• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Tahap Pengembangan (Develop)

F. Teknik Analisis Data

3. Hasil Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan ini, modul dan instrumen yang telah dirancang didiskusikan dengan pembimbing. Kemudian, divalidasi oleh pakar dan setelah divalid dilakukan uji coba terbatas pada satu kelas. Berikut uraian tahap validasi, praktikalisasi dan efektifitas :

a. Tahap validasi

Pada tahap ini modul dan instrumen yang telah didiskusikan dengan pembimbing dan divalidasi oleh dosen pakar fisika, pakar pendidikan dan satu orang guru fisika. Nama-nama validator dapat dilihat pada Lampiran I. Berikut diuraikan hasil validasi modul dan instumen penelitian yang telah dirancang.

1) Hasil validasi RPP

Untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran, peneliti juga merancang RPP. Sebelum RPP yang dirancang diterapkan di kelas,

terlebih dahulu RPP divalidasikan kepada validator, RPP yang dikembangkan ini diivalidasi oleh tiga orang pakar. Dan secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Data Hasil Analisis Validasi RPP No Aspek Validator Jumlah Skor

Maks % Ket 1 2 3 1 Format RPP 36 36 36 108 120 90 Sangat Valid 2 Isi RPP 97 105 100 302 324 93 Sangat Valid 3 Bahasa RPP 13 15 15 43 48 90 Sangat Valid Jumlah 146 156 151 453 492 92 Sangat valid Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa format RPP, isi RPP, dan bahasa RPP yang digunakan telah valid. Dengan persentase 92 % kategori sangat valid. Dan saran-saran yang diberikan validator pada RPP adalah penepatan kata dan bahasa dalam RPP.

2) Hasil validasi modul berorientasi Discovery Based Learning (DBL) Dari hasil analisis validasi modul pembelajaran fisika berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS peserta didik dapat dilihat secara lengkat pada Lampiran VII. secara garis besar hasil validasi modul pembelajaran fisika berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Data Hasil Analisis Validasi Modul Fisika Berorientasi DBL

No Aspek Validator Jumlah Skor

Maks % KET 1 2 3 1 Isi 28 30 29 87 96 90,6 Sangat Valid 2 Konstruk a. Format 34 33 32 99 108 91,7 Sangat Valid b. Bahasa 20 23 21 64 72 88,9 Sangat Valid

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil validasi modul pembelajaran fisika berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS untuk tiap aspek berkisar 88,9 % hingga 91,7 %. Secara keseluruhan modul ini tergolong sangat valid dengan presentase 90,4 %. Dengan kata lain tujuan pembelajaran yang terdapat pada modul sudah sesuai dengan silabus pembelajaran, isi modul sudah mengacu pada indikator pembelajaran dan sesuai dengan format baku pengembangan modul. Modul ini juga sudah memiliki langkah-langkah model pembelajaran DBL. Bahasa modul yang komunikatis dan bentuk fisik moduk yang menarik dan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Adapun revisi yang disarankan oleh validator secara umum adalah :

a) Pada kata pengantar diganti jenis font yang digunakan. Berikut tampilan kata pengantar modul berorientasi DBL diperlihatkan pda Gambar 4.18.

(b)

Gambar 4.18: Kata Pengantar (a) Sebelum Revisi (b) Setelah Revisi

b) Pada lembar kegiatan peserta didik berikan nomor pada setiap gambar yang ada pada tahap stimulation. Berikut tampilan pada tahap stimulation modul berorientasi DBL diperlihatkan pada Gambar 4.19.

(a)

(b)

c) Pada tahap materi ajar perbaiki gambar yang kurang jelas dan berika nomor pada gambar tersebut. Berikut ini tampilan gambar pada tahap materi ajar modul berorientasi DBL siperlihatkan pada Gambar 4.20.

