• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan menjelaskan dan

menginterpretasi sedangkan independennya adalah penggunaan metode inkuiri.

Pada bagian berikut akan dipaparkan hasil uji hipotesis penelitian pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. Seluruh analisis statistik menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Data yang diperoleh dari pretest dan posttest diuji normalitasnya dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows untuk menentukan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis data responden.

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Analisis yang pertama dilakukan adalah uji normalitas. Seluruh analisis statistik menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Data yang diperoleh dari pretest, posttest I, dan

posttest II pada kemampuan menginterpretasi diuji normalitasnya terlebih dahulu

dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM

SPSS Statistics 20 for Windows. Hal ini bertujuan untuk menentukan jenis uji

statistik yang digunakan dalam analisis data responden. Jika hasil Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak normal, dan jika hasil Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data normal. Hasil uji normalitas untuk kemampuan menginterpretasi dapat dilihat pada tabel 4.12. (Lihat lampiran 4.9)

Tabel 4.12 Data Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menginterpretasi No Kelompok Rerata Sig. (2-tailed) Keterangan

1

Kontrol

Pretest 0,20 Normal

2 Posttest I 0,34 Normal

3 Posttest II 0,31 Normal

4 Selisih Pretest-Posttest I 0,40 Normal

1

Eksperimen

Pretest 0,25 Normal

2 Posttest I 0,11 Normal

3 Posttest II 0,22 Normal

4 Selisih Pretest-Posttest I 0,42 Normal

Hasil uji normalitas data yang telah dilakukan dengan menggunakan

74

Windows diperoleh harga Sig. (2-tailed) aspek pretest untuk kelompok kontrol

adalah 0,20 dan kelompok eksperimen adalah 0,25. Sedangkan harga Sig.

(2-tailed) untuk aspek Posttest I kelompok kontrol adalah 0,34 dan kelompok

eksperimen adalah 0,11. Harga Sig. (2-tailed) pada aspek posttest II kelompok kontrol adalah 0,31 dan kelompok eksperimen adalah 0,22. Kemudian yang terakhir adalah aspek selisih pretest dan posttest I, harga Sig. (2-tailed) untuk kelompok kontrol adalah 0,40 dan kelompok eksperimen adalah 0,42. Hasil uji normalitas pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kemampuan menginterpretasi menunjukkan bahwa distribusi data normal karena harga Sig. (2-tailed) > 0,05. Semua aspek memiliki distribusi data yang normal, sehingga uji statistik yang digunakan adalah statistik parametrik.

Analisis data untuk melihat pengaruh metode inkuiri pada kemampuan

menginterpretasi dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1) Analisis data

dengan menguji perbedaan rerata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan menginterpretasi untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan awal sebelum masing-masing kelas mendapatkan perlakuan. 2) Analisis data yaitu uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan menguji selisih skor pretest dan posttest pada masing-masing kelompok yang bertujuan untuk mengetahui selisih skor pada masing-masing kelompok. 3) Analisis data lebih lanjut dengan menguji peningkatan skor pretest ke postest untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan

menginterpretasi. 4) Uji besar pengaruh perlakuan penggunaan metode Inkuiri

terhadap kemampuan menginterpretasi. 5) Uji retensi pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. 6) Dampak Pengaruh Perlakuan berisi tentang deskripsi kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui sudut pandang subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian.

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Setelah melakukan uji normalitas data untuk mengetahui jenis analisis statistik yang digunakan selanjutnya akan diuji perbedaan rerata skor pretestnya. Hasilnya adalah distribusi data rerata skor pretest kelompok kontrol dan

75 eksperimen adalah normal, sehingga uji statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Peneliti kemudian melakukan uji perbedaan rerata skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik dalam hal ini menggunakan Independent

Sample T-Test.

Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji homogenitas varians, yaitu dengan Levene„s test. Apabila harga sig. > 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Apabila harga sig. < 0,05 maka tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis

Levene‟s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 1,48 dan

harga sig. 0,23. Harga sig. pada data yang dibandingkan menunjukkan bahwa sig. > 0,05.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu apabila harga

sig.(2tailed) > 0,05 maka itu artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara

skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jadi dapat dikatakan bahwa kedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama. Apabila harga sig.(2tailed) < 0,05 maka itu artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jadi dapat dikatakan bahwa kedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang berbeda. Berikut ini adalah hasil uji perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (Lihat lampiran 4.10)

Tabel 4.13 Perbandingan rerata skor pretest pada kemampuan menginterpretasi Hasil Pretest sig.(2tailed) Keterangan

Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol 0,10 Tidak ada perbedaan

Hasil dari uji Independent samples t-test dengan program komputer IBM

SPSS Statistics 20 for Windows diperoleh harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,10.

