• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Pengujian Hipotesis

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 86-99)

4. Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis didasarkan pada tanda path coefficient dan nilai p-value. Tanda path coefficient menunjukkan hubungan

218

positip atau negatife antar variabel, sedangkan p-value menunjukkan taraf signifikansinya (α) ( Ghozali et al,2015).

Hipotesis diterima apabila p- value lebih kecil sama dengan α ≤ 0,10; 0,05 ; dan 0,01. Pengujian hipotesis yang merupakan refleksi dari hubungan antara variabel yang diuji di dalam penelitian ini

Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan WarpPLS 5.0 Keterangan * = Signifikan pada α = ≤ 0,05

** = Signifikan pada α = ≤ 0,01

*** = Signifikan pada α = ≤ 0,001 ns = tidak signifikan

Berdasarkan Tabel 21, diperoleh hasil pengujian hipotesis sebagai berikut:

219

1. Faktor sosial berpengaruh terhadap pengembangan usahatani ubi jalar. Hasil analisis WarpPLS diperoleh nilai koefisien jalur = 0,134 dan p-value = 0,006 pada tingkat signifikan yang ditetapkan yaitu α = 0,05 sehingga hipotesis diterima.

Koefisien jalur bertanda positip, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik faktor sosial maka pengembangan usahatani ubi jalar juga semakin baik. Faktor sosial yang diukur dengan menggunakan beberapa indikator seperti usia, pendidikan dan pengalaman berusahatani mempunyai pengaruh positip dan signifikan terhadap pengembangan usahatani ubi jalar. Ketiga indikator tersebut dalam penelitian ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan pada pengembangan usahatani ubi jalar.

2. Faktor ekonomi berpengaruh terhadap pengembangan usahatani ubi jalar. Hasil analisis menggunakan WarpPLS diperoleh nilai koefisien jalur = 0,164 dan p-value = <0.001 adalah signifikan pada α = 0,05 sehingga hipotesis diterima.

Koefisien jalur pertanda positip, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik faktor ekonomi maka pengembangan usahatani ubi jalar semakin baik. Dalam penelitian ini variabel faktor ekonomi yang diukur dengan tiga indikator yaitu luas lahan, pendapatan dan peluang usaha.

3. Faktor lingkungan berpengaruh terhadap pengembangan usahatani ubi jalar. Hasil analisis menggunakan WarpPLS diperoleh nilai koefisien jalur = 0,247 dan p-value = <0.001 adalah signifikan pada α = 0,05 sehingga hipotesis diterima.

Koefisien jalur pertanda positip, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik faktor lingkungan maka pengembangan usahatani ubi jalar semakin baik. Dalam penelitian ini variabel faktor lingkungan yang diukur dengan tiga indikator yaitu irigasi, teknologi dan modal.

220

4. Faktor akses informasi berpengaruh terhadap pengembanganusahatani ubi jalar. Hasil analisis menggunakan WarpPLS diperoleh nilai koefisien jalur = 0,109 dan p-value =

<0,020 adalah signifikan pada α = 0,05 sehingga hipotesis diterima. Koefisien jalur pertanda positip, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik faktor akses informasi maka pengembangan usahatani ubi jalar semakin baik. Dalam penelitian ini variabel faktor akses informasi yang diukur dengan tiga indikator yaitu interaksi dengan petani lain, tokoh masyarakat dan penyuluh pertanian

5. Faktor kebijakan pemerintah berpengaruh terhadap pengembangan usahatani ubi jalar. Hasil analisis menggunakan WarpPLS diperoleh nilai koefisien jalur = 0,081 dan p-value = 0,034 adalah signifikan pada α = 0,05 sehingga hipotesis diterima. Koefisien jalur pertanda positip, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik faktor kebijakan pemerintah maka pengembangan usahatani ubi jalar semakin baik. Dalam penelitian ini variabel faktor kebijakan pemerintah yang diukur dengan tiga indikator yaitu harga, penyediaan sarana produksi dan pemasaran.

221

Lampiran WarpPLS

Model

Gambar 3 . Diagram Hubungan Antar Variabel pada Model Pengembangan Usahatani Ubi Jalar.

5. Hubungan Antar Variabel Terhadap Pengembangan Usahatani Ubi Jalar

a. Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Pengembangan Usahatani Ubi Jalar

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa faktor sosial berpengaruh signifikan terhadap pengembangan usahatani ubi jalar, karena nilai P-Value sebesar 0.006 yang berarti lebih kecil dari 0,05, yang berarti pengembangan usahatani ubi jalar dapat dipengaruhi oleh tingkat faktor sosial yang baik. Hal ini berarti hipotesis faktor sosial memiliki pengaruh positif terhadap pengembangan usahatani ubi jalar dinyatakan diterima.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa faktor sosial berpengaruh signifikan terhadap pengembangan usahatani ubi jalar dengan arah pengaruh positif sebesar 0.134. Arah positif ini dapat diartikan bahwa semakin baik

222

faktor sosial yang dimiliki oleh petani maka akan semakin tinggi potensi petani dalam pengembangan usahatani ubi jalar. Demikian juga sebaliknya, semakin tidak baik faktor sosial yang dimiliki petani maka akan semakin menurunkan potensinya dalam pengembangan usahatani ubi jalar.

