• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKAPITUASI DATA RESPONDEN #2 (LENI)

Dalam dokumen Kebermaknaan Hidup pada Pekerja Seks Komersil (Halaman 119-125)

HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. HASIL ANALISA DATA

2.7. REKAPITUASI DATA RESPONDEN #2 (LENI)

LENI

Latar Belakang Kehidupan

Leni adalah seorang wanita yang terlahir dalam keluarga yang utuh, namun ayah dan ibu Leni mengasingkan dirinya dan kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Berasal dari keluarga kalangan bawah yang harus bekerja keras demi kelangsungan hidup keluarga. Leni belajar mati-matian dan berusaha berprestasi di kelas untuk memperoleh beasiswa agar dapat meringankan pengeluaran orang tua.

Leni berhasil mendapatkan beasiswa ke luar negeri, namun Leni putus sekolahnya dan malah membina rumah tangga pada usia yang muda. Keluarga baru Leni tidak dapat dipertahankan karena mengalami KDRT (fisik dan verbal) ditambah dengan pihak laki-laki ternyata telah beristeri jauh sebelum bertemu dengan Leni. Setelah anak dilahirkan, anak dipaksa berpisah dengan sang ibu dan menetap di Malaysia karena dianggap tidak mampu menghidupi anak. Pulang ke Indonesia, Leni memilih tinggal sendiri menanggung perasaan sedih, kecewa, dan putus asanya atas kejadian yang menimpanya. Leni pun mendengar kabar bahwa kedua orang tuanya sedang kesusahan dalam menghidupi keluarga dan biaya sekolah kedua adiknya. Hal inilah yang membuat Leni ingin membantu keluarganya yang sedang mengalami masalah, namun dirinya yang tidak memiliki keterampilan yang dapat diandalkan, akhirnya memilih menyadang status sebagai PSK yang dianggap dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, baik masalah keuangan keluarga ataupun untuk membalas rasa sakit hati pada mantan suami.

Tahap derita dan

Searching for meaning part 1

Leni Merasa kecewa, kesal, marah, sakit hati, menyesal telah menikahi pria tidak setia. Leni merasa tidak rela karena anak yang dilahirkan dengan susah payah harus berpisah dengan dirinya yang akibatnya anak sendiri tidak mengenalnya sebagai ibu, dan menyesal tidak mempertahankannya. Selain itu,

109

Leni juga merasa bersalah karena harus berbohong pada orang tua akan statusnya sebagai PSK karena statusnya akan membuat dirinya diasingkan lagi oelhe kedua orang tuanya dan keluarga menanggung malu atas pilihan yang diambilnya. Jika didasarkan pada teori kebermaknaan hidup (Bastaman, 2006), maka Leni berada pada tahap derita, yaitu Leni merasa menderita akibat pengalaman menyakitkan yang harus merelakan anaknya untuk dibesarkan orang lain membuat dia merasa hidupnya tidak bermakna (meaningless)

Sejak menjadi PSK, perlakuan orang tua terhadap Leni menjadi perhatian dan peduli pada saat Leni membantu masalah keuangan keluarga. Hal inilah yang sebenarnya dia inginkan, karena dirinya merasa ingin disayangi, dipedulikan, dan diperhatikan, maka Leni mencari perhatian dan kasih sayang dari pelanggannya, dan meninggalkan pekerjaannya sebagai PSK, akan tetapi hubungan tidak bertahan lama dan dirinya kembali mengalami KDRT (verbal). Sekali lagi mengalami kekerasan, Leni kembali merasa sakit hati dan marah, akhirnya dirinya jerah dan tidak percaya lagi pada semua laki-laki.

