• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

Dalam membentuk karakter dan watak individu diperlukan adanya keteladanan dari sosok penting yang menjadi pedoman dan panutan bagi banyak orang. Dengan adanya contoh keteladanan dari seorang tokoh panutan akan memaksimalkan upaya untuk membentuk karakter dan watak yang baik sesuai yang telah dicontohkan oleh seorang tokoh yang dianggap menjadi sosok panutan baik dari perbuatan maupun perjalanan hidupnya. Dalam hal ini sosok yang tepat dalam upaya memberikan keteladanan untuk membentuk karakter dan watak seseorang adalah tokoh pahlawan. Menurut Subagyo (2013:297), sejarah merupakan sumber inspirasi dan aspirasi generasi muda dengan pengungkapan model-model tokoh sejarah. Hal ini menunjukkan bahwa tokoh sejarah dalam hal ini adalah tokoh pahlawan mampu menjadi sosok inpirasi dalam kehidupan sehari-hari bagi generasi penerus bangsa.

Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan pada umumnya dilaksanakan melalui pembelajaran khususnya sejarah di tingkat sekolah. Dalam pembelajaran sejarah tentunya mempermudah guru dalam mengimplementasikan kepada peserta didik terkait nilai-nilai kepahlawanan yang dapat diteladani oleh para peserta didik yang mana tujuan pembelajaran sejarah secara garis besar dapat dibagi dalam dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif meliputi kemampuan melakukan seleksi untuk menemukan fakta sejarah, dapat merekonstruksi fakta yang ditemukan menjadi suatu peristiwa sejarah, mengembangkan kemampuan berfikir sejarah, membangun kesadaran terhadap waktu, pemahaman terhadap peristiwa sejarah, serta berfikir kritis terhadap sumber/bacaan. Adapun aspek afektif diantaranya adalah mengembangkan kemampuan yang dapat digunakan dalam kehidupan pribadi siswa dan kehidupan dalam anggota masyarakat seperti mematuhi aturan, norma dan berbagai aspek kehidupan lainnya yang penuh nilai (Hasan,2007:8).

Pembelajaran sejarah memang sangat relevan dalam upaya penanaman nilai-nilai kepahlawanan kepada peserta didik karena dalam pembelajaran sejarah ditunjang dengan beberapa materi pelajaran yang berhubungan dengan ketokohan dan keteladanan tokoh pahlawan sehingga proses penanaman nilai-nilai kepahlawanan dapat dilaksanakan dengan efektif. Pemahaman nilai-nilai-nilai-nilai kepahlawanan seorang tokoh pahlawan tentunya banyak dilaksanakan didalam ranah pendidikan di Indonesia khususnya di sekolah baik melalui pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan yang menunjang penanaman nilai-nilai kepahlawan.

Dalam situasi ini pembelajaran sejarah sangat relevan sebagai media utama dalam upaya transfer nilai melalui ketokohan seorang pahlawan.

Penelitian tentang pemahaman nilai-nilai baik kepahlawanan, keteladanan dan nasionalisme dari seorang tokoh pahlawan sudah banyak ditemukan di ranah pendidikan khususnya pada pembelajaran sejarah. Hal ini karena dalam pembelajaran sejarah pada umumnya terdapat materi-materi yang mengangkat tentang perjalanan hidup dan keteladanan seorang tokoh pahlawan pada era perjuangan Indonesia. Transfer nilai melalui ketokohan seorang pahlawan dapat pula dilaksanakan diluar pembelajaran sejarah di sekolah. Hal ini menjadi perhatian penulis terkait penanaman nilai kepahlawanan melalui media selain sekolah, dalam hal ini penulis merujuk ke sebuah komunitas.

Dalam sebuah komunitas yang merupakan sebuah kelompok atau perkumpulan yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap sesuatu tentunya berbeda dengan ranah formal seperti sekolah, jika dalam ranah sekolah terdapat metode dan media yang sistematis dalam proses penanaman nilai kepahlawanannya, baik melalui pembelajaran maupun kegiatan lain maka berbeda dengan komunitas yang secara sistem lebih fleksibel daripada sekolah.

Latar belakang anggota komunitas lebih beragam, hal inilah yang membuat pendekatan dan media yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang mereka agar lebih efektif dan efisien.

Pada kesempatan ini penulis meneliti tentang komunitas Pasoepati, sebuah komunitas suporter sepak bola yang medukung tim Persis Solo.

