• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 1 Pengertian dan Tujuan Pendidikan IPS

3. Implementasi Pembelajaran Terpadu

Tahap-tahap yang harus dilalui dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

a. Perencanaan

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu bergantung pada kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan pembelajaran adalah: (1) pemetaan Kompetensi Dasar; (2) penentuan Topik/tema; (3) penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam indikator sesuai topik/tema; (4) pengembangan Silabus; dan (5) penyusunan Desain/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah pertama dalam pengembangan model pembelajaran terpadu adalah melakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bidang kajian IPS per kelas yang dapat dipadukan. Kegiatan pemetaan ini

Yuyun Kurniasari, 2014

Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh. Kegiatan yang dapat dilakukan pada pemetaan ini antara lain dengan:

 Mengidentifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran IPS yang dapat dipadukan dalam satu tingkat kelas yang sama; dan  Menentukan tema/topik pengikat antar-Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar.

Beberapa ketentuan dalam pemetaan Kompetensi Dasar dalam pengembangan pembelajaran IPS Terpadu adalah (1) mengidentifikasikan beberapa Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar Kompetensi yang memiliki potensi untuk dipadukan; (2) beberapa Kompetensi Dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi Dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan/disajikan secara tersendiri; (3) Kompetensi Dasar dipetakan tidak harus berasal dari semua Standar Kompetensi yang ada pada mata pelajaran IPS pada kelas yang sama; dan (4) Kompetensi Dasar yang sudah dipetakan dalam satu topik/tema masih bisa dipetakan dengan topik/tema lainnya. Contoh pemetaan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran IPS yang dapat diintegrasikan/dipadukan terlampir.

Langkah kedua adalah penentuan topik/tema. Topik/tema yang ditentukan harus relevan dengan Kompetensi Dasar yang telah dipetakan. Dengan demikian, dalam satu mata pelajaran IPS pada satu tingkatan kelas terdapat beberapa topik yang akan dibahas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema pada pembelajaran IPS Terpadu antara lain meliputi:

 Topik, dalam pembelajaran IPS Terpadu, merupakan perekat antar Kompetensi Dasar yang terdapat dalam satu rumpun mata pelajaran IPS

 Topik yang ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-kompetensi Dasar yang terdapat dalam satu tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi peserta didik, dalam arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat. Hal ini agar pembelajaran yang dilakukan dapat lebih

Yuyun Kurniasari, 2014

Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bermakna bagi siswa; misalnya, untuk kelas VII semester ganjil disajikan empat topik/tema yaitu Indonesiaku, Longsor Cibinong (Cianjur Selatan),Taman Cibodas Wisata Alam di Cianjur, dan Nenek Moyangku.  Dalam menentukan topik, isu sentral yang sedang berkembang saat ini, dapat

menjadi prioritas yang dipilih dengan tidak mengabaikan keterkaitan antar- Kompetensi Dasar pada satu rumpun yang telah dipetakan. Contohnya, Pemberlakuan Otonomi Daerah, Pertumbuhan Industri, Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung, Pasca Gempa Bumi dan Tsunami, Penyakit Folio, Penyakit Busung Lapar, Gempa Bumi di Yogyakarta, Masalah semburan lumpur di Sidoarjo.

Langkah ketiga adalah Kompetensi Dasar tersebut dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus (terlampir).

Langkah keempat adalah penyusunan silabus. Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada langkah-langkah sebelumnya dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan silabus pembelajaran terpadu. Komponen penyusunan silabus terdiri dari Standar Kompetensi IPS (Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi), Kompetensi Dasar, Indikator, Pengalaman belajar, alokasi waktu, dan penilaian.

Langkah kelima adalah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditentukan pada silabus pembelajaran terpadu. Komponennya terdiri atas: identitas mata pelajaran, Kompetensi Dasar yang hendak dicapai, materi pokok beserta uraiannya, langkah pembelajaran, alat media yang digunakan, penilaian dan tindak lanjut, serta sumber bahan yang digunakan (terlampir).

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu pada dasarnya sama dengan pentahapan kegiatan pembelajaran laiinya. Ahmadi (2011: 30) mengungkapkan

Yuyun Kurniasari, 2014

Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa ada tiga komponen urutan kegiatan pembelajaran, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, penutup dan tindak lanjut.

Pertama, kegiatan pendahuluan. Kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan siswa setiap kali pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu. Berfungsi untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif, yang memungkinkan siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Kegiatan utama yang dilaksanakan adalah menciptakan kondisi awal pembelajaran yang kondusif melalui kegiatan apersepsi.

Kedua, kegiatan inti. Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa melalui eksplorasi, diskusi, penjelasan konsep dan pengembangan dan aplikasi. Tahap ini dijalani siswa melalui kegiatan belajar bermakna, interaksi aktif, serta pengembangan materi yang didukung sumber, alat dan media yang relevan dan kontekstual.

Ketiga, penutup dan tindak lanjut. Kegiatan ini diartikan sebagai penutup pelajaran dan kegiatan penilaian proses dan hasil belajar, serta kegiatan tindak lanjut. Analisis proses dan hasil belajar akan memberikan acuan bagi guru dan siswa. Bagi guru dapat dimaknai sebagai persiapan pelaksanaan pembelajaran berikutnya sedangkan bagi siswa menekankan pada kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya.

c. Evaluasi Pembelajaran

Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu upaya untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh mengenai proses dan hasil belajar siswa. Dalam konteks pembelajaran terpadu maka evaluasi adalah proses sistematis dalam pengumpulan, pengolahan, dan penyimpulan informasi tentang proses dan hasil pembelajaran terpadu (Kurniawan, 2011: 149-150). Jadi, yang menjadi objek evaluasi dalam pembelajaran terpadu secara umum adalah proses dan hasil belajar. Bentuk penilaian dalam pembelajaran terpadu tidak hanya ditujukan untuk mengetahui

Yuyun Kurniasari, 2014

Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil belajar yang dicapai siswa, tetapi juga penilaian proses dan menekankan pada dampak pengiring yang muncul sebagai akibat pengalaman belajar.

Evaluasi pembelajaran IPS terpadu dapat dilakukan melalui tes untuk mengukur hasil belajar siswa, yaitu untuk mengukur kemampuan intelektual. Teknik non tes digunakan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan potensi dan perkembangan afeksi an kualitas proses. Teknik yang bisa digunakan diantaranya adalah pengamatan, potrofolio, dan penilaian kinerja. Teknik non tes tersebut lebih beroientasi untuk menilai proses yang melibatkan siswa sebagai bentuk evaluasi alternatif yang dapat dilakukan dengan menekankan pencapaian efek pengiring yang muncul pada siswa seperti kemampuan berpikir kritis dan kebermaknaan dalam belajar.