• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Uji Validitas Data

Validitas data yang digunakan untuk memeriksa keabsahan dan kebenaran data adalah triangulasi data. Triangulasi data merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2013:372). Triangulasi dalam penelitian ini berarti teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dalam tekniknya. Triangulasi sumber berarti untuk melaporkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan Teknik yang sama. Triangulasi sumber dalam penelitian dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara antara Tim Persis Solo selaku klub yang didukung dan DPP Pasoepati selaku organisasi yang mengkoordinir Pasoepati dan juga Pasoepati subyek pada penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan guna mengetahui lebih dalam tentang proses pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran sambernyawa yang dilakukan oleh manajemen Persis Solo yang dibantu oleh DPP Pasoepati dan juga mengetahui pemahaman suporter Pasoepati terhadap nilai-nilai kepahlawanan yang dapat diteladani dari tokoh Pangeran Sambernyawa.

G. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, sehingga data penelitian yang sangat besar jumlahnya dapat menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih

mudah untuk dipahami. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013:337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Analisis Data Model Interaktif:

Bagan 3.1.Analisis Data Model Interaktif.

1. Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data meliputi data tentang pemahaman nilai kepahlawanandari Pasoepati terhadap nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, dan sikap Pasoepati setelah menerima proses kegiatan entang pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa serta kendala-kendala yang menghambat proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa. Data tersebut diperoleh dari wawancara dan observasi langsung serta kajian dokumen pada anggota Pasoepati didukung dengan manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati.

Penyajian data Pengumpulan data

Reduksi data

Simpulan atau Verivikasi

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Apabila data sudah terkumpul, langkah selanjutnya adalah mereduksi yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikannya sehingga nantinya mudah dilakukan penarikan kesimpulan. Data yang direduksi yaitu data yang diperoleh melalui wawancara, kajian dokumen dan observasi yang meliputi nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, proses pembentukan kesadaran sejarah tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa beserta kendala-kendala yang menghambat proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa. Setelah data diperoleh,kemudian digolongkan berdasarkan sub-sub kajian yang dipelajari. Hal ini dilakukan karena data yang didapat tidak urut. Jika data kurang lengkap maka peneliti mencari kembali data yang diperlukan di lapangan.

3. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Rahman, 2015:201) penyajian maksudnya memaparkan data yang telah direduksi dalam bentuk bahan yang diorganisasi melalui ringkasan terstrukur, diagram, matrik, maupun sinopsis dan beberapa teks. setelah data direduksi, penyajian data yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dalam menemukan jawaban atas pertanyaan

mengenai pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada suporter Pasoepati serta kendala-kendala yang dihadapi.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan, dimana dengan bertukar pikiran dengan teman sejawat untuk mengembangkan pemikiran. Selain itu kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat awal, karena masih bisa berubah penarikan kesimpulannya tergantung pada bukti-bukti di lapangan (Sugiyono. 2010:99).

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, atau bisa juga tidak sama sekali, karena seperti yang telah dikemukakan masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Oleh karena itu dalam analisis data ini penelitian menggunakan analisis deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikannilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dan bangaimana proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa serta kendala-kendala dalam pemahaman nilai-nilai kepahlawanan tersebut.

70 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Komunitas Pasoepati

1. Lokasi Komunitas Suporter Pasoepati

Komunitas Suporter Pasoepati merupakan komunitas yang mempunyai tempat kesekretariatan di komplek Stadion Manahan yang berada di Jalan Adi Sucipto No 1, Manahan, Kota Surakarta.

Kesekretariatan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati yang berada di komplek Stadion Manahan mempermudah koordinasi bagi anggota karena tempat yang strategis karena berada di pusat kegiatan tim Persis Solo baik saat latihan maupun bertanding.

Pasoepati sebagai komunitas suporter yang mempunyai anggota yang besar tentunya mempunyai koordinator wilayah di berbagai daerah di Solo Raya dan kota lain. Dalam penelitian tahun 2019 Pasoepati sendiri terdiri dari delapan belas kordinator wilayah yang tersebar di wilayah Solo Raya dan sekitarnya, yaitu Kartasura, Jebres, Kalioso, Cemani, Pasar Kliwon, Mojolaban, Karanganyar, Klaten, Colomadu, Serengan, Banjarsari, Boyolali, Laweyan, Jakarta, Bekasi, Tangerang dan Yogyakarta.

