• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data. Untuk mendapatkan batasan masalah yang jelas dari setiap konsep berdasarkan masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :

H1 : “Ada pengaruh positif antara pengaruh variabel stimulus terhadap keputusan pembelian barang secondhand di Pasar Melati”.

H2 : “Ada pengaruh positif antara pengaruh variabel respons terhadap keputusan pembelian barang secondhand di Pasar Melati”.

H3 : “Ada pengaruh positif antara pengaruh variabel intervening terhadap keputusan pembelian barang secondhand di Pasar Melati”.

H4 : “Ada pengaruh positif antara variabel stimulus, variabel respons, dan variabel intervening terhadap keputusan pembelian barang secondhand di Pasar Melati”.

3.5 Defenisi Konsep

Defenisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Stimulus (X1)

Menurut David L.Louden dan Albert J. Della Bitta, Variabel Stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu (faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya: merek dan jenis barang, iklan, penataan barang dan ruangan toko.

2. Variabel Respons (X2) , merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus. Contohnya: keputusan membeli barang, pemberi penilaian terhadap barang, perubahan sikap terhadap suatu produk.

3. Variabel Intervening(X3), merupakan variabel antara stimulus dan respons. Variabel ini merupakan faktor internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang. Peranan variabel intervening adalah untuk memodifikasi respons.

4. Keputusan Pembelian

Menurut Philip Kotler (2007:240) keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk. Biasanya keputusan pembelian konsumen adalah pembelian merek yang paling disukai.

3.6 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional merupakan penjabaran akan definisi variabel dan indikator pada penelitian. Jadi, defenisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk-bentuk indikator untuk menguji suatu variabel. Berikut ini adalah penjabaran variabel beserta indikatornya dalam penelitian ini:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Skala

Variabel Stimulus

(X1)

Variabel Stimulus adalah variabel yang paling dominan dalam mengambil keputusan pembelian setiap konsumen.

1. Merek dan Jenis Barang

2. Penataan barang

3. Ruangan Toko Likert

Variabel dan pada tahap ini lah terjadi motif niat

Keputusan Pembelian

(Y)

Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk.

1. Pengenalan Kebutuhan 2. Pencarian

Informasi 3. Evaluasi

Alternatif 4. Keputusan

pembelian 5. Hasil

Likert

Sumber : Data diolah peneliti 2017

3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Sumber Data

Dalam data riset yang dilakukan seorang peneliti akan menggunakan data-data yang digunakan sebagai bahan utama proses pengolahan data-data dalam rangka memecahkan permasalahan penelitian. Namun data itu sendiri dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Adapun sumber data yang didapat dari penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh asli, utama, ataupun langsung dari Pasar Melati, Medan untuk menjawab masalah riset secara khusus dari responden melalui kuesioner yang disebarkan pada konsumen pembeli barang secondhand di Pasar Melati, Medan.

2. Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data yang diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, pendapat para ahli, serta skripsi yang memiliki relevansi dengan fenomena yang akan diteliti.

b. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data dengan meggunakan catatan-catatan atau dokumen tertulis, gambar, atau benda lainnya yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti.

3.7.2 Skala Instrument Pengumpulan Data

Skala instrument digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi, seseorang atau sekelompok orang dalam menilai keputusan pembeliaan barang secondhanddi Pasar Melati, Medan dan jawaban dari setiap konsumen memiliki gradasi sangat positif sampai negatif.

Setiap pertanyaan memiliki penentuan skor dari setiap instrumennya yakni sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2012:133)

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.8.1 Uji Instrumen

Uji instrumen dilakukan untuk menguji pernyataan dalam kuesioner atau angket yang dibuat oleh peneliti dalam meneliti “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Barang Secondhand”. Apakah kuesioner tersebut layak digunakan sebagai

instrument dalam penelitian. Uji instrument dilakukan melalui validitas dan reabilitas.

