KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD N BERBAH 2 SLEMAN PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh: Wahyu Dwi Astuti
NIM: 101134087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEAKTIFAN DAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD N BERBAH 2 SLEMAN PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Wahyu Dwi Astuti
NIM: 101134087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN MOTTO
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa
bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis, dan pada
kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri
yang tersenyum.
(Mahatma Gandi)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
menyerah.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Allah SWT
Bapak yang telah tenang berada di surga
Ibu yang selalu memberikan dukungan dan semangat
Kakak dan ponakanku tercinta
Sahabat dan teman-temanku
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis yang saya buat
ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan daftar pustaka selayaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2 Juni 2014
Penulis
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Wahyu Dwi Astuti
NIM : 101134087
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD N BERBAH 2 SLEMAN PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN”
Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma baik
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu ijin dari saya atau memberi royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 2 Juni 2014
Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
Astuti, Wahyu Dwi. 2014. Keefektifan pendekatan PMRI terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV SD N Berbah 2 Sleman pada pembelajaran Matematika materi penjumlahan pecahan. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat keefektifan penggunaan pendekatan PMRI terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan pecahan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan tipe Non Equivalen Control Group Design.Penelitian ini dilakukan di SD N Berbah 2 Sleman, tanggal 26 Februari 2014 sampai dengan tanggal 5 Maret 2014. Populasi penelitian sebanyak 60 siswa yaitu 30 siswa kelas 4A sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa kelas 4B sebagai kelas kontrol. Data penelitian dibedakan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif. Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran PMRI serta mengetahui keaktifan dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan PMRI pada pembelajaran matematika materi penjumlahan pecahan memperoleh rata-rata skor 35,5 yang masuk dalam kategori terlaksana. Keefektifan PMRI berdasarkan hasil belajar diperoleh berdasarkan pengujian posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui Independent Sample T-test diperoleh taraf signifikansi 2-tailed
sebesar 0,00 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Keefektifan pendekatan PMRI diperoleh melalui uji One Tailed yang menunjukkan thitung lebih besar dari ttabel
yaitu sebesar 5,679. Pendekatan PMRI juga efektif terhadap keaktifan siswa. Siswa yang sangat aktif di kelas eksperimen mencapai 36,6% sedangkan di kelas kontrol hanya 20%..
ix ABSTRACT
Astuti, Wahyu Dwi. 2014. The effectiveness of PMRI approach on the activity and learning results of 4th grade students of SD N Berbah 2 Sleman in the learning of mathematics with the material of fraction summation. Thesis. Yogyakarta. Elementary School Teacher Education, Sanata Dharma University.
The purpose of this research was to know the effectiveness of using PMRI approach on the activity and learning results of students in the subject of mathematics with the material of fraction summation.
This research was quasi-experimental research with NonEquivalen Control Group Design type. This research was performed in SDN Berbah 2 Sleman, from 26th February 2014 to 5th March . Research population amounted to 60 students that is 30 students from 4A class treated as experimental class and 30 students from 4B class treated as control class. Data are differentiated into quantitative and qualitative data. Research was conducted to descripe PMRI implementation data, data on student learning results with the results of pretest-posttest , and the activity data based on observation and questioner.
Results showed that the implementation of PMRI in the mathematical learning with the material of fraction summation had the average score of 35,5 which was included in the category of implemented. The effectiveness of PMRI based on learning results was obtained by performing posttest to the experimental and control class through Independent Sample T-test. The results obtained was in the form of signification (2 –tailed) as many as 0,00 indicating that there were significant differences between posttest of experiment class and that of control class. The effectivity of PMRI approach was obtained through
one tail which t-test is greater from t-tabel those these are amounting to 5,79. The PMRI approach was also effective on the activity of students. Students which were very active in experimental class mounted to 36,6% while in control class only 26 %.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Keefektifan Pendekatan PMRI Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV SD N Berbah 2 Sleman Pada Pembelajaran Matematika Materi
Penjumlahan Pecahan” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan
bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ,. SS., BST., MA., ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku pembimbing I yang selalu sabar
memberikan bimbingan, semangat, dan bantuan.
4. Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc., selaku pembimbing II yang
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
bimbingan, masukan, dan kritik yang sangat berharga.
5. Para dosen validator Elisabeth Desiana Mayasari, S.Pd., M.A., Brigitta
Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi., dan Irene Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.
yang telah melakukan validasi instrumen yang dibutuhkan dalam
penelitian ini sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
6. Sekretariat PGSD yang telah membantu dalam membuat surat perijinan.
7. Suhartini, S.Pd. selaku kepala sekolah SD N Berbah 2 Sleman yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.
8. Rina Kurniasih, S.Pd. dan Sri Wahyuni Widayati, S.Pd. selaku guru kelas
IV SD N Berbah 2 Sleman yang telah memberikan kesempatan untuk
xi
9. Siswa kelas IV SD N Berbah 2 Sleman yang telah membantu kegiatan
penelitian.
10.Ibu dan almarhum bapak yang telah memberikan doa dan semangat.
11.Kakak dan ponakan (Eva & Kenzi) yang telah memberikan dukungan.
12.Huda Restu Pramudhita yang selalu memberikan dukungan, masukan, dan
semangat.
13.Teman-teman seperjuangan (Vivi, Yenny, Meyta, Hananta, Esti, Rizki,
Wulan, dan Tina).
14.Rosalia Pratiwi Mahandani, Wahyu Shintianingsih, Diah Wulansari, dan
Putri El Pareka yang telah memberikan motivasi dan dukungan.
15.Teman-teman kelas E angkatan 2010 yang telah memberikan keceriaan
dan pengalaman-pengalaman baru.
16.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat di sebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi yang membacanya.