Dari delapan belas Korwil yang terdaftar di DPP Pasoepati, satu korwil membawahi beberapa sukuyang merupakan keanggotaan ditingkat kampung atau daerah yang tersebar di wilayah tersebut yang dipimpin oleh

seorang kepala suku, agar mempermudah koordinasi ke Korwil masing-masing.

Gambar 4.I Sekretariat Pasoepati.

Sumber: https://www.bola.com/indonesia/read/2644329/sekretariat pasoepati-jadi-lokasi-jakmania-melepas-penat, diakses 28 Februari 2020

2. Sejarah Berdirinya Komunitas Suporter Pasoepati

Dalam sejarah Panjang berdiri dan lahirnya Pasoepati tak bisa terlepas dari kedatangan klub Pelita Solo ke Solo. Kedatangan tim ini mendapat sambungan hangat dari para penggemar sepakbola di kota Solo.

Berawal dari pertandingan yang mempertemukan Pelita Solo dengan Arema Malang, pada waktu itu sekitar 4000 suporter Arema Malang atau disebut dengan Aremania datang ke stadion Manahan, Surakarta. Kehadiran Aremania yang terorganisir dan memberikan pertunjukan yang atraktif dan kreatif dalam mendukung Arema Malang menginspirasi beberapa tokoh yang berpengaruh di suporter Pelita Solo untuk membentuk sebuah komunitas suporter di kota Solo.

Rencana untuk membuat sebuah paguyuban suporter Pelita Solo semakin menyebar luas ke seantero Solo Raya. Bahkan yang menarik dari keinginan tersebut adalah muncul secara spontanitas atau tanpa adanya seruan dari pihak klub. Namun, rencana pembentukan paguyuban suporter

tersebut tidak berjalan mulus. Seperti yang dikutip dalam (Solopos, 27 Januari 2000) yang menyatakan bahwa pihak pengelola pertandingan Pelita Solo, yakni Drs. Soemaryoto tidak setuju pembentukan kelompok suporter tersebut karena akan mendorong suporter untuk bersikap fanatic kepada Pelita Solo, sikap fanatik yang berlebihan, justru akan banyak merugikan tim Pelita Solo (Devi, 2016:30).

Meskipun menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan, keinginan dan semangat yang luar biasa untuk membentuk sebuah wadah baru bagi para suporter Pelita Solo pada waktu itu terus dilakukan. Mayor Haristanto, salah seorang penggemar berat Pelita Solo dengan gigih berkoordinasi dengan para orang-orang yang dianggap berpengaruh di berbagai wilayah desa maupun kecamatan di Surakarta untuk terus mendukung tim Pelita Solo. Orang-orang yang menjadi koordinator setiap wilayah ini disebut dengan kepala suku.

Kepala suku dalam suatu wilayah tertentu biasanya mampu mengkoordinir dan cenderung menjadi panutan bagi anggota-anggotanya.

Kepala Suku yang merupakan orang berpengaruh di tempat tersebut akan mempermudah dalam pengkondisian masa dan juga akan mempermudah niat dalam membentuk sebuah paguyuban. Pada akhirnya diaadakanlah forum bertempat di Griya Reka Grupe Mayor, Jalan Kolonel Sugiyono No 37 Surakarta pada hari Rabu, 9 Februari 2000, untuk membahas pembentukan kelompok suporter Pelita Solo secara lebih lanjut.

Di dalam forum pembentukan kelompok suporter tersebut, ada beberapa usulan nama seperti Pelitamania, Pelita Solomania, Pasoepati dan beberapa nama yang lain yang kemudian dipilih melalui votting. Beberapa nama yang sudah disebutkan diatas, ada satu nama yang menarik perhatian oleh para anggota forum yang hadir dan menjadi nama yang mendapat suara terbanyak, yaitu Pasoepati yang merupakan usulan dari Suwarmin Mulyadi salah seorang wartawan Harian Solo Pos yang turut hadir pada acara tersebut.

Di dalam asumsi masyarakat, khususnya yang tertarik dengan budaya pewayangan, Pasoepati diketahui sebagai senjata panah dari tokoh Arjuna yang menjadi andalan dalam mengalahkan musuh-musuhnya, akan tetapi Pasoepati yang dimaksud oleh Suwarmin Mulyadi ini adalah singkatan dari Pasukan Suporter Pelita Sejati. Pada awal berdirinya Pasoepati sebagai kelompok suporter besar di Kota Surakarta, Mayor Haristanto secara resmi terpilih sebagai Presiden Pasoepati yang pertama.