(a)

(b)

3) Hasil validasi angket respon peserta didik

Untuk mengetahui angket respon peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS, peneliti menyebarkan angket kepada peserta didik. Hasil analisis validasi angket dapat dilihat pada Lampiran XI. Secara garis besar dapat disajikan pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil Analisis Validasi Angket Respon Peserta Didik No Aspek penilaian Validator Jlh Skor

Maks % Ket 1 2 3 1 Format angket a. Memenuhi bentuk baku penulisan sebuah angket 4 4 3 11 12 92 Sangat valid

2 Bahasa yang digunakan a. Kebenaran tata bahasa 4 4 4 12 12 100 Sangat valid b. Kesederhanaan tutur kalimat 3 4 3 10 12 83 Sangat valid 3 Butir pertanyaan angket

a. Pertanyaan angket mudah diukur 4 4 4 12 12 100 Sangat Valid b. Kesesuaian butir pertanyaan angket yang dinilai 4 4 4 12 12 100 Sangat Valid

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dikatakan bahwa format angket, bahasa yang digunakan dan butir pertanyaan angket sangat valid. Sesuai dengan saran validator, dilakukan revisi terhadap angket respon peserta didik.

4) Hasil validasi angket respon guru

Untuk mengetahui angket respon guru terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS, peneliti menyebarkan angket kepada guru. Hasil analisis validasi angket dapat dilihat pada Lampiran XV. Secara garis besar dapat disajikan pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil Analisis Validasi Angket Respon Guru No Aspek penilaian Validator Jlh Skor

maks % Ket 1 2 3 1 Format angket a.Memenuhi bentuk baku penulisan sebuah angket 3 4 4 11 12 92 Sangat valid

2 Bahasa yang digunakan a. Kebenaran tata bahasa 3 4 4 11 12 92 Sangat valid b.Kesederhanaan tutur kalimat 3 4 3 11 12 92 Sangat Valid 3 Butir pertanyaan angket

a.Pertanyaan angket mudah diukur 3 4 4 11 12 92 Sangat valid b.Kesesuaian butir pertanyaan angket terhadap aspek yang dinilai 4 4 3 11 12 92 Sangat valid

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dikatakan bahwa format angket, bahasa yang digunakan dan butir pertanyaan angket sangat valid. Sesuai dengan saran validator, dilakukan revisi terhadap angket respon guru.

5) Hasil validasi soal (pretest dan postest)

Untuk mengetahui instrumen soal berupa pretest dan posttest yang digunakan untuk mengukur peningkatan HOTS peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS. Hasil analisis validasi instrumen soal dapat dilihat pada Lampiran XXII. Secara garis besar dapat disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Validasi Instrumen Soal HOTS (Pretest dan Postest)

No Aspek Validator Jum-lah Skor maks % Ket 1 2 3 1 Materi 23 23 22 68 72 94 Sangat valid 2 Konstruk 18 18 19 55 60 92 Sangat valid 3 Bahasa 11 12 11 34 36 94 Sangat Valid Jumlah 52 53 52 157 168 93 Sangat valid

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dikatakan bahwa materi, konstruk, dan bahasa yang digunakan dalam soal sangat valid. Dengan persentase 93 % kategori sangat valid. Sesuai dengan saran validator, dilakukan revisi terhadap instrumen soal untuk mengukur HOTS.

b. Tahap Praktikalitas

Untuk melihat praktikalitas modul fisika berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS peserta didik ini dilakukan uji coba pada satu kelas yaitu kelas XI MIPA 1 SMA N 7 Sijunjung berjumlah 30 orang, nama-nama peserta didik dapat dilihat pada Lampiran XXVII. Uji coba modul pembelajaran fisika berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS dilakukan sebanyak tiga kali di kelas tersebut, yang dilakukan pada tanggal 2 s/d 9 Agustus 2019. Penelitian ini diawali dengan perkenalan, menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan peneliti. Peneliti menjelaskan materi elastisitas dan hukum hooke sesuai dengan RPP yang dirancang untuk proses pembelajaran 3 kali pertemuan, peserta didik diberikan tes awal (pretest) untuk mengetahuai kemampuan dasar peserta didik.