Penulis,
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN MOTTO ...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi
LEMBER PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...vii
ABSTRAK ...viii
ABSTRACT ...ix
KATA PENGANTAR ...x
DAFTAR ISI ...xii
DAFTAR TABEL ...xiv
DAFTAR GAMBAR ...xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...xvii
BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Batasan Permasalahan ... 4
1.3 Rumusan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.6 Definisi Operasional ... 6
BAB 2: LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Matematika ... 8
2.1.2 Pecahan ... 9
2.1.3 Keaktifan ... 10
2.1.4 Hasil Belajar ... 13
2.1.5 Keefektifan Pembelajaran ... 14
xiii
2.2 Penelitian yang Relevan ... 20
2.3 Kerangka Berpikir ... 25
2.4 Hipotesis Penelitian ... 26
BAB 3: METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 27
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 28
3.3 Populasi dan Sampel ... 28
3.4 Variabel Penelitian ... 29
3.5 Data Penelitian ... 30
3.6 Instrumen Penelitian ... 31
3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 36
3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.9 Teknik Analisis Data... 39
BAB 4: HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 46
4.1.1 Deskripsi Pembelajaran di Kelas Eksperimen ... 46
4.1.2 Deskripsi Pembelajaran di Kelas Kontrol ... 56
4.1.3 Data Hasil Belajar ... 56
4.1.4 Data Keaktifan ... 59
4.2 Analisis Data ... 62
4.2.1 Analisis Data Keterlaksanaan PMRI ... 62
4.2.2 Analisis Data Hasil Belajar ... 68
4.2.3 Analisis Data Keaktifan ... 78
4.3 Pembahasan ... 89
4.4 Keterbatasan Penelitian ... 94
BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 95
5.2 Saran ... 97
xiv
DAFTAR TABEL
Judul Tabel Halaman
3.1 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan ... 31
3.2 SK dan KD Penelitian ... 32
3.3 Kisi-Kisi Soal ... 32
3.4 Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Keaktifan ... 34
3.5 Kisi-Kisi Kuesioner ... 35
3.6 Hasil Perhitungan Validitas... 36
3.7 Hasil Perhitungan Reliabilitas ... 37
3.8 Kriteria Penilaian Kuesioner ... 43
3.9 Rentang Skor Keaktifan ... 44
3.10 Rentang Skor Pengamatan Keaktifan ... 44
3.11 Rentang Skor Keterlaksanan ... 44
4.1 Hasil Perhitungan Data Keterlaksanaan Tiap Pertemuan ... 56
4.2 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 57
4.3 Data Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 58
4.4 Data Keaktifan Berdasarkan Kuesioner ... 59
4.5 Data Keaktifan Berdasarkan Pengamatan di Kelas Eksperimen... 59
4.6 Data Keaktifan Berdasarkan Pengamatan di Kelas Kontrol ... 60
4.7 Hasil Perhitungan Data Keterlaksanaan ... 67
4.8 Hasil Uji Normalitas ... 68
xv
4.10 Hasil Perbandingan Rata-Rata Pretest ... 71
4.11 Hasil Perbandingan rata-rata pretest ke posttest ... 72
4.12 Hasil Perbandingan nilai rata-rata Posttest ke Posttest ... 75
4.13 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ... 76
4.14 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol ... 77
4.15 Hasil Perhitungan persentase KKM ... 78
4.16 Data Keaktifan Berdasarkan Kuesioner di Kelas Eksperimen ... 79
4.17 Data Keaktifan Berdasarkan Kuesioner di Kelas Kontrol ... 80
4.18 Hasil Perhitungan Kuesioner Keaktifan ... 81
4.19 Data Keaktifan Berdasarkan Pengamatan di Kelas Eksperimen ... 82
4.20 Data Keaktifan Berdasarkan Pengamatan di Kelas Kontrol ... 84
4.21 Hasil Perhitungan Pengamatan Keaktifan di Kelas Eksperimen ... 86
xvi
DAFTAR GAMBAR
Judul Gambar Halaman
2.1 Literature Map Penelitian Terdahulu ... 24
3.1 Desain Penelitian ... 27
4.1 Guru Membimbing Siswa Menyusun Pecahan ... 47
4.2 Siswa Membantu Guru Memotong Kue Terang Bulan... 50
4.3Siswa Menggunakan Papan Pecahan ... 53
4.4 Persentase Ketuntasan KKM di Kelas Eksperimen ... 77
4.5 Persentase Ketuntasan KKM di Kelas Kontrol ... 78
4.6 Persentase Kuesioner di Kelas Eksperimen ... 80
4.7 Persentase Kuesioner di Kelas Kontrol ... 81
4.8 Rerata Keaktifan Berdasarkan Pengamatan di Kelas Eksperimen ... 86
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Judul Lampiran Halaman
Lampiran 1 Silabus ... 1
Lampiran 2 RPP Pertemuan 1 ... 16
Lampiran 3 RPP Pertemuan 2 ... 27
Lampiran 4 RPP pertemuan 3 ... 37
Lampiran 5 RPP Pertemuan 4 ... 47
Lampiran 6 RPP Kontrol ... 57
Lampiran 7 Bahan Ajar ... 61
Lampiran 8 LKS Pertemuan 1... 78
Lampiran 9 LKS Pertemuan 2... 82
Lampiran 10 LKS Pertemuan 3... 86
Lampiran 11 LKS Pertemuan 4... 89
Lampiran 12 Evaluasi Pertemuan 1 ... 104
Lampiran 13 Evaluasi Pertemuan 2 ... 105
Lampiran 14 Evaluasi Pertemuan 3 ... 106
Lampiran 15 Soal Pretest dan Posttest ... 107
Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1 ... 109
Lampiran 17 Kunci Jawaban Soal Evaluasi 2 ... 110
Lampiran 18 Kunci Jawaban Soal Evaluasi 3 ... 111
Lampiran 19 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ... 112
Lampiran 20 Lembar Kuesioner ... 114
Lampiran 21 Lembar Observasi Keaktifan ... 117
Lampiran 22 Lembar Keterlaksanaan ... 119
Lampiran 23 Rangkuman Hasil Validasi Ahli ... 121
Lampiran 24 Hasil Validasi Lembar Kuesioner... 122
Lampiran 25 Hasil Validasi Lembar Observasi Keaktifan ... 135
xviii
Lampiran 27 Transkripsi Pertemuan 1 ... 143
Lampiran 28 Transkripsi Pertemuan 2 ... 164
Lampiran 29 Transkripsi Pertemuan 3 ... 173
Lampiran 30 Transkripsi Pertemuan 4 ... 179
Lampiran 31 Hasil Pengerjaan LKS 1 ... 183
Lampiran 32 Hasil Pengerjaan LKS 2 ... 187
Lampiran 33 Hasil Pengerjaan LKS 3 ... 191
Lampiran 34 Hasil Pengerjaan LKS 4 ... 193
Lampiran 35 Hasil Evaluasi Pertemuan 1 ... 195
Lampiran 36 Hasil Evaluasi Pertemuan 3 ... 196
Lampiran 37 Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 197
Lampiran 38 Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 199
Lampiran 39 Hasil Posttest Kelas Kontrol... 201
Lampiran 40 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 204
Lampiran 41 Hasil Kuesioner Kelas Eksperimen ... 205
Lampiran 42 Hasil Kuesioner Kelas Kontrol ... 208
Lampiran 43 Hasil Observasi Keaktifan Kelas Eksperimen ... 211
Lampiran 44 Hasil Observasi Keaktifan Kelas Kontrol ... 213
Lampiran 45 Hasil Keterlaksanaan Pertemuan 1 ... 215
Lampiran 46 Hasil Keterlaksanaan Pertemuan 2 ... 217
Lampiran 47 Hasil Keterlaksanaan Pertemuan 3 ... 219
Lampiran 48 Hasil Keterlaksanaan Pertemuan 4 ... 221
Lampiran 59 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 223
Lampiran 60 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ... 224
Lampiran 61 Uji Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretest ... 225
Lampiran 62 Uji Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretest Posttest ... 226
Lampiran 63 Uji Pengaruh Perlakuan ... 227
xix
Lampiran 65 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ... 229
1 BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional
yang digunakan dalam penelitian ini.
