• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Disusun Oleh: ENDANG PRIDA DAMANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Disusun Oleh: ENDANG PRIDA DAMANIK"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN BARANG SECONDHAND

(STUDI PADA PEMBELI BARANG SECONDHAND DI PASAR MELATI, MEDAN)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

ENDANG PRIDA DAMANIK 140907035

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

SURAT PERNYATAAN

Yang Bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ENDANG PRIDA DAMANIK NIM : 140907035

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Barang Secondhand. (Studi Pada Pembeli Barang SecondhandDi Pasar Melati, Medan)

Merupakan hasil karya dan pekerjaan saya sendiri serta seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar dan sesuai ketentuan. Apabila terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku.

Medan, 31 Januari 2018

Endang Prida Damanik

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama :ENDANG PRIDA DAMANIK

NIM : 140907035

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Judul :Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Barang Secondhand. (Studi Pada Pembeli Barang Secondhand di Pasar Melati, Medan).

Medan, 31 Januari 2018

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A NIP: 19590816 198611 1 003 NIP: 19590816 198611 1 003

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si NIP: 19740930 200501 1 002

(4)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN

BARANG SECONDHAND

(Studi Pada Pembeli Barang Secondhanddi Pasar Melati, Medan) Nama : Endang Prida Damanik

NIM : 140907035

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing MA

Penelitian ini dilatarbelakangi karena semakin banyaknya tingkat keputusan pembelian terhadap barang secondhand. Hal ini disebabkan oleh kualitas barang yang tidak jauh berbeda dengan barang yang baru serta harga yang relatif terjangkau. Sehingga sampai saat ini membuat banyak para masyarakat masih membeli barang secondhand.

Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor perilaku konsumen seperti variabel stimulus, variabel respons, dan variabel intervening terhadap keputusan pembelian barang secondhand di Pasar Melati.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 96 orang responden. Metode analisis data yang digunakan adalah uji instrumen, uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda,uji determinasi dan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 21,0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel stimulus, variabel respons dan variabel respons memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan determinasi sebesar 0,817, sehingga besarnya pengaruh variabel stimulus, variabel respons dan variabel respons terhadap keputusan pembeliansebesar 81,7% sedangkan sisanya sebesar 18,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Variabel Stimulus, Variabel Respons, Variabel Intervening, dan Keputusan Pembelian

(5)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING CONSUMER BEHAVIOR IN DECISION PURCHASE OF SECONDHAND GOODS

(Study on Secondhand Goods Buyer in Pasar Melati, Medan)

Name` : Endang Prida Damanik

NIM : 140907035

Program of Study : Business Administration Science Faculty : Social Science and Political Science

Advisor : Prof. Dr. Marlon Sihombing MA This research is based on the increasing number of purchasing decisions on secondhand goods. This is due to the quality of goods that are not much different from the new goods and the price is relatively affordable. So until now many people still buy secondhand goods.

This study also aims to determine how much influence of consumer behavior factors such as stimulus variables, response variables, and intervening variables on purchasing decisions secondhand goods in Pasar Melati.

This research uses quantitative method with associative approach.

Sampling method is purposive sampling with the number of respondents as many as 96 respondents. Data analysis methods used were instrument test, classical assumption test, multiple linear regression test, determination test and hypothesis testing. The test was performed using SPSS 21.0.

The results of this study indicate that the variable stimulus, response variables and response variables have a positive and significant influence on purchasing decisions. With the determination of 0.817, so that the influence of stimulus variable, response variable and response variable to purchase decision is 81,7% while the rest equal to 18,3% influenced by other factor not examined in this research.

Keywords: Stimulus Variable, Response Variable, Intervening Variable, and Purchase Decision

(6)

KATA PENGANTAR

“Haleluya! Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Mazmur 106:1)

Segala puji dan hormat kepada Bapa, Putera, dan Roh Kudus yang telah memberi kasih karuniaNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Barang Secondhand (Studi pada pembeli barang secondhand di Pasar Melati,

Medan)”. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan seberapa besar pengaruh Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian barang secondhand di Pasar Melati, Medan. Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada kedua orangtua yang terkasih, Ayahanda tersayang Marlon Damanik dan Ibunda tersayang Mionarita Sinaga, A.Md serta Adik tercinta Bryan Totti Damanik, sebagai ucapan terima kasih dan rasa hormat atas segala kasih sayang, pengorbanan, perjuangan, perhatian dan terutama atas doa-doa yang selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yesus demi keberhasilan hidup penulis.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis

(7)

sebelum, selama dan sesudah penyelesaian skripsi ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing MA. Selaku Ketua Program Studi AdministrasiBisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dan juga selaku dosen pembimbing sayayang begitu baik atas segala bantuan serta dukungannya yang sangat bermanfaat bagi penulis.

3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, M.SP selaku Staff Pengajar dan Bagian Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang begitu baik atas segala bantuan serta dukungannya yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

5. Seluruh Staff Pengajar di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Kepada Alm adik saya tersayang Geby Vaneza Rotua Damanik dan Alm adik saya tersayang Rowly Evelyn Damanik, terimakasih sudah menjadi penyemangat untuk penulis dalam masa pengerjaan skripsi.

(8)

7. Teman – teman seperjuangan mulai dari awal masa perkuliahan hingga berakhirnya masa perkuliahanRezky Yra Priscilla Ginting, Indah Oktavia Batubara, Sarah Gita Roida Silaen, dan Kezia Tondang.

8. Soemarland Group Angky Zefanya, Faisal Azizi, M. Akbar Hasibuan, M. Fadhil, Satria Sumarlan dan terimakasih untuk kerjasama selama ini.

9. Kelompok Magang Angkasa Pura II, Debby Aprillia, Farrah Natasha Aini, Widia Astuti, Halimatun Sakdiah. Terimakasih untuk setiap nasihat dan dukungan untuk penulis.

10. Buat semua kawan – kawan Ilmu Administrasi Bisnis, secara khusus kelas A Angkatan 2014 yang luar biasa. Terimakasih atas kebersamaan kita selama ini.

11. Sahabat kecil ku Grace Pardede, terimakasih untuk setiap nasihat, doa serta dukungan yang terus-menurus kepada penulis.

12. Sahabat SMA, Dewi Florensia Hasugian, Yusela Sagala, Yuselia Sagala, dan Yohana Purba. Terimakasih banyak untuk setiap dukungan, arahan, serta doa kepada penulis.