Dalam penelitian ini faktor sosial diuraikan dalam beberapa faktor salah satunya yaitu usia. Menurut (Mardani et al, 2017), umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi petani dalam menjalankan usahanya. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik bekerja dan cara berfikir. Petani dengan umur produktif memiliki kemampuan fisik dan pola pikir yang sangat baik untuk dapat menyerap informasi inovasi baru dan mengaplikasikannya (Susanti et al, 2016).

Faktor sosial dalam hal pendidikan juga penting dalam mempengaruhi pengembangan usahatani ubi jalar. Tingkat pendidikan merupakan faktor yang dapat menunjang dalam penyerapan teknologi ataupun inovasi baru dalam bidang pertanian. Tingkat pendidikan yang rendah akan menyebabkan lambatnya daya serap petani terhadap perkembangan teknologi sehingga terjadi kesulitan dan butuh waktu yang lama dalam mengadopsi inovasi yang baru.

Sebaliknya petani yang berpendidikan tinggi cenderung mudah menerima suatu perubahan untuk perbaikan usahatani yang ditekuninya, untuk lebih jelas mengenai tingkat pendidikan berusahatani (Marsadi et al, 2017).

Faktor lainnya yaitu pengalaman berusaha tani.

Pengalaman berusahatani juga dapat menambah keterampilan petani dan menigkatkan system berusahatani yang lebih baik.

Menurut (Gustiana et al, 2017) pengalaman petani juga sangat membantu dan menunjang kemampuan untuk

223

mengadopsi teknologi dalam usahataninya. Sebagai asumsi bahwa semakin tinggi tingkat pengalaman yang didapatkan maka pola pikir petani juga akan semakin luas. Sehingga rendahnya tingkat pengalaman seorang petani merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengembangan sektor pertanian. Dengan tingginya tingkat pengalaman petani juga dapat mendukung dalam upaya pengelolaan lahan pertanian yang tidak merusak ekosistem di sekitarnya.

b. Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Ubi Jalar

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa Faktor Ekonomi berpengaruh terhadap pengembangan usahatani ubi jalar karena nilai P-Value sebesar < 0.001 yang berarti lebih kecil dari 0,05, yang berarti pengembangan usahatani ubi jalar dibentuk dengan adanya faktor ekonomi yang mendukung. Hal ini berarti hipotesis faktor ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap pengembangan usahatani ubi jalar dinyatakan diterima.

Hasil pengujian hipotesis dibuktikan bahwa faktor ekonomi berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pengembangan usahatani ubi jalar. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin mendukung faktor ekonomi yang dimiliki petani maka akan semakin dapat meningkatkan pengembangan usahatani ubi jalar. Dengan melihat hasil ini, maka apabila petani ingin meningkatkan pengembangan usahatani ubi jalar maka sangat penting bagi petani untuk memperhatikan faktor ekonominya agar lebih menunjang.

Faktor ekonomi dalam penelitian ini diuraikan dalam 3 faktor, yaitu luas lahan, pendapatan keluarga, dan peluang usaha. Luas lahan merupakan keseluruhan wilayah yang akan

224

menjadi tempat penanaman ataupun proses penanaman, luas lahan dapat menjamin jumlah dan hasil yang akan diperoleh para petani (Simanungkalit, 2016). Luas lahan pertanian dapat mempengaruhi efisien atau tidak efisiennya suatu usaha pertanian. Luas penguasaan terhadap lahan pertanian adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam proses produksi maupun usaha pertanian (Daini et al,2020).

Menurut (Warga, 2016), peranan kelompok tani terhadap anggotanya diharapkan akan berdampak pada pembangunan dan peningkatan pendapatan keluarga. sehingga para anggota akan dengan serius mengembangkan hasil produksinya.

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya dalam meningkatkan pendapatan, maka petani harus berusaha untuk meningkatkan hasil produksi agar memperoleh peningkatan pendapatan dengan memaksimalkan faktor produksi terutama tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor produksi yang sangat mempengaruhi dalam usahatani keluarga (Paulus et al, 2015).

c. Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Pengembangan Usahatani Ubi Jalar

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa faktor lingkungan berpengaruh terhadap pengembangan usahatani ubi jalar karena nilai P-Value sebesar < 0.001 yang berarti lebih kecil dari 0,05, yang berarti pengembangan usahatani ubi jalar dapat dibentuk dengan adanya faktor lingkungan yang baik.