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi manusia karena
tujuan dari pendidikan adalah memperoleh pengalaman yang berguna
untuk mampu memecahkan masalah-masalah baru dalam kehidupan
individual maupun sosial (Tatang, 2012 :34). Salah satu cara mendapatkan
pendidikan yaitu dengan sekolah. Melalui sekolah, anak akan mengolah
pengalamannya sendiri dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pengertian
belajar menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan mempunyai peran penting
dalam mendukung proses belajar siswa.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada
semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi (Susanto, 2013:184). Belajar matematika merupakan
suatu hal yang penting bagi setiap individu karena matematika mempunyai
dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan angka yaitu
mengukur, menghitung, dan lain-lain sesuai dengan pernyataan Hans
Freudental (dalam Marsigit, 2008), matematika merupakan aktivitas insani
dan harus dikaitkan dengan realitas.
Salah satu kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran
matematika di sekolah dasar adalah melakukan operasi hitung
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian beserta operasi
campurannya, termasuk yang melibatkan pecahan (Susanto, 2013:189).
Untuk mencapai tujuan dari kompetensi tersebut seorang guru hendaknya
mampu menggunakan suatu pendekatan yang sesuai. Guru mampu
menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa membangun
konsep-konsep matematika secara aktif. Hal ini didukung oleh teori belajar
menurut Bruner (dalam Slameto, 2010:11) bahwa dalam proses belajar
hal yang harus dipentingkan adalah partisipasi aktif tiap siswa.
Pembelajaran matematika seharusnya mengaitkan konsep-konsep
matematika dengan pengalaman siswa sehari-hari agar pembelajaran
menjadi bermakna. Kebermaknaan dalam pembelajaran akan membuat
siswa lebih semangat dalam belajar. Pendekatan yang berorientasi pada
pengalaman siswa sehari-hari adalah Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI). PMRI merupakan salah satu pendekatan pembelajaran
yang berorientasi pada siswa. Matematika merupakan aktivitas manusia
dan harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks kehidupan
sehari-hari (Susanto, 2013:205). Pendekatan Matematika Realistik Indonesia ini
Berdasarkan pengamalan peneliti saat kegiatan probaling dan PPL,
ada siswa yang mengungkapkan bahwa matematika itu sulit karena banyak
rumus yang harus dihafalkan. Sumarmo (dalam Susanto, 2013:191)
mengemukakan bahwa hasil belajar matematika sekolah dasar belum
memuaskan. Hal ini karena adanya kesulitan belajar yang dihadapi siswa
dan kesulitan yang dihadapi guru saat mengajarkan matematika. Padahal
guru menempati posisi kunci dalam menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal (Susanto, 2013: 186).
Peneliti melakukan observasi di kelas 4 SD N Berbah 2 Sleman saat
pembelajaran matematika berlangsung. Berdasarkan hasil observasi
tersebut, peneliti memperoleh fakta bahwa guru menyampaikan materi
dengan metode ceramah. Guru menjelaskan materi dengan menulisnya di
papan tulis kemudian setelah selesai siswa mencatat di buku
masing-masing. Guru terkesan hanya menjelaskan langkah-langkah
penyelesaiannya tanpa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
siswa. Hal ini berdampak pada saat siswa mengerjakan soal latihan.
Banyak siswa yang masih salah saat mengerjakan sehingga guru harus
menjelaskan kembali materi tersebut. Beberapa siswa sudah aktif bertanya
kepada guru saat mengalami kesulitan, namun ada juga siswa yang pasif
dan hanya diam saja.
Hasil observasi tersebut menguatkan pendapat peneliti bahwa
pembelajaran matematika seharusnya mengaitkan konsep dengan
pembelajaran matematika materi penjumlahan pecahan dengan
menerapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI). Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian tahun lalu oleh Nofi
Rumianti yang berjudul Implementasi perangkat pembelajaran
penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD N
Daratan Minggir Sleman. Peneliti melakukan penelitian dengan judul
“Keefektifan pendekatan PMRI terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa
kelas IV SD N Berbah 2 Sleman pada pembelajaran Matematika materi
penjumlahan pecahan”.
1.2 Batasan Permasalahan
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil
belajar dari segi kognitif. Sasaran penelitian adalah siswa kelas IV SD N
Berbah 2 Sleman pada saat pembelajaran matematika materi penjumlahan
pecahan Standar Kompetensi 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan
masalah dan Kompetensi Dasar 6.3 Menjumlahkan pecahan. Materi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penjumlahan pecahan dengan
penyebut sama dan berbeda.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan PMRI di kelas 4 SD N Berbah 2
Sleman?;
2. Apakah penggunaan pendekatan PMRI efektif dalam pembelajaran
matematika materi pecahan di kelas 4 SD N Berbah 2 Sleman?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan PMRI di kelas 4 SD N Berbah 2 Sleman;
2. Mengetahui keefektifan penggunaan pendekatan PMRI pada
materi pecahan di kelas IV SD N Berbah 2 Sleman.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi berbagai
pihak. Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan mengenai
pendekatan PMRI.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, diharapkan peneliti mampu menambah
pengalamannya, mampu menggunakan pendekatan yang efektif dengan
materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
b. Bagi Program Studi
Penelitian ini dapat menambah referensi skripsi yang ada di
perpustakaan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma.
c. Bagi guru sekolah dasar
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi guru
kelas IV terutama pada pelajaran matematika untuk menggunakan
pendekatan PMRI.
1.6 Definisi Operasional
1. Keefektifan pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran
yang ditetapkan oleh guru, dilihat melalui hasil belajar dan keaktifan
siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan.
2. PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) adalah suatu
pendekatan yang diadaptasi dari RME, diselaraskan dengan kondisi
budaya, geografi, dan kehidupan masyarakat Indonesia.
3. Keaktifan adalah bentuk keterlibatan siswa baik secara fisik maupaun
4. Hasil belajar adalah perubahan yang didapatkan siswa melalui proses
belajar dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
5. Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang penting untuk dipelajari
sehingga mampu memecahkan masalah sehari-hari dan mampu
memajukan daya pikir manusia itu sendiri.