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (dalam Taniredja,2011:42) Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevadilan atau kesahihan suatu instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut :

𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝑁𝑁 ∑ 𝑋𝑋𝑋𝑋 − (∑ 𝑋𝑋)(∑ 𝑟𝑟)

�{(𝑁𝑁 ∑ 2 − (∑ ∑ )2

𝑋𝑋 𝑟𝑟

)} − {𝑁𝑁 ∑ 2 − (∑ 2)}

𝑟𝑟 𝑟𝑟)

Keterangan :

Rxy : koefisien korelasi suatu butir atau item N : jumlah responden

X : skor item Y : skor total item

Syarat kevaliditasan suatu item adalah apabila rhitung>rtabel pada taraf signifikan (𝛼𝛼 = 0,05) maka instrumen itu dianggap valid dan jika rhitung<rtabel maka instrumen dianggap tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh

relatif konsisten, bila koefisien korelasi (r) positif maka alat pengukur tersebut reliabel. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS Statistics 21.0 for windows. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara pengukuran sekali saja dan uji statistik yang digunakan dan dipakai adalah Cronbach Alpha. Dimana suatu variabel dikatakan relibel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0,60. Berdasarkan output diperoleh koefisien reliabilitas tinggi (>0,60) maka variabel-variabel yang digunakan adalah reliable.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Jika tingkat signifikan > 5% artinya variabel residual berdistribusi normal. Selain itu, dapat juga menggunakan grafik histogram.

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah salah satu dari output dari analisis regresi yang dilakukan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kenormalan dari data yang didapat. Kriteria pengambilan keputusan pada uji kenormalan adalah sebagai berikut :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi kenormalan sebuah data.

2. Jika terdapat data yang memiliki pola penyebaran yang tidak stabil dan cenderung menjauhi arah garis diagonal pada Q-Q plot maka data tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas dan dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak normal.

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas digunakan peneliti untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan kolerasi yang kuat antara variabel stimulus (X1), variabel respons (X2), variabel intervening(X3),Keputusan Pembelian (Y) (Arief,1993:Gujarati,2001) dalam (Juliandi,2013:170). Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi Varina (Variance Inflasi Factor / VIF), yang tidak melebihi 4 atau 5 (Hines dan Montgomery,1990) dalam (Juliandi,2013:170). Variabel independen yakni presentasi kerja memiliki nilai VIF dalam batas toleransi yang telah ditentukan (tidak melebihi 5), sehingga tidak terjadi multikolenearitas dalam variabel independen penelitian ini.

3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika residual dari pengamatan satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedestisitas dan jika varian berbeda disebut heterokedestisitas.

Model yang baik adalah tidak terjadi homokedestisitas (Juliandi,2013:171).

3.8.3 Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel. Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012:88) regresi yang

memiliki satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Model persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + ...

Keterangan :

Y = Minat Beli a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas

X1 = Variabel independen pertama (Variabel Stimulus)

X2 = Variabel independen kedua (Variabel Respons) X3 = Variabel independen kedua (Variabel Intervening)

3.8.4 Uji Determinasi (𝑹𝑹𝟐𝟐)

Uji determinasi (𝑅𝑅2) gunanya untuk mengukur seberapa jauh variabel independen menerangkan variasi variabel dependen. Dengan ketentuan sebaga berikut : Jika 𝑅𝑅2 berkisar anatar nol sampai dengan satu (0≤ 𝑅𝑅2 ≤ 1) maka 𝑅𝑅2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh anatar variabel bebas terhadap variabel terikat, bila 𝑅𝑅2 semakin besar mendekati 1 maka menunjukkan semakian kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila 𝑅𝑅2 mendekati 0 maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.8.5 Pengujian Hipotesis a. Uji Simultan (Uji F)

Uji F atau uji koefisien regresi secara serentak dan keseluruhan, untuk mengetahui adanya pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen (Priyanto, 2009:50). Dilakukan untuk mengetahui pengaruh tersebut secara signifikan. Pengambilan keputusan keputusan dilakukan berdasarkan :

1. F hitung < F kritis (Tabel) jadi Ho diterima 2. F hitung > F kritis (Tabel) jadi Ho ditolak b. Uji Parsial (Uji T)

Uji T untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial atau pengaruh antara tiap variabel indepen terhadap variabel dependen apakah berpengaruh secara signifikan atau tidak. (Priyatno,2009:50). Pengambilan keputusan berdasarkan :

1. t hitung < t kritis (Tabel) jadi Ho diterima 2. t hitung > t kritis (Tabel) jadi Ho ditolak

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Umum Barang Secondhand di Pasar Melati, Medan

Sudah sejak dari zaman dahulu kota tidak akan pernah lepas dari pusat kegiatan komersial atau yang sering disebut dengan istilah pasar. Sejarah pasar di awali mulai pada zaman pra sejarah yang lebih kita kenal dengan istilah barter. Seiring meningkatkan perkembangan penduduk kehidupan sosial, ekonomi dan juga kemajuan teknologi khususnya bidang perdagangan maka muncullah sistem pasar.

