• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

BAB 4

HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisi hasil penelitian, analisis, dan pembahasan penggunaan

pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) terhadap

keaktifan dan hasil belajar siswa.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Pembelajaran di Kelas Eksperimen

4.1.1.1Keterlaksanaan Pembelajaran PMRI Berdasarkan Dokumentasi

Pertemuan 1

Alokasi waktu pada pertemuan pertama adalah 3 jam pelajaran atau

105 menit. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran seperti terlihat dalam

kutipan berikut ini.

Keterangan:

G: Guru

SS: Semua Siswa

BS: Beberapa Siswa

X1,2,3: Siswa ke 1,2,3 sesuai dengan nomor absen

G: hari ini kita akan melanjutkan pelajaran kemarin yaitu tentang penjumlahan pecahan.

Penyampaian tujuan pembelajaran termasuk ke dalam salah satu

karakteristik PMRI yaitu penggunaan konteks. Interaktivitas terlihat ketika

guru mengajak siswa untuk bermain mencari pasangan

G : sebelum memulai pelajaran kita mau apa?nyanyi?main?. BS: yessss.

Kegiatan motivasi dilakukan dengan menggunakan permainan yaitu

permainan “Mencari Pasangan”.

Setiap siswa diberikan satu potongan kertas, lalu mereka mecari

teman yang sama warnanya kemudian potongan-potongan kertas tersebut

disusun menjadi sebuah bentuk lingkaran. Lingkaran yang telah disusun

menggambarkan sebuah bentuk pecahan. Setelah diketahui berapa nilai

pecahannya, maka itu digunakan sebagai nama kelompok. Seperti terlihat

dalam kutipan berikut ini

G: Jika kalian mendapat pecahan 50

100, maka nama kelompok kalian adalah 50

100paham?. S: Paham bu.

G: Dalam hitungan ketiga, ketua kelompok maju ke depan untuk mengambil media.

Gambar 4.1 Guru membimbing siswa menyusun pecahan

Setelah semua kelompok mendapatkan media, guru berkata.

G: “letakkan di tengah meja kalian dulu, baca soalnya kemudian selesaikan dengan menggunakan media tersebut”.

Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk menggunakan media

sesuai dengan ide kelompok masing-masing. Keterkaitan tampak pada saat

guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi sebelumnya. Hal ini

terlihat pada kutipan percakapan berikut ini,

G: “dalam bentuk pecahan yang atas dinamakan pembilang dan

yang bawah dinamakan penyebut”.

Siswa mengerjakan soal dengan cara menggambar obyek yang ada

pada setiap soal. Dengan cara seperti itu siswa merasa lebih mudah dalam

menyelesaikan permasalahan. Penggunaan model yaitu model for terlihat saat siswa membuat gambar yang lebih mudah dimengerti. Di akhir

pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.

Seperti terlihat dalam kutipan berikut ini,

G: hari ini kita telah belajar apa? SS: pecahan.

G: pecahannya diapakan? SS: dijumlahkan

G: Ya, penjumlahan pecahan”,guru menambahkan jawaban siswa.

G: Bagaimana cara menjumlahkan pecahan dengan penyebut sama?, tanya guru.

Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan merupakan

salah satu karakteristik PMRI yaitu pemanfaatan konstruksi siswa.

G: Siapa yang hari ini belajar dengan senang angkat tangan, tanya guru.

(Beberapa siswa terlihat mengangkat tangannya.)

G: Ya berarti kalian telah paham tentang penjumlahan berpenyebut sama.

Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama selesai, ditutup dengan

salam.

Pertemuan 2

Pertemuan kedua diawali dengan salam dan presensi. Siswa

mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru dengan baik.

G: Kalau kemarin kita sudah belajar penjumlahan pecahan dengan penyebut yang ??...yang??....yang?, tanya guru.

SS: yang sama.

G: Iya yang sama, hari ini kita akan belajar penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda

.

Penyampaian tujuan merupakan salah satu karakteristik PMRI yaitu

penggunaan konteks.Pemberian motivasi terlihat pada kutipan berikut ini,

G: sebelum belajar lebih lanjut,ini ada terang bulan tapi biar lebih seru kita nyanyi dulu ya,kita nyanyi yang mau dilombakan yaitu ambilkan bulan karna kita mau makan terang bulan ya.

Pemberian motivasi merupakan salah satu karakteristik PMRI yaitu

bertepuk tangan. Setelah selesai bernyanyi, guru bercerita mengenai roti

terang bulan.

G: Ibu memiliki kue terang bulan,ibu membagi terang bulan menjadi 6 potong lalu ibu memberikan 2 potongan kue itu kepada dika beberapa saat kemudian dika menerima 1 potong kue lagi dari kaka, berapa banyak bagian kue terang bulan yang dimiliki dika sekarang?