Pasoepati adalah salah satu komunitas suporter di Indonesia yang mempunyai

anggota yang cukup fanatik. Sebagai sebuah komunitas suporter tentunya Pasoepati mempunyai sikap loyalitas yang tinggi terhadap Persis Solo, seperti selalu hadir ketika Persis Solo bertanding baik kandang maupun tandang serta memberikan dukungan dengan nyanyian maupun koreografi yang menarik selama pertandingan. Sebagai komunitas yang besar, Pasoepati mempunyai anggota dari berbagai macam usia, dari pelajar hingga pekerja bahkan sampai orang tua. Hal inilah yang membuat perlunya pendekatan yang tepat untuk berbagai latar belakang usia khususnya pada orang dewasa.

Penanaman nilai-nilai kepahlawanan pada Pasoepati berdasarkan tim sepak bola Persis Solo yang diberi sebutan sebagai “Laskar Sambernyawa”

oleh manajemen Persis Solo dan para Pasoepati karena ketokohaan dan keteladanan Pangeran Sambernyawa ketika melakukan perjuangan melawan penjajah yang diharapkan oleh manajemen dan Pasoepati menjadi acuan bagi tim Persis Solo dalam berlaga di kompetisi sepak bola Nasional agar dapat meneladani mentalitas dan daya juang serta semangat Pangeran Sambernyawa.

Dalam konteks ini peneliti mengambil figur kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sebagai teladan bagi para Pasoepati, khususnya agar anggota Pasoepati dapat mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa semasa perjuangannya. Nilai-nilai kepahlawanan seperti rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, solidaritas dan loyalitas yang terdapat pada figur Pangeran Sambernyawa diharapkan dapat berperan untuk membentuk sikap dan karakter yang baik untuk anggota komunitas suporter

Pasoepati dalam kehidupan sehari-hari maupun ketika mendukung tim Persis Solo berlaga.

Agar dalam berkegiatan sebuah komunitas lebih bermakna, mengenalkan tokoh-tokoh pahlawan khususnya pahlawan lokal bisa menjadi alternatif untuk melakukan transfer nilai keteladanan dan kepahlawanan. Ada beberapa manfaat yang didapatkan dari mempelajari tokoh pahlawan lokal yaitu kegiatan atau materi tentang pahlawan lokal tersebut dapat mudah dipahami oleh anggota komunitas karena figur pahlawan yang tidak asing bagi mereka dalah kehidupan sehari-hari, anggota komunitas ini akan menerapakan pengetahuan dan hal yang dapat diteladani untuk bekal mereka pada kehidupan sehari-hari, serta menumbuhkan kesadaran sejarah khusunya sejarah pahlawan lokal di tempat mereka dilahirkan. Komunitas suporter Pasoepati sebagai salah satu komunitas suporter sepak bola di Indonesia yang mendukung tim Persis Solo menyadari betul pentingnya menumbuhkan kesadaran sejarah dan meneladani figur pahlawan yang mereka hormati. Berangkat dari kesadaran tersebut, maka dilaksanakanlah penanaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada komunitas suporter Pasoepati di Surakarta.

Andragogi sebagai ilmu yang memiliki dimensi yang luas dan mendalam akan teori belajar dan cara mengajar, secara singkat teori ini memberikan dukungan dasar yang esensial bagi kegiatan pembelajaran orang dewasa. Oleh sebab itu, pendidikan atau usaha pembelajaran orang dewasa memerlukan pendekatan khusus dan harus memiliki pegangan yang kuat akan konsep teori yang didasarkan pada asumsi atau pemahaman orang dewasa

sebagai siswa. Kegiatan pendidikan baik melalui jalur sekolah ataupun luar sekolah dalam hal ini kegiatan di sebuah komunitas memiliki daerah dan kegiatan yang beraneka ragam. Pendidikan orang dewasa terutama pendidikan masyarakat bersifat non-formal sebagian besar dari siswa atau pesertanya adalah orang dewasa, atau paling tidak pemuda atau remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan pendekatan tersendiri.

Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau penggunaan teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu masalah dalam pengertian andragogi adalah pandangannya yang mengemukakan bahwa tujuan pendidikan itu bersifat mentransmisikan pengetahuan (Budiwan, Jauhan. 2018:109).

Perlunya penerapan prinsip andragogi dalam pendekatan pembelajaran orang dewasa khususnya pada penanaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada Pasoepati dikarenakan upaya pembelajaran anggota Pasoepati berbeda dengan upaya membelajarkan anak sekolah pada umumnya.