Back to tahap derita dan

Searching for meaning Part 2

Leni kembali bekerja sebagai PSK setelah mengalami kekerasan dalam berpacaran. Sejak saat itu, Leni tidak menginginkan lagi kasih sayang ataupun rayuan lelaki. Leni menyadari bahwa kasih sayang dan cinta dari orang tua lebih tulus dibanding dengan kasih dari pacar atau suami. Hal ini membuat Leni ingin mempertahankan kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap dirinya dan semakin mendekatkan diri dengan mereka. Leni menyadari bahwa sebenarnya daia menginginkan perhatian dan kepedulian orang tua terhadap dirinya sehingga dia tidak akan meninggalkan tanggung jawabnya lagi dan berfokus untuk mementingkan kepentingan keluarganya.

Tahap penerimaan diri

Leni sadar dirinya terlalu mementingkan dirinya sendiri sehingga sempat melalaikan tanggung jawabnya selama beberapa bulan hanya untuk memperoleh cinta dan kasih dari pria yang pada akhirnya setelah mengalami

110

kekerasan untuk kedua kalinya, dia pun menyesal dan tidak akan mempercayai laki-laki lagi.

Berkaitan dengan hali ini, Leni kembali menjadi PSK dan memilih untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menjaga dan merawat mereka karena keluarganya yang menyayangi dan mencintai dirinya dan dia pun menyadari bahwa dirinya merasakan hal sama dengan keluarganya.

Jika didasarkan pada teori kebermaknaan hidup (Bastaman, 2006), Leni sudah dapat menerima keadaan dirinya dan melihat kondisi di luar diri, yaitu orang tua dan kedua adiknya, dan menyadari bahwa dirinya memiliki tanggung jawab sebagai pencari nafkah bagi keluarga. Walaupun dirinya tahu perhatian dan kepedulian mereka bersifat sementara, dia bersedia membantu mereka dengan tulus; sebagai bakti anak pada orang tua, dan juga karena dia mencintai dan menyayangi mereka.

Freedom of will

• Leni yang diasingkan oleh ayah dan ibunya, memilih untuk mendapatkan kasih sayang mereka dengan berprestasi di sekolah, akan tetapi memilih putus sekolah karena tidak sanggup bekerja sambil sekolah dan dengan hamil di luar nikah. Mengalami KDRT dan bercerai setelah melahirkan anak, terpaksa menyerahkan anak pada mertua karena tidak mampu menghidupi anak.

• Ingin membantu memenuhi kebutuhan keluarga dan membalas rasa sakit hati, akhirnya memilih menjadi PSK.

• Sempat tidak lagi membantu orang tua, kemudian akhirnya memutuskan untuk mencintai keluarga setelah mengalami KDRT kedua kalinya dan sadar bahwa dirinya menginginkan perhatian dan kasih sayang keluarga.

Tahap penemuan makna

Leni menyadari bahwa ada hal yang lebih penting dan berharga daripada bergantung hidup laki-laki karena dirinya sebenarnya membutuhkan dan ingin

111

dicintai keluarganya, yaitu orang tua dan kedua adiknya yang masih sekolah, dan keluarganya juga membutuhkan keberadaan dirinya. Berdasarkan teori kebermaknaan hidup (Bastaman, 2006), Leni sampai pada tahap penemuan makna.

Leni yang menginginkan kasih sayang dan perhatian orang tuanya dan juga tidak ingin kedua adiknya putus sekolah dan terjerumus pada jalan yang sesat, maka Leni memutuskan untuk lebih memperhatikan kesejahteraan keluarganya karena mereka membutuhkan dirinya dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup. Berkaitan dengan hal ini, Leni menetapkan suatu keputusan untuk mempertahankan statusnya sebagai PSK memenuhi keinginannya untuk membantu keluarga yang menjadi makna yang dicarinya sesuai dengan yang tercermin pada salah satu nilai makna hidup yang dikemukakan oleh Vicktor Frankl (dalam Bastaman, 2006):

Creative value (+): Leni menyadari kondisinya yang tidak memiliki keterampilan sehingga memilih dan memutuskan untuk mempertahankan pekerjaannya sebagai PSK dalam membantu menghidupi keluarganya dan menjalankan tanggung jawabnya sebagai anak pada orang tua, dan juga menjaga, merawat, dan mendidik kedua adiknya sebagai seorang kakak.