Guru menyajikan masalah kontekstual merupakan karakteristik

penggunaan konteks.

Dua siswa maju ke depan kelas untuk menyelesaikan permasalahan

dalam cerita yang telah disampaikan oleh guru. Untuk memudahkan siswa

menyelesaikan soal tersebut, ada sebuah roti terang bulan yang disediakan.

Guru berkata,

G: kalian akan dibagikan gambar terang bulan untuk membantu mengerjakan soal.

Mereka bebas menggunakan media tersebut untuk membantu

mendapatkan jawaban dari soal. Setelah dipastikan jawabannya tepat, guru Gambar 4.2 Siswa membantu guru

memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai soal yang tadi

diceritakan. Pada kegiatan ini muncul karakteristik penggunaan model.Ada

kelompok yang menggunakan cara lain dalam mengerjakan soal. Guru

memuji kelompok tersebut.

G: ya..bagus,kalian sudah menerapkan cara yang berbeda,kalian sudah menggunakan cara menyamakan penyebutnya.

Pemanfaatan konstruksi siswa merupakan salah satu karakteristik

PMRI. Interaktivitas terlihat ketika kelompok mempresentasikan hasil

pekerjaannya,

S: teman–teman kelompok kami menemukan jawabanya yaitu 3

4

bagian.

Karakteristik keterkaitan tampak ketika guru mengaitkan materi

penjumlahan pecahan dengan materi KPK.

G: sudah paham bagaimana cara menyamakan penyebutnya? 1

4 + 2

3

kok bisa ketemu 11

12 nah caranya dikali dengan KPK dari penyebutnya,penyebutnya berapa?, tanya guru.

Siswa bersama guru menyimpulkan pola penjumlahan pecahan

berpenyebut sama dan berpenyebut berbeda. Kegiatan tersebut

menunjukkan karakteristik pemanfaatan konstruksi siswa. Tampak pada

kutipan berikut ini,

G: nah kalau sudah Ibu akan mengulangi, kemarin kita sudah belajar mengenai pecahan yang berpenyebut sama dan sekarang kita sudah belajar menjumlahkan pecahan yang berpenyebut berbeda,jika menjumlah pecahan yang berpenyebut sama kita

tinggal menambahkan pembilangnya tetapi jika menjumlahkan dengan penyebut beda kita harus menyamakan penyebutnya terlebih dahulu dengan cara yang tadi,dengan apa anak – anak?.

S: dengan KPK. Pertemuan 3

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

G: sudah siap belajar? Hari ini kita masih akan belajar mengenai penjumlahan pecahan.

Penyampaian tujuan pembelajaran adalah penggunaan konteks pada

karakteristik PMRI. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengajak

siswa untuk bermain kuis cepet tepat. Tampak pada kutipan berikut ini,

G: kita akan kuis terlebih dahulu, nanti yang bisa menjawab akan ibu beri stiker bintang.

Kegiatan kuis ini merupakan bentuk motivasi belajar siswa yang

termasuk kedalam karakteristik interaktivitas. Siswa mendapatkan dua

buah soal yang harus dikerjakan. Soal yang pertama dikerjakan dengan

bantuan media papan pecahan dan soal yang kedua dikerjakan dengan cara

sendiri. Terlihat pada kutipan berikut ini

G: “yang nomor satu kalian kerjakan secara berkelompok

menggunakan papan pecahan, yang nomor dua tidak menggunakan

papan pecahan namun menggunakan cara kalian sendiri”.

Dari kutipan tersebut tampak karakteristik PMRI yaitu penggunaan

Pemanfaatan konstruksi siswa terlihat pada kutipan berikut ini,

G: kamu boleh menggunakan cara yang menurutmu lebih mudah tapi tidak harus menyuruh temanmu menggunakan cara yang sama karena mereka belum tentu paham dengan cara yang kamu gunakan.

Karakteristik keterkaitan tampak saat guru mengingat kembali materi

sebelum penjumlahan pecahan yaitu mengenai pecahan senilai.

Karakteristik tersebut terlihat pada kutipan berikut ini,

G: Nah otomatis kita mengulang pelajaran yang dulu di bawahnya ¾ berapa? 7/8 dibawahnya 7/8? 9/12. Berarti ini adalah pecahan yang?..yang?.

S: pecahan yang senilai.

G: karena berada pada garis yang sejajar.

Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan pembelajaran

pada hari ini. Terlihat pada kutipan berikut,

G:bahwa dalam pecahan diingat-ingat, jika pecahan itu berbeda jangan kalian langsung tambahkan dulu karena ibaratnya kalian

Gambar 4.3 Siswa menggunakan papan pecahan untuk membantu

akan mencampur 2 benda yang berbeda. Jika pecahan tersebut berbeda penyebutnya harus diapakan dulu?,tanya guru.

