuai dengan definisi yang telah dipaparkan dalam Tabel 4. Simulasi kerugian finansial diperhitungkan dari tiga komponen pembiayaan yang tetap dikeluarkan walaupun benih ikan dalam kondisi mati di dalam perjalanan. Ketiga komponen tersebut yang terdiri dari: biaya pembelian benih ikan, biaya transportasi dan biaya upah pekerja. Dari ketiga komponen tersebut, dicoba untuk menghitung biaya yang dikeluarkan dan akan tetap dikeluarkan per individu benih ikan.

Tabel 5 Perhitungan kerugian finansial pada pengoperasian KPIH ‘Opened hull

Kerugian finansial (minimal):

1 Jumlah benih yang diangkut (ekor)

20.000

2 Jumlah kematian benih ikan saat transportasi (5%) (ekor) 1.000

3 Harga beli benih ikan (Rp/ekor)

1.200,-

4 Ongkos transportasi per ikan (Rp/ekor) 2.500,-

5 Upah pekerja (Rp/orang)

750.000,-

6 Jumlah pekerja (orang)

3 7 Waktu untuk membesarkan benih hingga ukuran

minimal 500 gram/ekor (bulan)

9

8 Jumlah ikan per unit KJA (padat tebar= 134 ekor/m 3

) - 250 ekor yang mati saat transportasi (ekor)

4.038

9 Estimasi upah kerja untuk pembesaran 1 ekor benih

(Rp/ekor)

5.015,-

10 Total biaya yang dikeluarkan untuk membeli benih ikan sejumlah benih ikan yang mati (Rp)

1.200.000,- 11 Total ongkos transportasi yang telah dikeluarkan untuk

benih ikan yang mati saat transportasi (Rp)

2.500.000,- 12 Total upah pekerja yang tetap dikeluarkan untuk

benih ikan yang telah mati saat transportasi (Rp)

5.014.859,- Total kerugian finansial (minimal) (Rp) 8.714.859,-

Tabel 5 (Lanjutan)

Kerugian finansial (maksimal):

1 Jumlah benih yang diangkut (ekor)

20.000

2 Jumlah kematian benih ikan saat transportasi (25%) (ekor) 5.000

3 Harga beli benih ikan (Rp/ekor)

1.500,-

4 Ongkos transportasi per ikan (Rp/ekor)

2.500,-

5 Upah pekerja (Rp/orang)

1.000.000

6 Jumlah pekerja (orang)

4 7

Waktu untuk membesarkan benih hingga ukuran minimal 500 gram/ekor (bulan)

9

8

Jumlah ikan per unit KJA (padat tebar= 134 ekor/m3) - 1.250 ekor yang mati saat transportasi (ekor)

3.038

9 Estimasi upah kerja untuk pembesaran 1 ekor benih

(Rp/ekor)

11.850,-

10

Total biaya yang dikeluarkan untuk membeli benih ikan sejumlah benih ikan yang mati (Rp)

7.500.000,- 11

Total biaya yang dikeluarkan saat transportasi untuk benih ikan yang mati saat transportasi (Rp)

12.500.000,- 12

Total upah pekerja yang tetap dikeluarkan untuk benih ikan yang telah mati saat transportasi (Rp)

59.249.506,- Total kerugian finansial (maksimal) (Rp) 79.249.506,-

Berdasarkan tabel simulasi kerugian finansial di atas, maka terlihat bahwa kerugian finansial minimal adalah sekitar Rp. 7.700.000,- dan kerugian finansial maksimal adalah sekitar Rp. 79.000.000,-.

Sistem sirkulasi yang digunakan sebagai sistem pemeliharaan kualitas air sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, memungkinkan terjadinya pencemaran air laut di dalam palka. Pencemaran ini terjadi akibat terlambatnya menutup lubang masuk air (inlet) ke dalam palka kapal saat kapal melewati perairan dengan kualitas air yang buruk. Dampak yang paling buruk akan terjadi apabila seluruh lubang inlet di setiap

palka terlambat ditutup. Adapun dampak yang terjadi akan minimal apabila seluruh lubang inlet dapat tepat waktu ditutup pada saat kapal melewati perairan dengan kualitas air yang buruk.

Berdasarkan pemaparan terhadap dampak risiko KPIH ‘Opened hull’ di atas, maka kriteria dan tingkatan dampak dapat diidentifikasi sebagamana disajikan pada Tabel 6 dan 7.

Tabel 6 Kriteria dan tingkatan dampak finansial

Kriteria Tingkat

Kerugian yang dialami < Rp. 7.700.000,- (jumlah benih ikan yang mati selama transportasi < 5 % dari total jumlah benih ikan yang diangkut)

1 Kerugian yang dialami berkisar antara Rp. 7.700.000,- –

Rp. 79.000.000,- (jumlah benih ikan yang mati selama

transportasi berkisar antara 5 % - 25 % dari total jumlah benih ikan yang diangkut)

2 Kerugian yang dialami > Rp. 79.000.000,- (jumlah benih ikan

yang mati selama transportasi ≥ 25 % dari total jumlah benih ikan yang diangkut)

3

Tabel 7 Kriteria dan tingkatan dampak pencemaran air laut di dalam palka

Kriteria Tingkat

Maksimal pencemaran air laut terjadi hanya di satu unit palka

kapal 1

Pencemaran air laut terjadi pada setengah dari jumlah palka

kapal yang ada 2

Pencemaran air laut terjadi pada semua palka kapal 3