• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta"

Copied!
251
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN I YOGYAKARTA SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Rossa Mystica Adellita Sari NIM: 111134050. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN I YOGYAKARTA SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Rossa Mystica Adellita Sari NIM: 111134050. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. SKRIPSI. PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN I YOGYAKARTA. Oleh: Rossa Mystica Adellita Sari NIM: 111134050. Telah disetujui oleh:. Pembimbing I. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.. Tanggal, 5 Januari 2015. Pembimbing II. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.. Tanggal, 5 Januari 2015. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. SKRIPSI. PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN I YOGYAKARTA Dipersiapkan dan ditulis oleh: Rossa Mystica Adellita Sari NIM: 111134050. Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada Tanggal 12 Januari 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat. Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap. Tanda Tangan. Ketua. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.. ………………….. Sekretaris. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.. ………………….. Anggota I. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.. ………………….. Anggota II. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.. ………………….. Anggota III. Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si.. ………………….. Yogyakarta, 12 Januari 2015 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,. Rohandi, Ph.D.. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada: 1.. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan kasih yang melimpah dalam kehidupanku sampai saat ini.. 2.. Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu menantikan keberhasilanku.. 3.. Adikku Emmanuela yang selalu memberikan semangat dan membuatku tersenyum.. 4.. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan banyak dukungan dan bantuan.. 5.. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. (Amsal 1:7). Janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. (Matius 6 : 34). Tugas utama kita adalah tetap berada dijalan yang lurus pada saat kita menjalankan suatu tugas utama. (George Bernard Show). v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 11 Januari 2015 Penulis,. Rossa Mystica Adellita Sari. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:. Nama. : Rossa Mystica Adellita Sari. Nomor Mahasiswa. : 111134050. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN I YOGYAKARTA Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam. bentuk. pangkalan. data,. mendistribusikan. secara. terbatas,. dan. mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 5 Januari 2015 Yang menyatakan,. Rossa Mystica Adellita Sari. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK Sari, Rossa Mystica Adellita. (2015). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan menginterpretasi, mata pelajaran IPA.. menjelaskan,. kemampuan. Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya prestasi IPA di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan oleh PISA 2009 dan 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan 2) kemampuan menginterpretasi. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. Sampel terdiri dari kelas IVB sebanyak 31 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas IVA sebanyak 30 siswa sebagai kelompok eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan. Rerata skor yang diperoleh pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol df = 59; t = -8,96. Harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 0,25; SD = 0,63; SE = 0,11 untuk kelompok kontrol, dan M = 1,65; SD = 0,59; SE = 0,11 untuk kelompok eksperimen. Besarnya effect size adalah r = 0,76 atau 57,64% yang setara dengan efek besar. 2) Metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi. Rerata skor yang diperoleh pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol df = 59; t = -4,747. Harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 0,24; SD = 0,59; SE = 0,11 untuk kelompok control, dan M = 1,08; SD = 0,77; SE = 0,14 untuk kelompok eksperimen. Besarnya effect size adalah r = 0,52 atau 27,64% yang setara dengan efek besar.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT Sari, Rossa Mystica Adellita. (2015). The Effect of the Use of Inquiry Based Learning on the Explanation and Interpretation Ability in Science Education Class at SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. Keywords: inquiry methods, ability to explain, ability to interpret, science. This study was conducted after finding out how low the rank owned by Indonesia in Science Education field based on research done by PISA 2009 and 2012. This study aim to investigate the use of inquiry based learning method on 1) the ability to explanation and 2) the have interpretation ability in Science subject. This study employed a Nonequivalent control group design which is included as Quasi Experimental design as its method. The population of this research were 61 students of fourth grade at SD Kanisius Wirobrajan I. The samples were class IVA was the experiment group which consisted of 30 students and class IVB was the control group which consisted of 31 students. The result of this study showed that 1) the use of inquiry method takes effect towards the ability of explanation. The experiment group has higher mean than the control group with df=59; t=-8,96. The price of Sig. (2-tailed) is 0,00 or (p < 0.05) with M = 0,25; SD = 0,63; SE = 0,11 for control group, and M = 1,65; SD = 0,59; SE = 0,11 for experiment group. The effect size is r = 0,76 or 57,64% it is equivalent with large effect. 2) the use of inquiry method takes effect towards the ability of interpretation. The experiment group has higher mean than the control group with df= 59; t = -4,75. The price of Sig. (2-tailed) is 0,00 or (p > 0,05) with M= 0,24; SD = 0,59; SE = 0,11 for control group, and M= 1,08; SD = 0,77; SE = 0,14 for experiment group. The effect size is r = 0,52 or 27,64% it is equivalent with large effect.. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Skripsi dengan judul “Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 2.. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dari awal peyusunan hingga selesai.. 3.. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.. 4.. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dari awal hingga akhir penyusunan skripsi.. 5.. Hr. Klidiatmoko, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta.. 6.. MM. Sri Wahyuni, S.Pd. selaku guru mitra SD peneliti yang sudah banyak membantu, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.. 7.. Siswa kelas IVA dan IVB SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta yang telah bekerjasama dan bersedia menjadi subjek penelitian sehingga penelitian berjalan lancar.. 8.. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian sampai skripsi ini selesai.. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9.. Kedua orangtua terkasih, Suwardi dan Indah yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis.. 10. Adikku Emmanuela yang selalu menemani, memberikan semangat, motivasi dan doanya. 11. Teman-teman penelitian kolaboratif payung IPA yang memberi banyak masukkan dan bantuan kepada penulis dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan karya skripsi ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas semuanya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Namun, penulis berharap karya ilmiah sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.. Penulis. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5 1.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 6 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8 2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................... 8 2.1.1 Teori-teori yang mendukung .................................................................. 