• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Hasil Penelitian

4.1.2.2 Hasil Nontes

Hasil penelitian nontes berupa hasil observasi, wawancara, dan jurnal. Hasil penelitian nontes tersebut diuraikan sebagai berikut.

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran membaca berlangsung. Observasi dilakukan sejak awal proses pembelajaran ketika siswa diberi penjelasan tentang kecepatan membaca, kecepatan efektif membaca dan teknik membaca yang benar sampai siswa mengerjakan soal-soal evaluasi. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui kebiasaan buruk dalam membaca yang masih dilakukan oleh siswa, sikap siswa terhadap bacaan yang disajikan, keaktifan siswa dalam pembelajaran, kerja sama, sharing dengan teman, pembelajaran menyenangkan atau tidak membosankan, kekritisan siswa. Intensitas membaca koleksi perpustakaan juga diobservasi melalui situasi setiap hari di perpustakaan. Observasi dilakukan kepada semua siswa kelas VIIIA yang berjumlah 39.

Berdasarkan observasi siswa kelihatan tertarik sekali pada pembelajaran membaca cepat. Ketika guru melakukan kegiatan “pemanasan” pikiran kepada siswa dengan memanggil kembali pengalamannya yang berkaitan dengan isi bacaan sebelum membaca teks bacaan, siswa kelihatan memperhatikan dengan sungguh-sungguh, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh kepada siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi, siswa memperhatikan dengan antusias. Semua siswa tenang dan mendengarkan penjelasan tentang kecepatan efektif membaca, teknik membaca yang benar, dan manfaat membaca cepat, serta proses pembelajaran membaca cepat dengan pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment. Hasil itu tersirat dari

tentang manfaat membaca cepat, dan bagaimana mengukur kecepatan membaca. Setelah selesai mendengarkan penjelasan tentang teknik membaca yang benar siswa ditugasi membaca bacaan yang sudah disiapkan Lengkap dengan prosedur pengukuran kecepatan efektif membaca, jumlah kata dalam bacaan. Ketika teks dibagikan, siswa kelihatan sangat tertarik karena teks bacaan tersebut dekat dengan dunia siswa atau lingkungan siswa, siswa juga tertarik dengan bacaan karena menurut mereka dapat menambah pengalaman atau pengetahuan baru. Mereka dengan serius membaca.

Siswa membaca bacaan yang sudah diberi petunjuk dan sudah diberi cara pengukurannya. Siswa menulis mulai membaca dan akhir membaca. Setelah ada aba-aba mulai, siswa mulai membaca teks bacaan. Pada waktu siswa diberi tugas membaca ada 1 orang siswa yang tampak masih bingung apa yang harus dilakukannya. Ia malah menonton teman-temannya yang sedang membaca dengan serius. Melihat semua temannya serius, ia pun kemudian membaca.

Pada saat membaca ditemukan ada siswa yang masih melakukan kesalahan dalam teknik membaca. Yang paling banyak adalah siswa yang membaca dengan subvokalisasi, ada 29 siswa (74,4%). Siswa yang membaca dengan vokalisasi ada 9 siswa (23,1%). Selain itu ada 9 siswa (23,1%) yang membaca dengan menggerakkan bibir. Ada 18 siswa (46,2%) yang membaca sambil menggerakkan kepala mengikuti bacaannya sampai di mana. Membaca dengan konsentrasi yang tidak sempurna ada 19 siswa (48,7%). Dan siswa yang membaca dengan menyangga kepala ada 2 siswa (5,13%). Menurut pengamatan,

ada 25 siswa (64,1%), dan siswa membaca dengan sikap badan tegak ada 25 siswa (64,1%).

Setelah selesai membaca, sebagian besar siswa langsung menuliskan waktu akhir membaca. Hanya ada 2 orang yang kelihatan ragu-ragu. Ia menengok ke kanan dan ke kiri dulu. Kemudian semua siswa mengumpulkan teks bacaan siswa diberi soal pemahaman dan langsung mengerjakannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kelupaan. Setelah menjawab pertanyaan, siswa bersama guru membahas jawabannya. Setelah membahas jawaban siswa menghitung kecepatan membaca mereka sesuai dengan petunjuk yang sudah ada dalam bacaan. Kecepatan membaca mereka ditulis dalam kartu data yang sudah disediakan oleh guru.

