• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Belajar Dan Hasil Belajar Matematika

Dalam dokumen ← PTK MATEMATIKA (Halaman 32-37)

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

F. Teori Belajar Dan Hasil Belajar Matematika

Ada beberapa teori belajar yang mendasari pelaksanaan belajar matematika diantaranya:

1. Teori Ausubel

Menurut Ausubel (1971) dalam (Herman Hudojo, 2001: 93) bahan pelajaran yang dipelajari haruslah “bermakna” (meaningful) artinya bahan pelajaran itu

cocok dengan kemamapuan siswa dan harus relevan dengan struktur kognitif siswa. Dengan perkataan lain pelajaran baru haruslah dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada,sedemikian hingga konsep-konsep-konsep-konsep baru benar-benar terserap. Dengan demikian, intelektual, emosional siswa terlibat di dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping itu iapun menyatakan bahwa dalam belajar siswa tidak hanya menerima dan menghapal tetapi siswa mengkontruksi sendiri pengetahuannya.

2. Teori Skinner

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 8)

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 8) langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori Skinner sebagai berikut.

a. Kesatu, mempelajari keadaan kelas.

Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif diperlemah. b. Kedua, membuat daftar penguat positif.

Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat. c. Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta

jenis penguatnya.

d. Keempat, membuat program pembelajaran.

Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku dan evaluasi.

3. Teori Gagne

Menurut Gagne dalam (Dimyati, 1999: 9) belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar siswa memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.

Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar.

Menurut Gagne kapabilitas siswa terdiri dari 5 hasil belajar yaitu:

a. informasi Verbal adalah kapabilitas untuk menggungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tertulis;

b. keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang;

c. strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah;

d. keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani;

e. sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian

terhadap obyek tersebut. (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 10-11)

4. Teori Gestalt

John Dewey dalam (Erman Suherman, 2003: 47) mengemukakan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru harus memperhatikan hal sebagai berikut.

a. Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian.

b. Pelaksanaan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan intelektual siswa.

c. Mengatur suasana kelas agar siswa siap belajar.

Dari ketiga hal diatas, dalam menyajikan pelajaran guru jangan memberikan konsep yang harus diterima begitu saja, melainkan harus lebih mementingkan pemahaman terhadap proses terbentuknya konsep tersebut daripada hasil akhir. Untuk itu guru bertindak sebagai pembimbing dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan proses melalui metode induktif. Pendekatan dan metode yang digunakan tersebut haruslah disesuaikan dengan kesiapan intelektual siswa. Siswa SMP masih ada pada tahap operasi konkrit, artinya jika ia akan memahami konsep abstrak matematika harus dibantu dengan menggunakan benda konkrit. Oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mulailah menyajikan contoh-contoh konkrit yang beraneka ragam, kemudian

mengarah pada konsep abstrak. Dengan cara seperti itu diharapkan kegiatan belajar mengajar biasa berjalan secara bermakna (Erman Suherman, 2003: 47-48).

5. Teorema Van Hiele

Teorema Van Hiele mengemukakan teori belajar dalam geometri. Menurut teorema ini ada tiga unsur utama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan jika ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak yang lebih tinggi.

Van Hiele dalam Erman Suherman (2003: 51-52) menyatakan bahwa terdapat 5 tahap belajar anak dalam belajar geometri, yaitu tahap pengenalan, tahap analisis, tahap pengurutan, tahap deduksi, dan tahap akurasi yang diuraikan sebagai berikut.

a. Tahap Pengenalan

Pada tahap ini anak belajar mengenali suatu bentuk geometri secara

keseluruhan namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk dari bentuk geometri yang dilihatnya itu.

b. Tahap Analisis

Pada tahap ini anak sudah mulai mengenali sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamatinya. Ia sudah mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri itu.

c. Tahap Pengurutan

Pada tahap ini anak sudah mampu melaksanakan penarikan kesimpulan, yang kita kenal dengan sebutan berpikir induktif, namun belum berkembang secara penuh.

Pada tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif dari yang secara umum ke khusus. Anak mulai mampu menggunakan aksioma atau postulat.

e. Tahap Akurasi

Pada tahap ini anak sudah menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap ini merupakan tahap berpikir yang tinggi, rumit, dan kompleks.

Hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh dari perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan yang berupa penguasaan pengetahuan dan

keterampilan dalam pelajaran matematika (Darsono, 2000: 27). Beberapa fungsi hasil

belajar yaitu sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa, lambang pemuasan, dasar ingin tahu, bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya bahwa hasil belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan iptek serta berperan sebagai umpan balik dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

Menurut Nana Sudjana (2001:57), hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal menunjukkan ciri sebagai berikut.

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa.

b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. c. Hasil yang dicapai bermakana bagi diri siswa.

d. Hasil belajar yang diperoleh siswa komprehensif (menyeluruh) yang mencakup ranah kognitif, pengetahuan, afektif dan psikomotor serta keterampilan atau perilaku.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol/ menilai dan mengendalikan diri dalam menilai hasil yang dicapai maupun proses dan usaha belajarnya.

Dalam dokumen ← PTK MATEMATIKA (Halaman 32-37)