Hasil skor kelompok eksperimen lebih tinggi pada kemampuan menginterpretasi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M),

Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada masing-masing

kelompok. Hasilnya untuk kelompok kontrol adalah M = 1,66; SD = 0,43; SE = 0,08. Sedangkan hasil untuk kelompok eksperimen adalah sebagai berikut, M=

76 1,87; SD = 0,54; SE = 0,10. Perbedaan dari kedua kelompok signifikan dengan harga df = 59; t = -1,64 dan harga Sig. (2-tailed) adalah 0,10 (p > 0,05). Jadi diperoleh kesimpulan Hnull diterima dan Hi ditolak, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai kemampuan awal yang sama. Teknik pengambilan sampel tidak dilakukan secara random untuk memastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen benar-benar memiliki kemampuan awal yang sama (Cohen, 2007: 276). Uji perbedaan di atas menunjukkan bahwa tujuan tersebut sudah tercapai.

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Setelah mengetahui perbedaan rerata skor pretest antara kelompok kontrol dan eksperimen. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan menguji selisih skor pretest dan posttest pada masing-masing kelompok yang bertujuan untuk mengetahui selisih skor pada masing-masing kelompok dan mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan

menginterpretasi. Langkah yang pertama adalah mengurangkan rerata skor posttest I dan rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Setelah

itu diuji normalitasnya terlebih dahulu dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows.

Hasil uji normalitas selisih pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut. (Lihat lampiran 4.9)

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Selisih Rerata Skor Pretest ke Posttest I

No. Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan

1. Selisih rerata skor pretest dan

posttest I kelompok control 0,40 Normal

2. Selisih rerata skor pretest dan

posttest I kelompok eksperimen 0,42 Normal

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,40 untuk kelompok kontrol dan 0,42 untuk kelompok eksperimen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hasil yang ada tersebut kemudian digunakan untuk menentukan analisis statistik yang digunakan. Semua

77 data terdistribusi dengan normal sehingga analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik dalam hal ini Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji selisih skor dari pretest ke posttest I dilakukan untuk melihat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan analisis pada kemampuan menginterpretasi. Analisis ini juga digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi.

Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi homogenitas varians, yaitu dengan Levene„s test. Apabila harga sig. > 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Apabila harga sig. < 0,05 maka tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene‟s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 1,05 dan harga sig. 0,31. Harga sig. pada data yang dibandingkan menunjukkan bahwa sig. > 0,05. Karena varian homogen data yang dibaca pada output adalah pada baris pertama. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih

pretest dan posttest I kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut ini adalah hasil

selisih rerata skor pretest ke posttest I dengan menggunakan independent samples

t-test. (Lihat lampiran 4.11)

Tabel 4.15 Selisih rerata skor pretest ke posttest I pada kemampuan menginterpretasi Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan

Selisih rerata skor pretest ke posttest I

kelompok kontrol dan eksperimen. 0,00 Ada Perbedaan

Berdasarkan hasil uji analisis menggunakan Independent Sample t-test untuk selisih rerata skor pretest ke posttest I pada kemampuan menginterpretasi dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows, maka diperoleh harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00. Hasil skor kelompok eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol pada kemampuan

menginterpretasi. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD),

dan Standard Error Mean (SE) pada masing-masing kelompok. Hasilnya untuk kelompok kontrol adalah M = 0,24; SD = 0,59; SE = 0,11. Sedangkan hasil untuk kelompok eksperimen adalah sebagai berikut, M= 1,08; SD = 0,77; SE = 0,14.

78 Hasil dari analisis tersebut adalah ada perbedaan yang signifikan antara selisih rerata skor kelompok kontrol dan selisih rerata skor kelompok eksperimen. Perbedaan dari kedua kelompok signifikan dengan harga df = 59; t = -4,747 dan harga Sig. (2-tailed) adalah 0,00. Melalui hasil yang diperoleh maka kesimpulannya adalah Hnull ditolak dan Hi diterima. Jadi kesimpulannya, pada kemampuan menginterpretasi terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rerata skor kelompok eksperimen dan selisih rerata skor kelompok kontrol. Dengan kata lain, penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan

menginterpretasi.