13. Kepada keluarga besar Paguyuban Beasiswa Karya Salemba Empat USU, terutama divisi EO terimakasih untuk setiap dukungan, arahan, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.

14. TemanJonathan Bastian Tampubolon, Dedi Herman Simamora, Sonya Hutagaol, yang selalu memberikan bantuan, dukungan dan semangat serta doakepada saya selama proses penulisan skripsi.

(9)

15. AndalimanSquadSarjani Saragih, Gabriel Damanik, dan Daniel Geovano Sihombing, untuk segala bantuan, masukan, dan semangat kepada penulis dari masa perkuliahan hingga berakhirnya masa perkuliahan.

16. Gitar Family, kak Bintang Siagian, Jenti Lidia Hutagaol, July Sipahutar, Hotman Sitorus, dan Zeremy Marpaung, atas dukungan kepada penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.

Medan , 9 Februari 2018 Penulis ,

Endang Prida Damanik

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTARTABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORI ... 7

2.1 Perilaku Konsumen... 7

2.1.1. PengertianPerilaku Konsumen ... 7

2.1.2. Tahap Perilaku Konsumen ... 8

2.1.3. Variabel Dalam Mempelajari Perilaku Konsumen ... 9

2.2 Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPerilaku Konsumen ... 9

2.3 Keputusan Pembelian ... 14

2.3.1. Pengertian Keputusan Pembelian ... 14

2.3.2. Model Keputusan Pembelian Konsumen ... 15

2.3.3. Langkah-langkah Keputusan Konsumen ... 16

2.4 Penelitian Terdahulu ... 18

2.5 Kerangka Pemikiran ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Bentuk Penelitian ... 28

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1. Populasi ... 29

3.3.2. Sampel ... 29

3.4 Hipotesis Penelitian ... 30

3.5 Definisi Konsep ... 31

3.6 Definisi Operasional ... 32

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.7.1. Sumber Data ... 35

3.7.2. Skala Instrument Pengumpulan Data ... 36

3.8 Teknik Analisis Data ... 36

3.8.1. Uji Instrumen ... 36

3.8.2. Uji Asumsi Klasik ... 38

3.8.2.1. Uji Normalitas ... 38

3.8.2.2. Uji Multikolinearitas ... 39

3.8.2.3. Uji Heterokedastisitas ... 39

(11)

3.8.3. Uji Regresi Linear Berganda ... 39

3.8.4.Uji Determinasi ... 40

3.8.5. Pengujian Hipotesis ... 40

BAB IVHASIL PENELITIAN ... 42

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 42

4.1.1. Sejarah Umum Barang Secondhanddi Pasar Melati ... 42

4.2 Penyajian Data ... 43

4.2.1. Identitas Responden ... 43

4.2.2. Variabel Stimulus ... 46

4.2.3. Variabel Respons ... 52

4.2.4. Variabel Intervening... 58

4.3 Analisis Data ... 71

4.3.1. Uji Instrumen ... 71

4.3.1.1. Uji Validitas ... 70

4.3.1.2 Uji Reliabilitas ... 75

4.3.2 . Uji Asumsi Klasik ... 78

4.3.2.1. Uji Normalitas ... 78

4.3.2.2. Uji Multikolinearitas ... 80

4.3.2.3.Uji Heterokedastisitas ... 82

4.3.2.4. Analisis Regresi Linear Berganda ... 83

4.3.2.5. Uji Determinasi ... 84

4.3.3. Pengujian Hipotesis ... 85

4.4 Pembahasan ………..…….89

4.4.1. Variabel Stimulus ………89

4.4.2. Variabel Respons ...90

4.4.3. Variabel Intervening ………91

4.4.4. Keputusan Pembelian ………..92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….94

5.1 Kesimpulan ………..….94

5.2 Saran ………...96 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... .. 32

Tabel 3.3 Instrumen Skala Likert ... .. 36

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 44

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ……… 44

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ………... 45

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan ……… 46

Tabel 4.5 Barang secondhand yang di jual di Pasar Melati terdiri dari banyak barang seperti pakaian, tas, dan sepatu ……….47

Tabel 4.6 Jenis barang yang di jual ada barang yang memiliki merek terkenal ……….. 47

Tabel 4.7 Barang yang di jual memiliki kualitas yang berbeda ………... 48

Tabel 4.8 Tatanan barang secondhand yang dibuat penjual mempermudah konsumen mencari kebutuhan yang di inginkan …… 48

Tabel 4.9 Penataan ruangan menjadi yang utama yang sangat di perhatikan konsumen ………. 49

Tabel 4.10 Adanya ruangan toko berguna mempermudah mencari berbagai jenis barang yang diinginkan masyarakat ………... 50

Tabel 4.11 Barang yang diperjual belikan bila ditempatkan diruangan toko akan menambah daya tarik konsumen ……… 50

Tabel 4.12 Konsumen mengamati dengan jelas keadaan ruangan toko ketika ingin membeli barang secondhand ……….. 51

Tabel 4.13 Pembeli yang sudah membeli barang secondhand di Pasar melati dominan melakukan keputusan pembelian………. 52

Tabel 4.14 Konsumen di pengaruhi oleh ketertarikan terhadap barang yang dilihat ……… .... 53

Tabel 4.15 Konsumen di pengaruhi oleh harga yang relative terjangkau ……... 53

Tabel 4.16 Membeli barang secondhand di Pasar Melati karena sesuai keinginan ………. .... . 54

Tabel 4.17 Konsumen merasa puas setelah membeli barang secondhand di Pasar Melati ……… 54

Tabel 4.18 Konsumen membandingkan beberapa barang sebelum membeli barang secondhand di Pasar Melati ……….. 55

Tabel 4.19 Konsumen yang membeli barang secondhand berhak menilai apakah barangnya layak untuk dipakai atau tidak ……….... 56

Tabel 4.20 Konsumen yang mendapatkan barang secocndhand sesuai keinginan maka akan merasa puas ……….. 56

Tabel 4.21 Konsumen akan memberitahu kepada orang lain jika senang dengan barang secondhand yang di beli ………. 57

Tabel 4.22 Apabila konsumen puas dengan barang yang di beli maka selanjutnya akan mencari di tempat yang sama ……… 58

Tabel 4.23 Konsumen yang membeli barang secondhand merupakan sesuatu yang dibutuhkan ………. 59

(13)

Tabel 4.24 Lingkungan sekitar mempengaruhi keinginan membeli

barang secondhand ……….. .. . 59

Tabel 4.25 Konsumen tertarik membeli barang secondhand karena mendapat harga terjangkau dan kualitas barang yang bagus ………. 60