6. Pecahan adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
𝑎
𝑏, dengan a dan b merupakan bilangan bulat, b tidak sama dengan nol
8 BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bagian landasan teori ini dibahas beberapa hal terkait dengan
teori-teori dalam penelitian. Landasan teori-teori ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kajian
pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Matematika
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan beragumentasi serta memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari (Susanto, 2013:184).
Sementara Kurikulum 2006menyatakan bahwa matematika merupakan
ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya
pikir manusia. Sedangkan matematika menurut Soedjadi (2000:24) adalah
cabang ilmu eksak dan terorganisir secara sistematik yang mencakup
tentang bilangan dan kalkulasi, penalaran logis, tentang fakta kuantitatif,
masalah tentang ruangan, bentuk, mengenai struktur yang logik serta
memiliki aturan yang ketat.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
matematika adalah suatu disiplin ilmu yang penting untuk dipelajari
sehingga mampu memecahkan masalah sehari-hari dan mampu
matematika di sekolah dasar menurut Depdiknas (dalam Susanto, 2013 :
190) adalah:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan atau pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan
menafsirkan soluasi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
2.1.2 Pecahan
Pecahan merupakan salah satu materi pokok dalam mata pelajaran
matematika pada satuan pendidikan SD/MI untuk aspek bilangan.
Heruman (2010:43) menyebutkan bahwa pecahan adalah suatu bilangan
rasional yang menyatakan bagian dari suatu benda yang utuh. Sedangkan
Sukayati (2003:1) berpendapat bahwa pecahan adalah bagian dari bilangan
rasional yang ditulis dalam bentuk 𝑎
𝑏 dengan a dan b merupakan bilangan
Marsigit (2009:23) menjelaskan bahwa pecahan adalah bilangan
yang dinyatakan dalam bentuk a/b, dengan a dan b adalah bilangan bulat, b
tidak samadengan 0, dan bukan faktor dari a. Bilangan a disebut
pembilang dan b disebut penyebut. B tidak sama dengan 0 karena b
merupakan unit dasar keutuhan, jika 0 berarti tidak ada unit lengkap yang
dapat digunakan untuk membandingkan bagian-bagian lain.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pecahan
adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk 𝑎
𝑏, dengan a
dan b merupakan bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol.
2.1.2.1 Operasi Penjumlahan Pecahan
Sukayati (2003:12) menyebutkan bahwa operasi penjumlahan pada
pecahan dibagi menjadi 2 yaitu penjumlahan pecahan dengan penyebut
sama dan penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda.
1. Penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dapat dilakukan dengan
menjumlahkan pembilangnya, sedangkan penyebutkan tetap.
2. Penjumlahan pecahan yang berpenyebut tidak sama dilakukan dengan
menyamakan penyebutnya terlebih dahulu yaitu dengan mencari
pecahan senilainya atau mencari KPK dari kedua penyebut.
2.1.3 Keaktifan
Poerwaminta (1996:26) menyatakan bahwa keaktifan adalah
kegiatan, aktivitas, kesibukan. Glasgow (dalam Gora dan Sunarto,
untuk mengambil tanggung jawab besar dalam proses belajarnya sendiri.
Keaktifan dalam pembelajaran memfokuskan pada tanggung jawab proses
pembelajaran pada si pelajar. Dimyati dan Mudjiono (1996:62)
menyatakan bahwa keaktifan adalah keadaan siswa saat mencari,
memperoleh, dan mengolah belajarnya sendiri.
Dimyati dan Mudjiono (2006:45) mengatakan bahwa keaktifan
dalam proses pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam, mulai
dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Dari kegiatan fisik berupa
membaca, mendengar, menulis, serta berlatih keterampilan-keterampilan.
Sedangkan contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah
pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan suatu konsep dengan yang lain serta
menyimpulkan.Bruner (dalam Utami,2010) berpendapat bahwa
pengetahuan yang diperoleh melalui aktivitas langsung akan cenderung
bertahan lama (lama untuk diingat) daripada pengetahuan yang diperoleh
melalui aktivitas mendengarkan (hafalan).
Berdasarkan paparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa keaktifan
adalah bentuk keterlibatan siswa baik secara fisik maupaun psikis selama
proses pembelajaran berlangsung.
2.1.3.1 Indikator Keaktifan
Daryanto dan Rahardjo (2012: 4) menjelaskan indikator keaktifan
terdiri dari: 1) partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, seperti:
melaksanakan kegiatan belajar, dan partisipasi siswa dalam mengambil
keputusan, 2)interaksi siswa dengan antar individu seperti guru atau siswa
lainnya, seperti dalam kegiatan berkomunikasi, dan 3) siswa menangani
atau menyelesaikan masalah pribadi baik yang berhubungan ataupun tidak
berhubungan dengan pelajaran.
Sanjaya (2006: 140), indikator keaktifan terlihat dari keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran. Keterlibatan tersebut antara lain:
keterlibatan fisik, mental, emosional, maupun intelektual. Contoh
keterlibatan siswa antara lain: 1) siswa memperhatikan guru ketika
menjelaskan pelajaran, 2) siswa menyelesaikan setiap tugas yang
diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, 3) siswa melakukan
kerjasama atau diskusi dalam kelompok, 4)siswa terlibat dalam kegiatan
mencari sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran 5) siswa
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia dalam belajar, 6) siswa
menjawab dan mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun siswa lainnya
dalam pembelajaran, 7) siswa berusaha memecahkan masalah yang
diajukan atau timbul selama proses pembelajaran, dan 8) keterlibatan
siswa dalam mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukan
Nana Sudjana (2009: 61), menjelaskan kegiatan yang menunjukkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yaitu: 1) siswa turut serta
dalam melaksanakan tugas belajar dalam proses belajar, 2) siswa terlibat
dalam pemecahan dalam kegiatan belajar, 3) siswa bertanya kepada siswa
lain atau guru apabila tidak mengalami persoalan yang dihadapinya, 4)
pemecahan persoalan yang sedang dihadapinya, 5) siswa melaksanakan
diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, 6) siswa melatih diri
dalam memecahkan masalah atau soal dalam kegiatan belajar, dan 7) siswa
menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli tersebut maka peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa indikator keaktifan siswa adalah sebagai
berikut. 1) aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama proses
pembelajaran, 2) partisipasi atau keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran, 3) interaksi dalam proses pembelajaran, baik antara siswa
dengan siswa ataupun siswa dengan guru, dan 4) interaksi dalam proses
pembelajaran, baik antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru
2.1.4 Hasil Belajar
2.1.4.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Sementara
Wina Sanjaya (2003:27) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan
gambaran siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman
belajar dalam suatu kompetensi dasar. Hasil belajar adalah hasil akhir
setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam
bentuk perubahan yang diamati dan diukur.