Pasar Melati atau yang sering disebut dengan istilah pamela, adalah pusat penjualan pakaian bekas terbesar di Medan. Sejarah berdirinya Pasar Melati yaitu yang pada awalnya adalah sebidang sawah dan pemilik tanah yakni orang karo. Di Pasar Melati terdapat banyak kios-kios penjual barang secondhand atau yang kerap dikatakan dengan istilah “monza”. Sebenarnya asal usul kata tersebut berasal dari “Mongonsidi Plaza” yang dulu pada tahun 1990-an, pusat perbelanjaan monza terbesar di Medan, berlokasi di Jalan Dr.

Mongonsidi Medan.

Memasuki tahun 2000an pasokan barang secondhand berangsur semakin sedikit. Dan semakin lama, penjual mulai berpindah tempat ke Pasar Melati yang membuat konsumen mudah untuk mencari jenis barang secondhand. Barang-barang tersebut ada yang dikirim dari luar maupun dalam negri. Selain itu Pasar Melati ini juga memiliki luas 11 Hektar dan menampung 2000 tenaga kerja. Hal inilah yang membuktikan bahwa Barang

Secondhandmasih banyak diminati oleh para masyarakat khususnya di kota Medan sendiri.

4.2 Penyajian Data

Pada bab ini, penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari lapangan sewaktu melaksanakan penelitian. Berdasarkan metode penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuisioner ataupun wawancara. Penyebaran kuisioner dilakukan sebagai salah satu cara untuk memperoleh data primer dari sebuah penelitian. Maka hasil penelitian (data) yang diperoleh berupa hasil jawaban responden mengenai setiap pernyataan yang ada dalam kuisioner. Berikut tabel data dari informan dalam penelitian ini.

4.2.1 Identitas Responden

Selanjutnya penulis akan memaparkan data-data yang diperoleh selama masa penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian berupa data primer yang diperoleh peneliti di lapangan. Data primer tersebut diperoleh melalui pemberian kuisioner kepada pembeli barang secondhand di Pasar Melati yang dijadikan sebagai sampel.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 responden. Data identitas responden bertujuan untuk memahami spesifikasi atau cirri khas yang dimiliki. Identitas responden meliputi data yang mencakup jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan pendapatan perbulan.

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 13 13.5%

2 Perempuan 83 86,5%

Total 96 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 96 responden yang terpilih, 83 orang 86,5% diantaranya adalah perempuan dan sisanya sebanyak 13 orang 13,5% perempuan. Jumlah data dari tabel diatas menunjukkan bahwa yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian barang secondhandyaitu perempuan.

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase

1 17-20 Tahun 6 6,3%

2 21-30 Tahun 65 67,7%

3 31-40 Tahun 14 14,6%

4 41-50 Tahun 11 11,5%

Total 96 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data,2018

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang membeli barang secondhand adalah berusia antara 21-30 tahun yaitu sebanyak 65 responden dengan persentase 67,7%. Yang pada hal ini disebabkan karena pada tingkat usia tersebut orang sudah mencapai jenjang karir yang baik atau sudah mampu mencari kebutuhan hidup sendiri.

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase

1 SD - -

2 SMP 4 4,2%

3 SMA 25 26,0%

4 D3 43 44,8%

5 S1 24 25,0%

Total 96 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan D3 yaitu sebanyak 43 orang dengan persentase 44,8%, kemudian diikuti dengan tamatan SMA sebanyak 25 orang dengan persentase 26,0%, S1 sebanyak 24 orang dengan persentase 25,0%, dan SMP 4 orang dengan persentase 4,2%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian barang secondhand. Dimana para konsumen telah mampu mengetahui apakah kebutuhan membeli barang secondhand itu perlu dengan sudah mempertimbangkan secara selektif.

