• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

1. Pentingnya nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada komunitas suporter Pasoepati

Nilai kepahlawanan mempunyai arti sebagai suatu sikap dan tindakan yang dimiliki oleh seorang pahlawan yang patut kita contoh dan diteladani sebagai pembentukan nilai karakter dan pembentukan kesadaran sejarah seseorang dari pelajar maupun orang dewasa pada umumnya. Dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah bentuk-bentuk pemahaman nilai kepahlawanan sangat beragam, baik melalui pembelajaran, kegiatan sekolah, kegiatan ekstrakulikuler maupun kegiatan yang menunjang pemahaman nilai-nilai tersebut.

Pemahaman nilai kepahlawanan tentunya bukan hanya dapat dilaksanakan di dalam sekolah maupun pada saat poses pembelajaran.

Dalam tujuannya, pemahaman nilai-nilai kepahlawanan diharapkan mampu membentuk karakter yang lebih baik lagi untuk semua orang. Pemahaman

nilai-nilai kepahlawanan dapat juga dilakukan kepada masyarakat umum baik secara individu maupun kelompok. Dalam kesempatan ini peneliti coba melakukan penelitian tentang pemahaman nilia-nilai kepahlawananan pada suatu komunitas.Sebuah komunitas tentunya mempunyai tujuan agar anggota-anggota yang tergabung dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi ketika berkegiatan dalam komunitas tersebut. Hal-hal yang bisa dilakukan adalah dengan cara menanamkan nilai-nilai kepahlawanan atau keteladanan seorang tokoh yang berpengaruh dan mempunyai hubungan dengan komunitas tersebut.

Komunitas suporter Pasoepati yang merupakan komunitas suporter yang mendukung tim Persis Solo. Tim Persis Solo yang menamakan diri sebagai Laskar Sambernyawa tentunya mempunyai harapan agar nilai-nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dapat diteladani oleh para pemain sampai ke para suporter yang setia mendukung mereka.

Pemahaman nilai kepahlawanan ini bertujuan agar anggota yang tergabung dalam Pasoepati dapat membentuk atau memiliki karakter yang baik serta memiliki kesadaran sejarah terhadap tokoh pahlawan Pangeran Sambernyawa dengan cara menjadikan dia sebagai figure panutan yang pantas untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari dan ketika mendukung tim Persis Solo.

Pangeran Sambernyawa sebagai figure yang dihormati oleh Tim Persis Solo dan Pasoepati dapat diteladani dengan cara menanamkan nilai-nilai kepahlawan Pangeran Sambernyawa. Nilai yang dapat diambil dari

keteladanan dia sebagai seorang tokoh pahlawan adalah rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, solidaritas dan loyalitas. Nilai-nilai itulah yang patut dicontoh dan diteladani oleh anggota komunitas Pasoepati sebagaimana mereka selalu membanggakan sebaga Laskar Sambernyawa ketika dalam mendukukng tim Persis Solo.

Tim Persis Solo tentunya berperan penting dalam pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa. Penamaan tim Persis Solo sebagai “Laskar Sambernyawa” tentunya bukan tanpa alasan. Penjelasan oleh Langgeng Jatmiko selaku manajer tim Persis Solo terkait dengan penamaan tim Persis Solo sebagai Laskar Sambernyawa:

Nggih, awalnya ya mas sebutan bagi Persis Solo itu bukan “Laskar Sambernyawa”, tapi “Alap-alap Sambernyawa”, nggih jadi alap-alap itu sejenis burung yang memang itu dulunya itu sering di kraton, kenapa kok dengan alap-alap sambernyawa, burung itu mempunyai penglihatan yang sangat tajam dan saat dia terbang dan menukik itu burung yang paling cepat di dunia, ya.. jadi kenapa Persis memakai alap-alap Sambernyawa kan juga ada nyanyiannya juga mas..”alap-alap sambernyawa, terbang tinggilah di angkasa”, itu awal mulanya.

Sambil berjalannya waktu, pahlawan perjuangan Sambernyawa jadi ikonnya, Jadi RM Said ini adalah salah satu raja di Mangkunegaran, kemudian perjuangannya sangat gigih,jangan sampai keraton ini terbelenggu oleh VOC. Perjuangannya sangat gigih bagaimana dia memerdekakan diri, yaitulah kenapa RM Said ini menjadi ikon.

(wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 8 Oktober 2019)

Pengambilan tokoh Pangeran Sambernyawa tentunya mempunyai harapan besar bagi Tim Persis Solo selaku penyandang nama Laskar Sambernyawa agar tim Persis Solo dan Pasoepati dapat meneladani semangat dan kerja kerasnya. Keteladanan Pangeran Sambernyawa diharapkan menjadi contoh bagi Pasoepati karena figur Pangeran Sambernyawa yang sangat dikagumi oleh mereka.

Penjelasan Langgeng Jatmiko selanjutnya tentang nilai-nilai yang dapat diambil dan diteladani dari Pangeran Sambernyawa untuk Tim Persis Solo dan Pasoepati sebagai suporter:

Nggih.. saya berharap juga nanti peran dari pendukungnya itu sama seperti perjuangan RM Said atau Sambernyawa, jadi pendukung Persis itu sangat gigih untuk mendukung timnya bermain. Dimanapun tim ini bermain, entah “Home” atau “Away” mendukung dengan totalitas. Kalau itu ya itu tadi mas, beliau seorang pemimpin yang memang mempunyai prinsip, benar-benar gigi berjuang memerdekan diri dan juga beliau dari Mangkunegaran juga yang istilahnya Persis lahir dari Mangkunegaran makanya kita kenapa, kita teladanilah RM Said itu sebagai ikonnya.(wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 8 Oktober 2019)

Selain dari Tim Persis Solo, peran penting pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa juga dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pasoepati selaku pengurus yang membawahi anggota-anggota Pasoepati dalam berkegiatan. Dalam meneruskan tujuan dari Tim Persis Solo dalam upaya pemahaman nilai-nilai tersebut tentunya menjadi tugas dari DPP Pasoepati agar dapat tersampaikan dengan baik untuk anggota Pasoepati.

Penjelasan terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa oleh DPP Pasoepati yang dijadikan sebagai nama sebutan bagi tim Persis Solo disampaikan oleh Purdoko yang sekarang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri DPP Pasoepati:

Yaa.. karena ini mas Solo kan, karena dinamakan Laskar Sambernyawa kan menganut kiblat dari Raden Mas Said raja Mangkunegara pertama, itu karena dia mempunyai semangat yang tinngi, semangat yang tidak pantang menyerah itu saja. (wawancara dengan Purdoko, 26 September 2019).

Hal yang disampaikan oleh Purdoko selaku perwakilan dari DPP Pasoepati tentunya hampir sama dengan yang disampaikan oleh manajer tim

Persis Solo terlait dengan latar belakang pemilihan tokoh Pangeran Sambernyawa sebagai sebuah sebutan atau laskaar bagi tim Persis Solo, selanjutnya Purdoko juga menyampaikan tentang nilai-nilai yang dapat diteladani oleh para Pasoepati terhadap ketokohan Pangeran Sambernyawa:

Ya mempengaruhi kadang mas, mungkin diambil yang baik aja yang positif aja, tentang semangatnya, berjiwa kesatria, pantang menyerah, pantang mundur. Yaa loyalitasnya itu, karena gaada tim lain lah, karena Pangeran Sambernyawa mungkin berjiwa ksatria ingin mempersatukan semua elemen. (wawancara dengan Purdoko, 26 September 2019).

Penjelasan yang disampaikan oleh Langgeng Jatmiko sebagai manajer tim Persis Solo dan Purdoko selaku Menteri Dalam Negeri komunitas Pasoepati tentunya sejalan. Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa mempunyai peran penting dalam membentuk karakter yang positif bagi Pasoepati dan menjadikan mereka sadar akan sejarah dari Pangeran Sambernyawa.

Dalam pelaksanaannya, Pasoepati adalah sebagai obyek dari pemahaman nilai-nilai ini. Tentunya ada harapan bahwa Pasoepati mengetahui dan memahami tentang figure Pangeran Sambernyawa yang selalu dibanggakan mereka ketika mendukung tim Persis Solo. Penjelasan terkait pemahaman suporter Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa disampaikan oleh beberapa Pasoepati, salah satunya Muhammad Faqih seorang Pasoepati yang sekarang sedang menempuh kuliah, dia berpendapat tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa:

Pangeran Sambernyawa ki lahir ning Kartosuro, keturunan Keraton.

Mulai 14 tahun mulai ikut gerilya, Pas kejadian karo Belanda kan ra trimo akhire melu perang, Akhire beranjak dewasa bisa memimpin.