Berikut ini adalah diagram batang yang menunjukkan perbandingan selisih rerata skor antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan

menginterpretasi.

Gambar 4.3 Diagram perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan

79

4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut

1. Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest-Posttest I

Langkah ketiga setelah uji signifikansi pengaruh perlakuan adalah uji kenaikan skor pretest – posttest. Hal ini dilakukan untuk melihat adanya peningkatan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Berdasarkan uji normalitas yang sudah dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Diperoleh harga Sig. (2-tailed) pada pretest kelompok kontrol adalah 0,20 dan posttest I kelompok kontrol adalah 0,34 kedua harga Sig.

(2-tailed) > 0,05 sehingga kesimpulannya distribusi data pada kelompok kontrol

tersebut dikatakan normal. Begitupula pada kelompok eksperimen diperoleh harga

Sig. (2-tailed) pada pretest kelompok eksperimen adalah 0,25 dan posttest I

kelompok eksperimen adalah 0,11 kedua harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga kesimpulannya distribusi data pada kelompok eksperimen tersebut adalah normal. Analisis statistik yang digunakan yaitu dengan uji statistik Paired samples t-test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Di bawah ini merupakan tabel perbandingan skor pretest ke posttest kemampuan

menginterpretasi. (Lihat lampiran 4.12)

Tabel 4.16 Perbandingan skor Pretest-Posttest I kemampuan Menginterpretasi No Kelompok Mean Peningkatan

(%)

Sig.

(2-tailed) Keterangan

Pretest Posttest I

1 Kontrol 1,66 1,90 14,46 0,03 Ada Perbedaan

2 Eksperimen 1,87 2,94 57,22 0,00 Ada Perbedaan

Dari tabel di atas peningkatan skor Pretest – Posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil dari uji peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan Paired samples t-test dengan program computer IBM SPSS Statistics 20 for Windows diperoleh harga Sig.

(2-tailed) < 0,05 yaitu 0,030 pada kelompok kontrol. Maka diperoleh kesimpulan

bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara

pretest dan posttest I pada kelompok kontrol, dengan kata lain ada perbedaan

80 Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error

Mean (SE) pada kelompok kontrol. Hasilnya untuk kelompok kontrol adalah M =

0,24; SD = 0,59; SE= 0,10; t = 2,28; dan df = 30.

Sedangkan hasil dari uji peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan

Paired samples t-test dengan program computer IBM SPSS Statistics 20 for Windows diperoleh harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 untuk kelompok

eksperimen. Maka diperoleh kesimpulan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen, dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor

pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen. Hal ini terlihat dari hasil Mean

(M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut, M= 1,08; SD = 0,77; SE = 0,14; t = 7,63; dan

df = 29. Secara detail perbandingan Pretest-Posttest I dari masing-masing

indikator pada kemampuan menginterpretasi dapat dilihat pada tabel berikut. (Lihat Lampiran 4.13)

Tabel 4.17 Perbandingan skor Pretest-Posttest I per indikator kemampuan menginterpretasi No Kelompok Indikator Mean Peningkatan

(%) Sig. (2-tailed) Keterangan Pre Post I 1 Kontrol

Menentukan 2,13 2,03 -4,54 0,41 Tidak ada

Perbedaan

2 Menceritakan 1,68 1,90 13,46 0,33 Tidak ada

Perbedaan 3 Mengritisi 1,42 1,84 29.54 0,00 Ada Perbedaan 4 Melihat Benang Merah 1,42 1,84 29.54 0,00 Ada Perbedaan 1 Eksperimen Menentukan 2,13 2,63 23.44 0,00 Ada Perbedaan 2 Menceritakan 1,73 3,07 76.93 0,00 Ada Perbedaan 3 Mengritisi 1,80 3,03 68.52 0,00 Ada Perbedaan 4 Melihat Benang Merah 1,80 3,03 68.52 0,00 Ada Perbedaan

Dari tabel di atas pada kelompok kontrol diketahui bahwa rerata skor

posttest I lebih tinggi dari rerata skor pretest kecuali indikator menentukan pada

81 pada ketiga indikator yang diteliti. Dari tabel di atas pada kelompok kontrol hanya terdapat dua indikator saja yang mengalami peningkatan skor yang signifikan yaitu indikator mengritisi dan melihat benang merah. Pada kelompok kontrol persentase tertinggi ada pada indikator mengritisi dan melihat benang merah yaitu sebesar 29,54%. Sedangkan persentase peningkatan paling kecil ada pada indikator menceritakan, yaitu sebesar 13,46%. Sedangkan pada indikator menentukan terjadi peningkatan skor tetapi dengan persentase negatif, atau dengan kata lain terjadi penurunan skor dengan persentase sebesar -4,54%. Hal ini menunjukkan bahwa metode inkuiri tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan menginterpretasi khususnya indikator menentukan.