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan

No Penghasilan Jumlah Persentase

1 < Rp. 1.000.000 4 4,2 %

2 Rp.1.000.000 - Rp.

3.000.000

25 26,0%

3 Rp. 3.000.000 – Rp.

5.000.000

43 44,8%

4 > Rp. 5.000.000 24 25,0%

Total 96 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

Dari data diatas dapat diketahui bahwa konsumen yang melakukan keputusan pembelian barang secondhandpada umumnya memiliki penghasilan Rp. 3.000.000- Rp. 5.000.000 dengan persentase 44,8% dan yang paling sedikit <

Rp. 1.000.000 dengan persentase 4,2%. Hal ini dikarenakan konsumen yang membeli dominan sudah bekerja.

4.2.2 Variabel Stimulus

Berikut ini akan disajikan tabel-tabel pendistribusian daripertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner penelitian. Tabel-tabel distribusi tersebut merupakan hasil pendistribusian pertanyaan yang termasuk dalam Variabel Stimulus (X1).

Tabel 4.5 Jawaban Responden Tentang Barang SecondhandYang di Jual di Pasar Melati Terdiri dari Banyak Jenis Barang Seperti Pakaian, Tas, dan

Sepatu

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 15 15,6%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase jawaban responden terbanyak adalah 72 orang dengan persentase 75,0% menyatakan sangat setuju, sebanyak 15 orang dengan persentase 15,6% menyatkan sangat setuju dan sebanyak 9 orang dengan persentase 9,4% menyatakan netral, namun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Maka dapat disimpulkan secara dominan responden menyatakan bahwa barang secondhand yang dijual di Pasar Melati terdiri dari pakaian, tas, dan sepatu.

Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Jenis Barang Yang di Jual Ada Barang Yang Memiliki Merek Terkenal

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 50 52,1%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase jawaban responden terbanyak adalah sebanyak 50 orang dengan persentase 52,1%

menyatakan sangat setuju, sebanyak 31 orang dengan persentase 32,3%

netral, namun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada.

Dapat disimpulkan secara dominan responden menyatakan bahwa jenis barang yang dijual, ada barang yang memiliki merek terkenal.

Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Barang Yang di Jual Memiliki Kualitas Yang Berbeda

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 15 15,6%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase jawaban responden terbanyak adalah sebanyak 68 orang dengan persentase 70,8%

menyatakan setuju, sebanyak 15 orang dengan persentase 15,6% menyatakan sangat setuju, sebanyak 13 orang dengan persentase 13,5% menyatakan netral namun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Dapat disimpulkan secara dominan responden menyatakan bahwa barang-barang yang dijual memiliki kualitas yang berbeda.

Tabel 4.8 Jawaban Responden Tentang Tatanan Barang Secondhand Yang Dibuat Penjual Mempermudah Konsumen Mencari Kebutuhan Yang Di

Inginkan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 40 41,7%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase jawaban responden terbanyak adalah sebanyak 48 orang dengan persentase 50,0%

menyatakan setuju, sebanyak 40 orang dengan persentase 41,7% menyatakan sangat setuju, sebanyak 8 orang dengan persentase 8,3% menyatakan netral, namun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Dapat disimpulkan secara dominan responden menyatakan tatanan barang secondhand yang dibuat penjual mempermudah konsumen mencari kebutuhan yang diinginkan.

Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Penataan Ruangan Menjadi Yang Utama Yang Sangat Di Perhatikan Konsumen

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 11 11,5%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase jawaban responden terbanyak adalah sebanyak 69 orang dengan persentase 71,9%

menyatakan setuju, sebanyak 16 orang dengan persentase 16,7% menyatakan netral, sebanyak 11 orang dengan persentase 11,5% menyatakan sangat setuju, namun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Dapat disimpulkan secara dominan responden menyatakan bahwa penataan ruangan menjadi yang utama yang sangat di perhatikan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Adanya Ruangan Toko Berguna Mempermudah Mencari Berbagai Jenis Barang Yang Diinginkan

Masyarakat

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 46 47,9%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase jawaban responden terbanyak adalah sebanyak 46 orang dengan persentase 47,9%

menyatakan sangat setuju, sebanyak 43 orang dengan persentase 44,8%

menyatakan setuju, sebanyak 7 orang dengan persentase 7,3%, namun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Dapat disimpulkan secara dominan responden menyatakan bahwa adanya ruangan toko berguna mempermudah mencari berbagai jenis barang yang diinginkan masyarakat dalam melakukan keputusan pembelian.