Nawawi (dalam Susanto 2013:5) mengartikan hasil belajar sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
sejumlah materi pelajaran tertentu. Sedangkan Sudjana (2009: 81)
menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan ukuran kuantitatif yang
mewakili kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Hasil belajar
menunjukkan suatu hasil atau nilai yang diperlihatkan siswa menempuh
pengalaman belajarnya. Hal itu mengungkapkan bahwa hasil belajar
tersebut menunjukkan seseorang yang telah mengalami suatu proses
belajar-mengajar akan memperoleh suatu perubahan dalam dirinya,
terutama perbuatan, dan orang yang mengalami perubahan tersebut
dianggap telah memperoleh hasil belajar.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan yang didapatkan siswa melalui proses belajar
berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
2.1.5 Keefektifan Pembelajaran
Keefektifan berasal dari kata efektif. Asmani (2010:61)
menyebutkan bahwa efektif berarti proses pembelajaran tersebut bermakna
bagi siswa. Keadaan aktif dan menyenangkan tidak cukup jika proses
pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2007:284) kata efektif mempunyai arti ada efek,
pengaruh, atau akibat, selain itu efektif juga diartikan dapat membawa
hasil, atau berhasil guna.
Daryanto (2013:167) menyebutkan bahwa pembelajaran dikatakan
dengan lingkungannya. Sementara Susanto (2013: 185) menyatakan bahwa
pembelajaran efektif merupakan tolak ukur keberhasilan guru dalam
mengelola kelas. Sedangkan Sadiman (dalam Trianto, 2009:20)
menyebutkan bahwa keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang
diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Keefektifan bisa
diartikan tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau
usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
keefektifan pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran yang
ditetapkan oleh guru, dilihat melalui hasil belajar dan keaktifan siswa
selama proses pembelajaran yang dilakukan.
2.1.6 Pendekatan PMRI
2.1.6.1 Pendekatan Pembelajaran
Gulo dalam Siregar (2010:75) mengemukakan bahwa pendekatan
pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa
berinteraksi dengan lingkungannya. Wallace (dalam Asmani, 2010:31)
menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran dibagi menjadi 2, yaitu
pendekatan konservatif dan pendekatan liberal. Pendekatan konservatif
memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagaiman
umumnya yaitu guru mengajarkan materi kepada siswanya. Pendekatan
liberal adalah pendekatan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya
Menurut peneliti, pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan
mengenai proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berkreasi secara terbimbing ataupun secara mandiri.
2.1.6.2 Pengertian PMRI
Suryanto (2010:37) menyatakan bahwa Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia adalah pendidikan matematika sebagai adaptasi dari
RME yang diselaraskan dengan kondisi budaya, geografi, dan kehidupan
masyarakat Indonesia. Pendekatan pembelajaran tersebut menekankan
pada penemuan konsep-konsep atau prosedur-prosedur dalam matematika
melalui masalah-masalah kontekstual. Pada kegiatan pembelajaran siswa
aktif membangun pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya berperan
sebagi fasilitator. Wijaya (2012:21) menyatakan bahwa dalam Pendidikan
Matematika Realistik, permasalahan realistik digunakan sebagai fondasi
dalam membangun konsep matematika atau sumber dalam pembelajaran
(a source for learning ).
Berdasarkan paparan ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia adalah suatu pendekatan yang
diadaptasi dari Realistic Mathematic Education (RME) dan disesuaikan
2.1.6.3 Prinsip-Prinsip Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
PMRI mempunyai beberapa prinsip, yaitu:
a) Guided Reinvention (Penemuan Kembali secara Terbimbing)
Prinsip ini menekankan pada “penemuan kembali” secara
terbimbing. Melalui masalah yang realistik (yang dapat dibayangkan atau
dipahami siswa), siswa diberi kesempatan untuk membangun dan
menemukan kembali ide-ide dan konsep matematis (Suryanto, 2010:42).
Siswa seolah-olah berperan sebagai seorang penemu dan guru hanya
berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa mencapai tujuan
pembelajaran.
b) Progressive Mathematization (Matematisasi Progresif)
Prinsip ini menekankan proses matematisasi. Matematisasi bisa
diartikan sebagai proses mematematikakan suatu konteks, yaitu proses
menerjemahkan suatu konteks menjadi konsep matematika (Wijaya,
2011:32). Dikatakan progresif karena terdiri atas dua langkah yang
berurutan, yaitu (i) matematisasi horisontal dan (ii) matematisasi vertikal.
Matematisasi horisontal adalah suatu proses mematematikakan suatu
konteks yang berawal dari masalah kontekstual dan berakhir pada
matematika formal. Sedangkan matematisasi vertikal adalah suatu proses
mematematikakan konteks dari matematika formal ke matematika formal
c) Didactial Phenomenology (Fenomenologi Didaktis )
Prinsip ini menekankan fenomena pembelajaran yang bersifat
mendidik dan menekankan pentingnya masalah kontekstual untuk
memperkenalkan topik-topik matematika kepada siswa (Suryanto,
2010:42). Tujuan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
PMRI adalah pengalaman belajar yang bermakna, proses yang bermakna
dan sikap positif terhadap matematika. Pembelajaran tidak lagi berpusat
kepada guru tetapi berpusat pada siswa.
d) Self Development Model (Membangun Sendiri Model)
Terdapat 2 model dalam pendekatan PMRI, yaitu model of dan
model for.Model of masih bisa disebut dengan matematika informal
(Suryanto, 2010:43). Model of memberikan informasi dari masalah yang
kontekstual atau erat dengan sesuatu yang bersifat konkret. Sedangkan
model for adalah model yang sudah sangat erat dengan matematika formal.
2.1.6.4 Karakteristik PMRI
PMRI mempunyai 5 prinsip, yaitu:
a) Penggunaan Konteks
Konteks yang dimaksud adalah lingkungan siswa yang nyata baik
aspek budaya maupun aspek geografis (Suryanto, 2010:44). Konteks atau
permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran
matematika (Wijaya, 2012:21). Suatu masalah dikatakan realistik apabila
Penggunaan konteks pada awal pembelajaran berfungsi untuk
membantu siswa menemukan konsep. Penggunaan konteks di tengah
pembelajaran berfungsi untuk memantapkan konsep yang telah dibangun
pada kegiatan awal. Penggunaan konteks di akhir pembelajaran berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan yang telah dibangun dan dipahami.
b) Penggunaan Model
Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan (bridge)dari
matematika tingkat konkrit ke matematika formal (Wijaya, 2012:22).