Pada tahap pembelajaran berlangsung, peneliti meminta peserta didik untuk membentuk 2 kelompok. Masing-masing kelompok diberikan modul dan meminta mereka menggunakan modul

selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah semua materi diajarkan sampai 3 kali pertemuan dan dilanjutkan tes akhir (posttest), peserta didik diberikan soal tes dan wajib dikerjakan sendiri. Tujuan posttest untuk melihat ketercapaian kompetensi konitif peserta didik dan menguji efektifitas produk. Untuk materi dan jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.6 Jadwal Pertemuan di Kelas XI MIPA 1 SMAN 7 Sijunjung

No Hari/tanggal Materi Pembelajaran 1 Jumat/ 2 agustus 2019 Pretest dan materi elastisitas 2 Sabtu/3 agustus 2019 Matei hukum hooke

3 Jumat/8 agustus 2019 Rangkaian seri-paralel 4 Sabtu/9 agustus 2019 Posttest

Setelah melaksanakan posttest, peneliti meminta peserta didik untuk mengisi angket praktikalitas. Peneliti juga meminta guru untuk mengisi angket praktikalitas. Data tentang praktikalitas modul yang telah dirancang diperoleh dari lembar angket respon peserta didik dan lembar angket respon guru fisika. Berikut diuraikan hasil yang diperoleh mengenai praktikalitas modul pembelajaran fisika berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS peserta didik .

1) Hasil angket tanggapan peserta didik terhadap modul fisika berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS peserta didik .

Peneliti menggumpulkan data dari peserta didik mengenai kemudahan penggunaan modul yang diberikan, karena peserta didik terlibat langsung dalam pemakaiannya. Lembar angket diberikan kepada peserta didik kelas XI MIPA 1, setelah pembelajaran materi elatisitas dan hukum hooke. Lembar angket tanggapan peserta didik dapat dilihat pada lampiran. Hasil analisis angket tanggapan peserta didik kelas XI MIPA 1 terhadap modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS dapat diihat

pada Lampiran XII. Secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Data Hasil Analisis Angket Respon Praktikalitas Peserta Didik Terhadap Modul Fisika Berorientasi DBL

No Pernyataan % Ket

1 Petunjuk penggunaan modul pada materi fisika berorientasi Discovery Based Learning mudah dipahami

82,5 Sangat Praktis 2 Pemakaian modul pada materi fisika berorientasi

Discovery Based Learning mudah digunakan

85,0 Sangat Praktis 3 Pertanyaan dalam modul pada materi fisika

berorientasi Discovery Based Learning mudah dipahami

80,0 Praktis

4 Kalimat-kalimat dalam modul pada materi fisika berorientasi Discovery Based Learning mudah dipahami

85,0 Sangat Praktis 5 Ukuran huruf yang digunakan dalam modul pada

materi fisika berorientasi Discovery Based

Learning jelas

81,7 Sangat Praktis 6 Model huruf yang digunakan dalam modul pada

materi fisika berorientasi Discovery Based

Learning jelas

83,3 Sangat Praktis 7 Langkah-langkah yang diberikan di dalam modul

pada materi fisika berorientasi Discovery Based

Learning membuatmu lebih mudah memahami

materi

85,8 Sangat Praktis

8 Gambar yang disajikan dalam modul pada materi fisika berorientasi Discovery Based Learning sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

80,0 Praktis

9 Cover atau kemasan modul pada materi fisika berorientasi Discovery Based Learning yang disajikan menarik

79,2 Praktis

10 Modul pada materi fisika berorientasi Discovery

Based Learning dapat digunakan untuk belajar

mandiri atau berkelompok

84,2 Sangat Praktis 11 Konsep yang disampaikan dalam modul pada

materi fisika berorientasi Discovery Based

Learning sesuai dengan indikator pembelajaran

81,7 Sangat Praktis 12 Setelah menggunakan modul pada materi fisika

berorientasi Discovery Based Learning ini saya masih sulit memahami fisika

79,2 Praktis

13 Modul pada materi fisika berorientasi Discovery

Based Learning ini dapat meningkatkan

kemampuan daya nalar saya, rasa ingin tahu saya untuk mempelajari fisika lebih lanjut