Proses belajar untuk anak (pedagogi) lebih banyak merupakan upaya mentransmisikan sejumlah pengalaman dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan di masa datang.

Sebaliknya, pembelajaran untuk anggota Pasoepati yang menggunakan pendekatan orang dewasa (andragogi) lebih menekankan pada membimbing dan membantu anggota Pasoepati untuk menemukan pengetahuan tentang

sejarah dan perjalanan hidup Pangeran Sambernyawa, serta sikap dan perjuangan Pangeran Sambernyawa agar dapat diteladani oleh para anggota Pasoepati dan nilai-nilai tersebut dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Sebagian besar anggota Pasoepati memahami gambaran umum terkait figure Pangeran Sambernyawa. Para anggota Pasoepati dapat menjelaskan dengan baik bahwa Pangeran Sambernyawa adalah salah satu tokoh besar di daerah Solo Raya khususnya kerajaan Mangkunegara yang memiliki kontribusi besar bagi Mangkunegara yang dibuktikan dengan berhasil mendirikan Kerajaan Mangkunegara dan menjadi Mangkunegara I. Namun setelah masuk lebih mendalam terkait identitas tokoh, peristiwa dan peranan Pangeran Sambernyawa pada masa perjuangan serta nilai-nilai kepahlawanan yang dapat dipetik, anggota Pasoepati kurang dapat menjelaskan dengan baik karena kurangnya informasi yang didapat.

Penelusuran nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada Pasoepati tidak terlepas dari klub Persis Solo yang menasbihkan diri sebagai Laskar Pangeran Sambernyawa. Proses menumbuhkan kesadaran sejarah khususnya pada tokoh Pangeran Sambernyawa yang dilakukan oleh manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati dirasa masih kurang, karena pada dasarnya mereka lebih fokus kepada perkembanagan dan kemajuan klub Persis Solo dan komunitas Pasoepati.

Tingkat pemahaman anggota Pasoepati tentang ketokohan dan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa juga dikaitkan dengan intensitas penyampaian dan sosialisasi tentang sejarah figur Pangeran Sambernyawa oleh

manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati. Dalam kesempatanya, manajemen Persis Solo menyelipkan proses menumbuhkan kesadaran sejarah dan keteladanan terhadap nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa melalui berbagai kegiatan. Pengenalan tim Persis Solo (2018) di Pura Mangkunegaran merupakan salah satu bentuk nyata manajemen Persis Solo dalam menghormati jasa Pangeran Sambernyawa dan mengenalkan figur Pangeran Sambenyawa sebagai raja pertama Mangkunegara dan sebagai tokoh besar yang diagungkan oleh para Pasoepati. Selain itu DPP Pasoepati juga turut berperan dalam proses mengenalkan figur Pangeran Sambernyawa dan menanamkan nilai-nilai kepahlawanannya melalui kegiatan seperti pembuatan koreografi yang bertemakan Pangeran Sambernyawa dan penggunaan tagar

#laskarsambernyawa pada berbagai media sosial sebagai pengukuhan diri agar Persis Solo dapat dikenal sebagai laskar Pangeran Sambernyawa.

Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada Pasoepati tentunya tidak luput dari berbagai kendala. Sumber materi atau informasi menjadi kendala yang banyak dikeluhkan baik dari anggota Pasoepati, DPP Pasoepati hingga manajemen Persis Solo. Minimnya informasi dan kegiatan terkait Pangeran Sambernyawa yang dilakukan oleh manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati membuat anggota Pasoepati kesulitan untuk menggali informasi terbatas ketika mereka mendapat pembelajaran sejarah tentang sejarah lokal khususnya pada materi yang berhubungan dengan Pangeran Sambernyawa di masa sekolah.

Pada tahap pelaksanaan kendala yang dihadapi manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati berhubungan dengan alokasi waktu dalam proses penanaman nilai kepahlawanannya. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati dalam upaya mengenalkan figure Pangeran Sambernyawa secara mendalam membuat proses penanaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kurang berjalan dengan baik karena belum adanya kesempatan yang maksimal. Meskipun tingkat pemahaman anggota Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa masih pada tingkat awal dan anggota Pasoepati belum tahu banyak tentang nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, namun sikap dan perilaku anggota Pasoepati sudah mencerminkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa.