Secara umum terdapat 2 model, yaitu model of dan model for. Model yang
serupa atau mirip dengan masalah nyatanya disebut model of sedangkan
model yang sudah lebih umum, yang mengarahkan siswa ke pemikiran
abstrak atau matematika formal disebut model for (Suryanto, 2010:44).
c) Penggunaan Kontribusi Siswa
Freudenthal (dalam Wijaya, 2012:22) menyebutkan bahwa
matematika bukan diberikan kepada siswa sebagai suatu produk yang siap
dipakai namun sebagai suatu konsep yang dibangun oleh siswa. Siswa
memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah
sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi.
d) Interaktivitas
Pemanfaatan interkasi dalam pembelajaran matematika bermanfaat
dalam mengembnagkan kemampuan kognitif dan afektif siswa secara
simultan. Proses belajar siswa akan singkat dan bermakna ketika siswa
saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka
e) Keterkaitan
Pendidikan Matematika Realistik menempatkan keterkaitan antar
konsep matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan dalam proses
pembelajaran (Wijaya,2012:23). Melalui keterkaitan ini, satu pembelajaran
matematika diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu
konep matematika secara bersamaan.
2.2 Penelitian-Penelitian yang Relevan
Anindita(2013), melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan
pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD BOPKRI
Demangan III. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk
mendeskripsikan kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik
PMRI pada implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan
menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses implementasi perangkat pembelajaran
penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD
BOPKRI Demangan III dapat berjalan sesuai dengan rancangan dalam
perangkat pembelajaran. Indikator-indikator pada setiap karakteristik
PMRI sudah muncul dalam proses pembelajaran. Indikator dari
karakteristik penggunaan konteks muncul sangat maksimal dengan
presentase 77,8%. Indikator dari karakteristik penggunaan kontribusi siswa
muncul sangat maksimal dengan presentase 81,7%. Indikator dari
dengan presentase 83,2%. Dan indikator dari karakteristik penggunaan
keterkaitan muncul sangat maksimal dengan presentase 91,7%.
Indrarini (2013), melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kerjasama dan prestasi belajar siswa dengan
menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas IVB SDN Denggung,
Tridadi, Sleman, Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kerjasama siswa dari kondisi
awal ke akhir siklus II setelah diberi tindakan menggunakan pendekatan
PMRI adalah sebesar 14,39. Hasil penelitian tentang prestasi belajar siswa
menunjukkan bahwa setelah diberi tindakan menggunakan pendekatan
PMRI terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa dan presentase siswa
mencapai KKM dari kondisi awal ke akhir siklus II. Peningkatan nilai
rata-rata siswa sebesar 33,55 dan presentase siswa yang mencapai KKM
meningkat sebesar 71,22. Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar siswa
tersebut menunjukkan bahwa pendekatan PMRI sesuai untuk diterapkan
pada mata pelajaran Matematika pada kelas IV Sekolah Dasar.
Widiyanto (2011), melakukan penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika pada pokok bahasan geometri dan pengukuran.
Hasil penelitian menunjukkan suatu peingkatan dari satu siklus ke siklus
selanjutnya baik dari segi keterlibatan siswa atau keaktifan maupun
prestasi belajar siswa. Data keterlibatan aktif siswa pada siklus I
menunjukkan prestasi sebesar 73,46% dan pada siklus II menunjukkan
pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh 7,7 dengan ketuntasan belajar
mencapai 100%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 8,4 dengan
ketuntasan belajar mencapai 95%. Berdasarkan hasil penelitian yang
dicapai maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pendekatan
realistik dapat meningkatkan keterlibatan aktif siswa yang disertai
peningkatan prestasi belajar siswa.
Nareswara (2013), melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran koopeartif tipe
investigasi kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi
belajar dan mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok berpengaruh secara signifikan
terhadap keaktifan pada mata IPS tentang materi aktivitas-aktivitas
ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam pada siswa kelas IV SD
Negeri Tamanan 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013.hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hal ini
ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) prestasi belajar < 0,05 yaitu 0,001.
Sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan kata lain model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar. Selain itu pada kekatifan, hasil analisis
statistik menunjukkan signifikansi data harga sig.(2-tailed) > 0,05 yaitu
0,75. Sehingga H1 ditolak dan H0 diterima dengan kata lain bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok tidak berpengaruhn
Hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas sangat relevan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil
penelitian Anindita (2013), indikator-indikator pada setiap karakteristik
PMRI sudah muncul dalam proses pembelajaran. Tujuan yang ingin
dicapai oleh peneliti adalah mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan PMRI. Penelitian ini juga bertujuan
untuk melihat keefektifan pendekatan PMRI yang ditinjau dari keaktifan
dan hasil belajar. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Indrarini
(2013, Widiyanto (2011), dan Nareswara (2013).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah keefektifan penggunaan pendekatan PMRI terhadap
keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 4 SD N Berbah 2 Sleman.
Relevansi penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian ini tampak
Keaktifan dan Hasil Belajar Pendekatan PMRI
Gambar 2.1 Literature Map Penelitian–Penelitian Terdahulu Anindita (2013)
Implementasi perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI
Indrarini (2013)
Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar dengan menggunakan pendekatann PMRI
Widiyanto (2011)
Penerapan pendekatan realistik untuk meningkatkan hasil belajar
Nareswara (2013)
Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok terhadap prestasi belajar dan keaktifan
Yang akan diteilti:
2.3 Kerangka Berpikir
Salah satu mata pelajaran yang ada disetiap jenjang pendidikan
adalah matematika. Belajar matematika berguna untuk membantu
menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan angka.
Pembelajaran matematika hendaknya dikaitkan dengan kehidupan siswa
sehari-hari.
Pembelajaran yang menyampaikan materi dengan menggunakan
konteks yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari adalah pendekatan
PMRI. Guru dapat menggunakan benda-benda konkret untuk membantu
pemahaman siswa. Siswa dapat membangun konsep sendiri dengan
bantuan media nyata dan melalui permasalahan-permasalahan yang
dihadapi siswa sehari-hari.
Melalui PMRI, siswa diajak untuk belajar matematika melalui
masalah-masalah realistik, yaitu masalah yang nyata atau dapat
dibayangkan oleh siswa. Penggunaan konteks yang dekat dengan
kehidupan siswa sehari-hari dapat menarik perhatian siswa dan
membangkitkan motivasi siswa saat belajar. Kenyataannya pembelajaran
matematika sekarang ini kurang mengaitkan konsep matematika dengan
kehidupan siswa sehari-hari.