Hal ini berarti hipotesis faktor lingkungan memiliki pengaruh positif terhadap pengembangan usahatani ubi jalar dinyatakan diterima.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, ditemukan adanya pengaruh signifikan dan positif

225

antara faktor lingkungan dengan pengembangan usahatani ubi jalar. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin mendukung faktor lingkungan yang dimiliki oleh petani maka akan semakin dapat meningkatkan pengembangan usahatani ubi jalar. Dengan melihat hasil ini, maka dapat diintepretasikan bahwa apabila petani ingin untuk meningkatkan pengembangan usaha tani ubi jalarnya, maka sangat penting bagi petani untuk memperhatikan sejauh mana faktor lingkungannya yang menunjang.

Faktor lingkungan dalam penelitian ini diantaranya yaitu irigasi, teknologi, dan modal kerja. Irigasi sangat bermanfaat bagi pertanian. infrastruktur irigasi sangat menentukan ketersediaan air yang berdampak langsung terhadap kualitas dan kuantitas hasil tani. Menurut (Aisyah, 2018), sumber daya air sangat diperlukan dalam irigasi seperti kadar air karena dipengaruhi beberapa faktor faktor alam, dan juga terkait pada jenis macam tanaman dan masa pertumbuhannya. Oleh karena itu diperlukannya struktur pengaturan yang baik agar kebutuhan air untuk tanaman dapat terpenuhi dan pemanfaatan air dapat efesien.

Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Menurut (Aldillah ,2016), pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat umumnya dan petani khususnya.

Dapat dipastikan bahwa jika teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti akan tercapai dan kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita wujudkan.

226

Kegiatan pertanian sama halnya dengan industri memerlukan modal dalam menjalankan usahanya. Menurut (Sukirno,2015), modal diartikan sebagai pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Modal adalah satu faktor produksi yang menyambung pada hasil produksi, sehingga semakin besar modal yang digunakan akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan (Pambudi et al, 2020). Jumlah produksi yang semakin meningkat dalam hal ini menunjukkan bahwa usaha tani yang dijalankan mengalami pengembangan.

d. Pengaruh Faktor Akses Informasi Terhadap Pengembangan Usahatani Ubi Jalar

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan, hasil bahwa faktor akses informasi berpengaruh terhadap pengembangan usahatani ubi jalar, karena nilai P-Value sebesar 0.020 yang berarti lebih kecil dari 0,05, yang berarti pengembangan usahatani ubi jalar dibentuk dengan adanya faktor akses informasi yang tinggi. Hal ini berarti hipotesis faktor akses informasi memiliki pengaruh positif terhadap pengembangan usahatani ubi jalar dinyatakan diterima.

Hasil pengujian hipotesis dibuktikan bahwa faktor akses informasi berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pengembangan usahatani ubi jalar. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin banyak faktor akses informasi petani terhadap petani lain, tokoh masyarakat dan penyuluh pertanian, maka akan dapat meningkatkan pengembangan usaha tani ubi jalar.

Dengan demikian, apabila petani ingin meningkatkan pengembangan usahatani ubi jalar maka sangat penting bagi

227

petani untuk meningkatkan akses informasinya dengan petani lain, tokoh masyarakat dan penyuluh pertanian.

Akses informasi dengan petani yang lain merupakan suatu interaksi yang dilakukan oleh petani dengan petani yang lainnya untuk memperoleh informasi dengan mudah. Petani sebagai anggota kelompok sudah memiliki kemandirian dalam menentukan pengembangan usahataninya karena didorong lahirnya kegiatan yang didasari kebutuhan dan masalah yang mereka alami. Pada saat anggota merasa terbantu tentunya proses interaksi berjalan dengan baik. Menurut (Jafri et al ,2015), bahwa interaksi antara kelompok tani dengan kelembagaan untuk mengembangkan kemampuan sasaran penyuluhan bukan hanya melalui peningkatan pendidikan saja tetapi dengan membangun interaksi inter dan antarpetani, pengorganisasian, dan pengembangan keterbukaan petani terhadap inovasi.