80,0 Praktis

14 Modul fisika berorientasi Discovery Based

Learning ini membuat saya termotivasi untuk

mempelajari fisika lebih lanjut

79,17 Praktis

15 Soal latihan dan penilaian yang disajikan jelas 80,0 Praktis 16 Soal latihan yang disajikan sesuai dengan materi

yang terdapat dalam modul pada materi fisika

berorientasi Discovery Based Learning

17 Setelah mempelajari modul pada materi fisika berorientasi Discovery Based Learning ini saya kurang tertarik mempelajari fisika lebih lanjut

81,7 Sangat Praktis 18 Penjelasan materi di dalam modul pada materi

fisika berorientasi Discovery Based Learning mudah dipahami dan sangat membantu terhadap pelaksanaan pembelajaran 82,5 Sangat Praktis Jumlah 1764 Skor Maksimum 2160 % 81,67

Keterangan Sangat Praktis

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa presentase penilaian peserta didik terhadap modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS peserta didik berkisar 79,17 % hingga 85,8 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS peserta didik sangat praktis digunakan dalam proses pembelajaran materi elastisitas dan hukum hooke kelas XI semester 1 SMA N 7 Sijunjung. 2) Hasil angket tanggapan guru terhadap modul fisika berorientasi

DBL untuk meningkatkan HOTS peserta didik .

Peneliti menggumpulkan data dari guru untuk mengetahui praktikalitas modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS peserta didik. Lembar angket diberikan kepada guru yang mengajar di kelas XI. Lembar angket tanggapan guru dapat dilihat pada lampiran. Hasil analisis angket tanggapan guru terhadap modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS dapat diihat pada Lampiran XVII. Secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Hasil Analisis Angket Respon Praktikalitas Guru

No Pernyataan

Jml

1 Petunjuk penggunaan modul pada materi fisika berorientasi

Discovery Based Learning mudah dipahami

4

2

Modul fisika ini memuat 6 tahap strategi Discovery Based

Learning yaitu, tahap Simulation, tahap problem statement,

tahap data collection, tahap data processing, tahap

verification dan tahap generalization.

4

3

Tahap simulation pada modul ini adalah guru memberikan simulasi/ pertanyaan kepada peserta didik tentang aplikasi dari elastisitas dan hukum hooke dalam kehidupan sehari-hari

4

4

Tahap problem statement pada modul ini adalah peserta didik diminta untuk memberikan jawaban sementara tentang pertanyaan yang diajukan oleh guru di tahap

simulation.

4

5

Tahap data collection pada modul ini adalah peserta didik diberikan kesempatan untuk mengumpulkan data tentang elastisitas dan hukum hooke

4

6

Tahap data processing pada modul ini adalah peserta didik diminta untuk mengolah data yang di dapatkan dari proses pengumpulan data

4

7

Tahap verification pada modul ini adalah peserta didik diminta untuk membandingkan hasil yang didapatkan secara praktikum dengan yang di dapatkan secara teori

4

8

Tahap generalization pada modul ini adalah peserta didik diminta untuk memberikan kesimpulan tentang suatu konsep yang didapatkan dari proses praktikum dan berdasarkan teori.

4

9 Ukuran huruf yang digunakan dalam modul pada materi fisika berorientasi Discovery Based Learning jelas

3

10 Model huruf yang digunakan dalam modul pada materi fisika berorientasi Discovery Based Learning jelas

3

11

Gambar yang disajikan dalam modul pada materi fisika berorientasi Discovery Based Learning sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

4

12 Cover atau kemasan modul pada materi fisika berorientasi

Discovery Based Learning yang disajikan menarik

4

13

Pemakaian modul berorientasi Discovery Based Learning ini dapat membantu dan mempermudah tugas guru dalam pembelajaran

