• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen ← PTK MATEMATIKA (Halaman 69-79)

A. Hasil Penelitian 1. Data hasil belajar siswa

Berdasarkan data nilai tes hasil belajar diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1: Data Hasil Belajar Siswa

dk= k-12

hitung2

tabelKeterangan5%20.855465.99Homogen

S 1,27307 1,2978 1,0938

Dari hasil perhitungan diperoleh :

a. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II pada pokok bahasan teorema Pythagoras kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 adalah 5,007.

b. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan teorema Pythagoras kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 adalah 5,205.

c. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dikenai pembelajaran konvensional pada pokok bahasan teorema Pythagoras kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 adalah 4,338

2. Hasil Uji Normalitas Nilai Tes Awal Siswa

Dari perhitungan dalam lampiran 31 dengan = 5% diperoleh

L = 0.08262 dan Lo = 0.07608. Jadi diperoleh Lo < L , maka populasi penelitian berdistribusi normal.

3. Hasil Uji Homogenitas Siswa

Tabel 2 : Hasil Uji Homogenitas Populasi

Dari hasil perhitungan diperoleh2 hitung <2 tabel yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas JIGSAW II, Kelas STAD, dan kelas Konvensional atau dengan kata lain keempat kelas tersebut homogen.

dk = (k-1,n-k)F hitungF tabelKeterangan5%2,1125,289733,08Tolak Ho 4. Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa

Rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho :1 =2 =3

Ha : paling sedikit tanda sama dengan tidak berlaku. Keterangan:

1 = Rata-rata hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

2 = Rata-rata hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

3 = Rata-rata hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang diberi pengajaran dengan menggunakan pembelajaran Konvensional Tabel 3 : Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa

Dari tabel 3 menunjukkan F hitung

>

F tabel, hal ini berarti Ho ditolak artinya ada perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II SMPN 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa yang dikenai pembelajaran konvensional.

YFYDYER2R3YF-YDYF-YEYD

-YE4,3385,0075,20530,66400,69320,66970,86740,19776

Dari hasil analisis diperoleh adanya perbedaan yang signifikan dari tiga perlakuan tersebut. Maka untuk mengetahui perbedaan rata-rata dari masing-masing perlakuan digunakan uji Rank Berganda Duncan.

Tabel 4 : Hasil Analisis Lanjutan Dengan Uji Rank Berganda Duncan

Dari hasil analisis lanjutan dengan Uji Rank Berganda Duncan diperoleh: a.YF-YD > R2, hal ini berarti hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran

konvensional dan siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II berbeda secara signifikan, yaitu hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional;

b.YF-YE > R3, hal ini berarti hasil belajar siswa yang dikenai dengan pembelajaran konvensional dan siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbeda secara signifikan, yaitu hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai dengan pembelajaran konvensional; c.YE-YD < R2, hal ini berarti hasil belajar siswa yang dikenai dengan model

pembelajaran koopertaif tipe JIGSAW II dan siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berbeda secara signifikan.

B. Pembahasan

Pada analisis tahap awal diperoleh data yang menunjukkan bahwa semua kelas berdistribusi normal dan populasi mempunyai varians yang homogen. Hal ini berarti sampel berasal dari kondisi atau keadaan yang sama yaitu pengetahuan awal yang sama. Oleh karena itu untuk menentukan sampel yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terikat pada salah satu kelas saja.

Sebagai rujukan untuk pengetahuan awal pada penelitian ini adalah data nilai ulangan harian kelas II semester I pada pokok bahasan Relasi, Pemetaan, Grafik, Kuadrat dan Akar Kuadrat. Karena siswa belum diberi perlakuan maka untuk mengetahui kemampuan awal digunakan data nilai ulangan harian tersebut terdapat pada lampiran 30, kemudian ditentukan kelas eksperimen yaitu kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dan kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta kelas kontrol yaitu kelas yang dikenai pembelajaran konvensional. Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir atau tes hasil belajar. Dalam penelitian ini waktu pembelajaran yang digunakan adalah 6 kali pertemuan ( 12 jam pelajaran).

Dari hasil penelitian ini dapat dicermati beberapa hal yang terkait dengan proses pembelajaran dari awal hingga akhir penelitian. Penentuan sampel dari populasi yang ada dengan teknik random sampling diperoleh kelas II-C sebagai kelas uji coba, kelas II-D merupakan kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, kelas II-E adalah kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelas II-F adalah dikenai pembelajaran konvensional.

Setelah perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol. Pada uji hipotesis atau analisis varians diperoleh Fhitung lebih besar dari Ftabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan hasil belajar

matematika siswa pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II semester I SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang dikenai model pembelajaran konvensional.