8 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ............................................................... 8 2.1.1.2 Metode pembelajaran ..................................................................... 10 2.1.1.4 Metode Inkuiri ................................................................................ 11 2.1.1.4 Kemampuan Memahami ................................................................ 17 2.1.1.5 Pembelajaran IPA........................................................................... 20 2.1.1.6 Materi tentang IPA ......................................................................... 22 2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 24 2.1.2.1 Penelitian-Penelitian Tentang Inkuiri ............................................ 24 2.1.2.2 Penelitian-Penelitian Tentang Kemampuan Menjelaskan dan Menginterpretasi ........................................................................................ 26 2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 28 2.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 29. xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 30 3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 32 3.2.1 Lokasi Penelitian................................................................................... 32 3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 33 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 34 3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 36 3.4.1 Variabel Independen ............................................................................. 36 3.4.2 Variabel Dependen ............................................................................... 36 3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................... 37 3.6 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 40 3.7 Teknik Pengujian Instrumen........................................................................ 41 3.7.1 Validitas ................................................................................................ 41 3.7.2 Reliabilitas ............................................................................................ 44 3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 44 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ............................................................. 45 3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan ........................................................................ 45 3.8.2.1 Uji Perbedaaan Kemampuan Awal ................................................ 45 3.8.2.2 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I ............................................ 46 3.8.3 Analisis Lebih Lanjut............................................................................ 47 3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor ..................................................................... 47 3.8.3.2 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan..................................................... 48 3.8.3.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 49 3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan ......................................................... 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 53 4.1 Hasil Penelitian............................................................................................ 53 4.1.1 Implementasi Penelitian........................................................................ 54 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian......................................................... 55 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ........................................... 55 4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ........................................................... 59 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 60 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 61 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 63 4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 65 4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II .......................................................... 73 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 73 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 74 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 76 4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 79 4.2 Pembahasan ................................................................................................. 86 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menjelaskan............. 86. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menginterpretasi ..... 88 4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ................................................................ 90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 95 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 95 5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 96 5.3 Saran ............................................................................................................ 97 DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 98 LAMPIRAN ........................................................................................................ 102 RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 231. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 ciri-ciri inkuiri terbimbing .................................................................... 15 Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data...................................................................... 34 Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen ....................................................... 38 Tabel 3.3Rubrik Penilaian .................................................................................... 39 Tabel 3.4 pemetaan instrumen penelitian ............................................................. 41 Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen ..................................................................... 43 Tabel 3.6 Hasil uji reliabilitas instrumen ............................................................. 44 Tabel 3.7 Pertanyaan wawancara dengan guru ................................................... 51 Tabel 3.8 Pertanyaan wawancara dengan siswa.................................................. 52 Tabel 4.1 Data Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menjelaskan .......................... 60 Tabel 4.2 Perbandingan rerata skor pretest pada kemampuan menjelaskan ......... 62 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Selisih Rerata Skor Pretest ke Posttest I ............ 63 Tabel 4.4 Rerata selisih skor pretest- posttest I pada kemampuan menjelaskan .. 64 Tabel 4.5 Perbandingan skor Pretest-Posttest I kemampuan menjelaskan........... 66 Tabel 4.6 Perbandingan skor Pretest-Posttest I per indikator kemampuan menjelaskan ........................................................................................................... 67 Tabel 4.7 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) Kemampuan Menjelaskan (t diambil dari independent sample t-test) ......................................................... 68 Tabel 4.8 Tabel Perhitungan besar efek perlakuan pada kemampuan menjelaskan ............................................................................................................................... 68 Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Posttest II ............................................................ 70 Tabel 4.10 Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II pada kemampuan menjelaskan ........................................................................................................... 70 Tabel 4.11 Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II kemampuan menjelaskan per indikator ..................................................................................... 71 Tabel 4.12 Data Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menginterpretasi................. 73 Tabel 4.13 Perbandingan rerata skor pretest pada kemampuan menginterpretasi 75 Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Selisih Rerata Skor Pretest ke Posttest I .......... 