• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL OBSERVASI 1.Secara umum

HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. HASIL ANALISA DATA

2.3. HASIL OBSERVASI 1.Secara umum

Leni yang terlihat terbuka dengan orang luar dan terdengar santai serta nyaman ketika berkomunikasi, namun juga menyimpan rasa sedih dan rindu pada anaknya yang berada di luar negeri. Leni yang berusaha tersenyum dan menyapa orang-orang sekitar ternyata pernah mengalami masa lalu yang kelam. Dirinya yang sempat meneteskan air mata pada saat menceritakan mengenai masa lalunya tersebut, membuat dirinya menyesali perbuatannya yang terlalu mudah percaya pria dan menikah pada usia yang sangat muda. Selama proses wawancara, Leni menceritakan apa adanya dan sering mengungkit mengenai anak yang dengan susah dilahirkan harus meninggalkan dirinya.

Leni juga mempertahankan kontak mata dan menunjukkan reaksi yang santai dan nyaman selama proses wawancara berlangsung, dia sering memandang ke kiri atas memikirkan kejadian masa lalunya dan menggambarkan perasaannya dengan jelas. Leni yang mengaku harus bertahan dengan statusnya sebagai PSK untuk membantu keluarganya masih merasa hampa dan kosong karena dia menjalani kehidupan yang tidak membuatnya bersemangat dan termotivasi. Leni juga mengaku merasa takut dan ragu-ragu dalam mengambil langkah ke depan dan rela untuk menjadi pencari nafkah bagi kedua orang tuanya selama dia masih dapat merasakan cinta dan kehangatan keluarganya.

2.3.2. Pertemuan pertama

Leni yang nampak sedang tidak bekerja dan berbincang dengan rekannya pada saat kedatangan peneliti di tempat prostitusi untuk membagikan kondom atas nama komunitas Perempuan Peduli Pedila Medan yang disingkat P3M. Leni terlihat menyambut kedatangan dengan senang dan menyapa pengurus dan anggota lainnya. Peneliti pun mulai berbincang dengan Leni mengenai pekerjaannya. Leni menjawab dengan seadanya dan cukup cepat. Ekspresi dan reaksi yang ditunjukkan cukup nyaman dan santai. Peneliti mencoba menanyakan alasan dirinya masuk ke dunia prostitusi dan Leni nampak sedikit murung dan mengkerutkan matanya sambil melihat ke sisi kiri atas peneliti seolah memikirkan masa lalu kelamnya. Leni pun menceritakan hal-hal yang dilakukan sebelum dirinya terjerumus dalam dunia pelacuran dengan nada suara yang pelan dan menimbulkan suasana serius. Leni bercerita cukup singkat dan padat, akan tetapi ada hal-hal yang masih menggantung dan belum sempat diceritakan sepenuhnya. Hal ini karena dirinya yang sempat dipanggil majikannya harus kembali melayani pelanggan. Oleh karena itu, peneliti menanyakan kesediaan Leni untuk diwawancarai mengenai dirinya, sambil menyampaikan maksud dan tujuan peneliti, Leni pun bersedia dan memberikan nomor handphone untuk dihubungi dan dibuat janji untuk perbincangan selanjutnya di tempat sesuai dengan kesepakatan bersama.

2.3.3. Pertemuan kedua

Peneliti dan Leni mengadakan janji untuk melanjutkan wawancara di rumah makan Pizza Hut. Hal yang mengejutkan adalah Leni belum pernah makan Pizza. Inilah pertama kalinya dirinya makan Pizza. Leni terlihat senang ketika berada di sini, dia mengaku dirinya hanya pernah makan KFC, jadi dia berterima kasih kepada peneliti telah memberikan kesempatan dirinya untuk mencicipi kelezatan Pizza. Oleh karena itu, peneliti dan Leni makan terlebih dahulu sebelum memulai wawancaranya. Selesai makan siang bersama, kami pun mulai berbincang mengenai hal yang terlewatkan pada waktu itu. Peneliti kembali menanyakan latar belakang Leni dan alasan dirinya bisa sampai menjadi PSK. Kali ini Leni menjawab dengan detail, dirinya menjadi terlihat sedih ketika menceritakan masa lalunya, baik di dalam keluarga maupun sudah menikah, Leni tidak pernah merasa bahagia yang sesungguhnya. Leni sempat meneteskan beberapa air matanya ketika dia menceritakan tentang anaknya yang dia lahirkan sendirian harus berpisah dengan dirinya dan tinggal bersama dengan mertuanya karena menganggap dirinya tidak sanggup membesarkan anaknya. Sambil menghapus air matanya, Leni juga mengaku dirinya marah dan kesal dengan mantan suami sehingga mencari pelampiasan dan akhirnya terjun dalam dunia prostitusi karena ajakan temannya. Leni menambahkan menjadi PSK membuat dirinya lebih tenang dan tidak lagi mengkhawatirkan masalah keuangan. Keluarganya yang sedang dalam masalah keuangan, Leni akhirnya mengulurkan tangan