Dari hasil tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan, dengan uji Rank Berganda Duncan diperoleh:

1. Hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional. Hal ini berarti model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih efektif daripada pembelajaran konvensional.

2. Hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional. Hal ini berarti model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif daripada pembelajaran konvensional

3. Siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II maupun tipe STAD mempunyai hasil belajar yang sama.

Pada awal penelitian siswa yang menjadi sampel merasa kebingungan dan merasa mendapat beban dengan adanya suatu metode yang tidak biasa mereka dapatkan, namun dengan bimbingan guru, siswa mulai dapat memahami dan dapat menyesuaikan diri dengan metode ini. Setelah dibentuk kelompok pada pertemuan pertama, siswa langsung menempatkan diri sesuai kelompoknya dan mengerjakan

apa yang menjadi tugasnya. Bersama dengan teman sekelompok mereka

bekerjasama menyelesaikan tugas dan mengerjakan LKS yang sudah dibuat guru sebagai bahan kontrol atas kemajuan yang diperoleh siswa. Dengan adanya

kebebasan yang lebih untuk beraktivitas, proses pembelajaran terkadang mengalami gangguan dengan adanya siswa yang saling mengganggu antar kelompok, namun hal ini dapat dikendalikan oleh guru.

JIGSAW II didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri, dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota lain dalam kelompok asal.

STAD didesain untuk memotivasi siswa-siswa supaya memberi semangat dan tolong menolong untuk mengembangkan keterampilan yang diajarkan guru.

Hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pemberian kooperatif tipe JIGSAW II dan tipe STAD pada pokok bahasan teorema Pythagoras lebih baik karena siswa lebih mudah menentukan dan memahami konsep-konsep yang sulit yaitu dengan mendiskusikan masalah–masalah tersebut dengan temannya. Melalui diskusi akan terjalin komunikasi dan interaksi dengan siswa saling berbagi ide atau pendapat serta memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya, selain itu akan terjalin komunikasi elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat meningkatkan daya nalar dan memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dan tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan menerapkan suatu metode baru pada proses pembelajaran siswa tidak merasa bosan dan jenuh sehingga siswa termotivasi dan terlibat secara aktif untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Pembelajaran kooperatif lebih baik karena pencapaian tujuan struktur kooperatif dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan seseorang ditentukan oleh

keberhasilan kelompoknya. Pada pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai fasilitator dan siswa memperoleh kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran seperti bertanya, atas inisiatif sendiri maupun menjawab pertanyaan guru dan berdiskusi.

Metode pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam kelas berjenjang namun demikian pembelajaran kooperatif mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu tidak semua mata pelajaran cocok diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dalam pelaksanaannya siswa yang aktif hanya siswa tertentu saja dan belum menyeluruh sehingga kesan pembelajaran searah masih terlihat dan siswa belum terbiasa dengan kondisi kelas pada saat proses pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II siswa yang berkemampuan rendah dalam menjelaskan materi mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi yang ia pelajari kepada anggota kelompok yang dapat mengakibatkan tidak semua materi tersampaikan. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa yang berkemampuan rendah masih merasa rendah diri. Dengan adanya berbagai

permasalahan dan kelemahan tersebut perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran selanjutnya yaitu, guru dapat lebih memotivasi siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dengan cara berdiskusi dan bekerjasama dengan kelompoknya dengan mengerjakan soal-soal latihan serta terjalinnya komunikasi yang baik antara siswa dan siswa ataupun guru dan siswa.

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan perumusan masalah, pengajuan hipotesis, analisis data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

Uji hipotesis menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II semester I SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 antara siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Dari analisis lanjutan dengan uji Rank Berganda Ducan diperoleh sebagai berikut.

1 Hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih efektif daripada pembelajaran konvensional.

2 Hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif daripada pembelajaran konvensional

3 Siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II maupun tipe STAD mempunyai hasil belajar yang tidak berbeda secara signifikan.

B. Saran

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW II dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pokok bahasan teorema Pythagoras.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dan STAD di SMP N 10 Semarang belum dapat dilaksanakan dengan maksimal, hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode yang baru di SMP N

10 Semarang. Hendaknya perlu penerapan pembelajaran kooperatif secara bertahap dengan teknik yang menarik.

3. Dalam proses pembelajaran masih memerlukan adanya perbaikan yaitu guru dapat lebih memotivasi siswa untuk aktif sehingga terjalin komunikasi yang baik antar siswa ataupun guru dengan siswa.

4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menentukan metode yang tepat untuk digunakan pada pokok bahasan tertentu.

Dalam dokumen ← PTK MATEMATIKA (Halaman 69-79)