• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang mendukung

2.1.1.4 Metode Inkuiri

1. Pengertian Metode Inkuiri

Menurut Carin dan Sund (dalam Mulyasa, 2006:195) mengemukakan bahwa Inquiry adalah the process of investigating a problem. Menurut Piaget (dalam Mulyasa 2006: 195) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa lain.

Perilaku mengajar dengan strategi inkuiri juga disebut sebagai model inkuiri. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 173) model inkuiri merupakan pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Siswa dirancang untuk terlibat dalam melakukan inkuiri. Model pembelajaran inkuiri merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa, sehingga siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara alamiah.

Menurut Trianto (2009: 114) Inkuiri merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Siswa diharapkan memperoleh pengetahuan dan keterampilannya bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.

Pembelajaran inkuiri menekankan pada semua pendidik agar menerapkan kegiatan pembelajaran yang menekankan proses dalam pemahaman materi pembelajaran. Inkuiri memiliki sintaks dimana siswa memiliki kemampuan

12 menarik kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai kegiatan penyelidikan sederhana dalam pembelajaran sains (Susanto, 2013: 172)

Secara umum pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Melalui metode inkuiri siswa dilatih untuk menemukan sendiri jawaban atas pertanyaannya atau segala hal yang ingin diketahui siswa. Oleh karena itu pembelajaran ini dapat dimulai dengan sebuah pertanyaan yang menumbuhkan keingintahuan siswa sehingga secara alami siswa akan mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri. Siswa tidak hanya mengetahui saja akan tetapi memahami, nantinya setelah belajar siswa dapat berpikir tentang tindakan yang dilakukan setelah mempelajari suatu pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 173) tekanan utama pembelajaran dengan strategi inkuiri adalah (1) pengembangan kemampuan berpikir individual lewat penelitian, (2) peningkatan kemampuan mempraktekkan metode dan teknik penelitian, (3) melatih kemampuan intelektual khusus, yang sesuai dengan cabang ilmu tertentu, (4) berlatih menemukan sesuatu, seperti “belajar bagaimana belajar” sesuatu.

2. Prinsip-prinsip Inkuiri

Prinsip-prinsip inkuiri menurut Sanjaya (2006: 196) adalah sebagai berikut : a. Berorientasi pada pengembangan intelektual adalah pengembangan

kemampuan berpikir, sehingga selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

b. Prinsip interaksi pada dasarnya adalah proses interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.

c. Prinsip bertanya adalah guru berperan sebagai penanya, karena kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.

d. Prinsip belajar untuk berpikir, belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan.

13 e. Prinsip keterbukaan adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan, sehingga siswa perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.

Menurut Kuhlthau, Maniotes dan Caspari (2007: 25) ada tujuh prinsip inkuiri yaitu sebagai berikut :

a. Anak-anak belajar dengan menjadi aktif terlibat dalam dan merefleksikan pengalaman.

b. Anak-anak belajar dengan membangun apa yang mereka sudah tahu. c. Anak-anak mengembangkan pemikiran tingkat tinggi melalui bimbingan

di titik-titik kritis dalam proses pembelajaran.

d. Anak-anak memiliki cara yang berbeda dan model belajar. e. Anak-anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain.

f. Anak-anak belajar melalui instruksi dan pengalaman sesuai dengan perkembangan kognitif mereka.

3. Jenis-jenis metode inkuiri

Menurut Sund and Trowbridge (dalam Sanjaya, 2006) mengemukakan tiga macam metode inkuiri sebagai berikut:

a. Inquiry terbimbing (Guided Inquiry); peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutukan. Pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.

b. Inquiry bebas (free inquiry), pada inkuiri bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan, sehingga peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.

c. Inquiry bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry) pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

14 4. Metode inkuiri terbimbing

Metode inkuiri terbimbing adalah metode yang dapat diintegrasikan ke dalam bidang isi dalam setiap mata pelajaran. Metode ini menggunakan berbagai sumber yang melibatkan siswa dalam setiap tahap pembelajaran, dari perencanaan hingga produk akhir dan terhubung ke dunia siswa. Metode ini lebih ditekankan pada proses dan produksi bukan hasil.