untuk menghidupi keluarga. Walaupun Leni tahu bahwa dulu dia diasingkan oleh kedua orang tuanya, namun dia sekarang mulai mengerti bahwa kedua orang tuanya memerlukan anak yang berbakti dan berkemampuan untuk menghidupi mereka. Hal ini dilakukan karena Leni tahu abang dan kakaknya jarang memperhatikan keadaan kedua orang tuanya, maka dia mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan pengakuan kedua orang tuanya.

Leni bercerita dengan nada yang sedih ketika dia menjelaskan keadaan dirinya saat ini yang merasa hampa dan kosong. Walaupun alasan dia bekerja sebagai PSK adalah demi kedua orang tua dan adiknya, namun dia merasa kurang bergairah dan bersemangat. Hal ini karena Leni takut bila dirinya sudah tidak lagi dapat menghasilkan uang banyak lagi, maka semua hal yang dialami saat ini akan pudar dan menghilang. Leni kembali murung dan dengan ragu-ragu mengatakan dirinya hanya ingin situasi dan kondisinya saat ini, untuk mempertahankan segalanya dia harus mempertahankan pekerjaannya. Waktu berlalu begitu cepat dan Leni mendapat panggilan dari teman satu kosnya, dan Leni pun minta pamit. Leni yang berterima kasih sudah mengajak dirinya makan dan mendengarkan curahan hatinya mengajak peneliti untuk datang ke rumah orang tuanya, karena dia mengadakan acara pemberian dana makanan kepada panti asuhan dengan mengundang anak-anak untuk makan di rumah orang tuanya. Hal ini ternyata dilakukan setiap tahun menjelang

hidup sehari-hari. Leni mengundang peneliti untuk datang bersama dengan anggota P3M lainya agar dapat meramaikan suasana. Leni juga mengatakan bila ingin berbincang lagi, maka datanglah ke acaranya dan dia pasti meluangkan waktunya sebentar.

2.3.4. Pertemuan ketiga

Kedatangan peneliti dan anggota P3M disambut dengan hangat oleh kedua orang tua Leni dan kedua adiknya. Leni terlihat senang dan gembira serta hubungan Leni dan keluarga yang baik. Leni dan ibunya mempersiapkan hidangan untuk anak-anak panti asuhan, maka peneliti pun masuk ke belakang dapur sambil menunggu anak-anak datang. Peneliti juga sambil bertanya pada ibu Leni dan beliau mengatakan bahwa Leni memang mengadakan acara seperti ini sekali dalam setahun menjelang bulan ramadhan. Anak-anak panti beserta pengurus datang dan berdoa terlebih dahulu, namun Leni tidak ikut acara doa bersama dan duduk menunggu sampai doa selesai, kemudia Leni mempersilahkan anak-anak panti untuk makan. Leni mengaku senang dengan adanya kegiatan yang dapat dia lakukan. Peneliti bertanya pada Leni kapan pertama kali dirinya berpikir untuk melakukan hal ini. Leni menjawab sejak dirinya memutuskan untuk kembali bekerja sebagai PSK dan membantu memenuhi kebutuhan kedua orang tuanya dengan uang haramnya. Leni yang baru-baru ini melakukan hal demikian belum dapat mengisi

kekosongan dalam dirinya dan masih mencari hal-hal yang dapat membuat dirinya bersemangat dan termotivasi untuk meraih dan menwujudkannya.