4

14 Modul ini dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik

4

15

Modul pada materi fisika berorientasi Discovery Based

Learning dapat digunakan untuk belajar mandiri atau

berkelompok

3

16

Modul berorientasi Discovery Based Learning disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar

4

17

Modul berorientasi Discovery Based Learning ini dapat meningkatkan kemampuan daya nalar peserta didik, rasa ingin tahu peserta didik untuk mempelajari fisika lebih lanjut

18

Modul fisika berorientasi Discovery Based Learning pada materi fisika membuat peserta didik termotivasi untuk mempelajari fisika lebih lanjut

3

19 Penilaian yang disajikan jelas 4

20 Soal latihan yang disajikan jelas 4

21

Soal latihan yang disajikan sesuai dengan materi yang terdapat dalam modul pada materi fisika berorientasi

Discovery Based Learning

4

22 Penjelasan materi di dalam modul pada materi fisika berorientasi Discovery Based Learning mudah dipahami

3

23

Modul pada materi fisika berorientasi Discovery Based

Learning memungkinkan peserta didik berinteraksi

dengan temannya, guru, dan masyarakat.

4 Jumlah 86 Skor maksimum 92 % 93 Keterangan Sangat praktis Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa presentase penilaian guru terhadap modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS peserta didik adalah 93%. Dirujuk dari kriteria persentase skor angket dari (Sumber: Akdon dan Riduwan, 2007:89), persentase dengan kriteria 81-100% termasuk kategori sangat praktis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS peserta didik sangat praktis digunakan.

c. Tahap Efektivitas

Efektivitas modul berorientasi DBL ini dapat dilihat melalui uji coba terbatas pada kelas XI MIPA 1 SMA N 7 Sijunjung. Data tentang efektif atau tidaknya modul yang telah dirancang diperoleh dari peningkatan hasil belajar peserta didik . Peningkatan hasil belajar peserta didik diperoleh berdasarkan hasil tes berupa soal HOTS (pretest dan postest) sebelum dan setelah peserta didik menggunakan modul berorientasi DBL. Hasil skor rata-rata pretest dan postest dari penelitian dapat dilihat pada tabel 4.9. lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran XXIII.

Tabel 4.9 Hasil Skor Rata-Rata Pretest dan Postest

Pretest Postest N-gain Kategori Tingkat Efektif 45,73 85,57 0,73 Tinggi Efektif

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest dan postest penguasaan peserta didik terhadap materi elastisitas dan hukum hooke dilihat dari hasil pretest 45,73 dan mengalami peningkatan pada postest dengan rata-rata nilai 85,57. Nilai N-gain menunjukkan peningkatan hasil belajar peserta didik dengan nilai 0,73 berkategori tinggi dan pada penggunaan modul berada pada tingkat efektif.

d. Tahap peningkatan HOTS

Untuk melihat peningkatan HOTS peserta didik dilihat dari jawaban peserta didik menjawab soal-soal pada tingkatan C4, C5, dan C6. Peningkatan dilihat dengan membandingkan nilai pretest dan postest dari penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10 Peningkatan HOTS

No Indikator HOTS Pretest Postest N-Gain Kategori 1 Menganalisis 21,03 36,8 0,63

Cukup efektif 2 Mengevaluasi 6,37 12,8 0,84 Efektif

3 Mencipta 6,5 11,97 0,73 Efektif

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada masing-masing indikator HOTS dengan nilai N-Gain 0,63 -0,84 dengan cukup efektif dan efektif. Ini menandakan bahwa peningkatan tersebut bagus, Sehingga pembelajaran dengan menggunakan modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS bagus untuk digunakan dalam pembelajaran. Berikut ini dalam bentuk grafik peningkatan HOTS. Dapat dilihat pada Gambar 4.21.

Gambar 4.21 Grafik Peningkatan HOTS

Pada Grafik 4.21 terlihat jelas terjadinya peningkatan dari pretest dan postest dengan kriteria efektif untuk meningkatkan HOTS setelah belajar dengan menggunakan modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS.

B. Pembahasan

Dokumen terkait