Mayor Haristanto yang merupakan penggagas awal berdirinya kelompok Suporter Pasoepati yang sebelumnya menjadi koordinator sementara, mampu meraup 12 dari 24 suara anggota majelis yang bertugas memilih Presiden dan Wakil Presiden. Pemilihan berlangsung dalam Kongres Pasoepati di Stadion Manahan Solo ini memilih Mayor Haristanto dan Anwar Sanusi (Korwil Boyolali) sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang akan menjalankan tugasnya selama dua tahun. Pencalonan kandidat Presiden dan Wakil Presiden Pasoepati yang diikuti oleh delapan korwil

mulai dari Karanganyar, Laweyan, Sukoharjo, Serengan, Boyolali, Kartasura, Colomadu, serta Presidium kala itu berlangsung sdalam suasana demokratis (Devi, 2016:46).

3. Stuktur Komunitas Suporter Pasoepati

Pasoepati dari tahun 2000 hingga sampai sekarang berkembang menjadi salah satu komunitas suporter suporter yang besar di Indonesia.

Pasoepati yang pada awalnya menjadi pendukung dari tim Pelita Solo dan kemudian berlanjut mendukung tim Persijatim Solo FC dan hingga saat ini Pasoepati berubah menjadi Pasukan Suporter Sala Paling Sejati yang mendukung tim Persis Solo. Hal ini dikarenakan komitmen dari Pasoepati yang akan mendukung setiap klub sepak bola yang membawa nama Solo Raya dikancah nasional maupun internasional.

Pada awal terbentuknya ada beberapa orang yang ikut andil dalam berdirinya Pasoepati diantaranya Arno Suparno, Bambang Eko S, Bimo Putranto, Dencis, Deny Susanto, Donny, Dwi, Hariyanto, Iwan Budi Prasetyo, Maeda Daneswara, Mashadi Pete, Mayor Haristanto, Rio, Siswanto, Sukimo, Sukirno, Supriyadi Ateng, Suwarmin (pencetus nama), dan Kris Pujiatni yang ditunjuk sebagai bunda Pasoepati.

Dalam komunitas Pasoepati terdiri dari beberapa pengurus dan bagian. Pengurus dalam Komunitas Pasoepati terbagi menjadi Dewan Pengurus Pusat (DPP), pengurus tingkat Korwil, dan pengurus tingkat Suku.

Dewan Pengurus Pusat (DPP) adalah pengurus komunitas suporter Pasoepati yang paling tinggi, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pasoepati

membawahi seluruh anggota Pasoepati seluruh Korwil dan Suku yang tersebar di Solo Raya dan sekitarnya.

Pengurus dibawah Dewan Pengurus Pusat Pasoepati adalah Korwil (Koorinator Wilayah). Korwil berperan sebagai pengurus Komunitas Suporter Pasoepati di tingkat wilayah atau kecamatan di daerah Solo Raya yang mengkoordinir setiap suku diwabah mereka. Pada pengurus tingkat paling bawah adalah Suku, Suku merupakan suatu kelompok yang berperan sebagai pengurus di setiap kampung-kampung atau daerah lingkup kecil.

Pengurus yang berada dalam tubuh Komunitas Suporter Pasoepati dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:

Bagan 4.1

Sumber: Data Penelitian, 2019 a. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2000-2002

Pada awal berdirinya Pasoepati, tepatnya Sembilan bulan setelah Pasoepati lahir, Mayor Haristanto secara resmi menjadi presiden pertama Pasoepati dan wakil presiden dijabat oleh Anwar Sanusi dari korwil Boyolali yang menjalankan tugas selama dua tahun (2000-2002).