Setelah mengukur kecepatan membaca mereka melakukan latihan-latihan jangkauan mata, persepsi, dan fiksasi. Setelah latihan-latihan-latihan-latihan siswa mengukur kembali kecepatan membacanya. Kegiatan ini sama seperti kegiatan membaca sebelumnya.

Dalam hal kerja sama dengan teman, tampak 74 siswa atau 63,24% melakukan kerja sama ketika siswa ada yang tidak bisa cara menghitung kecepatan membaca dan kecepatan efektif membaca, siswa tersebut langsung bertanya dengan teman sebangkunya yang sudah bisa cara menghitung kecepatan membaca dan kecepatan efektif membaca. Siswa aktif mengikuti proses pembelajaran membaca cepat ini atau 67,52%. Sharing dengan teman juga terlihat atau ada sekitar 63,25%. Kekritisan siswa ada 56,41%, terlihat pada siswa yang

menghitung kecepatan membaca dan kecepatan efektif membaca.

Menurut pengamatan, 76,07% siswa merasa senang dan asyik dengan bahan bacaan yang disediakan. Menurut mereka bacaan yang disediakan mudah dipahami. Siswa juga merasa senang dan tidak membosankan dengan pembelajaran membaca cepat atau ada 86,32%, karena menurut mereka waktu terasa begitu cepat dengan keasyikan membaca bacaan yang disediakan.

Observasi yang dilakukan di luar kelas atau di perpustakaan adalah mengamati langsung aktivitas siswa diperpustakaan. Peneliti juga melihat buku daftar peminjam yang dimiliki oleh petugas perpustakaan. Selain itu, peneliti meminta kartu anggota perpustakaan yang dimiliki oleh siswa untuk kegiatan pemainjamannya.

Dari kegiatan tersebut, peneliti memperoleh gambaran bahwa dalam jangka satu minggu siswa yang hanya satu kali memminjam dan membaca buku 6 siswa atau 15,38%. Siswa yang meminjam 2 kali, ada 17 siswa atau 43,59%, yang meminjam 3 kali sebanyak 13 siswa atau 33,33%, sedangkan yang meminjam 4 kali ada 3 siswa atau 7,69%. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa semua siswa telah melakukan kegiatan membaca koleksi perpustakaan sekolah. Kecuali itu, peneliti juga melihat keadaan perpustakaan di saat istirahat. Ternyata ada beberapa siswa yang mempunyai kebiasaan melihat-lahat dan membaca-baca koleksi perpustakaan sekolah di saat istirahat tersebut.

dengan baik. Hasilnya pun juga baik. Para siswa kelihatan sangat tertarik dengan kegiatan membaca cepat ini.

4.1.2.2.2 Hasil Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini tidak dilakukan kepada semua siswa kelas VIIIA. Wawancara hanya dilakukan kepada 6 orang siswa, yaitu 2 orang siswa yang kecepatan efektif membacanya termasuk tinggi, 2 siswa yang kecepatan efektif membacanya tergolong rendah, dan 2 siswa yang kecepatan efektif membacanya tergolong sedang. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan tentang pembelajaran membaca cepat dengan pembelajaran kontekstual elemen authenticassessment.

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh para siswa, mereka memberikan tanggapan yang baik tentang pembelajaran membaca cepat ini. Hanya saja mereka mengaku bahwa mereka masih grogi dan bingung, karena baru dua kali mengalami tingkat kecepatan efektif membaca. Menurut pengakuan siswa yang KEM-nya rendah, mereka membaca pokoknya asal cepat saja. Biar lekas selesai atau mendapat waktu membaca yang sedikit. Mereka merasa grogi ketika melihat teman-temannya sudah selesai membaca. Sehingga ketika mereka harus mengerjakan soal-soal, mereka tidak dapat menjawab dengan benar. Bagi yang KEM-nya tinggi, mereka senang sekali dengan pengukuran KEM ini karena bagi mereka ini merupakan ajang untuk berlomba membaca. Selain itu juga, untuk membantu memahami isi buku-buku pelajaran.

Koran. Bacaan yang paling mereka sukai sebagaian besar buku fiksi. Ketika diberi pertanyaan mengenai bagaimana isi bacaan yang telah disajikan mereka menjawab menarik dan mudah dipahami walaupun ada sedikit kata yang tidak diketahui maknanya. Sebagian besar tidak memberikan cek atau tanda baca pada bacaan.