S: Disamakan dulu bu penyebutnya.

G:Ya,disamakan dulu penyebutnya. Kalian belajar lagi di rumah agar lebih lancar dalam berhitung.

Kutipan tersebut menunjukkan karakteristik PMRI yaitu

pemanfaatan konstruksi siswa.

Pertemuan 4

Pertemuan keempat diawali dengan salam dan penyampaian tujuan

pembelajaran. Kutipan berikut ini menunjukkan karakteristik penggunaan

konteks,

G:sudah ya ngobrolnya, dilanjutkan nanti. Hari ini matematika masih akan melanjutkan lagi tentang penjumlahan pecahan. Tetapi sebelum mulai ibu akan tanya lgi siapa yang masih bingung mengenai penjumlahan pecahan dengan beda penyebut?.

G:Tidak ada, sudah paham semua?oke.

Kegiatan motivasi dilakukan dengan mengadakan permainan “Papan Harga”. Terlihat pada kutipan berikut ini,

G: hari ini kita akan bermain tentang pecahan, bu guru mempunyai kertas setiap kertas ada tulisan masing-masing. Nanti setiap anak mendapat satu kertas. Kemudian bu guru akan membacakan suatu cerita, perhatikan cerita tersebut. Jika ibu membacakan angka, misalnya 2 maka kalian harus berkumpul membentuk angka 2.

Kegiatan motivasi ini merupakan bentuk interaktivitas. Keterkaitan

tampak ketika guru menyinggung kembali materi perkalian. Tampak pada

G: 4x3 5x6 itu harus sudah hafal di luar kepala, kalau masih menggunakan jari berarti kalian masih kelas berapa?, tanya guru. S: kelas 2 bu guru.

G: ya, harusnya sudah hafal di luar kepala itu.

Guru menunjuk satu siswa untuk maju ke depan mengerjakan soal.

Cara mengerjakan soal tersebut berbeda dengan yang lain kemudian gur

berkata

G: Rsm boleh menggunakan cara ini, karena kamu pahamnya menggunakan cara ini.

Kutipan tersebut menunjukkan karakteristik PMRI yaitu

pemanfaatan konstruksi siswa. Siswa bersama guru menyimpulkan pola

penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut berbeda. Siswa

diberikan kesempatan untuk bertanya. Guru menunjuk beberapa siswa dan

bertanya lagi mengenai pola penjumlahan pecahan yang telah dipelajari

sebagai penguatan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya. Setelah memastikan tidak ada yang bertanya, guru menutup

pembelajaran kali ini dengan salam.

4.1.1.2 Keterlaksanaan Pembelajaran PMRI Berdasarkan Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah

divalidasi ke ahli. Skor yang didapatkan akan dibandingkan dengan

kriteria keterlaksanaan yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan hasil

perhitungan data keterlaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen pada

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Data Keterlaksanaan Tiap Pertemuan Pertemuan ke Aspek Kegiatan Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 37 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 35 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 36 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 34

Total Skor Seluruh Pertemuan 142

Rata-rata Skor Seluruh Pertemuan 35,5

4.1.2 Deskripsi Pembelajaran di Kelas Kontrol

Pembelajaran di kelas kontrol menggunakan metode konvensional

yaitu metode ceramah. Kegiatan awal diawali dengan doa dan presensi.

Kemudian setelah itu guru mulai menjelaskan mengenai penjumlahan

pecahan berpenyebut sama. Setelah selesai menjelaskan, siswa

mengerjakan latihan soal yang ada di buku paket.

Soal dikerjakan sendiri-sendiri, tidak ada pembentukan kelompok

belajar. Bila ada yang kesulitan, siswa bertanya kepada guru. Setelah

selesai mengerjakan, siswa bersama guru mengoreksi hasil pekerjaan

mereka dan dinilai. Begitu juga dengan penjumlahan pecahan berbeda

penyebut, siswa mendengarkan penjelasan guru kemudian mengerjakan

soal latihan di buku paket. Tidak ada refleksi yang dilakukan oleh guru.