Susunan Kabinet Pasoepati era 2000-2002:

 Presiden : Mayor Haristanto

 Wakil Presiden : Anwar Sanusi

Dewan Pengurus Pusat (DPP) (Membawahi semua anggota Pasoepati)

Koordinator Wilayah (Korwil) (Meliputi wilayah/Kecamatan)

Suku

(Meliputi Kampung/daerah)

 Sekretaris Jendral : Hardjoko

 Bendahara : Teguh Santoso, SH

 Menteri Dalam Negeri:Cahyo Nugroho, Mashadi

 Menteri Luar Negeri : M. Wahyanuddin, Anwar Rosydi

 Menteri Kreatifitas :Suprapto, Irawan Jupri, Nuno, Maryadi

“Gondrong”

 Menteri Hukum dan Advokasi: Langgeng Jadmiko

 Menko Bina Citra : Bambang Haryanto

Setelah kepengurusan yang dipimpin oleh Mayor Haristanto berakhir pada tahun 2002, Pada era ini Pelita Solo sudah tidak lagi berada di Solo, akan tetapi kota Solo tidak menunggu lama kedatangan klub Persijatim dari Jakarta yang pindah home base di Kota Surakarta dan berganti nama menjadi tim Persijatim Solo FC.

b. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2002-2004

Kabinet Pasoepati baru di era Persijatim Solo FC terbentuk pada tanggal 15 Juni 2002 bertempat di Pagelaran Keraton Surakarta. Pada acara pelantikan tersebut, KP Satriyo Hadinagoro terpilih sebagai presiden yang membuat keberadaan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati atau disingkat DPP Pasoepati menjadi semakin kukuh (Devi, 2016:53).

Susunan Kabinet Pasoepati era 2002-2004:

 Presiden : Kanjeng Pangeran Satriyo Hadinagoro

 Wakil Presiden : Langgeng Jatmiko

 Sekretaris Jendral : Pujiyono S

 Waki Sekretaris Jendral : Pipit

 Bendahara : Anwar Sanusi

 Menteri Kreatifitas: Suprapto Koting o Departemen Event: Irawan Jupri o Departemen Pemberdayaaan: Nuno

o Departemen Suporter : Maryadi Gondrong

 Menteri Dalam Negeri: Mashadi Pete

 Menteri Luar Negeri: M. Wahyudin

 Menteri Hukum dan Advokasi : Hendri Asmono

Persijatim Solo FC yang didukung penuh oleh Pasoepati ternyata mempunyai nasib sama dengan Pelita Solo. Persijatim Solo FC ditahun ketiganya di kota Soloakhirnya meninggalkan kota Surakarta karena kurang mendapatkan dukungan dari Pemkot Kota Surakarta. Pada awalnya Persijatim Solo FC menawarkan agar dibeli Pemerintah Kota Surakarta, akan tetapi Pemerintah Kota Solo menolaknya karena di Surakarta sendiri masih terdapat tim asli Solo yakni Persis Solo yang pada saat itu lebih perlu diperhatikan keberlangsungan hidupnya.

c. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2004-2006

Setelah ditinggal Persijatim Solo FC Pasoepati memilih menggelar kongres kembali untuk ketiga kalinya. Kongres yang diadakan untuk memilih Presiden setelah perginya Persijatim Solo FC serta membahas AD/ART yang waktu itu dilaksanakan di Balai Persis Solo.Kongres yang dikemas sederhana dan hanya dihadiri oleh para Majelis Pasoepati, calon-calon pengurus DPP, serta beberapa anggota Pasoepati dari beberapa korwil.

Muhson, ketua Majelis Pasoepati dari Korwil Pasoepati Kartasura melantik Presiden dan Wakil Presiden yang diawalai dengan pembacaan sumpah jabatan kemudian dilanjtkan dengan pengesahan jajaran pengurus yang baru. Susunan pengurus Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pasoepati periode 2004-2006 yakni;

Susunan Kabinet Pasoepati era 2004-2006:

 Presiden : Bimo Putranto

 Wakil Presiden : Langgeng Jatmiko

 Sekretaris Jendral : Panca

 Bendahara : Anwar Sanusi

 Menteri Keamanan : Iwan Walet

 Menteri Kreatifitas : Gondong dan Pete (Devi, 2016:53).

Dalam periode 2004-2006 inilah Pasoepati mulai memutuskan untuk mendukung tim Persis Solo yang saat itu sedang berlaga di Divisi 2 Regional Jawa Tengah. Keputusan Pasoepati mendukung tim Persis Solo karena Persis Solo merupakan satu-satunya klub sepak bola yang pada waktu itu masih bertahan di Kota Surakarta. Namun perjalanan dalam mendukung tim Persis Solo tentunya ada beberapa hambatan karena sebagian Pasoepati merasa bahwa Persis Solo dalam segi permainan dirasa kurang menghibur dan menjajikan dibanding Persijatim Solo FC. DPP Pasoepati selalu menghimbau kepada seluruh anggotanya agar bersama-sama menumbuhkan rasa cinta dan memiliki Persis Solo sebagai klub asli kebanggaan kota Bengawan tersebut.