Tabel 4.26 Konsumen tertarik membeli barang secondhand di pengaruhi pendapat orang lain ……… ... . 61

Tabel 4.27 Kualitas barang secondhand di Pasar Melati berbeda-beda ………. 61

Tabel 4.28 Tidak semua barang secondhand di Pasar Melati buruk ………… .. . 62

Tabel 4.29 Barang secondhand yang ada di Pasar Melati berasal dari dalam dan luar negri ………. . . 63

Tabel 4.30 Jika ada barang secondhand yang baru maka barang yang lama akan dijual dengan murah ……….. 63

Tabel 4.31 Barang Secondhand yang dibeli konsumen tidak menjadi kebutuhan utama ………... . 65

Tabel 4.32 Konsumen membeli barang secondhand harus mengetahui jika kebutuhan pokoknya sudah terpenuhi ………. .. . 65

Tabel 4.33 Konsumen mendapat informasi mengenai barang secondhand di Pasar Melati melalui orang lain ……….. 66

Tabel 4.34 Konsumen hanya mencari barang secondhand yang diinginkan dengan harga murah ………. 67

Tabel 4.35 Konsumen dapat membandingkan barang secondhand yang satu dengan yang lainnya ………. . . 67

Tabel 4.36 Membeli barang secondhand karena harga yang ditawarkan terjangkau ……… ... . 68

Tabel 4.37 Harga dan kualitas barang secondhand sebagai factor penting untuk konsumen ……….69

Tabel 4.38 Konsumen akan merasa puas ketika mendapatkan barang secondhand yang diinginkan ………. . . 69

Tabel 4.39 Konsumen akan memberitahu ke orang lain tentang barang secondhand yang berada di Pasar Melati ………….. 70

Tabel 4.40 Hasil Uji Validitas Variable Stimulus (X1)……… .. .. 71

Tabel 4.41 Hasil Uji Validitas Respons (X2)……….. .. 72

Tabel 4.42 Hasil Uji Validitas Intervening (X3) ……….. .. . 74

Tabel 4.43 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y) ………. . 75

Tabel 4.44 Uji Reliabilitas Variabel Stimulus (X1) ………. 76

Tabel 4.45 Uji Reliabilitas Variabel Respons (X2) ……… ... . 76

Tabel 4.46 Uji Reliabilitas Variabel Intervening (X3) ………... . 77

Tabel 4.47 Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian (Y) ……….. . . 77

Tabel 4.48 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ……… .. . 79

Tabel 4.49 Uji Multikolinearitas ……… . 80

Tabel 4.50 Regresi Linier Berganda ………... 83

Tabel 4.51 Uji Determinasi ……… .... . 83

Tabel 4.52 Uji Simultan (Uji F) ……… . . 85

Tabel 4.53 Uji Parsial (Uji T) ……….. 86

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tahap-tahap Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian ... 14

Gambar 2.2 KerangkaPemikiran...27

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas ……….80

Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas ………...82

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secondhand atau yang lebih dikenal sebagai barang bekas, merupakan sesuatu yang sangat mudah ditemukan oleh banyak masyarakat. Di Indonesia sendiri, barang secondhand telah menjadi fokus mata pencaharian untuk sebagian orang. Barang secondhand biasanya terdiri dari pakaian, sepatu, tas, dsb. Tidak hanya memberikan keuntungan untuk si penjual, barang secondhand ini juga sudah menjadi permasalahan perekonomian bagi setiap negara. Konsumsi untuk pakaian di Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai Rp.154,3 triliun.

(http://kemendag.go.ig/media_content/2017/08/Analisis_Kebijakan_Impor_Pakai an_Bekas).

Barang secondhand yang paling banyak di minati untuk saat ini adalah pakaian, dimana pakaian juga merupakan kebutuhan primer yang termasuk kepada golongan kebutuhan sandang setiap manusia. Pemenuhan kebutuhan pakaian bekas, maka terjadilah aktivitas impor yang merupakan proses komoditas dari suatu negara ke negara lain, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor tersebut adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Di negara pengirim maupun penerima,kegiatan impor sudah merupakan bagian penting dalam perdagangan internasional.

Pakaian merupakan salah satu jenis barang secondhandyang paling mudah didapat dan banyak diminati, dimana pakaian yang dibeli seseorang dan dipakai dari konsumen pertama kemudian dijual kembali kepada konsumen kedua ataupun

(16)

seterusnya sudah termasuk kepada barang bekas. Pakaian juga memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat terkhusus wanita karena selain memiliki kualitas yang baik namun juga memiliki harga yang relatif terjangkau. Pada umumnya pakaian bekas ini memiliki merek-merek yang sudah diakui kualitasnya dan dengan model yang tidak ketinggalan zaman untuk saat ini.

Pada masyarakat Medan sendiri, menyebut pakaian bekas dengan istilah monza. Kata monza adalah merupakan singkatan dari Mongonsidi Plaza, yaitu salah satu pasar pertama di Kota Medan yang menjual pakaian bekas pada tahun 1990-an. Lokasinya terletak di Jalan Mongonsidi, Medan. Memasuki tahun 2000- an, pasokan pakaian bekas pun di kios-kios Mongonsidi Plaza berangsur semakin berkurang. Satu persatu kios-kios mulai beralih untuk menjual barang-barang baru seperti tas, jaket maupun karpet. Karena hal tersebut itulah, jalan Mongonsidi tidak lagi menjadi pasar penjualan pakaian bekas di Medan. Tidak lama kemudian, Pasar Melati dikenal sebagai salah satu kawasan penjualan barang secondhand terbesar yang berada di kota Medan yang berada di Jalan Flamboyan Raya, berdekatan dengan persimpangan menuju Tanjung Anom. Pasar Melati juga merupakan pusat perbelanjaan sembako dan keperluan rumah tangga lainnya.Pasar melati sangat ramai pada Hari Selasa, Jumat dan Minggu sedangkan pada hari lain tidak begitu banyak pedagang yang berjualan. Hal tersebut dikarenakan di Pasar Melati sendiri menggunakan sistem yang dikenal dengan

“pekan”.

Larangan impor untuk pakaian bekas bukanlah produk kebijakan baru dari pemerintah. Sejak tahun 1979 pemerintah telah melarang kehadiran impor pakaian bekas. Melalui Peraturan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan

(17)

(KEMPERINDAG) RI 230/1977 yang direvisi dalam Peraturan KEMPERINDAG RI 642/2002 tentang tata niaga melarang impor barangsecondhand. Bertahun berjalan hingga rampungnya Undang-undang (UU) Perdagangan, mengenai larangan impor barang bekas, yang diatur pada peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 yang menyebutkan setiap importir wajib mengimpor barang baru.

