• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 1 Pengertian dan Tujuan Pendidikan IPS

4. Kelebihan Pembelajaran Terpadu

Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu memiliki beberapa kelebihan. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.

Alexon (2009:67) mengutip pendapat Tim Pengembang PGSD yang mengemukakan keuntungan penggunaan pembelajaran IPS Terpadu sebagai berikut:

(1)pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak; (2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat dan kebutuhan anak; (3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak; (4) menumbuhkembangkan keterampilan berpikir anak; (5) menyajikan kegiatan bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak; dan (6) menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.

Peran guru dalam pembelajaran terpadu berfungsi sebagai mediator, fasilitator dan teman yang membuat situasi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri siswa (Poedjiadi, 2001:63). Hal ini mengubah model

Yuyun Kurniasari, 2014

Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang “teacher centered” menjadi “student centered” yang memposisikan siswa sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini proses belajar tidak didominasi oleh guru.

Kondisi tersebut membawa implikasi bagi guru. Guru dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengelola pembelajaran yang berorientasi pada pengalaman, lebih professional, memiliki pemahaman tentang penggunaan teknik penilaian, di samping tuntutan memiliki pengetahuan secara keseluruhan dari mata plajaran terkait. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kondisi tersebut adalah melakukan kerjasama, sharing atau berkolaborasi dengan teman seprofesi dalam upaya meningkatkan kemampuan profesionalnya.

Bagi siswa adalah bahwa pada pembelajaran terpadu, siswa lebih memiliki kesempatan mengembangkan kreatifitas akademiknya karena pengembangan kemampuan analitis menjadi fokus pembelajaran terpadu. Pengembangan kemampuan berpikir ini semakin efektif karena permasalahan yang dikaji adalah permasalahan yang ada di lingkungan siswa itu sendiri.

Pembelajaran IPS terpadu pada dasarnya memiliki peluang dalam optimalisasi kemampuan berpikir karena salah satu keterampilan yang ada dalam IPS menurut Fraenkel (1980:9) adalah keterampilan berpikir yaitu kemampuan mendeskripsikan, mendefinisikan, mengklasifikasi, membuat hipotesis, membuat generalisasi, memprediksi, membandingkan dan mengkontraskan, dan melahirkan ide-ide baru.

Pengembangan kemampuan berpikir siswa menjadi lebih kuat melalui pembelajaran IPS Terpadu karena salah satu tujuan pendidikan IPS adalah siswa terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat, sehingga proses pembelajaran lebih diarahkan pada upaya pencapaian tujuan tersebut.

Selama proses pembelajaran, siswa lebih aktif belajar. Kemdikbud (2013) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu

Yuyun Kurniasari, 2014

Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Proses pembelajaran IPS Terpadu seperti yang dinyatakan di atas, memungkinkan siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, otentik, aktif, dan bermakna.

Pembelajaran terpadu juga berpotensi membangun terciptanya belajar bermakna, seperti yang dinyatakan NCSS (1994: 163) bahwa : ”...Social Studies teaching and learning are powerful when they are meaningful”, maka kekuatan proses pembelajaran IPS adalah bermakna baik guru maupun siswa.

Hal yang sama dinyatakan oleh Sapriya (2009: 12) bahwa pembelajaran IPS di sekolah (SMP) yang bersifat terpadu (integrated) pada hakekatnya bertujuan ”agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materi/bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik” . Sehingga peserta didik dapat menguasai dimensi-dimensi pembelajaran IPS di sekolah, yaitu : ”menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values), dan bertindak (action)”

Kegiatan pembelajaran bermakna memusatkan perhatian pada ide paling penting pada apa yang dipelajari siswa. Guru mendorong siswa untuk menghubungkan ide-ide dengan pengetahuan dan pengalaman siswa sebelumnya. Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan yang pada akhirnya dapat mendorong siswa bahwa apa yang mereka pelajari pada akhirnya harus dapat diterapkan dalam kehidupan siswa itu sendiri di luar sekolah seperti yang dinyatakan NCSS bahwa ”... the concepts and principles that their students must know and be able to apply in their lives outside of school”

Yuyun Kurniasari, 2014

Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Implikasi terhadap bahan ajar adalah bahwa bahan ajar merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu sosial, yang dalam IPS SMP mencakup disiplin ilmu geografi, sosiologi, sejarah, dan ekonomi sehingga bahan ajar lebih lengkap dan komprehensif dibandingkan dengan pembelajaran IPS secara terpisah / monolitik. Hal ini mendorong siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang saling berkaitan. Bahan ajar juga disusun berdasarkan lingkungan siswa dalam arti bahwa lingkungan siswa tersebut dijadikan sebagai sumber belajar. Hal ini mendorong siswa lebih mengenal lingkungan sendiri

Penggunaan media dalam pembelajaran terpadu lebih komprehensif karena topik/tema yang dipelajari mencakup empat kajian yang dipelajari sehingga diperlukan ilustrasi yang lebih lengkap agar siswa memperoleh pemahaman yang optimal dalam pengkajian topik/tema tersebut. Di samping dapat dijadikan sumber belajar, lingkungan sekitar siswa sendiri dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.

Pada aspek penilaian, pembelajaran terpadu lebih mengutamakan penilaian proses belajar di samping penilaian hasil belajar sehingga informasi perkembangan/kemajuan belajar siswa dapat diperoleh lebih lengkap.