Peneliti menerapkan pendekatan PMRI pada pembelajaan
matematika materi pecahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
keefektifan pendekatan PMRI tersebut terhadap keaktifan dan hasil belajar
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara sebelum kesimpulan
yang sesungguhnya didapatkan, atau dapat juga disebut dengan dugaan
sementara hasil penelitian.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan pendekatan PMRI
efektif terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV SD N Berbah 2
27 BAB 3
METODE PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis
penelitian, waktu dan tempat peneltian, variabel penelitian, data penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah penelitian
yang datanya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik
(Sugiyono, 2008 : 7). Metode yang digunakan peneliti adalah metode
eksperimen. Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2008 : 72). Penelitian ini
merupakan penelitian quasi experimentalkarena peneliti tidak dapat.
mengontrol variabel luar selain variabel penelitian. Desain penelitian
adalahnonequivalent control group design.Desain dalam penelitian ini
tergambar seperti di bawah ini:
O1 X O2
---
O3 O4
Gambar 3.1 : desain non-equivalen control group design
Keterangan:
O1 merupakan derajat hasil pretest kelompok eksperimen
O2 merupakan derajat hasil posttest kelompok eksperimen
O3 merupakan derajat hasil pretest kelompok kontrol
O4 merupakan derajat hasil posttest kelompok kontrol
X merupakan proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen
Kelas yang mendapatkan perlakuan merupakan kelas eksperimen
sedangkan kelas yang tidak mendapatkan perlakuan adalah kelas kontrol.
Kedua kelas ini diberikan soal pretest dan posttest yang sama, kemudian
dibandingkan hasilnya.
3.2 Waktu dan Tempat
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Juli 2014.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N Berbah 2 yang beralamat di
daerah Krikilan, Tegaltirto, Berbah, Sleman.
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
subyek/obyek, mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
kesimpulannya (Sugiyono, 2008 : 80). Populasi dalam penelitian ini adalah
kelas 4 SD N Berbah 2 Sleman yang berjumlah 60 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:81). Teknik pengambilan sampel
menggunakan Simple Random Samplingyaitu teknik sampling sederhana
yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi (Kasmadi, 2013:66). Teknik sampling ini akan memberikan
peluang yang sama bagi setiap anggota populasi. Penentuan kelas
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan cara diundi. Kelas 4A
mewakili populasi untuk mendapatkan perlakuan berupa penggunaan
pendekatan PMRI dalam proses pembelajaran. Kelas 4B mewakili
populasi untuk tidak mendapatkan perlakuan dalam proses
pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas
kontrol dilaksanakan oleh guru mitra karena guru mitra lebih mengenal
karakter siswa yang akan diteliti dan peneliti berperan sebagai pengamat.
3.4 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti. Kedua
variabel tersebut adalah:
1. Variabel Independen (variabel bebas) adalah variabel yang
Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan
pendekatan PMRI.
2. Variabel Dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel
independen (variabel bebas). Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah keaktifan dan hasil belajar siswa.
3.5 Data penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat 2 jenis data yang digunakan yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif berupa transkripsirekaman
pembelajaran di kelas eksperimen, sedangkan data kuantitatif berupa:
1. Data Keaktifan
Data keaktifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keaktifan
siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Data keaktifan ini
diperoleh dari 2 instrumen, yaitu kuesioner dan pengamatan.
2. Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar diperoleh melalui tes yang berupa pretest dan
posttest. Pretest diberikan kepada siswa sebelum mendapatkan materi
penjumlahan pecahan sedangkan posttest diberikan kepada siswa setelah
mendapatkan materi penjumlahan pecahan.
3. Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Data keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk melihat
kelas selama menggunakan pendekatan PMRI. Data ini diperoleh melalui
observasi.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi
2, yaitu instrumen data kuantitatif dan instrumen data kualitatif.
1. Instrumen data kuantitatif
a. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan
Pengamatan keterlaksanaan digunakan untuk melihat sejauhmana
karakterisitik PMRI muncul dalam proses pembelajaran. Lembar
pengamatan keterlaksanaan disusun berdasarkan kisi-kisi di bawah ini.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Karakteristik
PMRI Aspek yang diamati
No. Pernyataan
Awal
PMRI 1
Guru menyajikan masalah kontekstual atau soal cerita secara lisan atau tertulis. (Penggunaan Konteks)
1
PMRI 4
Guru membangkitkan motivasi belajar siswa dengan kegiatan yang menarik. (Interaktifitas)
2
Inti
PMRI 2
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan penyelesaian-penyelesaian masalah yang berbeda-beda. (Penggunaan Model)
3
PMRI 2
Guru membimbing siswa untuk menggunakan model-model yang dikembangkan oleh siswa untuk membangun suatu prosedur penyelesaian. (Penggunaan Model)
4
PMRI 4
Guru memberi kebebasan kepada siswa untuk saling berdiskusi berkaitan dengan materi yang diajarkan. (Interaktifitas)
4
PMRI 3
Guru memberi kebebasan kepada siswa untuk menemukan cara menyelesaikan soal yang diberikan. (Pemanfaatan Konstruksi Siswa)
5
PMRI 4
Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk menggunakan model-model yang dibangun oleh siswa untuk masalah kontekstual yang diberikan.