Penetapan kebijakan undang-undang larangan penyeludupan pakaian bekas, tidak mempengaruhi aktivitas ekonomi pedagang pakaian bekas di Pasar Melati. Bahkan seiring berjalannya waktu, kuantitas pedagang yang berada di Pasar Melati semakin terus bertambah karena usaha menjual barang cukup menopang kehidupan ekonomi mereka. Larangan impor tersebut juga tidak menghambat kemampuan pedagang pakaian bekas dalam mendapatkan pakaian bekas dari pihak distributor (pengusaha bal pakaian bekas) untuk dipasarkan atau dijual. Kondisi ini, dapat dilihat bahwa larangan impor pakaian bekas juga tidak mempengaruhi atau mengurangi aktivitas impor pakaian bekas di Negara Indonesia khususnya bagi Kota Medan sendiri.

Menurut ahli David L.Louden dan Albert J. Della (2004:4) ada tiga variabel dalam perilaku konsumen yaitu : Variabel Stimulus, merupakan variabel yang berada di luar individu (faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Variabel Respons, merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variabel stimulus. Dan Variabel Intervening, merupakan variabel antara stimulus dan respons dan merupakan faktor internal individu.

Berdasarkan hasil penelitian yang ada, dapat terlihat bahwa sangat banyak faktor yang mempengaruhi atau melatarbelakangi sebuah perilaku konsumen

(18)

dalam mengambil sebuah keputusan pembelian terhadap barang secondhand, atas dasar latar belakang masalah tersebut maka saya mengangkat sebuah penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Barang Secondhand”. (Studi pada pembeli barang secondhand di Pasar Melati, Medan).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka penulis merumuskan permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah Seberapa besar pengaruh faktor-faktor perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian pada barang secondhand di Pasar Melati, Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian barang secondhand di Pasar Melati, Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis

Berguna untuk mengembangkan wawasan dan meningkatkan kemampuan berfikir penulis dalam menganalisa setiap gejala permasalahan yang dihadapi di lapangan.

2. Bagi Penjual di Pasar Melati

(19)

Penelitian ini berguna untuk menambah informasi mengenai faktor apa saja yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian barang secondhand di Pasar Melati, Medan serta dapat meningkatkan faktor lain dalam pengambilan keputusan pembelian suatu barang.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi program studi dan memberikan informasi tambahan yang berguna bagi mahasiswa/I dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang sama dan mengembangkan di masa yang akan datang atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

(20)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Perilaku Konsumen

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002:7) perilaku konsumen adalah studi unit- unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam penerimaan, penggunaan, pembelian, dan penentuan barang, jasa dan ide. James F. Engel et al (2004) perilaku konsumen didefenisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang- barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf (2004) perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber lainnya.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) mendefenisikan bahwa perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Menurut Engel et al (2006) perilaku konsumen yaitu tindakan yang langsung terlibat dalam pemerolehan, pengonsumsian, dan penghabisan produk atau jasa termasuk proses yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Dari perilaku konsumen diatas

(21)

dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah (1) studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam penerimaan, penggunaan, pembelian, dan penentuan barang, jasa dan ide: (2) tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut: (3) tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber lainnya: (4) perilaku yang diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka: (5) tindakan yang langsung terlibat dalam pemerolehan, pengonsumsian, dan penghabisan produk atau jasa termasuk proses yang mendahului dan menyusul tindakan ini.

2.1.2 Tahap Perilaku Konsumen

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan tahap-tahap perilaku konsumen yaitu :

1. Tahap untuk merasakan adanya kebutuhan dan keinginan.

2. Usaha untuk mendapatkan produk, mencari informasi tentang produk, harga dan saluran distribusi.

3. Pengonsumsian, penggunaan dan pengevaluasian produk setelah digunakan.

4. Tindakan pasca pembelian yang berupa perasaan puas atau tidak puas.

(22)

2.1.3 Variabel Dalam Perilaku Konsumen

Ada tiga variabel dalam perilaku konsumen menurut ahli David L.Louden dan Albert J. Della (2004:4) yaitu:

a. Variabel Stimulus, merupakan variabel yang berada di luar diri individu (faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian.

Contohnya: merek dan jenis barang, iklan, penataan barang dan ruangan toko.

b. Variabel Respons, merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus. Contohnya: keputusan membeli barang, pemberi penilaian terhadap barang, perubahan sikap terhadap suatu produk.

c. Variabel Intervening, merupakan variabel antara stimulus dan respons.

Variabel ini merupakan faktor internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang. Peranan variabel intervening adalah untuk memodifikasi respons.

2.2Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Philip Kotler (2007: 214-224) perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Faktor Budaya

Budaya dapat didefenisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan merupakan suatu hal

(23)

yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, kebiasaan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan status sosial.

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuanterdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka, sekurang-kurangnya melalui tiga cara. Kelompok acuan membuat seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru dan memengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang; kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat memengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek aktual. Orang juga dipengaruhi oleh berbagai kelompok di luar kelompok mereka. Kelompok aspirasi adalah kelompok yang ingin dimasuki seseorang; kelompok dissosiasi adalah kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak oleh seseorang. Perusahaan manufaktur yang produk dan mereknya sangat dipengaruhi oleh kelompok

(24)

acuan harus menentukan cara menjangkau dan memengaruhi para pemimpin opini di kelompok acuan itu. Pemimpin opini adalah orang yang komunikasi informalnya atas produk dapat memberikan saran atau informasi tentang produk atau jenis produk tertentu, seperti merek apa yang terbaik atau apa manfaat produk tertentu. Para pemasar berusaha menjangkau para pemimpin opini dengan mengidentifikasi ciri-ciri demografis dan psikografis yang berkaitan dengan kepemimpinan opini, mengidentifikasi media yang dibaca oleh pemimpin opini, dan mengarahkan pesan iklan kepada pemimpin opini.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Walaupun pembeli tersebut tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan orang tuanya, pengaruh orang tua dapat menjadi sangat besar. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari- hari adalah keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak seseorang.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya.

Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan

(25)

berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.

3. Faktor Pribadi

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya, seperti : a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya.

Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, dan gender orang dalam rumah tangga pada satu saat.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga memengaruhi pola konsumsinya. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan dapat dibelanjakan (level, kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva (termasuk persentase aktiva yang lancar), utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap kegiatan berbelanja atau menabung. Para pemasar barang yang peka terhadap harga terus-menerus memerhatikan kecenderungan pengahasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga.

Jika indikator menandakan adanya resesi, para pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menetapkan kembali harga produk mereka sehingga dapat terus menawarkan nilai kepada para pelanggan sasaran.

(26)

c. Kepribadian dan Konsep Diri

Masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda yang memengaruhi perilaku pembeliannya. Yang dimaksud dengan kepribadian adalah ciri bawaan psikologis manusia yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Gagasannya adalah bahwa merek juga mempunyai kepribadian, dan bahwa konsumen mungkin memilih merek yang kepribadiannya cocok dengan kepribadian dirinya. Disebut pula dengan kepribadian merek sebagai bauran spesifik atas ciri-ciri bawaan manusia yang bisa dikatakan dimiliki oleh merek tertentu.

d. Gaya hidup dan Nilai

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan

(27)

antara produk mereka dan kelompok gaya hidup. Gaya hidup sebagian dibentuk oleh apakah konsumen itu dibatasi uang atau dibatasi waktu.

2.3 Keputusan Pembelian

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Philip Kotler (2007:240) keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk. Biasanya keputusan pembelian konsumen adalah pembelian merek yang paling disukai.

Gambar 2.1

Tahap-tahap antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian

Sumber: Manajemen Pemasaran, Philip Kotler (2008:242) Keputusan

Pembelian

Niat pembelian

Evaluasi Alternatif Sikap orang

lain

Faktor situasi yang tidak

(28)

Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yakni intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya juga berlaku. Prefensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama. Yang terkait dengan sikap orang lain adalah peran yang dimainkan oleh intermediaries yang mempublikasikan evaluasi mereka.

2.3.2Model Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Engel et al (2006:334) mengemukakan lima tahapan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian, yaitu :

1. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan di mana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal).

3. Evaluasi Alternatif

(29)

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen. Pada proses ini konsumen membandingkan berbagai merek pilihan yang dapat memberikan manfaat kepadanya serta masalah yang dihadapinya.

4. Keputusan Pembelian

Setelah tahap-tahap di atas dilakukan, pembeli akan menentukan sikap dalam pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak. Jika memilih untuk membeli produk, dalam hal ini konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif pengambilan keputusan seperti produk, merek, penjual, kuantitas dan waktu pembeliannya.

5. Hasil

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Tahap ini dapat memberikan informasi yang penting bagi perusahaan apakah produk dan pelayanan yang telah dijual dapat memuaskan konsumen atau tidak.

2.3.3 Langkah-Langkah Keputusan Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:124)Keputusan membeli atau mengonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan diawali dengan langkah- langkah sebagai berikut :

a. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan di mana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.

(30)

b. Waktu

Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan fisiologis seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang diinginkan oleh seorang konsumen. Usia yang lebih tua akan menyebabkan konsumen memiliki aspirasi dan nilai yang berbeda.

c. Perubahan Situasi

Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan. Konsumen yang masih lajang mungkin akan menghabiskan sebagian besar pengeluarannya untuk hiburan. Jika sudah menikah, konsumen tersebut akan mengenali banyak kebutuhan yang lain.

d. Kepemilikan Produk

Kepemilikan sebuah produk sering kali mengaktifkan kebutuhan yang lain. Seorang konsumen yang membeli mobil baru akan menyadari perlunya produk lain. Contohnya dia akan membutuhkan shampo mobil, lap kanebo, peralatan untuk membersihkan mobil, bahkan orang lain yang bisa membantunya mencuci dan membersihkan mobil.

e. Pengaruh Pemasaran

Produk baru muncul hampir setiap hari dan diiklankan atau dikomunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan pembuatnya.

Program pemasaran tersebut akan memengaruhi konsumen untuk menyadari kebutuhannya.

f. Pencarian Informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengonsumsi suatu

(31)

produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal). Konsumen akan mencari informasi tentang berbagai jenis barang yang dibutuhkan, banyaknya merek yang ada, harga, tempat pembelian, dan cara pembayaran yang sesuai.

g. Pencarian Internal

Langkah pertama yang dilakukan konsumen adalah mengingat kembali semua informasi yang ada di dalam ingatan. Informasi yang dicari meliputi berbagai produk dan merek yang dianggap bisa memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhannya.

2.4 Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan peneliti yang sedang diteliti oleh penulis diantaranya adalah :

1. “ANALISIS FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL PRIBADI DI KELURAHAN GONILAN KABUPATEN SUKOHARJO” Oleh Suprihati, Wikan Budi Utami STIE AAS Surakarta.

(Vol.13, No. 01, Feb-Juli 2015). Inti permaslahan dalam penelitian ini adalah (1) Apakah terdapat benda nyata antara faktor umur, pendidikan, pendapatan, pekerjaan dan faktor gengsi terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pembelian jenis mobil pribadi di Kelurahan Gonilan Kabupaten Sukoharjo? (2) Seberapa kuaa tingkat hubungan yang terjadi antara faktor umur , pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan faktor gengsi dengan perilaku konsumen dalam keputusan pembelian jenis mobil pribadi

(32)

di Kelurahan Gonilan Kabupaten Sukoharjo? Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui apakah terdapat beda nyata antara faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan faktor gengsi dengan perilaku konsumen dalam pembelian jenis mobil pribadi di Kelurahan Gonilan Kabupaten Sukoharjo? (2) Seberapa kuat tingkat hunbungan yang terjadia antara faktor umur, pendidikan, perkerjaan, pendapatan, dan faktor gengsi terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pembelian jenis mobil pribadai di Kelurahan Gonilan Kabupaten Sukoharjo. Kegunaan penelitian ini adalah dapat memberikan masukan yang berhuna sebagai bahan pertimbangan bagi pihak – pihak yang berkepentingan dalam menentukan strategi pemasaran di masa mendatang. Berdasarkan analisa data diperoleh kesimpulan bahawa (1) terdapat beda nyata dan hubungan ynag positif antara tingkat pendapatan dengan perilaku konsumen dalam keputusan pembelian jenis mobil pribadi di Kelurahan gonilan Kabupaten Sukoharjo.