Sedangkan dari tabel pada kelompok eksperimen diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest I lebih tinggi dari rerata skor pretest. Dengan demikian terjadi peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Dari tabel di atas terjadi peningkatan yang tinggi yaitu di kelompok eksperimen pada indikator menceritakan yaitu sebesar 76,93%. Sedangkan peningkatan yang paling rendah adalah 23,44% pada indikator menentukan.

2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan disebut juga dengan effect size. Uji besar pengaruh perlakuan ini dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh penggunaan metode inkuiri dan ceramah terhadap kemampuan menginterpretasi. Pengaruh inilah yang disebut dengan effect size. Hal ini juga untuk memastikan adanya perbedaan antara skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria untuk menentukan besarnya efek menurut Field (2009: 57) adalah, jika r = 0,01 maka efek kecil setara dengan 1%, jika r = 0,30 maka efek sedang setara dengan 9%, dan jika r = 0,50 maka efek besar setara dengan 25%. Untuk menghitung persentase pengaruh atau R2 dapat dilakukan dengan cara mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan 100%. Berikut merupakan hasil perhitungan effect size keseluruhan pada kemampuan menginterpretasi. (lihat lampiran 4.14)

82

Tabel 4.18 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) Kemampuan Menginterpretasi (t diambil

dari independent sample t-test)

No Kelompok t t2 Df r R2 effect size % Besar Efek 1 Kontrol & eksperimen -4,75 22,53 59 0,52 0,28 27,64 Efek besar

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan meginterpretasi pada kedua kelompok. Pada tabel perhitungan besarnya pengaruh di atas, diperoleh besarnya efek keseluruhan dengan r = 0,52 Berdasarkan kriteria yang digunakan, besarnya effect size keseluruhan yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan menginterpretasi mengalami peningkatan sebesar 27,64 % dengan efek besar.

Hasil uji pengaruh perlakuan pada kemampuan menginterpretasi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. (lihat lampiran 4.14)

Tabel 4.19 Tabel Perhitungan Besar Efek Perlakuan pada Kemampuan Menginterpretasi No. Kelompok t t2 Df r R2 Persentase

% Efek

1. Kontrol 2,28 5,22 30 0,39 0,15 14,80 Menengah

2. Eksperimen 7,63 58,22 29 0,82 0,67 66,70 Besar

Pada tabel di atas menunjukkan persentase besarnya efek perlakuan lebih besar kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, untuk kelompok eksperimen menunjukkan r = 0,82 dengan presentase sebesar 66,70 % dan kriteria efek besar, karena r > 0,50. Sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan r = 0,39 dengan presentase sebesar 14,80% dan kriteria efek menengah karena r > 0,30. Dapat disimpulkan bahwa besar pengaruh (effect size) perlakuan kelompok eksperimen besar dibandingkan kelompok kontrol yang memiliki besar pengaruh (effect size) perlakuan menengah. Jadi, metode inkuiri berpengaruh besar terhadap kemampuan menginterpretasi di kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri bertanggungjawab pada kemampuan menginterpretasi sebesar 66,70%. Berbeda dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode

83 ceramah hanya berpengaruh menengah terhadap kemampuan menginterpretasi dan penggunaan metode ceramah bertanggungjawab pada kemampuan

menginterpretasi sebesar 14,8%.

3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Setelah diberikan perlakuan siswa pada masing-masing kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen diberikan posttest I. Kemudian setelah tiga minggu siswa pada masing-masing kelompok diberikan posttest II. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas perbedaan perlakuan penerapan metode inkuiri sesudah tiga minggu setelah posttest I untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil rerata skor dari posttest II akan dibandingkan dengan hasil rerata skor posttest I. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan rerata skor

Posttest I dan Posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Langkah pertama adalah diuji normalitas distribusi datanya dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil perhitungan dengan Kolmogorov-Smirnov test diperoleh data pada posttest II di kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen terdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil uji normalitas

posttest II. (lihat lampiran 4.9)

Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Posttest II

No. Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan

1. Posttest II kelompok control 0,31 Normal

2. Posttest II kelompok eksperimen 0,22 Normal

Harga Sig. (2-tailed) kedua kelompok > 0,05, yaitu p = 0,31 untuk kelompok eksperimen dan p = 0,22 untuk kelompok kontrol. Analisis statistik yang digunakan selanjutnya yaitu dengan uji statistik Paired samples t-test dengan program computer IBM SPSS Statistics 20 for Windows.