2.4. DINAMIKA KEHIDUPAN PSK YANG DIJALANI RESPONDEN

Berdasarkan latar belakang kehidupan Leni sebelum dirinya memasuki dunia prostitusi, Leni adalah seorang wanita yang terlahir dalam keluarga yang utuh, namun ayah dan ibunya mengasingkan, kurang peduli, dan memperhatikan dirinya dan memperlakukan dia tidak sama dengan abangnya. Keluarga Leni tergolong keluarga kalangan bawah yang harus bekerja keras demi kelangsungan hidup keluarga. Walau hidup dalam kesusahan ekonomi, Leni menjalaninya dengan sedih, kecewa, dan kesal serta mencari segala alasan mengapa orang tuanya memperlakukan dirinya seperti buakn anak sendiri. Hidup dengan penuh kesederhanaan membuat Leni belajar mati-matian agar dapat meringankan pengeluaran orang tua dengan mendapat beasiswa sekaligus ingin sekali mendapatkan kasih sayang dan perhatian kedua orang tuanya. Leni mengaku merasa hidupnya sangat menderita ketika dia diasingkan oleh kedua orang tuanya, tidak bisa menamatkan sekolahnya, dan dikhianati suami bahkan sampai anaknya sendiri tidak mengenal Leni sebagai ibunya. Leni adalah seseorang yang sabar, menginginkan kasih sayang dari orang-orang terdekat dan susah beradaptasi dengan lingkungan, mudah memaafkan sehingga mampu menjalani kehidupan yang susah bersama dengan kedua orang tuanya dan keluarga baru bersama dengan suaminya. Hal ini dikarenakan ketika Leni

tua dan tidak pernah merasakan kehangatan keluarga sehingga Leni tidak bisa memandang masa depan dengan optimis serta tidak menyadari adanya hal penting yang ingin diraihnya dalam hidup. Dia hanya ingin suatu saat kedua orang tuanya menyayangi dan mempedulikan dirinya layaknya seorang anak dan lebih berhati-hati dalam memilih laki-laki yang akan menjadi pasangan hidup dan ayah bagi anaknya. Hal tersebut menjadi harapan Leni yang ingin sekali dia wujudkan.

Penderitaan yang dialami Leni tanpa cinta dan kasih selama 18 tahun sampai dirinya duduk di kelas XI SMA. Leni berpikir dia akan menerima cinta dan kasih dari pria yang sangat perhatian, peduli, dan mencintai dirinya, namun semua hal tersebut hanya berupa angan-angan saja ketika Leni mengetahui status pria yang mencintai dan menghamilinya adalah pria yang telah beristeri. Keutuhan keluarga Leni hancur dan berakhir dengan perceraian. Akibatnya, Leni sangat terpukul, dirinya merasa sedih, kecewa, dan kesal, serta dia harus rela melepaskan anaknya kepada mertuanya. Leni pasrah terhadap keadaannya, kesel dan kecewa dengan orang tua, namun dirinya tak bisa membenci kedua orang tuanya, dan adanya pemikiran untuk bunuh diri. Usia pernikahan yang hanya sembilan (9) bulan ketika Leni mengetahui bahwa suaminya ternyata telah memiliki istri jauh sebelum Leni berpacaran dengan pria tersebut. Leni merasa dibohongi dan dikhianati begitu lama, dan suaminya juga memukul dan menendang Leni ketika Leni sedang menghamili anaknya. Leni yang tidak kuat dan khawatir dengan perkembangan

anaknya apabila bertahan dengan kondisi keluarga yang demikian. Ketika Leni melahirkan pun suaminya tidak berada di sisinya, hubungan dengan suami yang seperti ini mengakibatkan Leni semakin tersiksa dan menderita. Anak yang susah payah dilahirkan harus tinggal di rumah mertuanya dan hanya diperbolehkan bertemu sesuai dengan persetujuan dari mertuanya. Mengalami konsisi yang demikian, akhirnya Leni memutuskan untuk meninggalkan suami dan kembali ke rumah kedua orang tuanya.

