• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I

4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Setelah mengetahui perbedaan rerata skor pretest antara kelompok kontrol dan eksperimen. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan menguji selisih skor pretest dan posttest pada masing-masing kelompok yang bertujuan untuk mengetahui selisih skor pada masing-masing kelompok dan mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan

menjelaskan. Langkah yang pertama adalah mengurangkan rerata skor posttest I

dan rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Setelah itu diuji normalitasnya terlebih dahulu dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Hasil uji normalitas selisih pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut. (Lihat lampiran 4.1)

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Selisih Rerata Skor Pretest ke Posttest I

No. Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan

1. Selisih rerata skor pretest dan posttest I

kelompok control 0,53 Normal

2. Selisih rerata skor pretest dan posttest I

kelompok eksperimen 0,65 Normal

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,53 untuk kelompok kontrol dan 0,65 untuk kelompok eksperimen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hasil yang ada tersebut kemudian digunakan untuk menentukan analisis statistik yang digunakan. Semua data terdistribusi dengan normal sehingga analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik dalam hal ini Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji selisih skor dari pretest ke posttest I dilakukan untuk melihat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan analisis pada kemampuan menjelaskan. Analisis ini juga digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan.

64 Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi homogenitas varians, yaitu dengan Levene„s test. Apabila harga sig. > 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Apabila harga sig. < 0,05 maka tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene‟s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 0,05 dan harga sig. 0,83. Harga sig. pada data yang dibandingkan menunjukkan bahwa sig. > 0,05. Karena varian homogen data yang dibaca pada output adalah pada baris pertama. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih

pretest dan posttest I kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut ini adalah hasil

selisih rerata skor pretest ke posttest I dengan menggunakan independent samples

t-test. (Lihat lampiran 4.3)

Tabel 4.4 Rerata selisih skor pretest- posttest I pada kemampuan menjelaskan Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan

Rerata selisih skor pretest - posttest I

kelompok kontrol dan eksperimen. 0,00 Ada Perbedaan

Berdasarkan hasil uji analisis menggunakan Independent Sample t-test untuk selisih rerata skor pretest ke posttest I pada kemampuan menjelaskan dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows, maka diperoleh harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00. Hasil rerata skor kelompok eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol pada kemampuan

menjelaskan. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada masing-masing kelompok. Hasilnya untuk

kelompok kontrol adalah M = 0,25; SD = 0,63; SE = 0,11. Sedangkan hasil untuk kelompok eksperimen adalah sebagai berikut, M = 1,65; SD = 0,59; SE = 0,11. Hasil dari analisis tersebut adalah ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor kelompok kontrol dan rerata selisih skor kelompok eksperimen. Perbedaan dari kedua kelompok signifikan dengan harga df = 59; t = -8,96 dan harga Sig. (2-tailed) adalah 0,00. Melalui hasil yang diperoleh maka kesimpulannya adalah Hnull ditolak dan Hi diterima. Jadi kesimpulannya, pada kemampuan menjelaskan terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rerata

65 skor kelompok eksperimen dan selisih rerata skor kelompok kontrol. Dengan kata lain, penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan.

Berikut ini adalah diagram batang yang menunjukkan perbandingan selisih rerata skor antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan

menjelaskan.

Gambar 4.1 Diagram perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan

eksperimen pada kemampuan menjelaskan.

4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut

1. Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest-Posttest I

Langkah ketiga setelah uji signifikansi pengaruh perlakuan adalah uji kenaikan skor pretest–posttest I. Hal ini dilakukan untuk melihat adanya peningkatan skor yang signifikan antara skor pretest–posttest I pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Berdasarkan uji normalitas yang sudah dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Diperoleh harga Sig. (2-tailed) pada pretest kelompok kontrol adalah 0,31 dan posttest I kelompok kontrol adalah 0,34 kedua harga Sig.

