• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap pendefinisian (define)

B. Penelitan Terdahulu Yang Relevan

1. Tahap pendefinisian (define)

Tahap ini bertujuan untuk menentukan masalah dasar yang dibutuhkan dalam mengembangkan modul fisika sehingga bisa menjadi alternatif bahan ajar. Pada tahap ini terdapat langkah-langkah yang akan dilakukan sebagai berikut :

a. Analisis kurikulum

Pada tahap ini dilakukan telaah terhadap kurikulum yang belaku pada saat ini. Analisis dilakukan terhadap tuntutan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan tentang standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan kompetensi yang tertuang dalam kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD).

b. Menganalisis silabus pembelajaran fisika kelas XI semester I

Tujuan dari analisis silabus ini adalah untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan sudah sesuai dengan kompetensi inti dan

kompetensi dasar. Khususnya pada materi elastisitas dan hukum hooke. Selain itu juga melihat apakah kegiatan pembelajaran bersifat student centered atau teacher centered.

c. Menganalisis buku teks fisika yang dipakai guru fisika kelas XI SMA N 7 Sijunjung.

Sebelum merancang modul, harus dilihat terlebih dahulu isi buku teks yang digunakan oleh guru fisika dan siswa di kelas. Hal ini bertujuan untuk melihat isi buku teks, cara penyajian dan kesesuaiannya dengan silabus. Kemudian dilihat juga modul fisika yang digunakan oleh guru dan peserta dalam pembelajaran fisika. Hal ini bertujuan untuk membandingkan isi dan penyajian dari modul fisika yang digunakan dengan modul fisika berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS siswa.

d. Mereview literatur tentang modul peserta didik

Hal ini bertujuan untuk mengetahui format penelitian buku peserta didik yang digunakan agar modul dapat dirancang dengan baik dan sesuai dengan format penulisan modul yang baik.

2. Tahap perancangan (design)

Tahap ini memiliki tujuan untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran, dengan langkah yaitu:

a. Pemilihan media

Media yang akan digunakan harus sesuai dengan tujuan untuk menghasilkan produk sebagai alat penyampaian materi pelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, media tersebut adalah modul.

b. Pemilihan format

Format bahan ajar berupa modul pembelajaran yang dikembangkan berbasis DBL meliputi stimulation, problem statement, data collection, data processing, verification, generalization.

c. Rancangan awal modul

Penyusunan rancangan awal modul menghasilkan draft modul yang didalamnya mencakup:

1) Judul modul meliputi cover dan judul untuk masing-masing bab, yang menggambarkan materi yang akan dituangkan di dalam modul

2) Petunjuk belajar, bagian ini berisi cara menggunakan modul 3) Menentukan kompetensi inti dan kompetensi dasar, serta tujuan

yang akan dicapai siswa setelah mempelajari suatu materi dengan menggunakan modul

4) Prosedur atau kegiatan yang harus diikuti siswa untuk mempelajari materi dengan menggunakan modul sesuai dengan tahapan yaitu simulation, problem statement, data collection, data processing, verification, generalization.

Desain kerangka modul yang dibuat seperti pada Gambar 3.1.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Hasil tahap pengembangan produk merupakan hasil terjemahan dari tahap perencanaan. Bagian–bagian yang sudah direncanakan dalam tahap perencanaan akan disusun dan didesain sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah draft produk. Dalam tahap ini meliputi tahap validasi oleh pakar dan tahap praktikalisasi melalui uji coba terbatas.

Gambar 3.1. Desain Awal Modul COVER Kata Pengantar Daftar Isi Petunjuk Belajar Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Tujuan pembelajaran

Lembar Kegiatan Stimulation, Problem Statement, Data Collection, Data Processing, Verification, Generalization.

Uraian materi Berisi materi tentang

elastisitas dan hukum hooke

Contoh Soal dan Latihan Refleksi dan Penilaian yang sebenarnya

a. Tahap validasi

Validasi modul yang dikembangkan meliputi validasi isi dan validasi kontruks, yaitu :

1) Validasi isi yang digunakan pada modul yang dirancang sesuai dengan silabus pembelajaran.