Sambernyawa niku dijuluki seko Belandane, soale tentang sikape Pangeran Sambernyawa, ora gampang menyerah, wani pokoke.

(wawancara dengan Muhammad Faqih, 20 September 2019).

Dalam menjelaskan ketokohan Pangeran Sambernyawa tentunya jawabannya hampir senada, akan tetapi pastinya pemahaman Pasoepati satu dengan yang lain bisa berbeda baik tentang sejarahnya maupun apa yang dapat diteladani oleh Pangeran Sambernyawa. Seperti penuturan dari Agung Daryono yang mengatakan bahwa Raja dari kerajaan Mangkunegaran yang waktu jaman penjajahan melawan Belanda untuk menumpas musuh-musuhnya (wawancara 26 September 2019). Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Nur (wawancara, 25 September 2019) dan Tomy (wawancara, 25 September 2019).

Perihal penjelasan para Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa tentunya dapat disimpulkan bahwa pemahaman Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa cenderung beragam. Secara garis besar pemahaman Pasoepati masih pada tingkat dasar dan sifatnya masih pengetahuan umum. Sebagian dari suporter Pasoepatikurang begitu mengetahui figur Pangeran Sambernyawa, akan tetapi berjumlah sedikit.

Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan dari manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati terkait pengenalan figur Pangeran Sambernyawa serta informasi yang kurang baik melalui buku, internet dan juga ketika dalam masa sekolah saat materi yang berhubungan dengan ketokohan Pangeran Sambernyawa.

Terkait dengan peristiwa-peristiwa sejarah dan peranan Pangeran Sambernyawa di Mangkunegaran, ada beberapa suporter yang dapat

menceritakan, adapula yang sama sekali belum tahu dengan peristiwa tersebut. Seperti penuturan dari Aditomo Susilo Nugroho yang merupakan mahasiswa Ilmu Politik di Universitas Negeri Semarang, dia berpendapat:

“Peristiwa yang diinget palin perlawanan dengan kesultanan dan salah satu tokoh yang menentang Perjanjian Giyanti karena itu memecah merugikan Mataram, terus perang berhari-hari dia dikepung diserang tapi dia bias lolos dan malah mengobrak-abrik kesultanan.

BeliauRaja pertama Mangkunegara, waktu itukan ada dua kerajaan kasultanan dan kasunanan dan di solo dipecah Kasunanan dan Mangkunegaran” (wawancara dengan Aditomo, 20 September 2019).

Selain itu ada beberapa Pasoepati yang menceritakan peristiwa dan peranan Pangeran Sambernyawa dengan sederhana seperti yang disampaikan oleh Tomy yang merupakan ketua korwil Pasoepati Banjarsari yang berprofesi sebaga wiraswasta, Tomy menuturkan “Perang melawan VOC itu mas, mengibarkan bendera perang dengan nama panji perang Sambernyawa, dan dia sebagai raja dan juga panglima perang, Raden Mas Said sebagai tokoh perlawanan kepada VOC” (wawancara 25 September 2019). Senada pula yang disampaikan oleh Muhammad Faqih yang berpendapat “Peristiwa perang keraton Surakarta, melawan Penjajah Belanda niku. Perane di Mangkunegaran itu sebagai anak, nggih beranjak usia niku akhire diangkat jadi Pangeran Mangkunegaran mergo sikape sing wani mimpin” (wawancara 20 September 2019).

Terkait dengan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa yang dapat diteladani oleh Pasoepati baik dalam kehidupan sehari-hari maupun ketika mendukung tim Persis Solo, anggota-anggota Pasoepati dapat menyebutkan dan memberikan contoh konkretnya. Seperti penuturan dari Muhammad Nur pada wawancara tanggal 25 September 2019, dia

mengatakan “ya perjuanggnya mas, Yaa lebih termotivasi mas, disaat kita mendukung tim itu, kayaknya rohnya itu memang adanya di Solo, ketika main di Solo sendiri kaya merasuki. Jadi ketika bernyani itu 2x45 menit tanpa henti”. Adapun Muhammad Nur mengatakan “Yaa semangat juangnya melawan ketidakadilan dan penjajahan, menolong rakyat juga dan sakti juga” (wawancara, 25 September 2019).