Perceraian dengan suaminya membuat Leni sangat sedih dan kecewa, akan tetapi Leni tak bisa menunjukkannya pada orang tuanya. Dia hanya bisa menyimpannya seorang diri. Leni berusaha menyibukan diri dengan mencari pekerjaan yang dapat menambah perekonomian keluarga karena ketika dia kembali ke rumah, dia mengetahui bahwa dia memiliki dua orang adik. Leni yang mengetahui keadaan ekonomi keluarga mencoba membantu sebisanya agar terpenuhi kebutuhan keluarga. Leni sempat bekerja di kafe dan karaoke, namun penghasilannya tidak mampu membayar uang sewa dan sekolah kedua adiknya. Pada saat itulah, teman Leni memperkenalkan pekerjaan sebagai PSK kepada dirinya. Setelah menjadi PSK, penghasilan yang diperoleh dapat memenuhi segala kebutuhan keluarga, bahkan sampai uang sewa dan biaya kebutuhan sekolah kedua adiknya.

Berada pada tahap derita mengakibatkan Leni tidak menyadari lingkungan yang berada di sekitar dirinya dan hanya memperhatikan

dirinya sendiri. Leni memandang dirinya tidak berguna, dan mudah putus asa karena tidak berusaha mempertahankan rumah tangga, namun dia tahu bahwa pria tersebut bukanlah jodohnya, maka dia tidak memaksakan diri untuk tetap hidup bersama dengan mantan suaminya. Leni mencari segala cara agar dapat tetap bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan. Hal ini mengakibatkan tindakan Leni tidak didasari oleh pikiran dan hati yang tenang melainkan karena emosi yang kacau, tidak terkendali, dan perasaan tertekan. Leni tidak berpikir mengenai masa depannya nanti setelah menyandang status sebagai PSK, tapi langsung memutuskan menekuni pekerjaan ini yang membuat dirinya memiliki penghasilan yang besar yang dapat mengubah seluruh hidupnya. Hati dan pikiran Leni yang kacau akibat perbuatan mantan suami sehingga anaknya harus berpisah darinya, ditambah dengan perasaan sakit hatinya, yang pada akhirnya membuat Leni memutuskan untuk bekerja sebagai PSK untuk menghidupi diri dan keluarga. Hal ini dapat dilihat dari data hasil wawancara dengan responden berikut:

“aku bercerai dengan suamiku..karna dia bohong..trus dia sering mukul..bahkan dia tendang aku padahal aku lagi hamil..aku sih gak sanggup bertahan karna anakku nanti tumbuh gak sehat...sejak saat itu..aku cari segala cara agar dapat bertahan hidup...aku yang masih sakit hati dan pikiran yang masih kacau..tidak lagi mikir lama-lama..karna aku memang butuh duit tuk keluargaku...jadi aku langsung terima tawaran teman jadi PSK tuk hidupin keluarga..” (N.W2.R2.Le11.)

Setiap hari Leni merasa gundah, merasa bersalah karena harus berbohong pada keluarga, perasaan sedih dan tertekan yang hanya bisa

dipendam sendirian, tidak ingin orang lain tahu statusnya karena akan membuat malu keluarga dan didiskriminasi masyarakat sekitar. Namun Leni juga merasa senang karena kedua orang tuanya berubah, baik secara sikap dan perilaku. Ayah dan ibu Leni menjadi perhatian dan peduli terhadap dirinya sejak dia bekerja dan membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Leni mengerti bahwa orang tuanya berperilaku demikian karena abang Leni yang sangat diharapkan dapat berbakti dan membantu keluarga ternyata telah pergi dari rumah sekian lama dan tidak pernah sekalipun membantu ayah dan ibu. Akan tetapi, Leni yang tidak diharapkan keberadaannya malah lebih berbakti dan dengan tulus hati membantu memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya sekolah adiknya agar dapat melanjutkan sekolah mereka. Berkaitan dengan hal ini, Leni berperan besar dalam membantu perekonomian keluarga. Akan tetapi, Leni yang memiliki penghasilan besar belum bisa memberanikan diri untuk berkenalan dengan anaknya sendiri, dia hanya bisa melihat anaknya tumbuh besar melalui foto-foto yang dikirimkan mertuanya. Tepat 5 tahun yang lalu, mertua Leni pernah berbohong kepada dirinya bahwa anaknya telah dijual kepada orang lain. Saat mendengar berita tersebut, Leni terkejut dan menangis menyesali keputusannya untuk menyerahkan anaknya kepada mertua untuk dibesarkan. Namun hal tersebut sudah terlambat bagi dirinya, Leni sangat sedih melebihi perceraian dan kurang peduli dan perhatiannya orang tua terhadap dirinya. Akan tetapi, syukurlah dalam beberapa minggu kemudian, mantan suaminya menghubungi dan