Keterangan:
b. Lembar Tes Hasil Belajar
Tabel 3.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai KTSP
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah 2. Sedang:no soal 1,4,5 3. Mudah:no soal 2b,2c
(Interatikfitas) PMRI 4
Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk saling bertanya jawab. (Interaktivitas)
7
PMRI 5
Guru mengaitkan konsep matematika satu dengan konsep matematika lain berdasarkan dengan topik yang diajarkan. (Keterkaitan)
8
PMRI 5
Guru mengaitkan konsep matematika dengan konsep dari mata pelajaran lain berdasarkan dengan topik yang diajarkan. (Keterkaitan)
9
Akhir
PMRI 3
Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.(PemanfaatanKonstruksiSiswa)
10
PMRI 5
Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. (Pemanfaatan Konstruksi Siswa)
Soal untuk indikator c
c. Mengubah soal cerita ke dalam kalimat
b. Mengubah soal cerita ke dalam kalimat
Psikomotor Kriteria penilaian
terdapat pada rubrik b. Menulis jawaban soal
evaluasi dengan tulisan yang rapi
Jumlah soal evaluasi 5
Soal evaluasi ini sebelum digunakan untuk penelitian diuji dahulu
tingkat valid dan reliabelnya. Pengujian ini dilakukan di atas kelas yang
c. Lembar Pengamatan Keaktifan
Pengamatan keaktifan dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Lembar pengamatan disusun berdasarkan kisi-kisi di bawah
ini.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Keaktifan
Aspek Indikator Keaktifan Deskriptor keaktifan
Aktivitas siswa
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran
Siswa membaca sumber belajar yang tersedia Siswa menulis atau mencatat hal-hal penting selama proses belajar
Siswa melakukan kerjasama atau diskusi tentang sesuatu dengan siswa lain dalam kelompok
Siswa melakukan kegiatan belajar sendiri
Siswa memecahkan masalah yang dihadapi selama kegiatan belajar
Siswa memanfaatkan sumber belajar yang ada secara optimal dalam belajar
Siswa memperhatikan presentasi hasil kerja kelompok
Partisipasi atau keterlibatan siswa
Partisipasi atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Siswa ikut serta mengambil keputusan dalam berdiskusi
Siswa memberikan kontribusi cara penyelesaian masalah yang berbeda-beda
Siswa berpartisipasi memberikan informasi atau pendapat dalam kegiatan diskusi
Interaksi
Interaksi dalam proses pembelajaran, baik antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa lain
Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru atau siswa lainnya
Siswa menanggapi pendapat dari siswa lain
Siswa membantu teman yang mengalami kesulitan dalam belajar
d. Lembar Kuesioner Keaktifan
Instrumen kuesioner memuat tentang indikator-indikator keaktifan
siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran matematika materi
penjumlahan pecahan. Sebelum digunakan, instrumen ini terlebih dahulu
melalui tahapan Expert Judgment ke 3 ahli yaitu ahli psikologi dan ahli
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner
Aspek Indikator Keaktifan
Deskriptor keaktifan Nomor Pernyataan Favorable Unfavorable
Siswa mendengarkan ketika guru sedang menjelaskan materi 2 Siswa menulis atau mencatat hal-hal penting selama proses belajar 3 Siswa menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
4 Siswa melakukan kerjasama atau
diskusi tentang sesuatu dengan siswa lain dalam kelompok
5 Siswa melakukan kegiatan belajar
sendiri 6 7
Siswa memecahkan masalah yang dihadapi selama kegiatan belajar 8 Siswa memanfaatkan sumber belajar
yang ada secara optimal dalam belajar 9 Siswa memperhatikan presentasi hasil
kerja kelompok 10
Partisipasi
Siswa ikut serta mengambil keputusan
dalam berdiskusi 11
Siswa memberikan kontribusi cara penyelesaian masalah yang berbeda-beda
12 Siswa mencari sumber belajar yang
relevan dengan tujuan pembelajaran 13 Siswa berpartisipasi memberikan
informasi atau pendapat dalam kegiatan diskusi
14 Interaksi Interaksi dalam
proses
Siswa mengajukan pertanyaan kepada
guru atau siswa lain 15 16 Siswa menjawab pertanyaan yang
diberikan guru atau siswa lainnya 17 18 Siswa menanggapi pendapat dari siswa
lain
19 20
2. Instrumen data kualitatif
Instrumen data kualitatif dalam penelitian ini adalah dokumentasi
proses pembelajaran dan transkrip video pembelajaran. Penggunaan data
kualitataif ini untuk mendukung data kuantitatif yang telah didapatkan saat
3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Soal-soal yang digunakan dalam instrumen penelitian ini telah
diujicobakan ke kelas V SDN 1 Kebondalem Lor yang berjumlah 22
siswa.
1. Penentuan Validitas Instrumen
Validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang
menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur
(Sukardi, 2011: 122). Validitas dibagi menjadi 3 yaitu validitas isi,
validitas konstruk, dan validitas kriteria. Dalam penelitian ini, yang
digunakan adalah validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi disusun
berdasarkan konsultasi ahli (expert judgment). Sedangkan untuk
mempermudah perhitungan validitas konstruk, peneliti menggunakan
SPSS Statistic 20 dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Validitas SDN 1 Kebondalem Lor
No. Variabel Pearson
Correlation Sig.(2-tailed) Keputusan
1
Hasil belajar
0,548** 0,008 Valid
2 0,327 0,138 Tidak Valid
3 0,900** 0,000 Valid
4 0,892** 0,000 Valid
5 0,396 0,068 Tidak Valid
6 0,730** 0,000 Valid
7 0,730** 0,000 Valid
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh bahwa 5 soal dinyatakan
dengan membandingkan Sig.(2-tailed) dengan 0,05. Apabila
Sig.(2-tailed)< 0,05, maka termasuk ke dalam kriteria valid.
2. Penentuan Reliabilitas Instrumen
Penentuan reliabilitas instrumen menggunakan teknik Alpha
Cronbach. Hasil perhitungan reliabilitas di SDN 1 Kebondalem Lor
adalah:
Tabel 3.7 Hasil perhitungan reliabilitas
Dari hasil Alpha Cronbach di atas reliabilitas pengujian untuk SDN
1 Kebondalem Lor termasuk ke dalam kategori tinggi (Masidjo,
1995:209).
3.8Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data
kuantitatif dan data kualitatif.
1. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif
a. Tes
Data hasil belajar siswa diambil dengan menggunakan suatu
instrumen berupa tes hasil belajar siswa. Tes hasil belajar yang digunakan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items
N of Items
dalam penelitian ini adalah tes bentuk uraian yang berjumlah 5 soal.
Dengan tes uraian, siswa dapat mengembangkan model sendiri seperti
salah satu karakteistik PMRI. Dalam penelitian ini menggunakan soal
pretest dan soal posttest. Soal pretest diberikan pada awal pembelajaran
sebelum siswa mendapatkan materi penjumlahan pecahan sedangkan soal
posttest diberikan setelah proses pembelajaran selesai dilakukan. Soal
pretest dan soal posttest merupakan soal yang sama.
b. Penyebaran Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono,2008:142). Kuesioner dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data keaktifan siswa saat
mengikuti pembelajaran matematika materi penjumlahan pecahan.
Kuesioner diberikan kepada seluruh siswa kelas 4 yang menjadi kelas
eksperimen maupun kelas kontrol.
c. Pengamatan Data Keaktifan dan Keterlaksanaan
Data keaktifan melalui pengamatan meliputi keaktifan seluruh siswa
selama mengikuti proses pembelajaran. Data keterlaksanaan juga diperoleh
melalui pengamatan oleh peneliti. Data keterlaksanaan digunakan untuk
melihat sejauhmana karakteristik PMRI dilaksanakan dalam proses
pembelajaran.
2. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Teknik pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan melihat