76 Tabel 4.15 Selisih rerata skor pretest ke posttest I pada kemampuan menginterpretasi ................................................................................................... 77 Tabel 4.16 Perbandingan skor Pretest-Posttest I kemampuan Menginterpretasi 79 Tabel 4.17 Perbandingan skor Pretest-Posttest I per indikator kemampuan menginterpretasi ................................................................................................... 80 Tabel 4.18 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) Kemampuan Menginterpretasi (t diambil dari independent sample t-test) ............................ 82 Tabel 4.19 Tabel Perhitungan Besar Efek Perlakuan pada Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................... 82 Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Posttest II .......................................................... 83. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 4.21 Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II pada kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................... 84 Tabel 4.22 Tabel Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II pada kemampuan menginterpretasi ............................................................................... 85. xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Cahaya merambat lurus ..................................................................... 22 Gambar 2.2 Cahaya menembus benda bening ...................................................... 23 Gambar 2.3 Pemantulan teratur dan baur .............................................................. 23 Gambar 2.4 Contoh pembiasan dan skemanya ..................................................... 24 Gambar 2.5 Literature Map ................................................................................. 28 Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 32 Gambar 3.2Variabel Penelitian ............................................................................. 37 Gambar 3.3 Rumus peningkatan skor ................................................................... 48 Gambar 3.4 Rumus peningkatan skor ................................................................... 49 Gambar 3.5 Rumus uji besar pengaruh ................................................................. 49 Gambar 3.6 Rumus uji besar pengaruh data terdistribusi tidak normal ................ 50 Gambar 4.1 Diagram perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan menjelaskan. ..................... 65 Gambar 4.2 Grafik perbandingan pretest, posttest I dan posttest II pada kemampuan menjelaskan ...................................................................................... 72 Gambar 4.3 Diagram perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan menginterpretasi. ............. 78 Gambar 4.4 Grafik perbandingan pretest, posttest I dan posttest II pada kemampuan menginterpretasi ............................................................................... 86. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 103 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol ........................................................... 104 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen .................................................... 111 Lampiran 2.3 RPP Kelompok Kontrol ................................................................ 120 Lampiran 2.4 RPP Kelompok Eksperimen ......................................................... 135 2.4.1 Lembar Kerja Siswa Pertemuan I ........................................................... 151 2.4.2 Lembar Kerja Siswa Pertemuan II ........................................................ 155 2.4.3 Lembar Kerja Siswa Pertemuan III ........................................................ 159 Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian ..................................................................... 161 Lampiran 3.2 Rekapitulasi hasil Expert Judgement............................................ 179 Lampiran 3.3 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ................................................ 180 Lampiran 3.4 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ............................................ 183 Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II ......................... 184 Lampiran 4.2 Rekapitulasi Nilai ......................................................................... 190 Lampiran 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menjelaskan .......................... 192 Lampiran 4.4 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Menjelaskan ..... 193 Lampiran 4.5 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Menjelaskan . 194 Lampiran 4.6 Uji Kenaikan Skor Pretest – Posttest I Kemampuan Menjelaskan ............................................................................................................................. 195 Lampiran 4.7 Uji Kenaikan Skor Pretest – Posttest I Kemampuan Menjelaskan (Per Indikator) ..................................................................................................... 196 Lampiran 4.8 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan ........... 198 Lampiran 4.9 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan ........ 201 Lampiran 4.10 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Per Indikator Kemampuan Menjelaskan ........................................................................................................ 202 Lampiran 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menginterpretasi ................. 204 Lampiran 4.12 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Menginterpretasi ............................................................................................................................. 205 Lampiran 4.13 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................. 206 Lampiran 4.14 Uji Kenaikan Skor Pretest – Posttest I Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................. 207 Lampiran 4.15 Uji Kenaikan Skor Pretest – Posttest I Kemampuan Menginterpretasi (Per Indikator) ........................................................................ 208 Lampiran 4.16 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi .. 210 Lampiran 4.17 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi ............................................................................................................................. 213 Lampiran 4.18 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Per Indikator Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................. 214 Lampiran 4.19 Hasil Wawancara ........................................................................ 216. xviii.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Lampiran 4.19.1 Hasil Wawancara Siswa ....................................................... 216 Lampiran 4.19.2 Hasil Wawancara Guru ........................................................ 225 Lampiran 5.1 Foto-foto Penelitian di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta .... 227 Lampiran 5.2 Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 230. xix.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab I ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang berisi tentang alasan-alasan melakukan penelitian. Rumusan masalah berisi pertanyaanpertanyaan tentang masalah yang akan diteliti. Manfaat penelitian berisi tentang manfaat dari penelitian ini bagi sekolah, guru, peneliti, dan siswa. Sedangkan definisi operasional berisikan pengertian kata-kata kunci dalam penelitian. Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 1.1 Latar Belakang Penelitian Belajar merupakan bagian dari perkembangan, dalam perkembangannya siswa dituntut untuk belajar. Menurut Jean Piaget (dalam Suparno, 2011: 86) siswa usia 8 sampai 11 tahun masuk pada tahap operasional konkret dengan kemampuan utama adanya perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis dan jelas dengan sifat reversibilitas dan kekekalan. Pemikiran siswa dalam banyak hal sudah lebih teratur dan terarah karena sudah dapat berpikir seriasi, klasifikasi dengan lebih baik, bahkan mengambil kesimpulan secara probabilistis. Sedangkan menurut Piaget (dalam Nur, 1998: 32) siswa usia 7 sampai 11 tahun berada pada tahap operasional konkret dengan kemampuan berpikir secara logis serta pemecahan masalah sudah tidak dibatasi oleh keegosentrisan. Terkait dengan perubahan. perilaku. siswa. serta. kemampuannya. diusia. tersebut,. maka. berpengaruh juga pada gaya mengajar guru dan metode yang digunakan. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya diajarkan dengan metode yang tepat sesuai dengan perkembangan siswa. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya (Wasis, 2002: 48). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ini disampaikan dengan menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar yang aktif. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya tidak disampaikan dengan metode informatif, guru menjelaskan atau bercerita sedangkan siswa mendengarkan atau mencatat. Hal ini tidak akan sesuai dengan tahap. 1.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. perkembangan perilaku siswa yang mudah bosan. Selain itu, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas sebaiknya tidak menghafalkan konsep, rumus, bentuk atau problem tertentu, akan tetapi guru memfasilitasi siswa untuk memahami. Saat siswa benar-benar memahami atau mengerti maka siswa mempunyai kemampuan menjelaskan dan mengintepretasi. Memahami tidak hanya meliputi wilayah akademis. Memahami juga sekaligus bersifat instruktif, yaitu kamu disebut memahami sesuatu hanya jika bisa mengajarkannya, menggunakannya,. membuktikannya,. membuat. hubungan-hubungan,. menjelaskannya, mempertahankannya, melihat benang merahnya dan sebagainya (Wiggins & McTighe, 2006: 103-104). Siswa menunjukkan pemahamannya ketika mereka mengungkapkan pembelajaran mereka melalui aspek menjelaskan yaitu kemampuan untuk memberikan penjelasan secara logis dan sistematis tentang suatu peristiwa, tindakan, atau gagasan. Setelah menjelaskan siswa mampu menginterpretasi yaitu kemampuan untuk menerjemahkan gagasan atau peristiwa secara berarti melalui gambar, anekdot, analogi, atau model (Wiggins & McTighe, 2006: 82). Siswa tidak hanya mengingat semua informasi yang diberikan oleh guru saat pembelajaran IPA, akan tetapi saat siswa itu memahami maka siswa mempunyai kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasi. Kurikulum yang dirancang bermaksud agar para siswa memahami serta mendorong para siswa tidak hanya sekedar mempelajari yang ada di permukaan, tetapi secara aktif menyingkap yang ada di balik fakta dan menemukan maknanya. Siswa diharapkan mengkonstruksi dan menemukan sendiri pengetahuan yang akan mereka pelajari dalam pembelajaran. Pada hasil PISA (Programme for International Student Assessment) 2009, Indonesia berada pada peringkat 57 dari 65 negara, dengan skor 383 pada mata pelajaran IPA (OECD, 2010: 8). Sedangkan pada tahun 2012, Indonesia berada di peringkat ke 64 dari 65 negara, dengan skor 382 pada mata pelajaran IPA (OECD, 2013: 232). Hal ini sungguh memprihatinkan karena pemerintah sebenarnya sudah mengeluarkan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi tetap saja hasil belajar siswa masih rendah dan jauh dari kata memuaskan.. Salah. satu. program. yang. dikeluarkan. pemerintah. untuk. meningkatkan kualitas pendidikan adalah program sertifikasi bagi guru. Seperti. 2.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. yang dikatakan Chang (2014: 2) banyak peraturan pemerintah yang muncul seperti yang didefinisikan berikut ini: (a) Dibutuhkan kompetensi guru dalam empat bidang yaitu (pedagogik, pribadi, sosial, dan profesional); (b) menggabungkan mereka ke dalam standar guru nasional; (c) peran berbagai unit kementerian dan lembaga guna. mendukung para guru untuk mencapai. kompetensi; (d) proses sertifikasi guru dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk sertifikasi tersebut; dan (e) kondisi di mana guru dapat menerima tunjangan khusus dan tunjangan profesional. Akan tetapi program yang dibuat pemerintah tersebut kurang efektif untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Program sertifikasi guru hanya menambah biaya pendidikan dan tidak diimbangi dengan naiknya kualitas guru dalam mengajar serta kualitas pendidikan di Indonesia. Hasil Observasi dan wawancara dengan guru kelas pada hari Rabu, 12 Maret 2014 di SD Kanisius Wirobrajan I khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru. Selain itu guru menjadi sumber informasi, guru menjelaskan materi sambil membaca buku dan siswa hanya menjadi pendengar. Pada awal pembelajaran siswa sangat antusias dan penuh perhatian, akan tetapi setelah pertengahan pembelajaran banyak siswa yang kurang memperhatikan. Hal ini terlihat dari perilaku siswa, ada yang belajar matematika karena setelah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) akan diadakan ulangan matematika, ada yang bermain dengan tempat pensilnya, ada yang bermain dengan teman lain seperti sedang menembakkan pistol. Setelah selesai menjelaskan, guru memberi soal pilihan ganda dan essay kemudian siswa diminta untuk mengerjakan. Selama mengerjakan. guru. duduk. kemudian. melakukan. kegiatan. lain. tanpa. memperhatikan siswa dan yang terjadi adalah kelas menjadi ramai, ada siswa yang banyak bercerita daripada mengerjakannya. Kemudian setelah semua selesai pekerjaan siswa ditukarkan dan dicocokkan. Saat soal essay dicocokkan guru memberikan jawaban dengan kalimat yang berbeda dari buku, kemudian banyak siswa bertanya karena jawabannya tidak sama dengan jawaban guru. Kemudian guru mengatakan,”hanya berbeda kalimat saja sudah bingung”. Mulai dari awal hingga akhir pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah dan mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini dilakukan. 3.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. guru karena metode ceramah adalah metode yang lebih mudah digunakan dan tidak membutuhkan banyak persiapan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di SD Kanisius Wirobrajan I, peneliti menemukan bahwa proses pembelajaran dikelas kurang efektif dan tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak. Kemampuan memahami siswa yang seharusnya dapat dikembangkan pada kategori yang lebih tinggi, seperti menjelaskan dan menginterpretasi tidak dikembangkan dengan baik oleh guru kelas. Kesenjangan yang terjadi diduga karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak. Metode ceramah yang cenderung digunakan dengan alasan mudah mengakibatkan pembelajaran menjadi monoton dan membosankan bagi siswa. Hal tersebut juga menyebabkan pembelajaran menjadi kurang menarik dan kurang mengembangkan unsur-unsur pemahamannya terutama menjelaskan dan menginterpretasi. Berdasarkan fakta yang telah diungkapkan, pembelajaran IPA yang dilakukan belum sesuai harapan yang akan dicapai yaitu masih rendahnya kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Oleh karena itu, perlu diujicobakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa serta pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampan menjelaskan dan menginterpretasi. Metode inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri jawaban terhadap permasalahan yang dipelajari sehingga metode ini efektif jika diterapkan bagi siswa Sekolah Dasar. Metode inkuiri merupakan suatu proses mencari dan menemukan suatu permasalahan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan dari pemecahan masalah (Ismail, Idros & Samsudin, 2005: 23). Metode ini sesuai dengan tahap perkembangan siswa dan perubahan perilakunya. Metode inkuiri digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas karena mengembangkan keterampilan memahami pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh siswa sendiri akan lebih membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran bukan sekedar menghafal. Penggunaan metode inkuiri ini juga akan melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan menjelaskan dan mengintepretasi.. 4.