Hal ini dibuktikan dengan analisa beda nyata antara pendapatan dengan perilaku konsumen dalam keputusan pembelian jenis mobil pribadi, dimana hasil hitung chi – square X2 hitung13,629, lebih besar dari nilai X2 tabel 12,592, teteapi menunjukan tingkat hubungan yang lemah, dimana ditunjukan dengan hasil analisa koefisien kontingensiyaitu sebesar 0,363. (2) Tidak ada beda nyata antara faktor umur, pendidikan, pekerjaan, da faktor gengsi terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pembelian jenis mobil pribadi di Kelurahan Gonilan Kabupaten Sukoharjo. Dari hasil kesimpulan dalampenelitian hal ini dapatlah diajukan saran –saran sebagai berikut : Pihak pengusaha dealer mobil pribadi perlu mengadakan

(33)

segmentasi pasar berdasarkan tingkat pendapatan konsumen terhadap jenis mobilpribadi, hal ini diketahui bahwa terdapat beda nyata antara ringkat pendapatan konsumen dengan perilaku konsumen dalam keputusan pembelian mobil pribadi. Sehingga pengusaha toko mobil pribadi perlu memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat penghasilan konsumen, misalnya dengan menyediakan jenis mobil yang sesuai dengan tingkat pendapatan konsumen di Kelurahan Gonilan Kabupaten Sukoharjo.

2. “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN BERAS ORGANIK” Vol. 17 No. 1 [April 2016] 69-78 Oleh Dhita Morita Ikasari, dkk. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Penelitian dilaksanakan di kota Batu, Jawa Timur, dengan objek penelitian yaitu konsumen yang mengkonsumsi beras organik.

Variabel-variabel yang diteliti adalah variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian dan variabel bebas (X) yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan pembelian beras organik. Variabel bebas (X) meliputi produk, harga, tempat, pribadi, dan motivasi. Variabel ini dipilih karena dinilai mampu mewakili dari sekian banyak variabel yang ada. Sampel ditentukan dengan teknik probabilistik sampling karena banyaknya populasi yang membeli beras organik tidak dapat ditentukan secara pasti. Populasi yang tidak dapat ditentukan dengan pasti diambil sejumlah sampel yang bisa mewakili. Secara umum, jumlah sampel dalam analisis faktor minimal 50 pengamatan. Bahkan seharusnya ukuran sampel sebanyak 100 atau lebih besar. Biasanya ukuran sampel dalam analisis ini

(34)

dianjurkan memiliki paling sedikit 5 kali jumlah variabel yang akan diamati, karena semakin banyak sampel yang dipilih akan mencapai patokan rasio 10:1, yang berarti untuk satu variabel ada 10 sampel (Sugiharto, 2007; Hair, 2010; Nopriadi et al., 2014; Setiawati, 2014).

Sebelum menganalisis data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas yang dimaksudkan untuk menguji instrumen penelitian.

Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Hasil dapat diketahui valid atau tidaknya dapat dilihat jika rhitung positif dan rhitung

> rtabel, berarti variabel tersebut valid dan jika rhitung tidak positif dan rhitung < rtabel, berarti variabel tersebut tidak valid. Uji reliabilitas atau kehandalan menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Perbedaan antara penelitian yang valid dan reliable dengan instrumen yang valid dan reliable dapat diartikan penelitian yang valid artinya bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Gaberson, 1997; Riege, 2003; Sugiyono, 2009; Drost, 2012). Artinya, jika objek berbentuk segi empat, sedangkan data yang terkumpul berbentuk segitiga maka hasil penelitian tidak valid. Pada penelitian yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Pada penelitian ini, analisis data menggunakan metode analisis faktor dan analisis regresi linier berganda. Perangkat yang digunakan dalam analisis data adalah SPSS 22.00.

(35)

3. “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH KAFE DI KOTA SURAKARTA”.

Oleh Eddy Priyono Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Vol. 10, No. 1, Juni 2006. Kopi sudah dikenal sejak jaman dahulu sebagai minuman yang sangat populer, dari Alaska hingga Ambarawa, dari Meksiko hingga Mongolia. Sebab itulah kedai kopi banyak bermunculan dimana-mana. Di antaranya dikenal sebagai kafe atau coffee house yang juga menjual makanan kecil. Sedangkan kafe menurut keputusan Walikota Surakarta no 11 tahun 2001 Pasal 1 adalah: (Walikota Surakarta,2001:3) Kafe adalah usaha komersil yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman ringan disertai fasilitas musik dengan pemain tunggal atau tape recorder dan tanpa tempat melantai atau menari, diperuntukkan bagi orang yang telah berumur diatas 17 tahun. Jika dahulu kafe hanya menjual kopi dan makanan kecil, maka sekarang kafe tidak hanya menjual kopi dan makanan kecil tetapi kafe-kafe tersebut sekarang telah menjual beragam minuman dan makanan, dari cendol hingga minuman beralkohol, dari donat hingga steak yang lezat telah mereka jadikan sajian harian mereka.

Dengan diiringi suara musik yang menghentak dan sajian hiburan yang sudah tertata rapi, serta dengan ditunjang dengan ruang yang nyaman maka tak ayal lagi bahwa banyak pelanggan yang menjadi ketagihan untuk datang ke kafe setiap malamnya, seperti yang dipaparkan oleh salah satu pelanggan. Penyimpangan-penyimpangan perilaku konsumen tampak pada kehidupan malam di kafe-kafe yang agaknya terus mengikuti gaya hidup

(36)

yang tampak dari iklan di radio, televisi, media cetak sampai billboard dengan lampu neonnya yang cemerlang telah menjadi simbol bukan saja bergesernya pola konsumsi, tetapi juga identitas, keinginan (desires, passion), kesenangan (pleasures), bahkan bukan tak mungkin pandangan dunia atau world view. Tentu saja saat ini ada tempat hiburan, restoran, kafe, disko, yang makin sepi atau bahkan beberapa di antaranya tutup.

Dalam hal ini, krisis moneter boleh jadi sekadar salah satu faktor yang menyebabkannya bangkrut. Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dunia teknologi dan kebudayaan mempengaruhi sikap dan gaya hidup seseorang, khususnya dalam masalah pergaulan dan tempat bergaul. Untuk memenuhi kebutuhan yang baru tersebut orang-orang rela mengeluarkan waktu, tenaga dan biaya ektra. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen untuk datang ke kafe diantaranya tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, usia, faktor mencari hiburan dan melakukan kencan. Untuk memudahkan langkah yang harus ditempuh oleh peneliti dan mencegah kekaburan dalam pemahaman menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih kafe, maka masalah yang akan dibahas yaitu seberapa besar pengaruh iklan, sound system, hiburan live, suasana kafe, keamanan kafe, harga makanan dan minuman, variasi makanan, melakukan kencan, melakukan meeting/pertemuan bisnis dan lokasi kafe.