Antusias anggota Pasoepati terhadap proses penanaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa cukup tinggi. Anggota Pasoepati menyadari pentingnya mengetahui asal-usul serta tokoh-tokoh berpengaruh disekitar tempat tinggal mereka, namun anggota Pasoepati kurang mendapat kesempatan untuk mengetahui lebih dalam terhadap figur yang mereka jadikan sebagai tokoh panutan dan kebanggan ketika mereka mendukung tim Persis Solo berlaga.

136 BAB V

PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada komunitas Pasoepati pada komunitas Pasoepati di Surakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa ditentukan oleh intensitas dari manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati dalam memberikan informasi dan kegiatan yang berhubungan dengan ketokohan Pangeran Sambernyawa. Jika manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati tidak menyampaikan informasi dan membuat kegiatan yang berhubungan dengan biografi, peristiwa sejarah dan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa maka anggota Pasoepatiakan mempunyai pemahaman yang kurang terkait ketokohan dan penerapan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sebagai tokoh yang dijadikan sebagai julukan untuk tim Persis Solo. Nilai kepahlawanan yang terdapat pada ketokohan Pangeran Sambernyawa seperti rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, solidaritas, dan loyalitas pada dasarnya diharapkan dapat dimaknai dan diteladani oeleh anggota Pasoepati agar menjadi suporter sepakbola yang mempunyai fanatisme positif serta menumbuhkan kesadaran sejarah mereka terhadap tokoh pahlawan lokal di daerahnya.

2. Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan dengan waktu yang tidak ditentukan. Proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa diintegrasikan dengan beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh manajemen Persis Solo seperti membuat launching tim Persis Solo di Kraton Mangkunegaran dan melakukan ziarah ke makam Pangeran Sambernyawa dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan terhadap Pangeran Sambernyawa dalam upaya menumbuhkan kesadaran sejarah bagi manajemen Persis Solo, pemain dan anggota Pasoepati. Upaya yang sama juga dilakukan oleh DPP Pasoepati yang menyisipkan sebuah kegiatan berupa pembuatan koreografi dukungan bertemakan Pangeran Sambernyawa dalam upaya mengenalkan Pangeran Sambernyawa dalam bentuk yang kreatif. Beberapa hal yang mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sudah dapat terlihat pada setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh para anggota Pasoepati baik dalam mendukung tim Persis Solo maupun ketika dalam kehidupan sehari-hari.Pelaksanaan dapat dimaksimalkan apabila terdapat alokasi waktu yang cukup dan dengan kemasan yang menarik bagi anggota Pasoepati. Dalam penilaian tentunya tidak ada metode khusus untuk hasil dan evaluasi terkait pemahaman nilai-nilai kepahlawanannya akan tetapi transfer nilai ini dapat dirasakan di kehidupan baik saat anggota Pasoepati mendukung tim Persis Solo maupun ketika dalam aktifitas sehari-hari mereka.

3. Kendala dalam pemahaman nilai-nilai kepahlawan Pangeran Sambernyawa pada komunitas suporter Pasoepati di Surakarta diantaranya adalah minimnya informasi dan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa baik secara langsung maupun melalui media social. Pasoepati mendapatkan informasi atau maateri tentang kepahlawanan Pangeran Sambernyawa hanya bersumber ketika mereka duduk dibangku sekolah pada waktu pembelajaran khususnya pelajaran sejarah saat materi sejarah lokal tentang perjuangan Pangeran Sambernyawa. Kendala kedua adalah kurangnya alokasi waktu khusus dari manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati untuk memberi kegiatan atau informasi mengenai biografi, peristiwa sejarah dan nilai-nilai yang dapat diteladani dari Pangeran Sambernyawa, kurangnya alokasi waktu ini karena pihak manajemen lebih memfokuskan terhadap kemajuan tim Persis Solo sama halnya seperti DPP Pasoepati yang lebih memfokuskan ke perkembangan komunitas dan anggotanya dan memajukan Pasoepati menjadi sebuah komunitas suporter sepak bola yang kreatif dan atraktif.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagi Manajemen Persis Solo

a. Diharapkan mengambil kebijakan yang mendukung kegiatan terkait ketokohan dan peristiwa sejarah yang berhubungan dengan Pangeran

Sambernyawa untuk menumbuhkan kesadaran sejarah bagi anggota Pasoepati.

b. Manajemen Persis Solo berperan serta dalam mengenalkan peninggalan dari Pangeran Sambernyawa kepada Pasoepati dalam upaya untuk lebih mengetahui perjuangan Pangeran Sambernyawa.