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. Penelitian ini diterapkan di kelas IV, semester ganjil tahun ajaran 2014/ 2015 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Materi yang digunakan dengan tema selalu berhemat Energi dan sub tema macam-macam sumber energi. Materi pokok yang akan dibahas adalah tentang sumber energi cahaya, pemanfaatannya dan sifat-sifat cahaya. Penelitian ini membatasi pada pengaruh metode pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimental dengan tipe non-equivalent control group design.. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SD Kanisius Wirobrajan I pada tahun ajaran 2014/2015? 1.2.2 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SD Kanisius Wirobrajan I pada tahun ajaran 2014/2015?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan I tahun ajaran 2014/2015. 1.3.2 Mengetahui pengaruh pengguanaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan I tahun ajaran 2014/2015.. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Sekolah Sekolah dapat. mengetahui bahwa dengan. menggunakan metode. pembelajaran. inkuiri khususnya dalam mata pelajaran IPA dapat. meningkatkan. kemampuan. siswa. di. sekolah. pada. kemampuan. menjelaskan dan mengintepretasi.. 5.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.4.2 Bagi Guru Guru dapat menggunakan salah satu metode pembelajaran yaitu inkuiri. khususnya. dalam mata pelajaran IPA untuk meningkatkan. kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi bagi siswanya. 1.4.3 Bagi Siswa Kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi siswa dapat meningkat ketika metode pembelajarannya diubah dengan menggunakan inkuiri. 1.4.4 Bagi Peneliti Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian sebagai acuan untuk menerapkan pembelajaran inkuiri kepada siswa.. 1.5 Definisi Operasional 1.5.1. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri jawaban terhadap permasalahan yang dipelajari dengan menggunakan tujuh langkah pembelajaran yaitu orientasi, merumuskan eksperimen,. permasalahan, menarik. merumuskan. kesimpulan,. hipotesis,. mempresentasikan. melakukan hasil. dan. mengevaluasi. 1.5.2. Metode Inkuiri Terbimbing adalah metode inkuiri yang dilaksanakan dalam pembelajaran oleh siswa dengan masih mendapatkan banyak bimbingan dari guru secara intensif.. 1.5.3. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam yang terdapat di lingkungan sekitar.. 1.5.4. Kemampuan adalah kesanggupan atau kekuatan seseorang. yang. merupakan hasil dari latihan yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan. 1.5.5. Kemampuan memahami adalah seseorang dikatakan memahami jika orang tersebut bisa mengajarkannya, menggunakannya, membuktikannya, membuat hubungan-hubungan, menjelaskannya, mempertahankannya, melihat benang merahnya dan sebagainya. Memahami tidak bisa direduksi hanya sebatas sekumpulan informasi yang harus diingat.. 6.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.5.6. Kemampuan menjelaskan adalah kesanggupan atau kekuatan seseorang untuk menerangkan secara lisan maupun tertulis, memberikan penjelasan secara logis dan sistematis tentang suatu peristiwa, tindakan, atau gagasan kepada orang lain dan biasanya seseorang yang mampu menjelaskan orang tersebut sudah memahaminya terlebih dahulu.. 1.5.7. Kemampuan. menginterpretasi. adalah. kesanggupan. atau. kekuatan. seseorang untuk menerjemahkan gagasan atau peristiwa secara berarti melalui gambar, anekdot, analogi, atau model, memberikan suatu kesan atau menafsirkan dengan jalan tidak hanya menjelaskan/ menganalisis akan tetapi menggeneralisasi dengan teori yang sudah dipelajari baik secara tertulis.. 7.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini berisi tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka berisi teori-teori yang berkaitan dengan metode pembelajaran, proses kognitif, dan hakikat mata pelajaran IPA. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian yang berkaitan dengan metode inkuiri dan kemampuan menjelaskan serta kemampuan menginterpretasi. Kerangka berpikir berisikan rumusan atau landasan berpikir dari umum ke khusus. Hipotesis berisi dugaan sementara tentang jawaban suatu rumusan masalah. Bagian-bagian tersebut dijelaskan sebagai berikut. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang mendukung 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa (Yusuf & Sugandhi, 2011: 1). Selain itu perkembangan dapat diartikan juga sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju kedewasaaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan (Yusuf & Sugandhi, 2011: 2). Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks (Sunarto & Hartono, 2008: 43). Sedangkan Menurut Meece (dalam Schunk, 2012: 602) Perkembangan mengacu pada perubahan pola tidak teratur dan peningkatan keinginan untuk bertahan, perubahan tersebut bersifat progresif (tidak bersifat tiba-tiba) dan terjadi sepanjang hidup. Teori perkembangan kognisi Piaget menyatakan bahwa kecerdasan atau kemampuan kognisi anak mengalami kemajuan melalui 4 tahap yang jelas. Masing-masing tahap dicirikan oleh kemunculan kemampuan dan cara mengolah informasi yang baru (Slavin, 2009: 42). Teori perkembangan anak yang akan digunakan oleh peneliti adalah teori perkembangan anak menurut Piaget. Peneliti. 8.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. menggunakan teori perkembangan ini karena teori perkembangan anak ini sesuai dengan kondisi nyata anak. Selain itu, Piaget mendasarkan teori-teorinya pada pengamatan yang saksama terhadap ketiga anaknya sendiri, sehingga teori yang dihasilkan sesuai dengan kehidupan nyata anak. Teori perkembangan Piaget ini penting dan memiliki implikasi yang bermanfaat bagi pengajaran dan pembelajaran. Menurut Piaget (dalam Salkind, 2009: 313) Perkembangan merupakan proses spontan dimana organisme memainkan peran aktif. Proses perkembangan terdiri atas empat faktor; maturasi, pengalaman transmisi sosial, dan faktor ekuilibrasi yang bersifat menyatukan semuanya. Kecepatan perkembangan individu melalui tahap-tahap, kemampuan pada setiap tahap perkembangan juga berbeda. Tahap Perkembangan intelektual menurut Piaget (dalam Salkind, 2009: 326) ada empat tahapan yaitu sebagai berikut : a.. Tahap sensori motor berlangsung sejak lahir sampai usia 2 tahun. Karakteristik yang muncul adalah inteligensi yang didasarkan pada pengalaman perseptual dan dimulainya pikiran simbolis pada bayi yang menggambarkan Bahasa anak usia dini.. b.. Tahap praoperasional berlangsung dari usia 2 sampai usia 7 tahun. Karakteristik anak pada tahap ini adalah munculnya sistem Bahasa yang canggih, penalaran egosentris, pemikiran yang terbatas pada persepsi indra.. c.. Tahap operasional kongkret berlangsung dari usia 7 sampai 12 tahun. Karakteristik anak pada tahap ini adalah perkembangan pemikiran yang dijalankan secara terbalik, operasi-operasi logis, konservasi, kemampuan untuk. memecahkan. masalah-masalah. konkret,. pemikiran. berbasis. pengalaman. d.. Tahap Operasional formal berlangsung pada usia 12 tahun sampai dewasa. Karakteristik anak pada tahap ini adalah perumusan dan pengujian hipotesis, pemikiran abstrak, penalaran hipotesis-deduktif, pemikiran tidak lagi terikat pada persepsi indera. Kecepatan. perkembangan. individu. melalui. tahap-tahap. tertentu,. kemampuan pada setiap tahap perkembangan juga berbeda. Menurut Jean Piaget (dalam Suparno, 2011: 70) siswa usia 8 sampai 11 tahun masuk pada tahap. 9.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. operasional konkret dengan kemampuan utama adanya perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis dan jelas dengan sifat reversibilitas dan kekekalan. Pemikiran siswa dalam banyak hal sudah lebih teratur dan terarah karena sudah dapat berpikir seriasi, klasifikasi dengan lebih baik, bahkan mengambil kesimpulan secara probabilistis. Pemikirannya tidak lagi sentarsi tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak dibatasi oleh keegosentrisan. Pada tahap ini siswa mulai memandang “dunia” secara objektif dan berorientasi secara konseptual. Pada tahap operasional konkret siswa dapat mengembangkan pikiran logis. Siswa dapat mengikuti penalaran logis, walaupun kadang-kadang memecahkan masalah secara “trial and error” (Dimyati & Mudjiono, 2006: 64). Sedangkan Menurut Piaget (dalam Susanto, 2013: 170) siswa usia sekolah dasar berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 11 atau 12 tahun masuk pada fase operasional konkret. Pada fase ini siswa menunjukkan keingintahuannya yang cukup tinggi untuk mengenali lingkungannya.. 