Setelah melihat normalitas untuk posttest II, maka akan dilakukan analisis selanjutnya yaitu dengan melihat perbandingan skor untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah Paired

samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Berikut ini adalah hasil dari

84

Tabel 4.21 Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II pada kemampuan Menginterpretasi No Kelompok Mean Peningkatan (%) Sig. (2-tailed) Keterangan Posttest I Posttest II

1 Kontrol 1,90 1,88 - 1,27 0,81 Tidak ada

perbedaan

2 Eksperimen 2,94 2,85 - 3,12 0,48 Tidak ada

perbedaan

Berdasarkan tabel di atas harga Sig. (2-tailed) adalah 0,81 pada kelompok kontrol. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan

Standard Error Mean (SE) pada kelompok kontrol. Harga M = -0,02; SD = 0,56

dan SE = 0,10 pada kelompok kontrol. Hasil perhitungan kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor posttest I dan

posttest II di kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor

yang signifikan dari posttest I ke Posttest II pada kemampuan menginterpretasi di kelompok kontrol.

Sedangkan Sig. (2-tailed) adalah 0,48 pada kelompok eksperimen. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok eksperimen. Harga M = -0,09; SD = 0,69 dan SE = 0,13 pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor posttest I dan posttest II di kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke Posttest II pada kemampuan menginterpretasi di kelompok eksperimen. Berikut ini adalah tabel perbandingan rerata skor posttest I ke posttest II kemampuan menginterpretasi per indikator. (lihat lampiran 4.16)

85

Tabel 4.22 Tabel Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II pada kemampuan

menginterpretasi No Kelompok Indikator Mean Peningkatan (%) Sig. (2-tailed) Keterangan Post I Post II 1 Kontrol

Menentukan 2,03 1,97 -2,95 0,60 Tidak ada

Perbedaan

2 Menceritakan 1,90 1,87 -1,58 0,87 Tidak ada

Perbedaan

3 Mengritisi 1,84 1,84 0 1,00 TIdak Ada

Perbedaan 4 Melihat Benang Merah 1,84 1,84 0 1,00 TIdak Ada Perbedaan 1 Eksperimen

Menentukan 2,63 2,57 -2,28 0,69 Tidak Ada

Perbedaan

2 Menceritakan 3,07 3,10 0,98 0,87 Tidak Ada

Perbedaan

3 Mengritisi 3,03 2,87 -5,28 0,42 TIdak Ada

Perbedaan 4 Melihat Benang Merah 3,03 2,87 -5,28 0,42 TIdak Ada Perbedaan

Dari tabel di atas diketahui bahwa rerata skor posttest II lebih rendah daripada rerata skor posttest I pada indikator menentukan dan menceritakan pada kelompok kontrol. Dengan demikian terjadi penurunan skor pada dua indikator yang diteliti namun keduanya tidak terjadi penurunan yang signifikan. Selain itu terdapat dua indikator yang memiliki rerata skor posttest II sama dengan rerata skor posttest I yaitu indikator mengritisi dan melihat benang merah pada kelompok kontrol. Dengan demikian tidak terjadi peningkatan dan penurunan skor pada indikator mengritisi dan melihat benang merah. Pada kelompok eksperimen diketahui bahwa rerata skor posttest II lebih rendah daripada rerata skor posttest I pada indikator menentukan, mengritisi dan melihat benang merah. Dengan demikian terjadi penurunan skor pada tiga indikator yang diteliti namun tidak signifikan. Namun terdapat satu indikator yang memiliki rerata skor posttest II lebih tinggi dibandingkan rerata skor posttest I yaitu indikator menceritakan pada kelompok eksperimen. Dengan demikian terjadi peningkatan pada indikator menceritakan namun tidak signifikan.

Dari kelompok kontrol indikator yang mengalami penurunan tertinggi adalah indikator menentukan dengan penurunan sebesar -2,95%. Bahkan terdapat dua indikator di kelompok kontrol yang tidak mengalami peningkatan maupun

Dokumen terkait