Dalam penjelasan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, beberapa Pasoepati menjelaskan dalam bentuk sederhana baik untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari dan diteladani ketika dalam menonton tim Persis Solo. Seperti penuturan Muhammad Fajar Febrianto yang merupakan pelajar kelas XII SMA N 2 Karanganyar mengatakan bahwa “Itu Pangeran Sambernyawa itu rela berkorban, demi negaranya rela mati terus melawan musuh-musuhnya apapun rela dilakukan demi negaranya”. Dalam menjelaskan Muhammad Fajar juga mencontohkan nilai-nilai kepahlawanan yang diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari, dia mengatakan “Dari saya sih menurut saya kalau ada nilai kepahlawanan seperti itukan kaya ada kebanggan tersendiri kalau mendukung tim Persis Solo kan jadi lebih apa ya kaya Nilai Pangeran Sambernyawa tadi yang rela berkorban jadi lebih bersemangat dalam mendukung” (wawancara, 22 September 2019).

Hal yang sama juga dikatakan oleh Aditomo Susilo Nugroho yang merupakan seorang maahasiswa, dia menuturkan “Berani, pantang mundur, tidak takut dengan segala rintangan, percaya dengan kekuatan dan

pasukannya pendiriannya kuat dan kokoh”. Dia juga menjelaskan tentang cara meneladani Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan sehari-hari dan ketika mendukung tim Persis Solo seperti “Berpengaruh karena cah-cah ki biasane geger ketemu musuh ne kora “Tiji tibeh” mati siji mati kabeh ya mukti siji mukti kabeh itu jadi semboyan yang diinget sih” (wawancara, 20 September 2019). Hal yang menjadi perhatian dari peneliti adalah semboyan yang dibuat oleh Pangeran Sambernyawa ini dijadikan pegangan juga bagi para suporter Pasoepati walaupun terkait kasus ini dijadikan pegangan dalam artian negatif.

Banyak sekali nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa yang bisa diimplementasikan baik di lingkungan keluaraga, masyarakat, sekolah, pekerjaan dan ketika mereka mendukung tim Persis Solo ketika betanding. Sebagai Pasoepati yang lahir dan besar di wilayah Surakarta dan sekitarnya, anggota komunitas Pasoepati menyadari bahwa Pangeran Sambernyawa merupakan sosok penuh inspirasi yang patut diteladani. Maka tidak heran jika Pasoepati penting untuk memahami dan meneladani nilai-nilai kepahlawanan yang ada dalam diri Pangeran Sambernyawa.

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa penting dilakukan baik oleh Tim Persis Solo maupun dibantu oleh DPP Pasoepati untuk dapat meningkatkan kesadaran sejarah serta menanamkan nilai kepahlawanan tersebut kepada Pasoepati. Namun, ada beberapa Pasoepati yang hingga saat ini kurang mendapat informasi yang cukup

terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa dan nilai-nilai kepahlawanan yang dapat diteladani, sehingga perlunya perhatian dari semua pihak agar Persis Solo sebagai “Laskar Sambernyawa” bukan hanya sebatas sebutan, akan tetapi mempunyai makna yang mendalam bagi para suporter Pasoepati apabila mereka mengerti dan paham tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa.

Tabel 4.1 Pokok-Pokok Temuan Rumusan Masalah 1

Indikator Pokok Temuan

Identitas

TokohPangeran Sambenyawa

Pasoepati sudah mampu memahami sosok Pangeran Sambenyawa meskipun hanya pemahaman secara umum. Adapun pemahaman yang lebih spesifik hanya beberapa Pasoepati saja yang mampu menjelaskan

Pemahaman Pasoepati dalam hal ini cukup bervariatif ada yang tidak tahu sama sekali, ada yang hanya tau sekilas dan ada yang memahami dengan sangat baik.

Dalam memahami peristiwa yang terjadi, secara umum Pasoepati bisa menjelaskan dengan sederhana, namun ketika menceritakan kronologi peristiwa tersebut para Pasoepati belum bias menjelaskan secara maksimal dan banyak yang tidak mengerti, padahal peristiwa dan peranan tokoh Pangeran Sambernyawa ini merupakaln hal yang penting berkaitan dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada Pasoepati.

Nilai-nilai Kepahlawanan Pangeran Sambenyawa

Terkait nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, Pasoepati dapat mencontohkan hal tersebut, akan tetapi karena pemahaman tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa yang terbatas sehingga nilai-nilai kepahlawanan pun hanya sebatas pada semangat berjuang dan rela berkorban saja.