2.1.1.2 Metode pembelajaran Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran (Suyono & Hariyanto, 2011: 19). Contoh metode pembelajaran konvensional antara lain, metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode proyek dan berbagai variasinya (Suyono & Hariyanto, 2011: 19). Menurut Spencer Kagan (dalam Suyono & Hariyanto, 2011: 19) metode mengajar dalam perkembangannya kadang juga terjabarkan dalam bentuk struktur tertentu. Misalnya metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dikenal memiliki struktur Jigsaw, STAD, dan lainnya. Sedangkan ada pendapat lain tentang metode pembelajaran. Menurut (Salma, 2007: 70) metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran. Terdapat berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah, (2) demonstrasi, (3) diskusi, (4) simulasi,. 10.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. (5) laboratorium, (6) pengalaman lapangan, (7) brainstorming, (8) debat, (9) symposium, dan sebagainya.. 2.1.1.4 Metode Inkuiri 1.. Pengertian Metode Inkuiri Menurut Carin dan Sund (dalam Mulyasa, 2006:195) mengemukakan bahwa Inquiry adalah the process of investigating a problem. Menurut Piaget (dalam Mulyasa 2006: 195) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa lain. Perilaku mengajar dengan strategi inkuiri juga disebut sebagai model inkuiri. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 173) model inkuiri merupakan pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Siswa dirancang untuk terlibat dalam melakukan inkuiri. Model pembelajaran inkuiri merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa, sehingga siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara alamiah. Menurut Trianto (2009: 114) Inkuiri merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran. berbasis. kontekstual.. Siswa. diharapkan. memperoleh. pengetahuan dan keterampilannya bukan hasil mengingat seperangkat faktafakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Pembelajaran inkuiri menekankan pada semua pendidik agar menerapkan kegiatan pembelajaran yang menekankan proses dalam pemahaman materi pembelajaran. Inkuiri memiliki sintaks dimana siswa memiliki kemampuan. 11.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. menarik kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai kegiatan penyelidikan sederhana dalam pembelajaran sains (Susanto, 2013: 172) Secara umum pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Melalui metode inkuiri siswa dilatih untuk menemukan sendiri jawaban atas pertanyaannya atau segala hal yang ingin diketahui siswa. Oleh karena itu pembelajaran ini dapat dimulai dengan sebuah pertanyaan yang menumbuhkan keingintahuan siswa sehingga secara alami siswa akan mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri. Siswa tidak hanya mengetahui saja akan tetapi memahami, nantinya setelah belajar siswa dapat berpikir tentang tindakan yang dilakukan setelah mempelajari suatu pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 173) tekanan utama pembelajaran dengan strategi inkuiri adalah (1) pengembangan kemampuan berpikir individual lewat penelitian, (2) peningkatan kemampuan mempraktekkan metode dan teknik penelitian, (3) melatih kemampuan intelektual khusus, yang sesuai dengan cabang ilmu tertentu, (4) berlatih menemukan sesuatu, seperti “belajar bagaimana belajar” sesuatu.. 2.. Prinsip-prinsip Inkuiri Prinsip-prinsip inkuiri menurut Sanjaya (2006: 196) adalah sebagai berikut : a.. Berorientasi pada pengembangan intelektual adalah pengembangan kemampuan berpikir, sehingga selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.. b.. Prinsip interaksi pada dasarnya adalah proses interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.. c.. Prinsip bertanya adalah guru berperan sebagai penanya, karena kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.. d.. Prinsip belajar untuk berpikir, belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan.. 12.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. e.. Prinsip keterbukaan adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan, sehingga siswa perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.. Menurut Kuhlthau, Maniotes dan Caspari (2007: 25) ada tujuh prinsip inkuiri yaitu sebagai berikut : a.. Anak-anak belajar dengan menjadi aktif terlibat dalam dan merefleksikan pengalaman.. b.. Anak-anak belajar dengan membangun apa yang mereka sudah tahu.. c.. Anak-anak mengembangkan pemikiran tingkat tinggi melalui bimbingan di titik-titik kritis dalam proses pembelajaran.. d.. Anak-anak memiliki cara yang berbeda dan model belajar.. e.. Anak-anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain.. f.. Anak-anak belajar melalui instruksi dan pengalaman sesuai dengan perkembangan kognitif mereka.. 3.. Jenis-jenis metode inkuiri Menurut Sund and Trowbridge (dalam Sanjaya, 2006) mengemukakan tiga macam metode inkuiri sebagai berikut: a.. Inquiry terbimbing (Guided Inquiry); peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutukan. Pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.. b.. Inquiry bebas (free inquiry), pada inkuiri bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan, sehingga peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.. c.. Inquiry bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry) pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.. 13.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4.. Metode inkuiri terbimbing Metode inkuiri terbimbing adalah metode yang dapat diintegrasikan ke dalam bidang isi dalam setiap mata pelajaran. Metode ini menggunakan berbagai sumber yang melibatkan siswa dalam setiap tahap pembelajaran, dari perencanaan hingga produk akhir dan terhubung ke dunia siswa. Metode ini lebih ditekankan pada proses dan produksi bukan hasil. Pembelajaran inkuiri secara umum menekankan pertanyaan mereka dan ideide yang memotivasi siswa ingin mempelajari lebih lanjut dan membuat cara untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari. Dipandu dengan permintaan, menimbulkan siswa meningkat ke tingkat yang lebih tinggi dari berpikir dan belajar dengan berfokus pada tekanan yang bersifat instruktif pada setiap tahap proses penyelidikan. Instruksi berkonsentrasi pada apa yang siswa pikirkan, perasaan siswa, dan mereka melakukan seperti yang mereka pelajari. Produk akhir ini menjadi cara alami untuk berbagi pembelajaran dengan siswa dalam komunitas belajar mereka. Menurut Kuhlthau, Maniotes dan Caspari (2007: 5) siswa terlibat dalam setiap tahap proses pembelajaran, memilih apa yang harus diselidiki, untuk merumuskan perspektif yang terfokus, untuk menyajikan pembelajaran yang menekankan proses dan dalam bentuk produk akhir. Jarang ada jawaban yang benar untuk pertanyaan yang ditentukan oleh guru atau teks. Sebaliknya, inkuiri terbimbing menggabungkan refleksi melalui proses, dengan produk akhir sebagai bukti konstruksi pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam. Berikut ini merupakan tabel ciri-ciri yang bukan merupakan inkuiri terbimbing dan yang merupakan inkuiri terbimbing. (lihat tabel 2.1). 14.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 2.1 ciri-ciri inkuiri terbimbing Inkuiri terbimbing bukan persiapan semata-mata untuk tes keterampilan informasi subjek Kemampuan menginformasikan yang terisolasi mengandalkan satu buku teks menemukan jawaban ke suatu pertanyaan tertentu Kurikulum tanpa arti untuk peserta didik pelajar secara individu bekerja secara eksklusif pada tugas-tugas soliter guru semata-mata mengarahkan Terlalu menekankan pada produk atau hasil akhir. Inkuiri terbimbing adalah Mempersiapkan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat terintegrasi ke dalam bidang konten informasi yang tidak dapat dipindahtangankan ke konsep menggunakan berbagai sumber melibatkan siswa dalam setiap tahap pembelajaran, dan perencanaan untuk produk akhir kurikulum yang terhubung ke dunia siswa komunitas pembelajar yang bekerja sama. siswa dan guru bekerja sama Menekankan pada proses dan produk atau hasil akhir. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 173) peranan guru yang penting adalah (1) menciptakan suasana bebas berpikir sehingga siswa berani bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah, (2) Fasilitator dalam penelitian, (3) rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah serta (4) pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam pemecahan masalah. Sebagai pembimbing proses berpikir, guru menyampaikan banyak pertanyaan. Peranan siswa yang penting adalah (1) mengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah, (2) pelaku aktif dalam belajar melakukan penelitian, (3) penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan, dan (4) penemu pemecahan masalah. Penekanan ini sesuai dengan metode inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini.. 5.. Langkah-langkah metode inkuiri terbimbing Menurut. Sanjaya. (2006:. 200-203). langkah-langkah. metode. inkuiri. terbimbing adalah sebagai berikut : 1. Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif.. 15.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki, sehingga persoalan yang disajikan menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki. 3. Merumuskan hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji dan hipotesis itu perlu diuji. 4. Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. 5. Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. 6. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Menurut Trianto (2009: 114) langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut: a.. Merumuskan masalah. b.. Mengamati atau melakukan observasi. c.. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya; dan. d.. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audensi yang lain.. Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, me-review apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan mengintepretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya (Susanto, 2013: 173). Sumber-sumber di atas memaparkan langkah-langkah inkuiri yang hampir sama sehingga secara umum kegiatan inkuiri meliputi orientasi, merumuskan masalah,. merumuskan. hipotesis,. melakukan. eksperimen,. menarik. kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi. Jadi, ketiga. 16.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. sumber yang sudah dirangkum tersebut akan menjadi acuan dalam penelitian ini. Ada banyak manfaat ketika kita menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran. Menurut Kuhlthau, Maniotes dan Caspari (2007: 6) manfaat untuk siswa diantaranya adalah: siswa dapat mengembangkan kemampuan sosial, Bahasa dan membaca, siswa mampu membangun pengertian atau persepsinya sendiri, memperoleh kemerdekaan dalam penelitian dan pembelajaran, pengalaman yang tinggi tentang motivasi dan keterlibatannya, dan belajar tentang strategi dan kemampuan memindahkan ke proyek inkuiri yang lain. Sedangkan manfaat inkuiri untuk guru adalah: berbagi tanggung jawab. dalam. tim. instruksional,. berbagi. pengalaman. anggota. tim,. mengajarkan keterampilan konten dan informasi secara bersamaan, brainstorming. dan perencanaan pembelajaran dengan lebih kreatif,. pengalaman dan peningkatan konten bidang kurikulum.. 2.1.1.4 Kemampuan Memahami Sebagai sinonim kata memahami terkait dengan pemahaman yang mendalam dan kebijaksanaan. Memahami tidak hanya meliputi wilayah akademis. Memahami juga sekaligus bersifat instruktif, yaitu kamu disebut memahami sesuatu hanya jika bisa mengajarkannya, menggunakannya, membuktikannya, membuat hubungan-hubungan, menjelaskannya, mempertahankannya, melihat benang merahnya dan sebagainya. Memahami tidak bisa direduksi hanya sebatas sekumpulan informasi yang harus diingat. Kurikulum yang dirancang dengan maksud agar para siswa memahami mendorong para siswa bukan sekedar mempelajari apa yang ada di permukaan, tetapi secara aktif menyingkap apa yang ada di balik fakta dan menemukan maknanya. Sebagaimana para penganut konstruktivisme, makna tidak bisa diajarkan tetapi harus ditemukan dan dikonstruksi sendiri oleh siswa dalam pembelajaran (Wiggins & McTighe, 2006: 103-104). Memahami berarti melihat sesuatu dalam hubungan dengan hal-hal lainnya. Hasil dari pemahaman adalah suatu model teoretis atau ilustrasi yang sistematis dan mendalam yang bukan sekedar merupakan daftar fakta-fakta saja.. 17.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Sekedar mampu mengulang kembali teori dari buku belum membuktikan bahwa siswa memahami. Menurut Wiggins dan McTighe, (2006: 82-104) siswa menunjukkan pemahamannya ketika mereka mengungkapkan pembelajaran mereka melalui satu atau lebih aspek pemahaman berikut:. a. Menjelaskan (explanation): kemampuan untuk memberikan penjelasan secara logis dan sistematis tentang suatu peristiwa, tindakan, atau gagasan.. b. Interpretasi (interpretation): kemampuan untuk menerjemahkan gagasan atau peristiwa secara berarti melalui gambar, anekdot, analogi, atau model. c.. Aplikasi (application): kemampuan untuk menggunakan pengetahuan ke dalam situasi atau konteks yang berbeda.. d.. Perspektif (perspective): kemampuan untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang yang berbeda secara kritis.. e.. Empati (empathy): kemampuan untuk melihat dan merasakan apa yang dilihat dan dirasakan orang lain.. f.. Memahami diri (self-knowledge): kemampuan untuk melihat keterbatasan diri sendiri dengan menyadari bahwa pikiran dan tindakannya sendiri bukan hanya memperkaya pemahaman, tetapi juga dapat membiaskan pemahaman sehingga memunculkan prasangka tertentu atau pandangan yang berat sebelah.. Variabel yang akan diteliti adalah kemampuan menginterpretasi dan menjelaskan. Berikut. ini. adalah. penjelasan. tentang. kemampuan. menjelaskan. dan. menginterpretasi : 1.. Kemampuan Menjelaskan (explanation) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Badudu dan Zain (1996:. 564) menjelaskan adalah menerangkan sampai seseorang yang diterangkan tersebut menjadi benar-benar jelas atau menguraikan sesuatu sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Siswa dikatakan memahami ketika siswa membangun pengertian dari pesan pembelajaran, meliputi oral, tulisan dan komunikasi grafik. Ada tujuh proses kognitif dalam memahami yaitu mengartikan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, menyimpulkan, menduga, membandingkan dan menjelaskan. Nama lain dari menjelaskan adalah menciptakan model yang. 18.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. mempunyai definisi menciptakan sistem model penyebab dan pengaruh (Sunaryo, 2012: 24). Siswa akan menggunakan kemampuan analisis dan sintesis untuk menjelaskan apa yang sudah dipahaminya. Siswa yang memahami sesuatu secara mendalam akan menguasai berbagai fakta. Kemampuan memahami bukanlah hanya sekedar mengetahui fakta-fakta, tetapi juga mampu menyimpulkan sesuatu dari mengapa dan bagaimana dengan bukti dan logika yang spesifik (Wiggins & McTighe, 2006: 85-86). Menjelaskan (explanation) adalah kemampuan untuk memberikan penjelasan secara logis dan sistematis tentang suatu peristiwa, tindakan, atau gagasan (Wiggins & McTighe, 2006: 84-104). Siswa perlu menjelaskan mengapa jawabannya benar, mengapa menggunakan fakta-fakta tertentu sebagai pendukung, dan sebagainya. Sedangkan kemampuan menjelaskan menurut Kuswana (2012:24) didefinisikan sebagai penciptaan sistem model penyebab dan pengaruh.. 2.. Kemampuan Menginterpretasi (Interpretation) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Badudu dan Zain (1996:. 