4. “ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE PADA PT.

(37)

INDRAKINARYA MUGISANTOSA SEMARANG”. Oleh Mullina Wahyu Kusuma, 2011, Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang. Dewasa ini, plastik sudah menjadi bagian keseharian manusia dan sering menggantikan bahan – bahan tradisional seperti kayu, logam, gelas, kulit, kertas dan karet. Desain kemasan yang menarik serta fungsinya yang serba guna menjadi salah satu alasan mengapa plastik digemari oleh masyarakat. Tupperware adalah perusahaan multinasional yang memproduksi dan memasarkan produk plastik berkualitas untuk rumah tangga. PT. Indrakinarya Mugisantosa Semarang satu – satunya distributor Tupperware yang berada di Semarang. Penelitiam ini mengambil sampel populasi ditentukan secara accidental sampling sebanyak 154 responden. Pengambilan data primer menggunakan instrument kuesioner. Uji kualitas data yang dipergunakan uji validitas dengan persamaan product moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dan metode analisis kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda. Untuk memudahkan perhitungan, digunakan alat bantu berupa program SPSS versi 15. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial atau uji t, diketahui bahwa harga mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001, yang < 0,05, variabel lokasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000, yang berarti

< 0,05, variabel promosi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001, yang berarti < 0,05, dan variabel pelayanan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,002, yang berarti < 0,05. Sedangka hasil pengujian

(38)

secara simultan atau uji F, diketahui bahwa F hitung sebesar 35,727 mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000, yang berarti < 0,05. Hal ini menunjukkan variabel harga (X1), lokasi (X2), promosi (X3) dan pelayanan (X4) secara simultan mempunyai pengaruh yang siginifikan terhadap keputusan pembelian tupperware. Berdasarkan analisis terhadap koefisien regresi diperoleh hasil bahwa variabel lokasi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Oleh karena itu sebaiknya PT. Indrakinarya Mugisantosa mencari lokasi yang strategis sehingga mampu meningkatkan minat beli tupperware.

5. “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI RUMAH” (Studi Kasus di Perumahan Bukit Semarang Baru, Semarang). Oleh Agustinus Prima Nanda, 2010. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Pada masa sekarang ini pembangunan di sektor perekonomian mengalami peningkatan yang luar biasa. Dengan demikian meningkat juga kesejahteraan masyarakat, maka dari itu kebutuhan manusia akan semakin beragam, dan salah satunya kebutuhan akan tempat tinggal yaitu rumah. Salah satu pengembang rumah PT. Karyadeka Alam Lestari yang menawarkan salah satu perumahan yang layak huni yaitu Perumahan Bukit Semarang Baru. Akan tetapi, permasalahan yang dihadapi yaitu bagaimana penjualan rumah dapat terus meningkat setiap tahunnya, padahal sekarang ini banyak bermunculan pengembang-pengembang perumahan yang berani memunculkan terobosan-terobosan baru. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan menganalisis faktor yang dirasa penting untuk diteliti, seperti

(39)

faktor harga, lokasi, bangunan, dan lingkungan terhadap keputusan beli.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS Versi 16.0. Populasi yang digunakan adalah masyarakat Semarang yang menghuni rumah di Perumahan Bukit Semarang Baru.

Sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 100 orang dengan metode proportional sampling. Berdasarkan analisis yang telah digunakan, dapat ditarik beberapa kesimpulan pada saat dilakukan pengolahan regresi berganda. Penelitian ini memenuhi syarat validitas, reliabilitas, serta bebas dari heteroskedastisitas, multikolinearitas dan telah lolos uji normalitas.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa variabel harga, lokasi, bangunan, dan lingkungan yang diteliti, secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian. Sedangkan pada uji f menunjukkan signifikan < 0,05. Hal ini berarti variable harga, lokasi, bangunan, dan lingkungan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Sedangkan koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R2 73,9%. Artinya, variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh adanya variabel harga, lokasi, bangunan, dan lingkungan.

(40)

2.5 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka teori diatas, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Gambar 2.2 : Model Kerangka Pemikiran

Sumber : Data diolah peneliti 2017 Variabel

Stimulus (X1)

Variabel Intervening

(X3)

Keputusan Pembelian Variabel

Respons (X2)

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni penelitian asosiatif atau hubungan. Penelitian asosiatif adalah adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Prof. Dr.

Sugiyono 2016:7). Sifat penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh variabel yang terdiri dari : umur, dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri terhadap keputusan pembelian produk.

Dalam penelitian asosiatif menggunakan teknis analisis kuantitatif atau statistik. Kemudian perhitungan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antar variabel antara lain menggunakan perhitungan koefisien korelasi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi

Lokasi penelitian merupakan tempat terjadinya masalah yang akan diteliti dalam suatu penelitian. Adapun yang dijadikan tempat penelitian ini yaitu pada Pasar Melati, Jalan Flamboyan Medan Tuntungan, Sumatera Utara 20135.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai dari November 2017 sampai Januari 2018.

(42)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2016:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan transaksi pembelian barang secondhanddi Pasar Melati, Medan.

3.3.2 Sampel

Penelitian sampel yang digunakan dengan menggunakan metode

“Accedential Sampling”, yaitu metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada atau dijumpai di lokasi.Menurut Umar (2014:80) dalam penentuan sampel jika populasinya sangat banyak dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti maka digunakan rumus interval penafsiran sebagai berikut:

n = (Zα/2)2 (p) (q) 𝑑𝑑2

n = (196)2 (0,5) (0,5) (0,1)2 n = 96,4 Keterangan :

n = Jumlah sampel

(Zα/2) = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan= 1,96 p = Estimator proporsi = 0,5

(43)

q = 1-p

d = Penyimpangan yang ditolerir 10% = 0,1

Berdasarkan hasil perhitungan sampel diatas jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 96,4. Namun agar memudahkan penelitian maka dibulatkan menjadi 96 responden. Adapun kriteria sampel yaitu : konsumen yang sudah pernah melakukan pembelian minimal dua kali dan yang berumur 17 tahun ke atas.

3.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data. Untuk mendapatkan batasan masalah yang jelas dari setiap konsep berdasarkan masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :

H1 : “Ada pengaruh positif antara pengaruh variabel stimulus terhadap keputusan pembelian barang secondhand di Pasar Melati”.