2. Implementasi Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada Komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta

Pada bagian ini peneliti menjelaskan dalam tiga prespektif yaitu perspektif Pasoepati, DPP Pasoepati dan Manajemen Tim Persis Solo yang mana tiap perspektif terbagi dalam beberapa indikator yaitu perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan implementasi pemahaman Pasoepati terkait pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa.

a. Perencanaan

Terkait dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada komunitas suporter Pasoepati di Surakarta secara umum belum mendapatkan perhatian khusus dari pihak manajemen tim Persis Solo dan DPP Pasoepati. Hal tersebut tampak dari beberapa pernyataan anggota Pasoepati yang belum pernah mendapatkan proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dalam berbagai kesempatan. Seperti yang diungkapkan oleh Agung Sudaryono seorang Pasoepati yang berstatus sebagai wiraswasta mengatakan “Yaa kalau saya paling dulu Cuma baca-baca aja, sama pas sekolah dulu dicritain guru saya”. Sedangkan Muhammad Nur mengatakan “Kalau saya kebetulan tidak terlalu aktif dalam keanggotaan, belum pernah ikut kegiatan tersebut”. Pendapat dari Aditomo yang merupakan seorang mahasiswa, dia mengatakan bahwa “Sebenere belum pernah, saya kan termasuk Campus boys, kalau temen-temen Campus boy paling gencar edukasi diskusi, sempat diskusi pernah dibahas di sosmed juga”.Peneliti juga mewawancarai seorang pelajar terkait pemahaman nilai-nilai

kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, Muhammad Fajar berpendapat bahwa “Kalau sebagai Pasoepati gak dikasih tau secara langsung, tapi mungkin dari pemikiran kita sendiri tentang Pangeran Sambernyawa, jadi gak disosialisai seperti itu” (wawancara, 22 September 2019).

Terkait dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, dalam hal ini tim Persis Solo yang menjadikan sosok Pangeran Sambernyawa sebagai ikon, manajemen Persis Solo yang diwakili oleh Langgeng Jatmiko berpendapat “Jadi sebenarnya Pasoepati itu sudah mengenal siapa Sambernyawa, dari suporter sudah mengenal siapa beliau melalui membaca buku dan sebagainya, ternyata inilah beliau yang menjadi ikonnya Persis” (wawancara,08 Oktober 2019). DPP Pasoepati yang merupakan pengurus yang mengorganisir para Pasoepati mengungkapkan pendapat bahwa “Sejauh ini ada tapi jarang, Istilahnya semacam gathering itu tadi,Yaa dengan kita mengundang figure-figur yang tau tentang sejarah Persis Solo” (wawancara dengan Purdoko, 26 September 2019).

Dalam wawancara yang dilaksanakan, peneliti menyimpulkan bahwa belum adanya kegiatan khusus dari manajemen Persis Solo maupun DPP Pasoepati terkait pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa. Manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati hanya sebatas mengenalkan sosok Pangeran Sambenyawa sebagai figur kebanggaan kota Surakarta dan juga pemahaman Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa yang masih sederhana.

b. Pelaksanaan

Pada indikator pelaksanaan akan dibahas mengenai pendekatan dan media yang dipakai untuk pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa, serta respon anggota Pasoepati dalam menerima kegiatan yang berhubungan dengan Pangeran Sambenyawa dan nilai-nilai kepahlawanannya baik dari perspektif anggota Pasoepati, DPP Pasoepati dan manajemen Persis Solo. Mengenai metode yang digunakan manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati dalam proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa, Manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati menggunakan metode yang dirasa tepat bagi anggota Pasoepati yang mempunyai latar belakang yang berbeda.

Manajemen Persis Solo yang menjadikan Pangeran Sambenyawa sebagai figure bagi klub mereka tentunya mempunyai kegiatan dalam pengenalan sosok Pangeran Sambernyawa kepada para suporter Pasoepati agar para suporter dapat mengenal lebih baik sosok Pangeran Sambernyawa yang mereka banggakan. Berbagai kegiatan dan upaya tentunya dilakukan oleh manajemen Persis Solo terkait penghargaan terhadap tokoh panutan mereka. Dalam kesempatan waawancara dengan manajemen Persis Solo yang diwakili oleh Langgeng Jatmiko, dia mengungkapkan sebagai berikut,

“Salah satunya itu terkait pengenalan bahwa inilah ikon Persis Solo, makanya sekali waktu kita launching di Mangkunegaran yang pendukung yang nyuwun sewu istilahnya masih dibawah umur mengetahui yang terjadi di Persis.Pada saat di Mangkunegaran itu ya pada tertarik, Pasoepati ya penuh full. Itupun kita pernah ziarah ke makam beliau yaa tahun 2017 satu tim kita ziarah ke makam RM Said” (Wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 08 Oktober 2019).

