• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Proses Produks

Dalam dokumen Teknologi Pangan dan yang id (Halaman 158-169)

kebutuhan bahan baku PKS Gunung Makmur Factory berasal dari real inti kebun PT. KMB seluas 17,898,43Ha. Penerimaan bahan baku dari kebun inti rata-rata 1200 ton TBS/hari

sedangkan plasma 300 ton TBS/hari.CPO diolah dari daging buah kelapa sawit menjadi minyak sawit dan produk samping berupa inti (kernel). PT. KMB dapat melakukan pengolahan dengan kapasitas 75 ton TBS/jam. Adapun tahapan proses dalam pengolahan kelapa sawit terdiri dari stasiun penerimaan buah, stasiun sterilizer, stasiun threshing, stasiun press, dan stasiun pemurnian.

IV.2.1 Stasiun Penerimaan Buah. a. Jembatan Timbangan (weight bridge)

Proses awal yang dilakukan dalam pengolahan sawit adalah proses penimbangan. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat TBS yang diterima, serta menimbang CPO dan kernel yang akan dikirim/dijual. Cara kerja timbangan ini adalah sebelum melaksanakan timbangan angka pada displai menunjukkan angka 0 (nol). Setiap truk pengangkut TBS yang tiba di pabrik ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat bruto, dan sesudah dibongkar ditimbang kembali (tara). Selisih antara berat bruto dan berat tara adalah jumlah TBS yang diterima di PKS (netto).

b. Grading

Tandan yang telah tiba di pabrik perlu diketahui mutunya dengan cara visual, yang dapat dilakukan di tempat

penerimaan buah. Grading dilakukan pada setiap truk yang tiba di pabrik. Sortasi dilakukan untuk mengetahui fraksi-fraksi TBS yang diterima yang berujuan untuk mengamati mutu TBS. hal ini berkaitan dengan tingkat kemasakan tandan. TBS yang berkualitas baik adalah TBS fraksi 2-3, buah busuk akan menurunkan kualitas produk akhir. Berikut merupakan kriteria matang panen yang menjadi parameter proses sortasi:

16

Tabel IV.1 kriteria mutu panen TBS Fraksi

buah

Istilah Kriteria

00 Mentah sekali Brondolan 0

0 Mentah Brondolan 1-12,5% dari buah luar

1 Kurang matang

Brondolan 12,5-25% dari permukaan luar.

2 Matang I Brondolan 25-50% dari permukaan luar.

3 matangII Brondolan 50-75% permukaan luar.

5 Ranum Buah dalam ikut membrondol. (Sumber : PT. Karya Makmur Bahagia, 2013) c. Loading Ramp

Loading Ramp adalah tempat pembongkaran TBS yang telah ditimbang dan tempat pemilihan (grading) TBS serta tempat penyimpanan sementara TBS, sebelum diolah dengan tingkat kemiringan 300 . Loading Rampdilengkapi pintu-pintu keluaran yang digerakkan secara hidrolis oleh seorang operator sehingga memudahkan dalam pengisisan TBS ke dalam lori untuk diproses selanjutnya. PT. KMB memiliki 16 pintu bays dan setiap 2 pintu bays untuk mengisi satu lori, dengan kapasitas masing-masing lori sebanyak 12 ton TBS per lori.

IV.2.2 Stasiun Rebusan

Pada proses di stasiun rebusan, menurut Khairuni (2008) Lori yang telah diisi TBS dimasukan ke dalam sterilizer dengan menggunakan capstand. Tujuan perebusan :

1. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas 2. Mempermudah proses pembrodolan pada threser 3. Menurunkan kadar air

4. Melunakkan daging buah, sehingga daging buah mudah dilepas dari biji.

17

Pada PT. KMB terdiri 3 unit sterilizer dengan kapasitas

masing-masing sterilizer memuat 4 lori. Alat bantu memasukkan lori ini menggunakan rolling bridge yang berada di depan dan

belakang pintu sterilizer. Waktu perebusan ini sekitar ± 105 menit per siklus dengan system memnggunakan tekanan triple pack dengan tekanan antara 1,2 bar sampai 2,2 bar dan

menggunakan steam. Waktu perebusan ini tergantung dari tingkat kematangan buah. Perebusan pada sterilizer di PKS PT. KMB terdapat 3 tahapan/puncak (peak) yaitu puncak (peak)1 dengan waktu 12 menit dengan tekanan 1,2 bar, puncak

(peak)2bertekanan 1,7 bar dengan estimasi waktu 29 menit dan puncak (peak) 3 selama 50 menit dengan tekanan 2,2 bar. Prinsip alat sterilizer menggunakan steam basah yang mengeluarkan air condensate, dimana air condensate ini digunakan pada proses pengepresan.