(2-66

tailed) > 0,05 sehingga kesimpulannya distribusi data pada kelompok kontrol

tersebut dikatakan normal. Begitupula pada kelompok eksperimen diperoleh harga

Sig. (2-tailed) pada pretest kelompok eksperimen adalah 0,39 dan posttest I

kelompok eksperimen adalah 0,32 kedua harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga kesimpulannya distribusi data pada kelompok eksperimen tersebut adalah normal. Analisis statistik yang digunakan yaitu dengan uji statistik Paired samples t-test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Di bawah ini merupakan tabel perbandingan skor pretest ke posttest I kemampuan menjelaskan. (Lihat lampiran 4.4)

Tabel 4.5 Perbandingan skor Pretest-Posttest I kemampuan menjelaskan No Kelompok Mean Peningkatan

(%)

Sig.

(2-tailed) Keterangan

Pretest Post I

1 Kontrol 1,77 2,02 14,12 0,04 Ada Perbedaan

2 Eksperimen 1,78 3,43 92,69 0,00 Ada Perbedaan

Dari tabel di atas peningkatan skor Pretest – Posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil dari uji peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan Paired samples t-test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows diperoleh harga Sig.

(2-tailed) < 0,05 yaitu 0,04 pada kelompok kontrol. Maka diperoleh kesimpulan

bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara

pretest dan posttest I pada kelompok kontrol, dengan kata lain ada perbedaan

yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error

Mean (SE) pada kelompok kontrol. Hasilnya untuk kelompok kontrol adalah M =

0,25; SD = 0,63; SE= 0,11; t = 2,20; dan df = 30.

Sedangkan hasil dari uji peningkatan skor pretest ke posttest menggunakan

Paired samples t-test dengan program computer IBM SPSS Statistics 20 for Windows diperoleh harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 untuk kelompok

eksperimen. Maka diperoleh kesimpulan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen, dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor

67 (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok kontrol adalah sebagai berikut, M= 1,65; SD = 0,59; SE = 0,11; t = 15,43; dan df = 29. Secara detail perbandingan Pretest-Posttest I dari masing-masing indikator pada kemampuan menjelaskan dapat dilihat pada tabel berikut. (Lihat lampiran 4.5)

Tabel 4.6 Perbandingan skor Pretest-Posttest I per indikator kemampuan menjelaskan No Kelompok Indikator Mean Peningkatan (%) Sig. (2-tailed) Keterangan Pre Post I 1 Kontrol Memberi Contoh 2,00 2,03 1,62 0,66 Tidak ada Perbedaan 2 Memberi Alasan 1,55 2,48 60,42 0,00 Ada Perbedaan

3 Menunjukkan 1,90 1,93 1,69 0,86 Tidak ada

Perbedaan

4 Menjabarkan 1,64 1,64 0,00 1,00 Tidak ada

Perbedaan 1 Eksperimen Memberi Contoh 2,37 3,67 54,93 0,00 Ada Perbedaan 2 Memberi Alasan 1,77 3,30 86,79 0,00 Ada Perbedaan 3 Menunjukkan 1,50 2,90 93.33 0,00 Ada Perbedaan 4 Menjabarkan 1,50 3,87 157,8 0,00 Ada Perbedaan

Dari tabel pada kelompok kontrol hanya terdapat satu indikator saja yang mengalami peningkatan skor yang signifikan yaitu indikator memberi alasan. Persentase tertinggi pada kelompok kontrol terdapat pada indikator memberi alasan yaitu sebesar 60,42%. Sedangkan persentase terendah ada pada kelompok kontrol yaitu pada indikator menjabarkan yaitu sebesar 0%. Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan

menjelaskan pada indikator menjabarkan, atau dengan kata lain tidak ada

peningkatan pada kemampuan menjelaskan pada indikator menjabarkan.

Sedangkan dari tabel pada kelompok eksperimen diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest I lebih tinggi dari rerata skor pretest. Dengan demikian terjadi peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Dari tabel di atas terjadi peningkatan yang tinggi yaitu di kelompok eksperimen pada indikator menunjukkan yaitu sebesar 93,33%. Sedangkan peningkatan yang paling rendah adalah 54,93% pada indikator memberi contoh.