Pembelajaran inkuiri secara umum menekankan pertanyaan mereka dan ide-ide yang memotivasi siswa ingin mempelajari lebih lanjut dan membuat cara untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari. Dipandu dengan permintaan, menimbulkan siswa meningkat ke tingkat yang lebih tinggi dari berpikir dan belajar dengan berfokus pada tekanan yang bersifat instruktif pada setiap tahap proses penyelidikan. Instruksi berkonsentrasi pada apa yang siswa pikirkan, perasaan siswa, dan mereka melakukan seperti yang mereka pelajari. Produk akhir ini menjadi cara alami untuk berbagi pembelajaran dengan siswa dalam komunitas belajar mereka.

Menurut Kuhlthau, Maniotes dan Caspari (2007: 5) siswa terlibat dalam setiap tahap proses pembelajaran, memilih apa yang harus diselidiki, untuk merumuskan perspektif yang terfokus, untuk menyajikan pembelajaran yang menekankan proses dan dalam bentuk produk akhir. Jarang ada jawaban yang benar untuk pertanyaan yang ditentukan oleh guru atau teks. Sebaliknya, inkuiri terbimbing menggabungkan refleksi melalui proses, dengan produk akhir sebagai bukti konstruksi pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam. Berikut ini merupakan tabel ciri-ciri yang bukan merupakan inkuiri terbimbing dan yang merupakan inkuiri terbimbing. (lihat tabel 2.1)

15

Tabel 2.1 ciri-ciri inkuiri terbimbing

Inkuiri terbimbing bukan Inkuiri terbimbing adalah

persiapan semata-mata untuk tes Mempersiapkan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat

keterampilan informasi subjek terintegrasi ke dalam bidang konten Kemampuan menginformasikan

yang terisolasi

informasi yang tidak dapat dipindahtangankan ke konsep

mengandalkan satu buku teks menggunakan berbagai sumber

menemukan jawaban ke suatu pertanyaan tertentu

melibatkan siswa dalam setiap tahap pembelajaran, dan perencanaan untuk produk akhir

Kurikulum tanpa arti untuk peserta didik

kurikulum yang terhubung ke dunia siswa pelajar secara individu bekerja

secara eksklusif pada tugas-tugas soliter

komunitas pembelajar yang bekerja sama

guru semata-mata mengarahkan siswa dan guru bekerja sama

Terlalu menekankan pada produk atau hasil akhir

Menekankan pada proses dan produk atau hasil akhir

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 173) peranan guru yang penting adalah (1) menciptakan suasana bebas berpikir sehingga siswa berani bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah, (2) Fasilitator dalam penelitian, (3) rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah serta (4) pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam pemecahan masalah. Sebagai pembimbing proses berpikir, guru menyampaikan banyak pertanyaan. Peranan siswa yang penting adalah (1) mengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah, (2) pelaku aktif dalam belajar melakukan penelitian, (3) penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan, dan (4) penemu pemecahan masalah. Penekanan ini sesuai dengan metode inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini.

5. Langkah-langkah metode inkuiri terbimbing

Menurut Sanjaya (2006: 200-203) langkah-langkah metode inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut :

1. Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif.

16 2. Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki, sehingga persoalan yang disajikan menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki.

3. Merumuskan hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji dan hipotesis itu perlu diuji.

4. Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

5. Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

6. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Menurut Trianto (2009: 114) langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah

b. Mengamati atau melakukan observasi

c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya; dan

d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audensi yang lain.

Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, me-review apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan mengintepretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya (Susanto, 2013: 173). Sumber-sumber di atas memaparkan langkah-langkah inkuiri yang hampir sama sehingga secara umum kegiatan inkuiri meliputi orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi. Jadi, ketiga

17 sumber yang sudah dirangkum tersebut akan menjadi acuan dalam penelitian ini.

Ada banyak manfaat ketika kita menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran. Menurut Kuhlthau, Maniotes dan Caspari (2007: 6) manfaat untuk siswa diantaranya adalah: siswa dapat mengembangkan kemampuan sosial, Bahasa dan membaca, siswa mampu membangun pengertian atau persepsinya sendiri, memperoleh kemerdekaan dalam penelitian dan pembelajaran, pengalaman yang tinggi tentang motivasi dan keterlibatannya, dan belajar tentang strategi dan kemampuan memindahkan ke proyek inkuiri yang lain. Sedangkan manfaat inkuiri untuk guru adalah: berbagi tanggung jawab dalam tim instruksional, berbagi pengalaman anggota tim, mengajarkan keterampilan konten dan informasi secara bersamaan,

brainstorming dan perencanaan pembelajaran dengan lebih kreatif,

pengalaman dan peningkatan konten bidang kurikulum.

Dokumen terkait