IV.2.3 Stasiun Bantingan a. Hoisting Crane

Fungsi dari Hoisting Crane adalah untuk mengangkat lori dan menuangkan isi lori ke bunch hooper. Lori yang diangkat tersebut berisi TBS yang sudah direbus.

b. Thereser

Proses ini berfungsi untuk tempat memisahkan

brondolan dengan tandan setelah direbus. PT. KMB memiliki 3 unit thresher, yang terdiri dari 2 unit sebagai bantingan pertama dan 1 unit sebagai pengulangan proses threshing yang kedua untuk tandan berondolan yang belum terpisah sempurna. Cara kerja alat thresser adalah Memutar TBS dengan putaran 35 rpm, sehingga brondolan di TBS bisa terpisah dengan

janjangnya. Ketika janjang sudah tidak ada buahnya atau disebut jankos (janjang kosong) di pindahkan ke truk dengan menggunakan conveyor dan elevator, sedangkan brondolan masuk ke fruit elevator menuju ke conveyor distribution untuk di distribusikan ke mesin digester.

18

IV.2.4 Stasiun Press

Proses pengepresan adalah pertama dimulainya

pengambilan minyak dari buah kelapa sawit dengan cara pelumatan dan pengepresan. Baik buruknya pengoperasian peralatan mempengaruhi efisiensi pengutipan minyak. Proses ini terdiri dari:

a. Digester

Merupakan proses pelumatan buah setelah dipisahkan dari tandannya. Syarat penggunaan digester diantaranya adalah temperatur kerja= 900C, tekanan waktu bekerja harus= 50-60 bar dan dengan kapasitas kempa= 10-12 ton TBS/jam. Cara kerja digester adalah Isi digester dengan isi adalah ¾ bagian tabung, diaduk dan diberi steam dengan temperatur 95-970C lalu dialirkan ke screw press setelah 30 menit. Pengenceran (water dilution) di digester pada Chute ke screw press dengan membuka kran air 50%. Selanjutnya proses masuk ke screw press. Fungsi digester adalah:

1. Melumatkan daging buah

3. Mempersiapkan Feeding press 4. Mempermudah proses di press 5. Menaikkan suhu.

b. Screw Press

Fungsi dari Screw press adalah untuk memeras berondolan yang telah dicincang, dilumat dengan digester untuk

mendapatkan minyak kasar. Didalam mesin screw press buah mengalami proses pengepresan sehingga minyak dalam buah terperas dan sisanya adalah nut dan daging buah yang berubah menjadi fiber basah. Minyak yang diperoleh dari proses

pengepresan tersebut dialirkan secara vertical menuju sand trap tank sedangkan nut dan fiber dipindahkan menuju stasiun kernel melalui screw press yang berjalan menuju depericarper untuk dipisahkan antara nut dan fiber.

IV.2.5 Stasiun Pemurnian

Minyak bercampur fiber, air, dan pasir yang dihasilkan setelah pengepresan di tampung dalam sand trap tank untuk 19

memisahkan pasir dan cairan minyak dengan cara proses pengendapan. Jika pasir sudah banyak akan di drill dan di buang ke fat pit, sedangkan cairan minyak di alirkan menuju vibrating screen. Di vibrating screen akan ada proses

pemisahan antara cairan minyak dan cake fiber. Cake fiber di pindahkan kembali ke digester dengan menggunakan screw conveyor dan fruit elevator sedangkan minyak dialirkan menuju

crude oil tank. Minyak dari crude oil tank (COT) masuk ke dalam buffer tank untuk dibagi kedalam tiga buah Continous

SettlingTank (CST) dan mengalami proses pengendapan dari kotoran dan lumpur dengan memanfaatkan gaya gravitasi, sehingga terbentuk lapisan-lapisan dimana lapisan paling atas adalah minyak dikarenakan perbedaan massa jenis. Minyak dari CST dialirkan dan ditampung ke dalam oil tank dan lumpurnya dialirkan dan ditampung di sludge tank.

Lumpur dari sludge tank selanjutnya dipompa menuju ke sand cyclone untuk dipisahkan antara larutan pasir dan cairan sludge yang masih mengandung minyak. Larutan pasir dari sand cyclone dialirkan ke sludge pit, sedangkan cairan sludge dari sand cyclone di alirkan ke buffer tank untuk memisahan antara cairan sludge dan ampas yang berupa gumpalan fat dan kotoran. Cairan sludge dialirkan ke sludge centrifuge sedangkan ampas yang berupa gumpalan lemak dan kotoran dialirkan menuju sludge pit. Cairan sludge yang ada di sludge separator akan dipisahkan kembali antara minyak dan cairan sludge. Dari sludge separator, minyak dialirkan ke crude oil tank dengan menggunakan pompa, sedangkan cairan sludge di buang ke sludge pit. Minyak yang dialirkan kembali menuju ke crude oil tank yang selanjutnya akan di alirkan kembali ke CST, dari CST akan mengikuti alur seperti semula.