Tabel 4.11 Jawaban Responden Tentang Barang Yang di Perjual Beli Kan Bila di Tempatkan Di Ruangan Toko Akan Menambah Daya Tarik

Konsumen

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 24 25,0%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase jawaban responden terbanyak adalah sebanyak 61 orang dengan persentase 63,5%

menyatakan setuju, sebanyak 24 orang dengan persentase 25,0% menyatakan sangat setuju , sebanyak 11 orang dengan persentase 11,5% menyatakan netral, namun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa secara dominan responden menyatakan bahwa barang yang diperjual beli kan bila ditempatkan di ruangan toko akan menambah daya tarik konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

Tabel 4.12 Jawaban Responden Tentang Konsumen Mengamati Dengan Jelas Keadaan Ruangan Toko Ketika Ingin Membeli Barang Secondhand

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 34 35,4%

2 Setuju 52 54,2%

3 Netral 10 10,4%

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Total 96 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat dapat diketahui bahwa persentase jawaban responden terbanyak adalah sebanyak 52 orang dengan perentase 54,2%

menyatakan setuju, sebanyak 34 orang dengan persentase 35,4% menyatakan sangat setuju, sebanyak 10 orang dengan persentase 10,4% menyatakan netral, namun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa secara dominan responden menyatakan konsumen mengamati dengan jelas situasi ruangan toko ketika ingin membeli barang secondhand dalam melakukan keputusan pembelian.

4.2.3 Variabel Respons (X2)

Berikut ini akan disajikan tabel-tabel pendistribusian dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner penelitian. Tabel-tabel distribusi tersebut merupakan hasil pendistribusian pertanyaan yang termasuk dalam Variabel Respons (X2).

Tabel 4.13 Jawaban Responden Tentang Pembeli Yang Sudah Membeli Barang Secondhand di Pasar Melati Dominan Melakukan Keputusan

Pembelian

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 53 55,2%

2 Setuju 30 31,3%

3 Netral 13 13,5%

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Total 96 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase jawaban responden terbanyak adalah sebanyak 53 orang dengan persentase 55,2%

menyatakan sangat setuju, sebanyak 30 orang dengan persentase 31,3%

menyatakan setuju, sebanyak 13 orang dengan persentase 13,5% menyatakan netral, namun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada.

Dapat disimpulkan secara dominan responden menyatakan bahwa pembeli yang sudah membeli barang secondhand di Pasar Melati melakukan keputusan pembelian.

Tabel 4.14 Jawaban Responden Tentang Konsumen di Pengaruhi Oleh Ketertarikan Terhadap Barang Yang Dilihat

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 33 34,4%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase jawaban responden terbanyak adalah sebanyak 54 orang dengan persentase 56,3%

menyatakan setuju, sebanyak 33 orang dengan persentase 34,4% menyatakan sangat setuju, sebanyak 9 orang dengan persentase 9,4% menyatakan netral, namun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Dapat disimpulkan secara dominan konsumen di pengaruhi oleh ketertarikan terhadap barang yang di lihat sebelum melakukan keputusan pembelian.

Tabel 4.15 Jawaban Responden Tentang Konsumen di Pengaruhi Oleh Harga Yang Relative Terjangkau

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 24 25,0%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase jawaban responden terbanyak adalah sebanyak 62 orang dengan persentase 64,6%

menyatakan setuju, sebanyak 24 orang dengan persentase 25,0% menyatakan sangat setuju, sebanyak 10 orang dengan persentase 10,4% menyatakan netral,

namun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Dapat disimpulkan secara dominan responden menyatakan konsumen dipengaruhi oleh harga yag relative terjangkau untuk melakukan keputusan pembelian.

namun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Dapat disimpulkan secara dominan responden menyatakan konsumen dipengaruhi oleh harga yag relative terjangkau untuk melakukan keputusan pembelian.