68

2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan disebut juga dengan effect size. Uji besar pengaruh perlakuan ini dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh penggunaan metode inkuiri dan ceramah terhadap kemampuan menjelaskan. Pengaruh inilah yang disebut dengan effect size. Hal ini juga untuk memastikan adanya perbedaan antara skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria untuk menentukan besarnya efek menurut Field (2009: 57) adalah, jika r = 0,01 maka efek kecil setara dengan 1%, jika r = 0,30 maka efek sedang setara dengan 9%, dan jika r = 0,50 maka efek besar setara dengan 25%. Penghitungan persentase pengaruh atau R2 dapat dilakukan dengan cara mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan 100%. Berikut merupakan hasil perhitungan effect size keseluruhan pada kemampuan menjelaskan. (Lihat lampiran 4.6)

Tabel 4.7 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) Kemampuan Menjelaskan (t diambil dari

independent sample t-test)

No Kelompok t t2 df r R2 effect size % Besar Efek 1 Kontrol & eksperimen -8,96 80,28 59 0,76 0,58 57,64 Efek besar

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan menjelaskan pada kedua kelompok. Pada tabel perhitungan besarnya pengaruh di atas, diperoleh besarnya efek keseluruhan dengan r = 0,76. Berdasarkan kriteria yang digunakan, besarnya effect size keseluruhan yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan menjelaskan mengalami peningkatan sebesar 57,64 % dengan efek besar.

Hasil uji pengaruh perlakuan pada kemampuan menjelaskan dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. (Lihat lampiran 4.6)

Tabel 4.8 Tabel Perhitungan besar efek perlakuan pada kemampuan menjelaskan No. Kelompok T t2 df r R2 Persentase

% efek

1. Kontrol 2,20 4,84 30 0,37 0,14 13,90 Menengah

69 Pada tabel di atas menunjukkan persentase besarnya efek perlakuan lebih besar kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, untuk kelompok eksperimen menunjukkan r = 0,94 dengan presentase sebesar 89,10 % dan kriteria efek adalah besar, karena r > 0,50. Sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan r = 0,37 dengan presentase sebesar 13,90% dan kriteria efek menengah karena r > 0,30. Dapat disimpulkan bahwa besar pengaruh (effect size) perlakuan kelompok eksperimen besar dibandingkan kelompok kontrol yang memiliki besar pengaruh (effect size) perlakuan menengah. Jadi, metode inkuiri berpengaruh besar terhadap kemampuan menjelaskan di kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri bertanggungjawab pada kemampuan menjelaskan sebesar 89,10%. Berbeda dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah hanya berpengaruh menengah terhadap kemampuan menjelaskan dan dengan kata lain metode ceramah bertanggungjawab pada kemampuan menjelaskan sebesar 13,90%.

3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Setelah diberikan perlakuan siswa pada masing-masing kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen diberikan posttest I. Kemudian setelah tiga minggu siswa pada masing-masing kelompok diberikan posttest II. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas perbedaan perlakuan penerapan metode inkuiri sesudah tiga minggu setelah posttest I untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil rerata skor dari posttest II akan dibandingkan dengan hasil rerata skor posttest I. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan rerata skor

Posttest I dan Posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Langkah pertama adalah diuji normalitas distribusi datanya dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil perhitungan dengan Kolmogorov-Smirnov test diperoleh data pada posttest II di kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen terdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil uji normalitas

70

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Posttest II

No. Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan

1. Posttest II kelompok kontrol 0,35 Normal

2. Posttest II kelompok eksperimen 0,14 Normal

Harga Sig. (2-tailed) kedua kelompok > 0,05, yaitu p = 0,35 untuk kelompok kontrol dan p = 0,14 untuk kelompok eksperimen. Jadi, analisis statistik yang digunakan selanjutnya yaitu dengan uji statistik Paired samples t-test dengan program computer IBM SPSS Statistics 20 for Windows.

Setelah melihat normalitas untuk posttest II, maka akan dilakukan analisis selanjutnya yaitu dengan melihat perbandingan skor untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah Paired

samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Berikut ini adalah hasil dari

perhitungan menggunakan Paired samples t-test. (Lihat lampiran 4.7)

Tabel 4.10 Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II pada kemampuan menjelaskan No Kelompok Mean Peningkatan (%) Sig. (2-tailed) Keterangan Posttest I Posttest II

1 Kontrol 2,02 1,93 - 4,38 0,49 Tidak ada

perbedaan

2 Eksperimen 3,43 3,36 -2,18 0,30 Tidak ada

perbedaan

Berdasarkan tabel di atas harga Sig. (2-tailed) adalah 0,49 pada kelompok kontrol. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok kontrol. Harga M = -0,089; SD = 0,70 dan SE = 0,13 pada kelompok kontrol. Hasil perhitungan kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05, sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor posttest I dan

posttest II di kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor

yang signifikan dari posttest I ke Posttest II pada kemampuan menjelaskan di kelompok kontrol.