Dalam pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa manajemen Persis Solo tetap punya upaya dalam mengenalkan dan meneladani tokoh Pangeran Sambernyawa kepada pendukung mereka khususnya Pasoepati.

Selain dari manajemen, upaya yang sama juga dilakukan oleh DPP Pasoepati, karena anggota Pasoepati tetap dalam tanggung jawab dari DPP Pasoepati.

Hal yang dilakukan DPP Pasoepati dalam upaya pengenalan dan meneladani Pangeran Sambernyawa. Purdoko menyatakan bahwa

“Pertandingan tahun kemarin kita bikin koreografi alap-alap Sambernyawa, jadi pangeran Sambernyawa terbang dengan alap-alap, ya itu dari tim kreativitas Curva Nord Sambernyawa” (Wawancara dengan Purdoko, 26 September 2019).

Dalam hal ini tentunya pendekatan DPP Pasoepati menyesuaikan dengan latar belakang mereka sebagai komunitas suporter dan anggota-anggota mereka yang mempunyai latar belakang berbeda baik usia maupun pendidikan dan pekerjaan. Tentunya perlu perhatian dan cara tertentu agar proses pengenala figure Pangeran Sambernyawa dapat diterima dengan baik oleh para Pasoepati.

Gambar 4.6 Koreografi Pangeran Sambernyawa

Sumber:https://sinergi.radarmalang.id/pasoepati-tepati-janji-sajikan-koreografi-3d-di-tiga-tribun-radar-solo/, diakses 28 Februari 2020.

Dalam sudut pandang suporter, bentuk kegiatan yang berhubungan dengan pemahaman tentang kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dirasa sangat kurang. Bebereapa Pasoepati bahkan tidak pernah mengetahui tentang kegiatan yang berkaitan dengan pengenalan figure dan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa.

Tomy yang merupakan ketua Pasoepati Korwil Banjarsari saat wawancara pada 25 September 2019 mengatakan “Jarang sih mas, Cuma nyenti-nyentil sedikit aja, kalua rapat ya kita bahas suporternya. Dalam mendukung tim itu gimana, pengurus DPP itu harus gimana, alhamdulillah semua terbuka sih mas”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Fajar Febrianto (wawancara 22 September 2019) yang mengatakan kalau sebagai Pasoepati tidak diberi informasi terkait ketokohan dan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa secara langsung, tetapi pengetahuan tersebut didapat sendiri dari sekolah.Agung Daryono juga mengungkapkan “Yaa paling dari baca-baca sama jaman sekolah saja mas” (wawancara, 26 September 2019).

Dalam menjelaskan hal terkait pelaksanaan pemahaman nilai dan peneladanan Pangeran Sambenyawa, Aditomo berpendapat sebagai berikut,

“Sebenernya pemahaman nilai, sampai sekarang sebenernya bukan ke suporter tapi masih ke tim, tim Persis dari 2014 dengan slogan “Mulat Sarira Hangrasa Wani” terus 3 dharma Persis, 3 Dharma Sambernyawa, untuk beberapa tahunterakir belum pernah, tapi dulu tim persis itu ziarah Ke makam Sambernyawa sebelum kompetisi bergulir. Pernah kita bilang ke pemain bahwa tanggung jawabmu bukan sekedar main apik tapi harus hormati tim, kota dan nama besar Sambernyawa. Mungkin magisnya karena rasa memiliki semangat kedaerahannya, Sambernyawa itu namanya sangat ditakuti dan terkenal jadi untuk ditaruh di julukan tim ya harapannya seperti itu”

(wawancara dengan Aditomo Susilo Nugroho, 20 September 2019).

Hal ini dapat dilihat bahwa ada Pasoepati yang mempunyai cara

Hal ini dapat dilihat bahwa ada Pasoepati yang mempunyai cara

Dokumen terkait