Pada tahun 2005, Persis Solo berhasil naik ke divisi 2 Nasional.

Naiknya Persis Solo ke divisi 2 Nasional menjadikan eksistensi Pasoepati di tingkat nasional kembali lagi setelah era Pelita Solo dan Persijatim Solo FC. Pasoepati mulai melakukan laga away ke berbagai kota sehingga nama mereka semakin dikenal dan disegani oleh suporter lain.

Setelah berjuang di divisi dua, Persis Solo beranjak ke divisi satu, Pasoepati mulai mendukung dan memenuhi Stadion Sriwedari pada waktu itu.

d. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2006-2008

Pada periode 2006-2008 Pasoepati dipimpin kembali oleh Kanjeng Pangeran Satriyo Hadinagoro yang sebelumnya sudah menjabat pada dua periode sebelumnya. Hal yang menjadi perhatian pada periode ini adalah keberanian dari pengurus yang menuntut kepada tim Persis Solo agar bermain bagus dan tuntutan agar klub lebih terbuka terhadap kritik dan saran Pasoepati, sebab masukan dari suporter merupakan salah satu kompenen penting dalam kemajuan sebuah klub sepakbola.

Susunan Kabinet Pasoepati era 2006-2008:

 Presiden : KRMH. Satryo Hadinagoro

 Wakil Presiden : Suprapto

 Sekretaris Jendral :Pujiyono S, Pantja P, Budi Narwanto

 Bendahara :Anwar Sanusi, Ngadiyo, Firman S

 Menteri Dalam Negeri :Iriyanto, Iwan Djoker, Setyo Wibowo

 Menteri Luar Negeri :Ibnu Hidayat, Narno

 Menteri Kreatifitas :Adrid T, Maryadi “Gondrong”, Mashadi

“Pethe”, Girinoto Akbar Badres

 Menteri Hukum dan Advokasi :Tatag G T, Ginda, Dwi(Poltabes Solo), Setiyawan (Poltabes Solo)

 Staf Kesekretariatan : Fajar Adhy e. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2010-2012

Pada tahun 2010 adalah masa pergolakan bagi para seluruh suporter sepak bola di Indonesia karena adanya dualisme di tubuh PSSI hal tersebut juga berdampakpada klub yang mereka dukung tidak terkecuali bagi Pasoepati. Persis Solo yang pada tahun 2010 masih berjuang di Divisi Utama harus mengadapi masalah dualisme kepengurusan ditubuh mereka. Hal ini berujung pada lahirnya klub baru bernama Solo FC.

Pada waktu itu terdapat beberapa korwil yang memutuskan untuk tetap mendukung Persis Solo yang berlaga di Liga Super Indonesia, ada juga yang mendukung Solo FC yang berlaga di Liga Primer Indonesia.

Namun mayoritas dari korwil-korwil yang datang memutuskan untuk mendukung Solo FC dengan alasan kompetisi tersebut resmi dibawah naungan PSSI (Devi, 2016:46).

Periode 2010-2012 pada masa dualisme baik di PSSI dan Persis Solo sendiri, Pasoepati kembali menggelar kongres dan memilih pengurus baru setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami masa vacum. Pada periode ini Bimo Putranto kembali terpilih menjadi Presiden

Pasoepati, dan dia membawa nama-nama baru dalam kabinet agar tercipta regenerasi di dalam DPP Pasoepati.

Susunan Kabinet Pasoepati era 2010-2012:

 Penasehat :KRMH SatryoHadinagoro, Mayor Haristanto

 Bunda Pasoepati : Kris Pujiatmi,S.Psi

 Presiden : Bimo Putranto

 Wakil Presiden : Ginda Ferrachtriawan

 Menteri Luar Negeri : Gatot Seto Aprilianto

 Menteri dalam Negeri : Mashadi pete

 Menteri Hukum : Azizar

 Menteri Sekjen : Anwar Sanusi

 Menteri Keuangan : Ngadiyo

 Menteri Kreativitas : Sigit

 Menteri Sosial : Muhammad Badres

 Menteri Pemuda dan Olahraga: Yudi

 Menteri Keamanan : Iwan Wallet dan Nunung

 Menteri Komunikasi : Abidin Naca

 Menteri Pemberdayaan Wanita: Lita

 Dirigen : Sigit Ompong, Agus dan Vivi

 Ketua Srikandi : Kike

Dalam suasana dualisme pada tahun 2012 Pasoepati mendapat prestasi walaupun saat itu kondisi tim Persis Solo maupun Solo FC sedang terpuruk, akan tetapi Pasoepati masih membawa nilai positif. Hal ini dibuktikan ketika terjadi permasalahan penunggakan gaji pemain Persis Solo, Pasoepati menggelar aksipenggalangan dana serta beberapa aksi kepedulian terhadap Diego Mendieta selama sakit, meninggal dunia serta ketika proses pemulangan jenazah ke negara asalnya menjadi salah satu penilaian positif oleh Jakarta Casual. Ini kali kedua Jakarta Casual menganugerahkan penghargaan Suporter of The Year kepada Pasoepati.

Pada tahun 2010 kelompok suporter asal Solo ini juga mendapatkan penghargaan serupa atas loyalitasnya mendampingi kemanapun Persis Solo berlaga, bahkan ketika sudah positif terdegradasi.

(Pasoepati.net.2012.http://pasoepati.net/pasoepati-suporters-of-the-year-2012/, 14 Januari 2020).

f. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2013-2015

Dualisme yang terjadi pada tahun 2010-2012 yang melanda Persis Solo akhirnya berakhir pada tahun 2013. Persis Solo dan Solo FC bersepakat untuk melebur menjadi satu demi nama Persis Solo yang lebih baik lagi. Tentunya hal ini disambut oleh para Pasoepati karena mereka dapat fokus mendukung satu tim.Pada 2-3 November 2013 bertempat di Monumen Pers Pasoepati mengadakan kongres kembali untuk memilih presiden baru.

Pasangan Bimo Putranto dan Ginda Ferachtriawan akhirnya terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pasoepati periode

2013-2015 usai memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) di Monumen Pers Solo, Minggu (3/11) kemarin. Dari total 52 pemilih, Bimo-Ginda memperoleh 30 suara. Majunya Bimo Putranto dalam Pipres kali ini memang diluar dugaan banyak pihak. Pasalnya beberapa minggu lalu Bimo mengisyaratkan untuk memberi peluang kepada calon lain agar tercipta regenerasi. Namun begitu, keinginan kuat dari sebagian besar korwil Pasoepati membuatnya kembali dicalonkan menjadi “Pasoepati Satu” (Sambernyawa.com.2013.http://sambernyawa.com/2013/11/bimo-ginda-pimpin-pasoepati-periode-2013-2015/, 14 Januari 2020).

Susunan Kabinet Pasoepati Periode 2013-2015:

 Dewan Pembina : KP Satriyo Hadinegoro, Kris Pudjiatni, Baskoro, Iransyah, Amir Tohari, Her Suprabu, Suwarmin

 Presiden : Ir. Bimo Putranto

 Wakil Presiden : Ginda Ferachtriawan, SE.,Msi

 Menteri Dalam Negeri : Edi Pit, Iwan Samudra, Didit Sulistyo, Langgeng Jatmiko, Darmawan Rosadi

 Sekretaris Jendral : Anwar Sanusi, April Triyanto, Fajar Ikshan Nugroho, Mursito

 Menteri Pertahanan dan Keamanan: Koes Setyawan, Vian

 Menteri Keuangan : Putra Pra Eka, Rambo

 Menteri Luar Negeri: Faisal, anton Whidiyanto, Muh Jorvin

 Menteri Sosial : Isnaini Muh Fatah, Andreas David, Arief Setyabudi

 Menteri Hukum dan HAM: Ari Kristanto, Adimas Rizki

 Menteri Kooperasi dan Usaha : Wahyu Haryanto, C. Winarno

 Menteri Kreatifitas : Andre Jaran, Agus Warsoep, Joko Prasetyo, Ardian, Vivi Anjani, Sigit ompong, Andri Cahyo

 Menteri Komunikasi dan Informasi : Abidin Nacha, Okky Fendi Pradana, Aris Riyadi.

Di era kepemimpinan Bimo Putranto, Pasoepati terus berkembang menjadi komunitas suporter yang tertata rapi. Dimulai dari pembuatan akun social media Facebook dan Twitter yang bertujuan untuk

mempermudah penyaluran informasi dari DPP Pasoepati kepada para

mempermudah penyaluran informasi dari DPP Pasoepati kepada para

Dokumen terkait