• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai pendekatan pembelajaran terpadu diantaranya adalah sebagai berikut:

Penelitian pertama adalah disertasi Alexon (2009) yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Budaya Untuk Meningkatkan Apresiasi Siswa Terhadap Budaya Lokal”. Hasil penelitian dan pengembangan menemukan Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Budaya (MPTBB) sebagai model pembelajaran yang cocok untuk memfasilitasi siswa menguasai materi pelajaran IPS sebagai upaya meningkatkan apresiasinya terhadap budaya lokal. MPTBB terbukti secara signifikan lebih efektif untuk

Yuyun Kurniasari, 2014

Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya lokal dibandingkan dengan model pembelajaran yang selama ini digunakan guru.

MPTBB juga terbukti secara signifikan lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran IPS dibandingkan dengan model pembelajaran yang selama ini digunakan guru. Implikasi temuan ini adalah (1) perubahan peran guru dari pemberi materi ke pemandu dalam proses pembelajaran; (2) guru membutuhkan pembekalan awal; (3) pemanfaatan secara optimal alat, media dan sumber yang tersedia; dan (4) administrator dan komite sekolah membutuhkan orientasi.

Temuan penelitian ini menghasilkan dalil (1) apresiasi siswa terhadap budaya lokal meningkat jika pembelajaran fokus pada tema yang dikembangkan berdasarkan pengalaman awal budaya siswa; dan (2) hasil belajar meningkat jika pembelajaran mengintegrasikan budaya.

Penelitian kedua adalah tesis Muhamad Alwi (2009), yang melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pembelajaran Terpadu Model Shared Terhadap Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SD (eksprimen di kelas IV SD 1 No.252 Pao kec. Tarowang Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan)”. Dari hasil penelitian terbukti bahwa pembelajaran terpadu model shared dapat meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.

Pendekatan terpadu yang dikembangkan guru terlihat mampu merangsang anak untuk membandingkan, membuat generalisasi, menerima atau menolak gagasan, serta menemukan hubungan sebab akibat dari eksplorasi yang mereka lakukan.

Penelitian ketiga adalah penelitian Mokhamat Muhsin (2010) dalam disertasi yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Permainan Kotak Jaring Laba-Laba Untuk Meningkatkan Kesiapan Belajar Membaca, Menulis, dan Berhitung Anak Usia Dini:Studi pada Kelompok Bermain Dharma Putra Desa Turus Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Provinsi

Yuyun Kurniasari, 2014

Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jawa Timur” dengan tahapannya terdiri atas : kegiatan awal, yakni menciptakan kondisi belajar yang kondusif, apersepsi dan do‟a bersama, kegiatan inti, yakni bermain, pemberian bimbingan, reinforcement, serta kegiatan akhir, yakni refleksi, kesimpulan,cerita bersambung, dan do‟a bersama.

Model PT-PKJL telah terbukti secara signifikan lebih efektif meningkatkan kesiapan belajar membaca, menulis, dan berhitung anak usia dini dibandingkan dengan model pembelajaran yang selama ini digunakan. Kelebihan model PT- PKJL antara lain: (1) motivasi pendidik dan anak didik tinggi dalam proses penentuan tema, (2) mudah dilakukan, pembelajaran berlangsung alami, (3) mempermudah perencanaan, (4) memudahkan anak untuk melihat berbagai kegiatan yang berbeda, namun saling terkait dalam satu tema, dan (5) dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Sedangkan kelemahannya antara lain: (1) pendidik kesulitan menentukan tema yang sesuai dengan minat dan tugas perkembangan anak, (2) kegiatan evaluasi autentik dan portofolio memerlukan tenaga, waktu dan peralatan yang rumit, (3) menimbulkan kesan bahwa anak-anak hanya diajak bermain, (4) dibutuhkan waktu dan pikiran untuk mengaitkan tema dengan sumber belajar yang tersedia, (5) membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan model ini.

Berdasarkan temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa model PT- PKJL relevan dengan karakteristik anak usia dini, dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelompok bermain, dan memiliki tingkat keefektifan yang signifikan dalam membantu anak mencapai kesiapan belajar membaca, menulis, dan berhitung yang sesuai dengan minat, karakteristik dan tugas perkembangannya. Maka dengan demikian model PT-PKJL juga memiliki kelayakan untuk dikembangkan pada lembaga-lembaga PAUD.

Penelitian keempat adalah disertasi Uus Karwati (2011), berjudul “Sanggar Kampung Seni & Wisata Manglayang Sebagai Wahana Pendidikan Seni Di Kabupaten Bandung : Studi kasus pembelajaran terpadu melalui pendekatan tematik berbasis seni pada usia tingkat awal” menghasilkan beberapa temuan

Yuyun Kurniasari, 2014

Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian antara lain: 1) Sanggar Kampung Seni & Wisata Manglayang layak dijadikan sebagai wahana kegiatan belajar seni budaya karena memiliki fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai, dan instruktur yang kompeten, 2) Proses pembelajaran seni terpadu melalui pendekatan tematik berbasis seni pada usia tingkat awal dirasakan sangat bermakna didukung dengan perencanaan, proses dan evaluasi bersama antara pihak pengelola dan warga belajar yang harmonis dan kondusif;

Penerapan pendekatan partisipatif mengarah pada student centered menumbuhkan suasana belajar yang humanis, pengembangan materi pembelajaran seni menjadi variatif, aktif dan kreatif. Evaluasi bersama antara pihak instruktur, warga belajar dan peneliti, mendukung keberhasilan dan mengatasi kesulitan proses pembelajaran.

Kesimpulan hasil penelitian ini: a) sanggar Kampung Seni layak dan memadai sebagai wadah pembinaan seni budaya masyarakat, b) Penerapan pembelajaran terpadu melalui pendekatan tematik berbasis seni tepat diaplikasikan, hal ini didasarkan pada perbedaan hasil pretest dan posttest yang signifikan pada kemampuan dan pemahaman nilai-nilai seni budaya peserta didik yang berdampak positif terhadap peningkatan program dan eksistensi sanggar tersebut.Saran yang diajukan yakni perlunya mewujudkan model sanggar seni yang layak dengan sarana dan prasarana yang memadai serta instruktur yang kompeten guna memberikan layanan pembelajaran seni yang bermakna agar mampu meningkatkan eksistensi sanggar seni sebagai pusat belajar seni budaya secara optimal. Sebagai rekomendasi, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian lanjutan lainnya.

Dari empat penelitian terdahulu di atas, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran terpadu terbukti secara signifikan lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan materi pembelajaran IPS, meningkatkan kesiapan belajar membaca, menulis, dan berhitung anak usia dini, tepat diaplikasikan pada pembelajaran seni

Yuyun Kurniasari, 2014

Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga dirasakan lebih bermakna, dan dapat meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa SD pada mata pelajaran IPS.

Efektifitas pembelajaran terpadu seperti tersebut di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian apakah pembelajaran IPS Terpadu juga efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan bermakna pada siswa SMP. Penelitian ini didasarkan pada masalah bahwa pada umumnya pelaksanaan pembelajaran IPS di SMP masih dilaksanakan secara terpisah sesuai bidang kajian geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Di samping itu juga siswa kurang terlibat aktif berpikir selama proses pembelajaran, dan materi pelajaran IPS cenderung bersifat hafalan sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna.