• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan

4. Cahaya dapat dibiaskan

Berikut ini adalah contoh cahaya dapat dibiaskan yaitu sedotan yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air akan terlihat patah.

Contoh lain peristiwa pembiasan:

a. ikan di kolam yang jernih kelihatan lebih besar dari aslinya; b. dasar kolam kelihatan lebih dangkal;

c. jalan beraspal pada siang hari yang panas kelihatan seperti berair. Kejadian ini disebut fatamorgana.

Matahari merupakan salah satu sumber energi cahaya di bumi ini, ada manfaat lain dari sumber energi cahaya matahari. Ternyata cahaya matahari juga memiliki peranan dalam proses fotosintesis, yaitu membuat tanaman mampu membuat makanan sendiri. Oleh karena itu, tanaman dapat tumbuh berkembang. Selain menghasilkan makanan, fotosintesis juga menghasilkan oksigen yang diperlukan makhluk hidup untuk bernapas.

2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan

2.1.2.1 Penelitian-Penelitian Tentang Inkuiri

Lalu dan Asep (2012) melakukan penelitian tentang penerapan metode inkuiri terhadap keterampilan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP

a.Sedotan dalam gelas berisi air

terlihat seperti bengkok. b.Skema pembiasan cahaya pada sedotan

Sumber : Rositawaty (2008: 105)

25 Negeri 6 Singaraja. Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan proses dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP. Tujuan penelitian ini adalah menguji perbedaan pengaruh pembelajaran inkuiri dan metode pembelajaran konvensional terhadap keterampilan proses dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian adalah keterampilan proses siswa yang diajarkan dengan metode inkuiri lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. Selain itu hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode inkuiri lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.

Sari (2010) melakukan penelitian tentang penerapan pendekatan inkuiri pada siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas IV SDN I Maribaya Karanganyar Purbalingga. Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah rendahnya kualitas mengajar IPA kelas IV. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas IV. Penggunaan pendekatan inkuiri oleh guru dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan keterampilan guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan guru diperoleh jumlah skor keterampilan guru pada siklus I adalah 27 dengan kategori B, jumlah skor pada siklus II adalah 31 dengan kategori A. Jumlah skor keterampilan guru pada siklus III adalah 36 dengan kategori A. Sehingga diperoleh kesimpulan penggunaan metode inkuiri dalam mata pelajaran IPA dapat meningkatkan kualitas mengajar guru.

Dewi, Dantes, Sadia (2013) meneliti tentang pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA. Di dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah eksperimen dengan jenis eksperimen semu (quasi exsperiment) hal ini dapat dilihat dari subjek eksperimen yang tidak dirandomisasi untuk menentukan sampel yang akan ditempatkan dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum ditetapkan sampel dilakukan uji kesetaraan dan hasilnya seluruh siswa kelas IV SD Negeri Kaliuntu kemampuannya setara. Data mengenai sikap ilmiah dikumpulkan menggunakan lembar kuesioner sedangkan data mengenai hasil belajar dikumpulkan menggunakan tes objektif pilihan ganda dengan empat pilihan. Penelitian ini menjadi referensi bagi saya tentang pemilihan metode penelitian. Selain itu

26 penelitian ini juga menambah referensi bagi penelitian saya tentang penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2.1.2.2 Penelitian-Penelitian Tentang Kemampuan Menjelaskan dan

Menginterpretasi

Sochibin, Dwijananti, dan Marwoto (2009) melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran inkuiri terpimpin untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa SD. Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa SD. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode inkuiri. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran Inkuiri terpimpin dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan menumbuh kembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SD pokok bahasan air dan sifatnya.

Wahyudin, Sutikno, dan Isa (2010) melakukan penelitian tentang penggunaan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Masalah yang ada di dalam penelitian ini adalah rendahnya minat dan pemahaman siswa. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan minat dan pemahaman siswa menggunakan metode inkuiri dengan bantuan multimedia. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan pemahaman siswa yang pada awalnya 72,90%, setelah tindakan meningkat menjadi 76,81%. Secara keseluruhan nilai yang diperoleh untuk setiap indikator dalam angket mengalami peningkatan. Jadi, penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan berbantuan multimedia dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas XI semester 2 SMAN 14 Semarang.

Badrisyiyani, Harlita, dan Muzzayinah (2011) meneliti tentang implementasi hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (colocasia

esculenta) sebagai sumber belajar berupa modul pada pokok bahasan fungi

terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA AL Islam 1 Surakarta pada tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian yang telah dilakukan

27 adalah sebagai berikut: (1) Identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia

esculenta) ditemukan dua genus yaitu genus Saccharomyces dan genus

Aspergillus dilihat dari ciri morfologi, (2) Pemanfaatan hasil penelitian Identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta) sebagai sumber belajar berupa modul pada pokok bahasan fungi berpengaruh nyata terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta.

Penelitian-penelitian yang relevan di atas menggunakan populasi siswa SMP, SMA, dan mahasiswa. Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat penelitian yang banyak menggunakan metode inkuiri. Akan tetapi variabel yang diteliti belum ada yang meneliti tentang kemampuan menjelaskan dan

menginterpretasi. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan setiap

variabel yang diteliti setelah metode pembelajaran yang digunakan adalah metode inkuiri. Selanjutnya peneliti akan melakukan penelitian yang berbeda dari penelitian yang sudah dilakukan yaitu suatu penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahan Alam (IPA). Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental. Populasi penelitian adalah siswa Sekolah Dasar (SD). Berikut ini adalah literature map dari penelitian yang relevan dan sudah dijelaskan sebelumnya.

Dokumen terkait