• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk melihat data validitas, praktikalitas dan efektivitas penggunaan modul sebelum digunakan, setiap instrumen dikonsultasikan kepada pakar/ahli agar memperoleh data yang valid. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan untuk mengetahui kevalidan terhadap perangkat pembelajaran yang telah dirancang. Lembar validasi penelitian ini terdiri atas 4 macam yaitu :

a) Lembar validasi RPP

Untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran pada saat uji coba terbatas, peneliti juga merancang Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun RPP yang dirancang dapat dilihat pada lampiran II. Sebelum RPP ini diterapkan dalam proses pembelajaran, terlebih dahulu didiskusikan dengan pembimbing dan divalidasi oleh validator untuk mengetahui apakah RPP yang dirancang sudah layak dan valid digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil validasi RPP dapat dilihat pada Lampiran IV.

b) Lembar validasi modul berorientasi Discovery Based Learning (DBL)

Lembar validasi modul berorientasi DBL berisi aspek-aspek yang dirumuskan pada Tabel 3.5, kemudian aspek tersebut dikembangkan menjadi beberapa pernyataan. Modul ini divalidasi oleh validator, sehingga dapat diketahui apakah modul berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS siswa yang telah dirancang valid atau tidak. Untuk data hasil validasi modul berorientasi DBL dapat dilihat pada Lampiran VII.

c) Lembar validasi angket respon

Lembar validasi angket respon siswa dan guru berisi komponen-komponen yang telah dirumuskan, kemudian dikembangkan menjadi beberapa pernyataan. Angket respon siswa dan guru divalidasi oleh validator, sehingga dapat diketahui apakah angket respon siswa dan guru yang telah dirancang valid atau tidak. Data hasil angket respon (praktikalitas) siswa dan guru secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran IX dan Lampiran XIV. Secara garis besar hasil validasi angket respon siswa dan guru (praktikalitas) dapat dilihat pada Lampiran XI dan Lampiran XVI. d) Lembar validasi soal HOTS (pretest-posttest)

Soal pretest dan postest yang digunakan untuk melihat peningkatan HOTS siswa. Soal pretest dan postest yang diberikan sama, perbedaanya soal pretest diberikan sebelum siswa mempelajari materi yang akan diajarkan menggunakan modul berorientasi DBL, sedangkan soal postest diberikan setelah siswa siswa mempelajari materi yang akan diajarkan menggunakan modul berorientasi, dengan perbedaan tersebut peneliti bisa melihat peningkatan dan pemahaman siswa sebelum belajar menggunakan modul dan setelah belajar menggunakan modul. Sebelum digunakan, tes divalidasi dan di uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui apakah soal HOTS (pretest dan postest) yang dirancang sudah layak

dan valid digunakan. Hasil validasi soal HOTS (pretest dan postest) dapat dilihat pada Lampiran XXII.

2. Angket praktikalitas

Pengisian angket menggunakan Skala Likert dengan range 1 sampai 4. Setiap pernyaaan mempunyai pilihan jawaban SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). Jika siswa memilih jawaban SS maka kriteria nilainya 4, S nilainya 3, TS nilainya 2 dan STS nilainya 1. Angket praktikalitas ini diisi oleh peserta didik, dan pakar pendidikan fisika tujuannya untuk melihat apakah modul berorientasi DBL untuk mencapai HOTS dalam pembelajaran fisika pada materi Elastisitas dan Hukum Hooke yang dirancang praktis digunakan dalam pembelajaran atau tidak. Untuk melihat lembar angket respon praktikalitas guru dan peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran modul berorientasi DBL dapat dilihat pada Lampiran XIV dan Lampiran IX.

3. Instrumen tes HOTS pretest dan postest

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh tingkat keefektivitasan modul fisika berorientasi DBL untuk meningkatkan HOTS yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar yang meliputi pretest dan postest. Tes ini dibuat berdasarkan materi dari modul fisika yang dikembangkan dan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pakar pendidikan dan guru fisika kelas XI SMA N 7 Sijunjung. Untuk mendapatkan tes yang baik maka dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :

a. Penyusunan instrumen

Langkah-langkah yang dilakukan menyusun instrumen ini adalah sebagai berikut :

1) Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu untuk mendapatkan HOTS siswa

2) Membatasi pokok bahasan yang akan diteskan 3) Membuat kisi-kisi soal HOTS

4) Menyusun butir-butir soal tes yang diujikan dalam bentuk essay sesuai dengan indikator pembelajaran.