2) Validasi kontruk yaitu kesesuaian komponen-komponen modul dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan.

a) Validasi Modul Berorientasi DBL untuk Mencapai HOTS Pelaksanaan validasi oleh pakar dan validator mengenai perbaikan yang harus dilakukan pada pengembangan modul. Kegiatan validasi dilakukan dalam bentuk mengisi lembar validasi modul. Sehingga diperoleh modul pembelajaran fisika Berorientasi DBL untuk mencapai HOTS pada materi elastisitas dan hukum hooke yang valid. Adapun aspek-aspek yang akan divalidasi terdapat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Validasi Modul Berorientasi DBL untuk Mencapai HOTS

No Aspek validasi Metode

pengumpulan data

Instrumen penelitian 1 Tujuan

pembelajaran

Diskusi dengan ahli pendidikan fisika Lembar validasi 2 Kesesuaian format modul 3 Karakteristik 4 Kesesuaian bahasa 5 Bentuk fisik

(sumber : Azar Arsyad, 2000 : 175-176) b) Validasi RPP

Adapun aspek-aspek yang akan divalidasi terdapat dalam Tabel 3.2

Tabel 3.2 Validasi RPP

No Aspek Validasi Metode Pengumpulan

Data

Instrumen Penelitian 1 Format RPP Diskusi dengan

ahli pendidikan fisika Lembar Validasi 2 Isi RPP 3 Bahasa RPP (Sumber : Trianto 2011 : 98)

c) Validasi Angket Respon

Validasi angket respon berisi aspek-aspek yang telah dirumuskan pada Tabel 3.3 masing-masing aspek terdiri dari beberapa pertanyaan.

Tabel 3.3 Validasi Angket Respon Modul Berorientasi DBL untuk Mencapai HOTS

No Aspek validasi Metode

pengumpulan data

Instrumen penelitian 1 Format angket Diskusi dengan

validator dan pakar pendidikan fisika Lembar validasi 2 Bahasa yang digunakan 3 Butir pertanyaan angket (Sumber : Sugiyono, 2012:67)

d) Validasi soal HOTS (pretest dan postest)

Soal-soal HOTS merupakan assesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelasaikan masalah. Adapun aspek-aspek yang divalidasi terdapat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Validasi Soal-Soal HOTS

No Aspek Validasi Metode Pengumpulan Data Instrumen Penelitian 1 Materi Diskusi dengan

validator dan ahli pendidikan fisika Lembar Validasi 2 Konstruksi 3 Bahasa (Sumber : Widana, 2017:27)

b. Tahap praktikalitas

Pada tahap ini dilakukan uji coba terbatas di satu kelas XI SMA N 7 Sijunjung. Uji coba dilakukan untuk melihat praktikalitas atau keterpakaian modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS siswa. Aspek yang akan di lihat pada tahap praktikalisasi adalah seperti yang terlihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Aspek Praktikalitas Modul Fisika Berorientasi Discovery Based Learning (DBL)

Aspek Metode Pengumpulan Data Instrumen Penelitian Kemudahan dalam penggunaan modul fisika berorientasi DBL  Keterbacaan  Bahasa  Penampilan modul  Isi/materi pembelajaran Pengisian angket respon guru dan pengisian angket respon peserta didik dengan angket format skala Likert

Lembar angket respon

(Sumber:Trianto, 2011: 47)

Praktikalitas modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS, terdiri atas angket respon guru dan peserta didik, sebagai berikut:

1) Angket respon guru

Angket respon disusun untuk meminta tanggapan guru tentang kemudahan penggunaan modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS, setiap instrumen dikonsultasikan kepada pakar agar memperoleh data yang valid.

2) Angket respon peserta didik

Angket respon peserta didik disusun untuk meminta tanggapan peserta didik tentang kemudahan penggunaan modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS, setiap instrumen dikonsultasikan kepada pakar agar memperoleh data yang valid.

c. Tahap efektivitas

Pada tahap ini dilakukan uji coba terbatas pada satu kelas yaitu kelas XI MIPA 1 SMA N 7 Sijunjung. Uji coba ini dilakukan untuk melihat keefektifan modul yang dikembangkan dengan melihat HOTS siswa sebelum menggunakan modul (pretest) dan setelah menggunakan modul (posttest). Kemudian menentukan nilai normal gain dari hasil pretest dan posttes tersebut.

Dokumen terkait