536) menginterpretasi mempunyai makna menafsirkan atau memberikan arti secara panjang lebar atau mengartikan sesuatu secara panjang lebar. Dasar untuk menginterpretasikan adalah harus mampu menerjemahkan dari bagian isi komunikasi yang tidak hanya kata-kata atau frasa-frasa akan tetapi termasuk berbagai perangkat yang dapat dijelaskannya. Kemampuan ini merupakan fasilitas dalam meringkas generalisasi dari suatu himpunan permasalahan, melalui pertimbangan taksiran dari unsur-unsur yang berbeda di dalam komunikasi secara semestinya (Sunaryo, 2012: 24). Menurut Kuswana (2012: 47) dasar untuk mengintepretasikan adalah harus mampu menerjemahkan dari bagian isi komunikasi yang tidak hanya kata-kata atau frasa-frasa akan tetapi termasuk berbagai perangkat yang dapat dijelaskannya. Objek interpretasi adalah arti dari sesuatu (Wiggins & McTighe, 2006: 88). Sering terjadi kemampuan interpretasi terlihat dari diskusi di kelas mengenai makna dari buku, karya seni, atau peristiwa di masa lampau. Tantangannya adalah bagaimana membuat bahan diskusi menjadi hidup sehingga berpengaruh pada. 19.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. hidup kita sekarang. Siswa akan terbantu mengembangkan interpretasi dengan memindah-mindahkan fokus dari teks ke pengalaman siswa sendiri agar dapat menemukan berbagai kemungkinan interpretasi yang mungkin. Sebagaimana pandangan kritik sastra modern, interpretasi terhadap suatu teks bukanlah merupakan. hak. istimewa. dari. pengarangnya. karena. teks. selalu. bisa. diinterpretasikan dari berbagai sudut pandang yang berbeda dan terlepas dari sudut. pandang. pengarangnya. sendiri.. Mengembangkan. kemampuan. menginterpretasi dalam pembelajaran perlu menghadapkan siswa pada masalahmasalah yang penuh ambigu yang jauh dari model tes dengan jawaban benar atau salah sehingga para siswa dapat mengembangkan berbagai kemungkinan jawaban yang mungkin.. 2.1.1.5 Pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari Bahasa Inggris “Science”. Kata Science sendiri berasal dari kata dalam Bahasa latin yaitu “scientia” yang berarti saya tahu (Trianto, 2010: 136). Banyak definisi tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) akan tetapi dalam mendefinisikan IPA tidaklah mudah, karena sering kurang dapat digambarkan secara lengkap tentang pengertian sains sendiri. Menurut H.W Fowler (dalam Trianto, 2010: 136), IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Menurut Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2010: 136) IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Adapun Wahyana (dalam Trianto, 2010: 136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu. kumpulan. pengetahuan. tersusun. secara. sistematik,. dan. dalam. penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.. 20.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta dan segala isinya. Selain itu menurut James Conant (dalam Samatowa, 2011:1) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi. dan. observasi,. serta. berguna. untuk. diamati. dan. dieksperimentasikan lebih lanjut. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains adalah ilmu yang berdasarkan dari eksperimen atau penemuan. Sedangkan menurut Whitehead (dalam Samatowa, 2011:1) menyatakan bahwa sains dibentuk dari pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/ fakta (orde observasi), dan kedua didasarkan pada konsep-konsep manusia mengenai alam (orde konsepsional). Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Selain itu dapat dikatakan bahwa hakikat IPA adalah Ilmu Pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. Mata pelajaran Ilmu pengetahuan Alam perlu diajarkan di Sekolah Dasar karena dapat melatih siswa untuk berpikir kritis serta mampu memecahkan masalah. Menurut Samatowa (2011: 4) ada empat alasan Ilmu Pengetahuan Alam perlu diajarkan di Sekolah Dasar yaitu : (a) Ilmu Pengetahuan Alam sangat bermanfaat bagi suatu bangsa. Seorang dokter atau insinyur tidak mungkin menjadi dokter atau insinyur yang baik tanpa dasar yang cukup luas tentang gejala alam, (b) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melatih siswa untuk berpikir kritis, apabila Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan dengan metode yang tepat misalnya “menemukan sendiri” saat siswa dihadapkan pada suatu masalah maka siswa akan berusaha menyelidiki untuk memecahkan masalah tersebut, (c) apabila Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan dengan percobaan maka siswa tidak sekedar menghafal akan tetapi memahami, dan (d) mata pelajaran ini berpotensi membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.. 21.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.1.1.6 Materi tentang IPA Ternyata cahaya memiliki peranan penting dalam proses penglihatan. Cahaya juga merupakan salah satu bentuk energi, karena memiliki peran penting untuk proses pertumbuhan tanaman. Jika di bumi tidak ada cahaya, bumi akan gelap gulita, bahkan tidak akan ada kehidupan. Dengan adanya cahaya, kita dapat melihat benda di sekitar dan menikmati keindahan alam semesta ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Kita hanya dapat melihat suatu benda, jika ada cahaya. Selain itu, ada juga benda-benda yang memang dapat memancarkan cahaya. Bendabenda itu disebut sumber cahaya, seperti matahari, lilin menyala, senter, dan lampu. Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Cahaya ada 2 macam, yaitu: 1. cahaya yang berasal dari benda itu sendiri, seperti matahari, senter, lilin, dan lampu; 2. cahaya yang memancar dari benda akibat memantulnya cahaya pada permukaan benda tersebut dari sumber cahaya. Misalnya, jika kita melihat benda berwarna biru, artinya benda tersebut memantulkan cahaya berwarna biru. Selain itu cahaya juga mempunyai sifat-sifat, yaitu sebagai berikut : 1. Cahaya Merambat Lurus Sifat cahaya yang merambat lurus ini dimanfaatkan manusia pada lampu senter dan lampu kendaraan bermotor. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan bahwa cahaya mempunyai sifat merambat lurus.. Sumber : Rositawaty (2008: 102) Gambar 2.1 Cahaya merambat lurus. 22.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Cahaya Menembus Benda Bening Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu dan pohon yang besar. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan cahaya menembus benda bening.. Sumber : Rositawaty (2008: 102) Gambar 2.2 Cahaya menembus benda bening. 3. Cahaya Dapat Dipantulkan Kita bisa melihat wajah kita di cermin karena cahaya yang berasal dari sumber cahaya dan mengenai wajah kita dipantulkan ke cermin, kemudian oleh cermin dipantulkan kembali ke mata. Hal ini merupakan salah satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan jika mengenai suatu permukaan. Ketika cahaya mengenai permukaan yang licin, seperti cermin datar, cahaya akan dipantulkan. Cermin datar akan memantulkan sinar pada satu arah saja. Pemantulan cermin ini disebut pemantulan teratur. Akan tetapi, jika cahaya mengenai permukaan yang kasar, pantulan cahayanya akan terhambur ke segala arah. Pemantulan cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (difus).. Keterangan : 1 = Sinar datang 2 = Permukaan cermin atau benda 3 = Sinar pantul. a. Pemantulan teratur. b. Pemantulan baur. Sumber : Rositawaty (2008: 103) Gambar 2.3 Pemantulan teratur dan baur. 23.

Gambar

Tabel 2.1 ciri-ciri inkuiri terbimbing
Gambar 2.4 Contoh pembiasan dan skemanya
Gambar 2.5 Literature  Map
Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

melakukan pekerjaan, karena pada saat inilah siswa lebih dapat menggali dan. mengembangkan pengetahuan yang

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. PADANG

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Menyelesaikan Studi pada Program Diploma III. Fakultas Ekonomi Universitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanpa memperhatikan tingkat kecocokan CRM, iklan yang menggunakan CRM lebih berpengaruh dibandingkan dengan iklan yang tidak

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mahasiswa dengan gaya hidup sedentary di PSIK UMY rata-rata memiliki nilai HRV sangat tinggi yang berarti sistem saraf otonom

dijangkau, calon mahasiswa akan mendapatkan informasi wilayah FT lebih cepat daripada harus datang ke kampus FT. Berbagai informasi wilayah FT bisa berisi mengenai

dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Karyawan Hotel Bintang Dua di Yogyakarta) ”.. Semoga skripsi

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa diperlukan basis data yang digunakan untuk menyimpan data barang masuk, barang keluar, dan data permintaan barang yang akan