Minyak yang telah diklarifikasi ditampung dalam oil tank dan terjadi pengendapan sedangkan minyaknya dialirkan menuju

purifier. Purifier akan menjernihkan minyak dan hasilnya dialirkan dengan pipa bertekanan menuju ke atas yaitu tangki vacuum dryer. Di dalam vacuum dryer minyak disemprotkan sehingga butir-butir air halus yang tersisa didalam minyak menguap karena panas dan dibebaskan ke udara. Minyak murni yang dihasilkan dari vaccum dryer selanjutnya dikumpulkan 20

dalam storage tank yang ada di belakang pabrik. Minyak dari storage tank akan di pompa ke oil dispatch apabila ada mobil truk tangki mengisi minyak untuk di distribusikan ke pembeli. IV.2.6 Stasiun Kernel

Proses produksi kerneldi PT. Karya Makmur Bahagia dimulai dilakukan di stasiun kernel yang dimulai dari proses Cake Breaker Conveyor (CBC) dimana conveyor tersebut mengangkut ampas yang merupakan hasil sampingan dari mesin press. Ampas tersebut terdiri dari fiber dan nut. Nut tersebut dimasukkan ke dalam mesin depericarper sebagai pemisah awal antara nut dan fiber. Nut akan dipisahkan lebih lanjut pada nut polishing drum untuk dipisahkan dari batu. Di dalam nut polishing drum menerapkan prinsip pemutaran separasi untuk memisahkan nut dengan batu. Kemudian nut yang telah terpisah masuk ke dalam secondary depericarper untuk dipisahkan kembali antara nut, fiber, dan batu. Nut yang telah terpisah dengan fiber naik ke atas menuju nut hopper. Nut yang masuk ke dalam nut hopper selanjutnya akan masuk ke

dalam ripple mill untuk dipecah cangkangnya. Nut yang telah dipecah masuk ke mesin LTDS 1 dan LTDS 2 yang saling terhubung untuk dipisahkan antara kernel, cangkang, dan fiber. Nut yang belum terpisah dengan kernel masuk ke dalam hydro cyclone untuk dipisahkan dengan prinsip pemutaran

menggunakan campuran air sehingga kernel lebih mudah terpisah dengan cangkang. Setelah dari hydro cyclone, produk yang keluar berupa kernel basah (wet kernel) dan kernel yang telah terpisah dengan cangkang di mesin LTDS dibawa

menggunakan screw conveyor untuk dikeringkan dalam kernel drier. Tujuannya yaitu mengurangi kandungan air dalam bahan sehingga produk akan menjadi lebih awet.

Pada proses Kernel Drier terdiri dari 2 tingkatan di

dalamnya. Tingkatan pertama untuk mengeringkan kernel dan menghilangkan air yang tertempel dalam bahan dengan

suhu70oC. Setelah dari tingkatan pertama kernel dialirkan untuk dimasukkan ke dalam tingkatan kedua. Pada tingkatan kedua kernel mengalami perlakuan pengeringan pada suhu80oC untuk mematangkan kernel sehingga mampu bertahan meski dalam 21

kondisi di bawah suhu yang tidak diharapkan. Setelah dari tahap tingkatan kedua kernel-kernel tersebut dialirkan melalui screw conveyor untuk dikirim ke bulk silo dengan menggunakan kernel elevator. Dari kernel elevator, kernel tersebut dikemas di dalam karung dan kemudian dikirim untuk di distribusikan.

22 TBS

Gambar IV.1 Diagram alir proses produksi crude palm oil dan kernel STERILIZER THRESSER DIGESTER Bunch Crusher PRESS

SAND TRAP TANK DEPERICARPER VIBRATING

SCREEN

CRUDE OIL TANK NUT SILO RIPPLE MILL LTDS 1 LTDS 2 CLAY BATH CLARIFIER TANK OIL TANK SLUDGE TANK

PURIFIER VACUUM DRAYER STORAGE

TANK Vibrating Screen Sand Cyclone Buffer Tank Centrifuge Fat Pit SHELL HOPPER KERNEL SILO KERNEL STORAGE 23

Dalam dokumen Teknologi Pangan dan yang id (Halaman 158-169)