Sedangkan Sig. (2-tailed) adalah 0,30 pada kelompok eksperimen. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok eksperimen. Harga M = -0,08; SD = 0,39 dan SE = 0,07 pada

71 kelompok eksperimen. Hasil perhitungan kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor posttest I dan posttest II di kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke Posttest II pada kemampuan menjelaskan di kelompok eksperimen.

Secara detail uji retensi pengaruh perlakuan dari posttest I ke posttest II dari masing-masing indikator pada kemampuan menjelaskan dapat dilihat pada tabel berikut. (Lihat lampiran 4.8)

Tabel 4.11 Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II kemampuan menjelaskan per

indikator No Kelompok Indikator Mean Peningkatan (%) Sig. (2-tailed) Keterangan Post I Post II 1 Kontrol Memberi Contoh 2,03 2,19 7,88 0,17 Tidak ada Perbedaan 2 Memberi Alasan 2,48 1,87 -24,60 0,00 Ada Perbedaan

3 Menunjukkan 1,93 1,87 -3,11 0,76 Tidak ada

Perbedaan

4 Menjabarkan 1,64 1,81 10,37 0,54 Tidak ada

Perbedaan 1 Eksperimen Memberi Contoh 3,67 3,60 -1,91 0,54 Tidak Ada Perbedaan 2 Memberi Alasan 3,30 3,03 -8,18 0,16 Tidak Ada Perbedaan

3 Menunjukkan 2,90 2,93 1,03 0,84 Tidak Ada

Perbedaan

4 Menjabarkan 3,87 3,87 0 1,00 Tidak Ada

Perbedaan

Dari tabel di atas diketahui bahwa rerata skor posttest II lebih rendah daripada rerata skor posttest I pada indikator memberi alasan dan menunjukkan pada kelompok kontrol. Dengan demikian terjadi penurunan skor pada dua indikator yang diteliti namun pada indikator memberi alasan terjadi penurunan yang signifikan. Namun terdapat dua indikator yang memiliki rerata skor posttest

II lebih tinggi dibandingkan rerata skor posttest I yaitu indikator memberi contoh

dan menjabarkan pada kelompok kontrol. Dengan demikian terjadi peningkatan pada indikator memberi contoh dan menjabarkan namun tidak signifikan. Pada kelompok eksperimen diketahui bahwa rerata skor posttest II lebih rendah daripada rerata skor posttest I pada indikator memberi contoh dan memberi

72 alasan. Dengan demikian terjadi penurunan skor pada dua indikator yang diteliti namun tidak signifikan. Namun terdapat satu indikator yang memiliki rerata skor

posttest II lebih tinggi dibandingkan rerata skor posttest I yaitu indikator

menunjukkan pada kelompok eksperimen. Dengan demikian terjadi peningkatan pada indikator menunjukkan namun tidak signifikan. Terdapat satu indikator yang mempunyai rerata skor posttest I sama dengan rerata skor posttest II yaitu indikator menjabarkan, dengan demikian tidak terjadi peningkatan maupun penurunan pada indikator menjabarkan.

Dari kelompok kontrol indikator yang mengalami penurunan tertinggi adalah indikator memberi alasan dengan penurunan sebesar -24,60%. Bahkan terdapat satu indikator di kelompok kontrol yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu pada indikator menjabarkan sebesar 10,37%. Dari kelompok eksperimen indikator yang mengalami penurunan tertinggi yaitu pada indikator memberi alasan sebesar -8,18%. Bahkan terdapat satu indikator di kelompok eksperimen yang mengalami peningkatan yaitu indikator menunjukkan sebesar 1,03%. Berikut ini adalah grafik perbandingan pretest, posttest I dan posttest II pada kemampuan menjelaskan.

Gambar 4.2 Grafik perbandingan pretest, posttest I dan posttest II pada kemampuan menjelaskan

1.77 2.02 1.94 1.78 3.43 3.36 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Pretest Posttest I Posttest II

Kontrol Eksperimen

73

Dokumen terkait