memberitahu bahwa anaknya baik-baik saja serta masih tinggal bersama dengan mereka. Setelah mendengar hal tersebut, Linda merasa sangat senang dan bersyukur bahwa dia masih memiliki kesempatan untuk bertemu dengan anaknya. Hal ini dapat dilihat dari data hasil wawancara dengan responden berikut:

“…aku sedih, gundah, dan merasa bersalah karena harus bohong sama orang tua tapi di sisi lain aku malah seneng juga..karna sejak aku jadi PSK dan membantu memenuhi kebutuhan keluarga..papa dan mama berubah..mereka jadi perhatian dan peduli terhadapku...inilah yang kuinginkan selama ini...” (N.W2.R2.Le11.)

“…aku tahu mereka kenapa berubah..hal ini karena abangku yang sangat diharapkan dan dibanggakan ternyata tidak pernah membantu dan berbakti pada kedua orang tuaku lagi..tapi malah aku yang diasingkan lebih peduli dan masih ingat akan jasa mereka..aku turut membantu memnuhi kebutuhan keluargaku dan membiayai sekolah kedua adiku yang masih kecil..” (N.W2.R2.Le12.)

“…hal yang paling bikin aku sedih adalah..pernah tepat 5 tahun yang lalu...aku tanya keadaan anakku..mertuaku bohong kalau dia telah menjual anakku..mendengar hal itu aku terkejut..sekaligus sedih...aku membayangkan aku gak bisa ketemu anakku lagi...syukurlah beberapa minggu kemudian mantan suamiku telepon katanya putraku baik-baik saja..waktu itu dia sakit..kami bawa ke dokter..mendengar berita ini membuatku ingin segera bertemu anakku lagi..” (N.W2.R2.Le13.)

Setelah beberapa bulan menjadi PSK, Leni merasa penghasilan yang diperoleh dapat membayar uang sewa, biaya sekolah adiknya serta sisanya masih dapat ditabung. Leni tidak tinggal serumah dengan ayah dan ibunya sehingga dia tidak terlalu khawatir statusnya akan ketahuan oleh

kedua orang tuanya. Dia masih sangat berharap bisa berkenalan dan bertemu dengan pria baik. Hanya dalam beberapa bulan, Leni bertemu dengan pelanggan pria, orangnya baik, perhatian dan peduli. Pria ini sering mencari Leni untuk menemaninya dan mereka juga sering sms dan bbm-an. Leni kembali jatuh cinta pada pria ini dan memutuskan untuk hidup bersama dengan pria ini. Selama 6 bulan hidup serumah, Leni tidak perlu bekerja, dia hanya mengurusi rumah, sedangkan pria ini yang bekerja untuk menghidupi Leni. Bertepatan dengan bulan puasa, Leni mengetahui sifat dan watak pria ini sebenarnya. Pria ini ternyata tidak menjalankan puasa dan berperilaku kasar padanya ketika Leni menyuruh pria ini untuk sahur bersama. Leni yang masih takut dan trauma atas pengalaman dengan mantan suaminya memutuskan untuk meninggalkan pria ini dan kembali bekerja sebagai PSK. Setelah kejadian ini, akhirnya membuat Leni sadar dan mulai menerima keadaan dirinya. Leni merasa dirinya adalah wanita yang tidak beruntung, wanita yang ditakdirkan untuk hidup tidak bahagia. Dan Leni tidak lagi percaya dengan rayuan laki-laki yang hanya memberikan janji palsu. Leni mengeneralisasikan bahwa semua laki-laki itu sama, mereka akan berperilaku baik, manis, menyayangi, dan memberi perhatian serta sangat mempedulikan wanita sampai mereka mendapatkan yang mereka inginkan perilaku mereka akan berubah menjadi pemarah, kasar, dan membentak. Pada tahap penerimaan diri ini, Leni menjadi sering berdoa dan beribadah. Walaupun masih bekerja sebagai PSK, Leni sering mengunjungi kedua orang tuanya dan setiap mendekati bulan