Kebiasaan buruk yang agak sulit dihilangkan menurut siswa yang KEM-nya rendah adalah menghilangkan regresi pada saat membaca dan membaca dengan konsentrasi dengan penuh. Mereka mengaku merasa kesulitan untuk menghilangkan regresi tersebut dan berkonsentrasi dengan baik, karena mereka merasa grogi dan takut kalah cepat dengan temannya, serta ada bagian yang lupa sehingga ingin untuk mengulang kembali. Bagi mereka yang KEM-nya tinggi yang kebiasaan agak sulit dihilangkan adalah melakukan regresi. Mereka belum tahu cara menghilangkan regresi tersebut. Siswa yang KEM-nya tinggi ada yang mengaku sudah bisa tidak melakukan regresi dan sudah bisa konsentrasi dengan baik.

Pertanyaan-pertanyaan bacaan yang diberikan kepada siswa, oleh para siswa yang KEM-nya tinggi dikatakan soalnya mudah sekali sehingga mereka bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar. Bagi siswa yang berkecepatan sedang dan rendah mereka berpendapat bahwa soalnya mudah, sehingga mereka juga bisa menjawab pertanyaan dengan baik, walaupun tidak benar semua.

Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam membaca adalah memahami kalimat-kalimat yang mengandung kata yang tidak mereka ketahui artinya,

baik di rumah maupun di sekolah. Di rumah yang ada adalah buku-buku pelajaran dan televisi. Sehingga mereka lebih tertarik dengan televisi daripada membaca buku pelajaran. Di sekolah, pelajaran membaca hanya dilakukan secara sekilas. Yang banyak adalah pengetahuan bahasa, sehingga kemampuan membaca mereka tidak terlatih dan masih melakukan kesalahan-kesalahan atau kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca. Siswa kurang mampu melihat kalimat secara utuh. Siswa hanya mampu melihat kalimat secara kata demi kata. Siswa ada yang kurang mampu memahami isi bacaan dengan cepat karena membaca kalimat secara sekilas dan tanpa membaca ulang.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan petugas perpustakaan sekolah. Dari penjelasan petugas, peneliti dapat memperoleh gambaran bahwa siswa berkunjung ke perpustakaan sebagian besar pada waktu istirahat. Hanya sebagian kecil siswa mau memanfaatkan jam-jam kosong untuk membaca di perpustakaan. Sedangkan peminjaman rata-rata setiap harinya mencapai 25 siswa. Rendahnya rata-rata tersebut disebabkan oleh rendahnya minat siswa akan membaca. Di samping itu, minimnya guru dalam memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku perpustakaan, membuat rendahnya minat baca pada siswa.

4.1.2.2.3 Jurnal siswa

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh siswa menunjukkan bahwa pada kondisi awal para siswa belum mengetahui tentang pengukuran KEM dalam pembelajaran membaca. Banyak siswa yang merasa tidak siap untuk menjalani

mereka belum begitu paham tentang bagaimana mengukur kecepatan membaca. Rata-rata kecepatan efektif membaca mereka tergolong rendah.

Setelah para siswa dijelaskan tentang kecepatan efektif membaca, manfaat membaca cepat, dan teknik membaca cepat yang benar, dan diberi latihan membaca cepat secara teratur, meskipun masih grogi tetapi ketika diukur KEM-nya sudah dapat menunjukkan kemajuan yang cukup berarti. Rata-rata kecepatan efektif membaca mereka yang semula tergolong sangat lambat meningkat menjadi sedang. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa berminat pada pembelajaran membaca dengan pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment ini.

Dari hasil jurnal siswa dapat disimpulkan bahwa siswa tertarik mengikuti pembelajaran membaca cepat. Dengan adanya pembelajaran model ini, memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan membaca. Selain itu, tingkat pemahaman mereka terhadap isi bacaan yang dibacanya juga bertambah.

4.1.2.2.4 Jurnal Guru

Dari hasil jurnal guru disimpulkan bahwa siswa masih belum bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan membaca. Suasana kelas masih agak gaduh ketika mereka disuruh mengerjakan pertanyaan pemahaman. Ada beberapa siswa masih kurang begitu paham dengan cara menghitung kecepatan efektif membaca. Siswa masih memperhatikan stop watch yang dibawa oleh guru.

dalam membaca dijadikan perlombaan. Dan hal itu yang memicu minat siswa dalam kegiatan membaca cepat ini.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II

Dokumen terkait