• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Definisi Operasional

8. Materi Ajar

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pelajaran SMA/MA kelas XI semester I yaitu elastisitas dan hukum hooke, dengan KI dan KD pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3

Tabel 2.2 KI Kelas XI SMA/MA pada Kurikulum 2013

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

(sumber. Permendikbud No 24 tahun 2016)

Tabel 2.3 KD Kelas XI SMA/MA pada Kurikulum 2013 KD

3.2

Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari

KD 4.2

Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut presentasi hasil dan makna fisisnya

(sumber. Permendikbud No 24 Tahun 2016)

Silabus untuk materi elastisitas dan hukum hooke kelas XI SMA/MA yang terdapat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Silabus Elastisitas dan Hukum Hooke

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 3.2 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari 4.2 Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut presentasi hasil dan makna fisisnya Elastisitas dan Hukum Hooke:  Hukum Hooke  Susunan pegas seri-paralel  Mengamati dan menanya sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari  Mendiskusikan pengaruh gaya terhadap perubahan panjang pegas/karet dan melakukan percobaan hukum Hooke dengan menggunakan pegas/karet, mistar, beban gantung, dan statif secara

berkelompok  Mengolah data dan

menganalisis hasil percobaan ke dalam grafik, menentukan persamaan, membandingkan hasil percobaan dengan bahan pegas/karet yang berbeda, perumusan tetapan pegas susunan seri-paralel  Membuat laporan

hasil percobaan dan mempresentasikann ya

(sumber: silabus fisika SMA Kurtilas edisi revisi 2016) 9. Validitas, Praktikalitas, dan Efektifitas

a. Validitas

Menurut Syaifudin Anwar dalam Mulyadi validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam

melaksanakan fungsi ukurnya (2014:36). Jadi validitas merupakan suatu kriteria menilai kualitas suatu alat dan prosedur pengukuran. Bila suatu alat dapat mengukur sesuatu yang hendak diukur dengan tepat maka alat ukur tersebut dapat dikatakan valid. Sesuai yang dikatakan dalam Suharsimi Arikunto bahwasanya sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (2015:80).

Dalam penelitian ini penulis melakukan validasi terhadap produk yang dikembangkan yaitu modul, RPP. Angket respon, dan soal. Indikator validasi modul diantaranya; Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan KI dan KD, karakteristik modul, kesesuaian bahasa, dan bentuk fisik (Arsyad,2011:175-176). Indikator validasi RPP diantaranya; format RPP, isi RPP, dan bahasa RPP (Trianto,2011:98). Indikator validasi angket respon diantaranya; format angket, bahasa yang digunakan, dan butir pertanyaan angket. Indikator validasi soal diantaranya; validasi isi dan validasi muka. Hasil validitas dapat dicari persentasenya dengan rumus:

Hasil yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Kategori Validitas Bahan Ajar No Range Persentase kriteria

1 0-20 Tidak valid 2 21-40 Kurang valid 3 41-60 Cukup valid 4 61-80 Valid 5 81-100 Sangat valid (Sumber: Riduwan, 2007: 89) b. Praktikalitas

Praktikalitas merupakan salah satu bentuk pengukuran apakah instrumen yang dirancang sudah praktis atau tidak. Kepraktisan suatu produk penting untuk diperhatikan. Menurut

Zaenal Arifin (2009: 264) kepraktisan mengandung arti kemudahan suatu produk, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah dan menafsirkan, maupun mengadministrasikannya.

Untuk menguji praktikalitas suatu produk maka dilakukan prosedur pengumpulan data sebagi berikut:

1) Peneliti membagikan produk

2) Peneliti memberikan arahan atau menjelaskan salah satu materi yang terdapat pada produk

3) Siswa menggunakan produk sebagai bahan ajar

4) Peneliti mengumpulkan data melalui observasi dan angket berdasarkan pelaksanaan serta kemudahan menggunakan produk yang dikembangkan.

Menurut Sukardi (2008:52), pertimbangan praktikalitas dapat dilihat dari aspek-aspek berikut: (1) kemudahan penggunaan, meliputi: mudah diatur, disimpan, dan dapat digunakan sewaktu-waktu; (2) waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan sebaiknya singkat, cepat dan tepat; (3) perangkat memiliki daya tarik; (4) mudah diinterpretasikan oleh guru ahli maupun guru lain.

Adapun pedoman untuk menghitung persentase skor dari instrumen yang telah dirancang adalah:

Hasil yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Kategori Praktikalitas Bahan Ajar No Range Persentase kriteria

1 0-20 Tidak praktis 2 21-40 Kurang praktis 3 41-60 Cukup praktis 4 61-80 Praktis 5 81-100 Sangat praktis (Sumber: Riduwan, 2007: 89)

c. Efektivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif berarti dapat membuahkan hasil, mulai berlaku, ada pengaruh/akibat/efeknya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan. Secara umum efektivitas menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan.

Menurut Slavin dalam Supardi (2013:170-172) membagi empat unsur utama dalam pengajaran yang efektif atau dipanggil QAIT (Quality, Appropriateness, Incentive, Time) yaitu: (a) Mutu pengajaran, merupakan tingkat informasi dan keterampilan dipersembahkan supaya peserta didik mudah paham. Mutu pengajaran adalah hasil dari pada mutu kurikulum dan pelajaran; (b) Kesesuaian tingkat pengajaran, merupakan tingkat dimana guru memastikan bahwa peserta didik bersedia belajar materi pelajaran yang baru. Bermaksud guru memastikan bahwa pelajar dapat mempelajari mata pelajaran yang baru; (c) Insentif, merupakan tahap dimana guru memastika peserta didik memiliki motivasi untuk menyelesaikan tugas dan belajar mata pelajaran yang diberikan; (d) Waktu, merupakan tahap dimana peserta didik diberi waktu yang mencukupi untuk mata pelajaran yang diajarkan.

Menurut Nieveen dalam Hestari (2016:11) karakteristik media yang efektif adalah ketika siswa mengapresiasi program pembelajaran dan bahwa pembelajaran yang diinginkan terlaksana sehingga terdapat kesesuaian antara harapan dengan tujuan kurikulum. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan penggunaan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh siswa dengan optimal sehingga menimbulkan perubahan tingkah lakunya. Suatu media dikatakan efektif apabila adanya

pengaruh atau akibat pada siswa saat belajar, dan bias diartikan sebagai kegiatan belajar yang bias memberikan hasil memuaskan setelah memakai media.

Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu: (1) Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM; (2) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa; (3) ketepatan anatara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan; dan (4) mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir (2) tanpa mengabaikan butir (4) (Trianto, 2009:20).

Efektivitas penggunaan modul dapat diketahui dengan cara menghitung gain skor yang ternormalkan <g>. Adapun pedoman untuk menghitung gain skor ternormalisasi dan menjumlahkan nilai gain ternormalisasi adalah:

̅ ̅ ̅ ̅ ̅̅̅̅̅̅̅

Dimana:

<g> = gain score ternormalisasi ̅ = skor pretest (tes awal) ̅ = skor postest (tes akhir) ̅ = skor maksimum

Hasil yang diperoleh kemudian diinterprestasikan dengan menggunakan kriteria efektivitas pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Kriteria Gain Ternormalisasi

Nilai Gain Ternormalisasi Kriteria Tingkat efektivitas

g 0,3 Rendah Kurang efektif

0,7 g 0,3 Sedang Cukup efektif

g 0,7 Tinggi Efektif

Dokumen terkait