5) Menyusun kunci jawaban soal yang akan diujikan b. Validitas soal tes

Validitas soal tes penelitian ini tergolong pada validitas isi (validitas mengenai isi yang terkandung dalam produk tersebut) dan validitas muka (validitas yang hanya melihat dari sisi muka atau tampilan dari produk itu sendiri).

c. Uji coba instrumen

Sebelum tes dilaksanakan perlu diuji cobakan. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah soal yang telah dibuat dapat digunakan untuk tes atau perlu direvisi terlebih dahulu. Uji coba soal dilakukan di SMA N 7 Sijunjung di kelas XI MIPA 2.

d. Analisis Soal

Untuk tes essay, analisis butir menyangkut indeks kesukaran butir, indeks daya beda soal dan reliabilitas soal. Hasil uji coba yang didapat kemudian dianalisis yang meliputi sebagai berikut :

1) Indek kesukaran soal

Indeks kesukaran soal essay dapat dihitung dengan rumus yang digunakan Salmina dan Fadlilah (2017:43)

̅

(3.1)

Keterangan :

= tingkat kesukaran soal

̅ = skor rata-rata peserta didik untuk satu butir soal

= skor maksimum yang telah ditetapkan sesuai tingkat kesukaran

Tabel 3.7 Indeks Kesukaran Soal No Indeks Kesukaran (P) Kriteria Klasifikasi 1 0,00 – 0,30 Sukar Dibuang 2 0,30 – 0,70 Sedang Dipakai 3 0,70 – 1,00 Mudah Dibuang (Sumber : Arikunto 2011 : 177)

Setelah dilakukan uji coba tes dan dilakukan perhitungan maka didapatkan indeks kesukaran soal untuk pretest dan postest sebagaimana terdapat pada Lampiran XXIV.

2) Daya pembeda soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang kurang mampu atau lemah prestasinya. Daya pembeda soal essay dapat dihitung dengan rumus sepert yang digunakan Salmina dan Fadlilah (2017:44)

̅ ̅

(3.2)

Keterangan:

= Daya beda soal

̅ = Skor rata-rata siswa berkemampuan tinggi ̅ = Skor rata-rata siswa berkemampuan rendah

= Skor maksimum yang di tetapkan Tabel 3.8 Daya Pembeda Soal

No Besarnya Angka Diskriminasi (D)

Kriteria Klasifikasi

1 Kurang dari 0,20 Jelek Dibuang

2 0, 20 – 0,40 Cukup Dipakai

3 0,40 – 0,70 Baik Dipakai

4 0,70 – 1,00 Baik sekali Dipakai (Sumber : Arikunto 2011 : 177)

Setelah dilakukan uji coba tes dan dilakukan perhitungan maka didapatkan daya pembeda soal untuk pretest dan postest sebagaimana terdapat pada Lampiran XXV.

3) Reliabilitas

Instrumen reliabilitas adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dalam menentukan reliabilitas instrumen tes penelitian ini, dapat digunakan rumus Alpha (Salmina dan Adyansyah,2017:43).

[ ] [ ] (3.3) Keterangan :

= reliabilitas tes secara keseluruhan n = banyaknya subjek pengikut tes

∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians soal

Pemberian interprestasi terhadap koefisien reliabilitas tes pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

(1) Apabila sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 berarti tes belajar yang sedang diuji reliabilitasnya telah memiliki reliabilitas yang tinggi (=reliable).

(2) Apabila lebih kecil dari pada 0,70 berarti tes belajar yang sedang diuji reliabilitasnya belum memiliki reliabilitas yang tinggi (=unreliable). (Sumber: Salmina dan Fadlillah, 2017:43)

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh reliabilitas soal 0,62 yang berarti lebih kecil dari pada 0,70, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal HOTS uji coba belum memiliki reliabilitas yang tinggi. Perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran XXVI.

4) Klasifikasi soal

Setelah dilakukan perhitungan indeks kesukaran soal (P) dan daya pembeda (D) maka ditentukan soal yang akan digunakan untuk tes akhir. Setelah soal atau item dianalisis, perlu diklasifikasikan menjadi soal yang tetap dipakai, direvisi, atau

dibuang, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran XXIV.

Dokumen terkait