4.1.3 Data Hasil Belajar

Data hasil belajar dalam penelitian ini meliputi pretest dan posttest. Hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat pada

Tabel 4.2 Data Hasil BelajarKelas Eksperimen

Siswa Nilai Rata-Rata

Pretest Posttest 1 3,21 7,85 2 1,79 7,5 3 3,93 7,85 4 3,93 7,85 5 3,21 6,07 6 2,5 9,64 7 3,21 9,64 8 3,21 8,21 9 2,5 8,21 10 5,71 10 11 2,5 8,21 12 3,21 8,93 13 6,78 10 14 3,93 8,21 15 2,5 10 16 3,21 8,21 17 2,5 8,21 18 5,35 10 19 3,21 7,85 20 4,64 6,43 21 2,5 10 22 2,5 10 23 2,5 7,85 24 2,5 6,43 25 2,5 8,93 26 7,5 8,93 27 5,71 8,21 28 2,5 6,43 29 2,5 8,21 30 3,58 6,43

Data pretestdiperoleh pada tanggal 25 Februari 2014 sebelum siswa belajar mengenai penjumlahan pecahan. Data posttest diperoleh pada tanggal 5 Maret 2014 setelah siswa belajar materi penjumlahan pecahan

dengan menggunakan pendekatan PMRI. Di bawah ini merupakan data

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Kelas Kontrol

Siswa Nilai Rata-Rata

Pretest Posttest 1 3,92 7,14 2 1,78 5,71 3 3,21 7,14 4 3,92 6,78 5 1,78 5 6 3,92 6,42 7 2,5 7,14 8 3,92 6,78 9 3,21 5,71 10 2,5 6,78 11 3,21 9,28 12 3,92 5,71 13 2,5 7,14 14 3,92 5,35 15 2,5 7,85 16 3,21 6,78 17 3,21 5,35 18 3,92 10 19 3,21 5,71 20 2,5 5 21 1,78 6,42 22 3,92 5,35 23 3,21 6,42 24 3,92 5,71 25 5,71 6,78 26 1,78 5 27 2,5 6,78 28 1,78 8,92 29 3,21 5 30 3,21 5,71

Pembelajaran di kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Data

pretest di kelas kontrol diperoleh pada tanggal 11 Maret 2014 sedangkan data posttest diperoleh pada tanggal 17 Maret 2014.

4.1.4 Data Keaktifan

Data keaktifan pada penelitian ini diperoleh dari 2 instrumen, yaitu

kuesioner dan pengamatan. Di bawah ini akan dipaparkan data keaktifan

Tabel 4.4 Data Keaktifan Berdasarkan Kuesioner

Siswa Skor

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 59 62 2 70 58 3 60 63 4 59 68 5 59 56 6 67 60 7 65 66 8 68 64 9 58 62 10 68 61 11 55 58 12 66 56 13 64 59 14 61 65 15 59 64 16 60 61 17 56 61 18 70 63 19 64 63 20 67 57 21 56 61 22 64 56 23 62 66 24 57 56 25 66 63 26 65 59 27 68 58 28 63 62 29 64 73 30 59 65

Tabel di atas menunjukkan hasil kuesioner keaktifan di kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Data kuesioner tersebut nantinya akan

diolah berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Tabel 4.5 Data Keaktifan Berdasarkan Pengamatan di Kelas Eksperimen pada

Tiap Pertemuan Siswa Skor Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 1 6 7 6 9 2 8 6 6 8

3 6 6 9 10 4 6 5 7 6 5 8 7 8 9 6 8 5 7 9 7 7 8 8 9 8 8 6 6 7 9 7 7 6 7 10 8 7 6 9 11 7 5 6 6 12 6 5 6 8 13 8 7 6 10 14 8 5 6 7 15 7 5 6 8 16 7 7 9 11 17 9 9 9 10 18 8 5 6 6 19 6 6 6 7 20 8 6 6 10 21 5 7 9 9 22 7 6 8 9 23 6 9 8 8 24 8 6 6 7 25 6 6 7 6 26 10 7 7 10 27 10 10 10 10 28 8 8 9 10 29 8 7 7 9 30 8 9 8 9

Tabel di atas merupakan data keaktifan berdasarkan pengamatan di

kelas eksperimen pada tiap pertemuan. Data keaktifan tersebut kemudian

dianalisis berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Di bawah ini

dipaparkan data keaktifan berdasarkan pengamatan di kelas kontrol pada

tiap pertemuan.

Tabel 4.6 Data Keaktifan Berdasarkan Pengamatan di Kelas Kontrol pada Tiap

Pertemuan

Siswa Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

1 5 8 6 2 6 9 7 3 6 5 7 4 7 6 8 5 7 8 6 6 5 5 5

7 8 5 9 8 6 7 7 9 7 8 6 10 6 6 8 11 7 9 6 12 5 7 6 13 8 5 7 14 7 8 9 15 9 7 8 16 10 9 6 17 9 6 7 18 6 5 7 19 8 8 8 20 7 7 7 21 5 9 9 22 9 7 6 23 10 10 7 24 7 9 9 25 8 8 10 26 6 6 7 27 6 8 8 28 7 7 9 29 9 9 8 30 6 7 9

Tabel di atas adalah hasil perhitungan pengamatan keaktifan di kelas

kontrol pada tiap pertemuan. Analisis keaktifan melalui pengamatan ini

kemudian dianalisis dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan.

Dokumen terkait