2. Bagi DPP Pasoepati

a. DPP Pasoepati sebaiknya menggunakan variasi lain dalam mengenalkan tokoh Pangeran Sambernyawa selain penggunaan koreografi di stadion, alangkah baiknya DPP Pasoepati memfasilitasi dengan menyelenggarakan diskusi yang menarik terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa dengan melibatkan sejarawan local dan memberikan informasi yang menarik tentang tokoh Pangeran Sambernyawa dan perjuangannya memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan website Pasoepati.net.

3. Bagi anggota Pasoepati

a. Anggota Pasoepati diharapkan lebih menggali informasi tentang biografi dan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa melalui buku dan internet serta mengunjungi Pura Mangkunegaran untuk mencari informasi lebih dalam terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa.

b. Komunitas Pasoepati hendaknya membiasakan diri untuk mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan sehari-hari, baik ketika mendukung tim Persis Solo berlaga maupun saat berada di lingkungan masyarakat.

4. Bagi peneliti selanjutnya

a. Diharapkan peneliti mengkaji lebih dalam mengenai pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawapada komunitas suporter Pasoepati, karena penelitian ini belum mengkaji secara mendalam terkait hasil implementasi pemahaman nilai-nilai kepahlawanan dan kesadaran sejarah kepada komunitas Pasoepati.

b. Keterbatasan penelitian ini adalah belum adanya data pembuktian bahwa komunitas Pasoepati benar-benar menanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada dirinya masing-masing. Sehingga penelitian lanjutan harus dilakukan untuk melengkapi kekurangan dan lebih memperluas kajian penelitian ini.

141

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S. W. (2016). Babad Giyanti: Palihan Nagari dan Perjanjian Salatiga.

Araska Publisher.

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta: Ombak Arif, Zainudin. 2012. Andragogi. Bandung: CV. Angkasa

Astuti, Dwi. 2012.‟Folklor Sambernyawa di Wonogiri Sebagai Materi Pengayaan Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus SMA Negeri1 Girimarto Wonogiri).

Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Budiwan, Jauhan. 2018. „Pendidikan Orang Dewasa (Andragogy)‟. Qalamuna.

Vol. 10. No. 2, Juli-Desember 2018. Hal. 107-135.

Danim, Sudarwan. 2015. Pedagogi, Andragogy, dan Heutagogi. Bandung:

Alfabeta

Darmasarkoro. Sarjono, 1989,”Sejarah Singkat Dari Keteladanan Pangeran Sambernyawa”. Surakarta. Rekso Pustoko

Fandom, Indonesia. Sepak Bola. Yogyakarta: Fandom

Galih Pambudi, Ilham. 2018. „Dusun Nglaroh, wonogiri: Basis Perjuangan Politik Raden Mas Said 1742-1757‟. Dalam Jurnal Sejarah dan Budaya, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018.

Glenniza, Dex, 2019. Bukan Sepak Bolanya Pak!.

https://www.asumsi.co/post/bukan-sepak-bolanya-pak, di akses tanggal 10 Maret 2020.

Hadinoto, Susiwi. 2015. „Nilai Kepahlawanan Peran Tokoh Sumantri Dalam Lakon Mahawira Sumantri Wayang Orang Ngesti Pandawa Semarang‟.

Journal of Educational Research and Evaluation. Agustus 2015.

Hendro, Eko Punto. „Strategi Kebudayaan Perjuangan Pahlawan Nasional Pangeran Sambernyowo. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 1(1), 42-54.

Irmawan, Elsa. 2015. „Implementasi Teori Andragogi Dalam Pembelajaran Pelatihan Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Fennyke Sidokarto‟, Godean, Sleman. Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta.

Khomsah, Siti. 2015. „Representasi Nilai Kepahlawanan Tokoh Tokoh Jaleswari Dalam Film Batas. Antara Keinginan dan Kenyataan (Analisis Semiotik

Terhadap tokoh Jaleswari)‟. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Ki Himodigdoyo, dan Ki Soeharto. 1981. Babad Kemalon (Pakunegara) II.

Jakarta: Balai Pustaka.

Kusmayati Dewi, Tiny. 2013.‟Implementasi Nilai-Nilai Patriotisme Siswa Melalui Kajian Biografi Raden Haji Prawatasari Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Naturalistis Inkuiri di SMAN 1 Cianjur). Tesis. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Laily, Devi Fitroh. 2016. Kota, Klub, dan Pasoepati. Satu Dekade Dinamika Suporter Surakarta. Yogyakarta: Buku Litera

Malfaid, Iqni. 2013.‟Fanatisme Suporter Sepak Bola Untuk Menanamkan Solidaritas Sosial (Studi Kasus Pada Suporter Pasoepati Kartasura)‟.

Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Malik, Halim. 2008. „Teori Belajar Andragogi Dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran‟. Dalam Jurnal Inovasi. Volume 5, Nomor 2, Juni 2008 Mangkoehadiningrat, Soeryo Soedibyo. 2011. Sambernyawa Menggugat

Indonesia. Jakarta: Titik Media Publisher

Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nurcahyo, Abraham dan Nurhidayati. 2012. Kesadaran Sejarah Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Monumen Jenderal Soedirman (Studi Kasus Di Desa Pakis Baru Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan.

Agastya Vol .02 No.01.Januari 2012.

Permana Putra, Arif. 2017. „Integrasi Metode Histrionik Dengan NIlai Jeroisme Pada Mata Kuliah Sejarah Revolusi Indonesia. Jurnal Candrasangkala.

Vol 3 No.2 Tahun 2017.

Putri, R. N. L. 2016. „Sejarah Perjuangan Raden Mas Said Mangkunegara I) Dalam Mendirikan Kadipaten Mangkunegaran Tahun1741-1757 M „.

Skripsi, Surabaya: UIN Sunan Ampel.

R.I.W. Dwijasuasana, dkk. 1972, “Sejarah perjuangan R.M. Sahid (K.P.G.P.A.A.

Sambernyawa) Seorang Tokoh Nasional sangat Disegani Oleh Kompeni Belanda. Surakarta: “K.S.” Sala.

Rahayuningtyas, Dwi. 2017.‟ Persepsi Siswa Terhadap Nilai-Nilai Kejuangan Yang Terkandung Dalam Peristiwa Palagan Ambarawa Melalui Pembelajaran Sejarah di SMA Se Kecamatan Ambarawa. Skripsi.

Universitas Negeri Semarang.

Reischmann, J. 2004. Andragogy: History, meaning, context, function.

http://www. andragogy. net. Di akses 20 Maret 2020.

Rizki, Ardian Nur. 2018. Pustaka Sepak Bola Surakarta. Sejarah, Gairah, dan Maruah Persis.Yogyakarta: Indie Book Corner

Rochwulaningsih, Yety. 2011. „Mengembangkan Spirit Kepahlawanan Di Kalangan Mahasiswa Melalui Momentum Peringatan Hari Pahlawan‟.

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA. Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 59-66.

Rosyid, Muhammad. 2012.‟ Penanaman Nilai Kepahlawanan Dalam Pendidikan Dengan Memanfaatkan Data Sejarah‟. FORUM TARBIYAH. Vol. 10, No.

1, Juni 2012.

Subagyo. 2013. Membangun Kesadaran Sejarah. Semarang: Widya Karya.

Sulistyo, Rini. 2016. „Bentuk Penyajian Dan Nilai-Nilai Kepahlawanan Yang Terkandung Dalam Tari Gandrung di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.

Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Sumiyarno. 2007. „Pembelajaran Orang Dewasa Berbasis Andragogi: Tinjauan Teori‟. Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF.Vol. 2, No.1 – 2007. Hal 49-53.

Sunarjan, Y. Y. F. R. 2014. Survival Strategy Komunitas Makam Gunung Brintik Semarang. Dissertations. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Surya Wardani, Ika. 2017.‟ Pengembangan Materi Ajar Sejarah Pokok Bahasan Kemerdekaan Indonesia dalam Penanaman Nilai Nasionalisme Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kroya Tahun 2016/2017‟. Indonesian Journal of History Education. IJHE 5 (2) (2017).

Suryo Putro, Wakito. 2014. „Identitas Sosial Suporter Sepak Bola Pasoepati Dalam Memberikan Dukungan yang Sportif Kepada Atlet (Kajian Fenomenologi Terhadap Suporter Pasoepati di Kota Surakarta)‟. Tesis.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Tuahunse, Trisnowaty. 2009. „Hubungan Antara Pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia Dengan Sikap Terhadap Bela Negara‟. Dalam Jurnal Kependidikan. Volume 39, Nomor 1, Mei 2009, hal. 1-10.

Tuahunse, Trisnowaty. 2009. „Hubungan Antara Pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia Dengan Sikap Terhadap Bela Negara‟. Dalam Jurnal Kependidikan. Volume 39, Nomor 1, Mei 2009, hal. 1-10.

Dokumen terkait