ramadhan, Leni bersedekah ke panti asuhan dan panti jompo. Semua ini Leni lakukan agar dapat menenangkan hatinya dan memberikan kemudahan bagi diri dan keluarga. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Leni berikut:

“sejak aku jadi pelacur..aku bisa bayar uang sewa..bayar biaya sekolah adikku..sisanya masih dapat aku tabung dan selebihnya aku juga kasih pada kedua orang tuaku...aku tak tinggal serumah dengan ayah dan ibuku..jadi aku gak cemas soal statusku ketahuan mereka..tapi aku bilang aku ada kerja dan gajinya gede..makanya sisanya masih sanggup aku sisihkan tuk mereka...aku sih masih berharap ada laki-laki yang bersedia menghidupiku agar aku tak perlu kerja kek gini…” (N.W2.R2.Le14.)

“…baru beberapa bulan aku kerja situ...aku sering dikunjungi satu pelanggan yang setia…dia orangnya baik, dan cukup mapan…aku dengan senang hati untuk tinggal bersama dengannya..karna dia bilang cinta...aku lihat dia orangnya baik..jujur dan tidak pembohong...tapi setelah 6 bulan bersama..aku mengetahui wujud aslinya...ternyata dia gak mau puasa..pas aku ngajak sahur bareng..di situlah aku dimarahi dan dibentak-bentak karna pagi-pagi bangunin dia…aku yang masih trauma dengan suami pertama…yaa aku gak mau lagi kek gitu..aku keluar dari rumah dan balek kerja di sana sampai saat ini...” (N.W2.R2.Le15.)

“…saat itulah aku tersadar..semua lelaki sama saja..mereka akan berperilaku baik, manis, menyayangi, dan memberi perhatian serta sangat mempedulikan wanita sampai mereka mendapatkan yang mereka inginkan perilaku mereka akan berubah menjadi pemarah, kasar, dan membentak…aku gak mau lagi tergantug sama laki-laki…jadi aku lanjut jadi PSK tuk penuhi segala kebutuhanku..namun di samping itu, aku juga sering berdoa, menjalankan puasa dan bersedekah ke panti asuhan dan panti jompo agar hatiku tenang..walau ini duit haram..yang penting aku punya niat tulus tuk membantu yang lain...agar keluargaku juga diberi kemudahan dan sanggup menghadapi cobaan yang menimpa diriku nantinya…” (N.W2.R2.Le15.)

Pada tahap penerimaan diri ini, Leni memang melihat kondisi di luar dirinya, dan mampu bertanggung jawab dengan apa yang dijalaninya, namun dirinya masih menyalahkan orang lain yang menyebabkan dirinya terjerumus dalam dunia prostitusi. Menjadi PSK selain untuk mengobati luka dan rasa sakit hati, namun juga menjadi salah satu pekerjaan yang dapat memenuhi apa yang menjadi harapannya karena dengan mampu membantu keluarga ayah dan ibu memperlakukan dirinya sebagai anak. Leni menyadari jika seandainya dia meninggalkan pekerjaan ini dan mencari pekerjaan yang lebih layak, maka kemungkinan dia tidak sanggup membantu menyekolahkan kedua adiknya dan tidak sanggup membayar uang sewa rumah kontrakan kedua orang tua dan dirinya sebab penghasilan yang rendah hanya cukup untuk makan dan minum setiap hari untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, Leni memilih bertahan untuk dapat menghidupi keluarga. Hal ini terlihat dari pernyataan Leni berikut:

“...setelah kejadian ini, barulah aku paham...bahwa dengan bersyukur dengan apa yang aku punya..aku bisa melepaskan masa laluku dan melihat masa depan…aku masih sangat bergantung dengan pekerjaan ini…jadi aku

Dokumen terkait