• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2 Landasan Teoretis .1 Hakikat Membaca .1Hakikat Membaca

2.2.9 Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment)

Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) merupakan bagian dari strategi pembelajaran kontekstual. Assessment adalah proses pengumpulan

berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa (Nurhadi 2003:52). Gambaran itu perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan belajar, maka guru segera dapat mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Penilaian yang dilakukan bersama secara terintegrasi dari kegiatan pembelajaran.

Penilaian otentik (authentic assessment) adalah nama lain dari penilaian berbasis kelas (PBK). Landasan teoretis penilaian berbasis kelas terangkum dalam landasan authentic assessment (Nurhadi 2004: 167). Penilaian berbasis kelas dilakukan untuk memberikan keseimbangan pada ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dengan menggunakan berbagai bentuk dan model penilaian secara resmi maupun tidak resmi dengan berkesinambungan. Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK dilakukan dengan pengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), tes tertulis (paper and pencil) (Depdiknas 2002:1-2).

Tujuan penilaian berbasis kelas adalah untuk memberikan (1) informasi tentang kemajuan hasil kerja siswa secara individual dalam mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukan; (2) informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut, baik terhadap

masing-masing siswa maupun terhadap siswa seluruh kelas; (3) informasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, menetapkan tingkat kesulitan/kemudahan untuk melaksanakan remedial, pendalaman atau pengayaan; (4) motivasi belajar siswa dengan cara memberikan informasi kemajuannya dan rangsangannya untuk melakukan usaha pemantapan atau perbaikan; (5) informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan pada gilirannya guru dapat membantu pertumbuhannya secara afektif untuk menjadi anggota masyarakat dan pribadi yang utuh; (6) bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya (Depdiknas 2002: 6).

Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, ranah yang perlu dinilai dalam penilaian berbasis kelas meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif (Depdiknas 2002:17-18).

a. Ranah Kognitif

Kompetensi ranah kognitif meliputi tingkatan menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi.

(1) Tingkatan hafalan mencakup kemampaun menghafal verbal atau menghafal parafrase materi pembelajaran berupa fakta, konsep, prinsip, dan prosedural.

(2) Tingkatan pemahaman meliputi kemampuan membandingkan (menunjukkan persamaan dan perbedaan), mengidentifikasi karakteristik, menggeneralisasi, dan menyimpulkan.

(3) Tingkatan aplikasi mencakup kemampuan menerapkan rumus, dalil atau prinsip terhadap kasus-kasus nyata yang terjadi di lapangan.

(4) Tingkatan analisis meliputi kemampuan mengklasifikasi, menggolongkan, memerinci, menguraikan suatu objek.

(5) Tingkatan sintesis meliputi kemampuan memadukan berbagai unsur atau komponen, menyusun, membentuk bangunan, mengarang, melukis, menggambar, dan sebagainya.

(6) Tingkatan evaluasi/penilaian mencakup kemampuan menilai terhadap objek studi menggunakan kriteria tertentu.

Penguasaan kognitif diukur dengan menggunakan tes lisan di kelas atau berupa tes tulis. Ranah kognitif juga dapat diukur menggunakan portofolio. Portofolio adalah kumpulan tugas/pekerjaan seseorang. Hal yang penting pada penilaian yang didasarkan pada portofolio adalah mampu mengukur kecepatan membaca dan menulis yang luas, siswa menilai kemajuan sendiri, mewakili sejumlah karya siswa.

b. Ranah Psikomotor

Berkenaan dengan ranah psikomotor, kompetensi yang dicapai meliputi tingkatan gerakan awal, semi rutin. Penilaian terhadap pencapaian kompetensi tersebut adalah

(1) Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi kemampuan siswa dalam menggerakkan sebagian anggotanya.

(2) Tingkatan semi rutin meliputi kemampuan melakukan atau menirukan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan.

(3) Tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.

Tes untuk mengukur aspek psikomotor adalah tes untuk mengukur penampilan/perbuatan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai siswa. c. Ranah Afektif

Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang perlu dinilai, yaitu pertama kompetensi afektif, dan kedua sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respon, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.

Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran yang penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut, sehingga dapat diharapkan akan mencapai hasil belajar yang optimal (Depdiknas 2004: 4).

Berbagai jenis tingkatan ranah afektif yang dinilai adalah kemampuan siswa dalam:

(1) memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadanya;

(2) menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai etika dan estetika;

(3) menilai ditinjau dari segi baik buruk, adil tidak adil, indah tidak indah terhadap objek studi;

(4) menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika dan estetika dalam perilaku kehidupan sehari-hari.

Penekanan penilaian berbasis kelas yaitu pada proses pembelajaran. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan pun harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat proses pembelajaran. Guru yang ingin mengetahui perkembangan belajar bahasa Indonesia siswanya harus mengumpulkan data dari kegiatan nyata saat siswa menggunakan Bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan, bukan pada saat para siswa mengerjakan tes bahasa Indonesia. Data authentic adalah data yang dikumpulkan dari kegiatan siswa pada saat siswa melakukan kegiatan berbahasa Indonesia, baik di kelas maupun di luar kelas.

Ada beberapa teknik penilaian diantaranya adalah sebagai berikut (Depdiknas 2003a:25-28).

1.Penilaian Kinerja (Performance Assessment). Penilaian kinerja dikembangkan untuk mengetes kemampuan siswa dalam mendemostrasikan pengetahuan dan keterampilannya pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.

2. Observasi Sistematik (Systematic Observation), yang bermanfaat untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas pembelajaran terhadap siswa. 3. Portofolio (Portofolio) adalah koleksi/kumpulan dari berbagai keterampilan,

Portofolio pada kurikulum 2004 diposisikan sebagai tugas penilaian yang terstruktur. Portofolio berisi hasil karya siswa atau tugas terstruktur yang diberikan oleh guru. Jenis portofolio dibedakan menjadi dua macam, yaitu portofolio untuk beberapa/semua mata pelajaran, dan portofolio untuk satu mata pelajaran. Portofolio untuk semua mata pelajaran menggambarkan profil kemampuan dari siswa. Portofolio untuk satu mata pelajaran disusun untuk satu mata pelajaran tertentu seperti matematika, sains, pengetahuan sosial, kesenian atau pendidikan jasmani. Isi portofolio ini terdiri dari hasil karya siswa yang menggambarkan ketercapaian Kompetensi Dasar dari mata pelajaran tertentu (Depdiknas 2004a: 5-6).

4. Jurnal Sains (Journal) merupakan suatu proses refleksi di mana siswa berpikir tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian menuliskan ide-ide, minat, dan pengalamannya.

Prinsip yang dipakai dalam penilaian serta ciri-ciri penilaian authentic adalah sebagai berikut: (1) harus mengukur semua aspek pembelajaran: proses, kinerja, dan produk; (2) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung; (3) menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber; (4) tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian; (5) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan siswa yang nyata setiap hari, mereka lakukan setiap hari; (6) penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa, bukan keluasannya (kuantitas).

Dokumen terkait