Menurut (Jafri et al, 2015) bahwa penyuluhan petani merupakan aktivitas kontekstual, baik penyelenggaraan, proses, materi maupun tujuan. Kejelian meramu unsurunsur tersebut menjadi kunci keberhasilan penyuluhan yang partisipatif. Penyuluh pertanian sangat dibutuhkan dalam pengembangan masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai analis masalah, pembimbing kelompok, pelatih, inovator, dan penghubung. Penyuluh pertanian sangat dibutuhkan dalam pengembangan masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai analis masalah, pembimbing kelompok, pelatih, inovator, dan penghubung. Menurut (Mayrowani, 2012), kinerja dan aktivitas penyuluh pertanian yang menurun antara lain disebabkan oleh perbedaan persepsi antara pemerintah pusat dengan daerah dan antara eksekutif dengan legislatif terhadap arti penting dan peran penyuluh pertanain, keterbatasan

228

anggaran untuk penyuluh pertanian dari pemerintah daerah, dan ketersediaan materi.

e. Pengaruh Faktor Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengembangan Usahatani ubi jalar

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa faktor kebijakan pemerintah berpengaruh terhadap pengembangan usahatani ubi jalar, karena nilai P-Value sebesar 0.034 yang berarti lebih kecil dari 0,05, yang berarti pengembangan usahatani ubi jalar dapat dibentuk dengan adanya faktor kebijakan pemerintah yang baik. Hal ini berarti hipotesis faktor kebijakan pemerintah memiliki pengaruh positif terhadap pengembangan usahatani ubi jalar dinyatakan diterima.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, ditemukan adanya pengaruh signifikan dan positif antara faktor kebijakan pemerintah dengan pengembangan usahatani ubi jalar. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik faktor kebijakan pemerintah yang diterapkan maka akan semakin dapat meningkatkan pengembangan usahatani ubi jalar. Dengan melihat hasil ini, maka dapat diintepretasikan bahwa apabila pemerintah menginginkan petani untuk meningkatkan pengembangan usahatani ubi jalar maka sangat penting bagi pemerintah untuk memperhatikan sejauh mana faktor kebijakan pemerintah yang diterapkan.

Secara operasional, perlu dukungan kebijakan pemerintahan (pusat dan daerah) agar dapat terlaksana dengan baik, terutama terkait dengan harga, sarana produksi, dan pemasaran. Menurut (Andriati et al, 2011), untuk mencapai tujuan dari subsidi harga pupuk dan gabah, prinsip dasar yang harus diperhatikan oleh pengambil kebijakan maupun

229

distributor sampai di tingkat pengecer adalah terpenuhinya azas enam tepat, yaitu tepat waktu, jumlah, jenis, tempat, mutu, dan harga yang layak. Dengan demikian, petani diharapkan dapat menggunakan pupuk sesuai teknologi yang dianjurkan di masing-masing wilayah.

Paling tidak, ada dua argumentasi yang melandasi pentingnya pemerintah menerapkan subsidi pupuk yaitu: (1) merupakan kewajiban pemerintah membantu petani yang sebagian besar miskin, dan peran sentral pertanian dalam mendukung ketahanan pangan; dan (2) melindungi petani dari ancaman eksternal akibat ketidakadilan perdagangan dalam rangka memberdayakan mereka menjadi masyarakat mandiri (Andriati et al, 2011).

d. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan usahatani ubi jalar di Kabupaten Lamongan dapat penulis simpulkan sebagai berikut;

1. Faktor sosial berpengaruh signifikan terhadap pengembangan usahatani ubi jalar yang berarti pengembangan usahatani ubi jalar dapat dipengaruhi oleh tingkat faktor sosial yang baik, semakin banyak usia, semakin tinggi pendidikan, dan semakin banyak pengalaman berusahatani, petani akan mengembangkan usahatani ubi jalar.

2. Faktor ekonomi berpengaruh terhadap pengembangan usahatani ubi jalar, yang berarti pengembangan usahatani ubi jalar dibentuk dengan adanya faktor ekonomi yang mendukung, sehingga semakin luas, lahan yang diusahakan, semakin tinggi pendapatan, dan semakin banyak peluang usaha yang dilakukan, petani akan mengembangkan usahatani ubi jalar.

3. Faktor lingkungan berpengaruh terhadap pengembangan usahatani ubi jalar yang berarti pengembangan usahatani ubi jalar dapat dibentuk

230

dengan adanya faktor lingkungan yang baik, semakin baik irigasinya, semakin baik teknologi yang digunakan dan semakin banyak modal yang dimiliki, petani akan mengembangkan usahatani ubi jalar.

4. Faktor akses informasi berpengaruh terhadap pengembangan usahatani ubi jalar yang berarti pengembangan usaha dibentuk dengan adanya faktor akses Informasi yang tinggi, semakin tinggi interaksi petani dengan petani lainnya, semakin tinggi interaksi dengan tokoh masyarakat (ketua kelompok tani, perangkat desa, petani sukses), dan semakin tinggi interaksi dengan penyuluh pertanian, petani akan mengembangkan usahatani ubi jalar.

5. Faktor kebijakan pemerintah berpengaruh terhadap pengembangan usahataniubi jalar yang berarti pengembangan usahatani ubi jalar dapat dibentuk dengan adanya faktor kebijakan pemerintah yang baik, semakin tinggi harga ubi jalar, semakin tersedia sarana produksi dan semakin luas jaringan pemasaran, petani akan mengembangkan usahatani ubi jalar.

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 86-99)