Terhenti pada tahap penemuan makna

Keragu-raguan Leni dalam mengambil tindakan dan perasaan takut untuk memulai hidup yang baru apabila dia meninggalkan pekerjaannya, dia merasa semua kasih sayang, perhatian, dan kepedulian yang dialaminya akan pudar jika dirinya tidak lagi sanggup membantu orang tua dan memiliki penghasilan yang banyak seperti saat ini.

Leni mengetahui benar keterampilan yang dimiliki dengan hanya bekerja sebagai PSK dia mampu membiayai hidup diri sendiri dan keluarga, dan juga dengan penghasilannya dapat mengunjungi anaknya yang berada di Malaysia..

112

Back to tahap derita

Selama menjalani hidupnya sebagai PSK untuk membantu menghidupi keluarga dan dirinya sendiri, Leni masih memikirkan penyesalannya tidak mempertahankan anak yang susah payah dia lahirkan, dan kerinduannya pada anak sendiri. Senang mendapat perhatian dan kasih sayang kedua orang tuanya, akan tetapi bukan hidup seperti ini yang sebenarnya dia inginkan. Leni menginginkan sebuah tujuan hidup yang dapat membuat hidup bersemangat dan bergairah untuk meraihnya agar dapat benar-benar merasa bahagia dan merasa hidupnya bermakna.

Searching for meaning part 3

Leni sadar bahwa dirinya mengalami kehampaan dalam hidup. Hal ini karena dirinya sering mempertanyakan diri sendiri, apakah dengan menjadi PSK adalah tujuan hidup yang didambakannya. Walaupun dia tahu bahwa dengan menjadi PSK, dia dapat melakukan kewajibannya sebagai anak.

Leni menjadi ragu-ragu dan takut untuk berhenti menjadi PSK. Dia berusaha melaksanakan tanggung jawabnya, dengan kondisi diri yang merasa hampa dan kosong karena masih dalam pencarian sebuah tujuan hidup yang dapat membuat dirinya memiliki gairah dalam perwujudannya.

Dia sadar bahwa masa lalu tidak bisa diubah, hanya bisa dikenang dan menjadi bahan pembelajaran diri untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Leni yang sekarang masih merasa takut dan tidak berani untuk bermimpi dan berharap karena belum bisa mengambil hikmah atas pilihan hidup yang dijalaninya.

Leni memang berhasil mengatasi penderitaan hidup dan kembali menjalaninya kehidupannya saat ini, namun hidupnya masih terasa hampa karena tidak adanya rasa aman dan yakin bahwa segalanya dapat dia pertahankan apabila dia sudah tidak bekerja lagi sebagai PSK yang memiliki penghasilan tinggi jika dibanding dengan pekerjaan lainnya.

Belum Bermakna +

Fear and Doubt

113

adanya semangat, melainkan takut dan ragu-ragu dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian masa depan, belum bisa membuat dirinya belajar dari pengalaman dan mengambil hikmah atas pilihan hidupnya sendiri.

Dengan kata lain, Leni ragu-ragu dan takut dalam mengambil langkah dan tindakan ke depan dengan beranggapan bahwa hasilnya akan sama dan mengecewakan bagi diri sendiri, walaupun dirinya sadar bahwa dia sedang mengalami kehampaan dalam hidup.

Kehampaan dan kekosongan yang dirasakan oleh Leni adalah tidak ada orang yang bisa berbagi sukaduka bersamanya, belum menemukan apa tujuan hidupnya dan takut untuk memandang masa depan yang penuh ketidakpastian sehingga membuat dirinya ragu-ragu memulai hidup yang baru dan membuat hidupnya terasa tidak bermakna.

114

Dalam dokumen Kebermaknaan Hidup pada Pekerja Seks Komersil (Halaman 119-125)

Dokumen terkait