H2 : “Ada pengaruh positif antara pengaruh variabel respons terhadap keputusan pembelian barang secondhand di Pasar Melati”.

H3 : “Ada pengaruh positif antara pengaruh variabel intervening terhadap keputusan pembelian barang secondhand di Pasar Melati”.

(44)

H4 : “Ada pengaruh positif antara variabel stimulus, variabel respons, dan variabel intervening terhadap keputusan pembelian barang secondhand di Pasar Melati”.

3.5 Defenisi Konsep

Defenisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Stimulus (X1)

Menurut David L.Louden dan Albert J. Della Bitta, Variabel Stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu (faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya: merek dan jenis barang, iklan, penataan barang dan ruangan toko.

2. Variabel Respons (X2) , merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus. Contohnya: keputusan membeli barang, pemberi penilaian terhadap barang, perubahan sikap terhadap suatu produk.

3. Variabel Intervening(X3), merupakan variabel antara stimulus dan respons. Variabel ini merupakan faktor internal individu, termasuk motif- motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang. Peranan variabel intervening adalah untuk memodifikasi respons.

4. Keputusan Pembelian

Menurut Philip Kotler (2007:240) keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar- benar membeli produk. Biasanya keputusan pembelian konsumen adalah pembelian merek yang paling disukai.

(45)

3.6 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional merupakan penjabaran akan definisi variabel dan indikator pada penelitian. Jadi, defenisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk-bentuk indikator untuk menguji suatu variabel. Berikut ini adalah penjabaran variabel beserta indikatornya dalam penelitian ini:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Skala

Variabel Stimulus

(X1)

Variabel Stimulus adalah variabel yang paling dominan dalam mengambil keputusan pembelian setiap konsumen.

1. Merek dan Jenis Barang

2. Penataan barang

3. Ruangan Toko Likert

(46)

Variabel Respons

(X2)

Variabel Respons adalah variabel yang berupa tanggapan dari faktor eksternal untuk keputusan pembelian.

1. Keputusan membeli barang 2. Pemberi

penilaian terhadap barang 3. Perubahan

sikap terhadap produk

Likert

Variabel Intervening

(X3)

Variabel Intervening merupakan kombinasi dari variabel stimulus dengan variabel respons dan pada tahap ini lah terjadi motif niat pembelian suatu barang terhadap konsumen.

1. Motif membeli 2. Sikap terhadap

suatu peristiwa 3. Persepsi

terhadap suatu barang

Likert

(47)

Keputusan Pembelian

(Y)

Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk.

1. Pengenalan Kebutuhan 2. Pencarian

Informasi 3. Evaluasi

Alternatif 4. Keputusan

pembelian 5. Hasil

Likert

Sumber : Data diolah peneliti 2017

(48)

3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Sumber Data

Dalam data riset yang dilakukan seorang peneliti akan menggunakan data- data yang digunakan sebagai bahan utama proses pengolahan data dalam rangka memecahkan permasalahan penelitian. Namun data itu sendiri dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Adapun sumber data yang didapat dari penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh asli, utama, ataupun langsung dari Pasar Melati, Medan untuk menjawab masalah riset secara khusus dari responden melalui kuesioner yang disebarkan pada konsumen pembeli barang secondhand di Pasar Melati, Medan.

2. Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data yang diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, pendapat para ahli, serta skripsi yang memiliki relevansi dengan fenomena yang akan diteliti.

b. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data dengan meggunakan catatan-catatan atau dokumen tertulis, gambar, atau benda lainnya yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti.

(49)

3.7.2 Skala Instrument Pengumpulan Data

Skala instrument digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi, seseorang atau sekelompok orang dalam menilai keputusan pembeliaan barang secondhanddi Pasar Melati, Medan dan jawaban dari setiap konsumen memiliki gradasi sangat positif sampai negatif.

Setiap pertanyaan memiliki penentuan skor dari setiap instrumennya yakni sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2012:133)

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.8.1 Uji Instrumen

Uji instrumen dilakukan untuk menguji pernyataan dalam kuesioner atau angket yang dibuat oleh peneliti dalam meneliti “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Barang Secondhand”. Apakah kuesioner tersebut layak digunakan sebagai

(50)

instrument dalam penelitian. Uji instrument dilakukan melalui validitas dan reabilitas.

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (dalam Taniredja,2011:42) Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevadilan atau kesahihan suatu instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut :

𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝑁𝑁 ∑ 𝑋𝑋𝑋𝑋 − (∑ 𝑋𝑋)(∑ 𝑟𝑟)

�{(𝑁𝑁 ∑ 2 − (∑ ∑ )2

𝑋𝑋 𝑟𝑟

)} − {𝑁𝑁 ∑ 2 − (∑ 2)}

𝑟𝑟 𝑟𝑟)

Keterangan :

Rxy : koefisien korelasi suatu butir atau item N : jumlah responden

X : skor item Y : skor total item

Syarat kevaliditasan suatu item adalah apabila rhitung>rtabel pada taraf signifikan (𝛼𝛼 = 0,05) maka instrumen itu dianggap valid dan jika rhitung<rtabel maka instrumen dianggap tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh

(51)

relatif konsisten, bila koefisien korelasi (r) positif maka alat pengukur tersebut reliabel. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS Statistics 21.0 for windows. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara pengukuran sekali saja dan uji statistik yang digunakan dan dipakai adalah Cronbach Alpha. Dimana suatu variabel dikatakan relibel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0,60. Berdasarkan output diperoleh koefisien reliabilitas tinggi (>0,60) maka variabel-variabel yang digunakan adalah reliable.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Jika tingkat signifikan > 5% artinya variabel residual berdistribusi normal. Selain itu, dapat juga menggunakan grafik histogram.

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah salah satu dari output dari analisis regresi yang dilakukan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kenormalan dari data yang didapat. Kriteria pengambilan keputusan pada uji kenormalan adalah sebagai berikut :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi kenormalan sebuah data.

(52)

2. Jika terdapat data yang memiliki pola penyebaran yang tidak stabil dan cenderung menjauhi arah garis diagonal pada Q-Q plot maka data tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas dan dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak normal.

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas digunakan peneliti untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan kolerasi yang kuat antara variabel stimulus (X1), variabel respons (X2), variabel intervening(X3),Keputusan Pembelian (Y) (Arief,1993:Gujarati,2001) dalam (Juliandi,2013:170). Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi Varina (Variance Inflasi Factor / VIF), yang tidak melebihi 4 atau 5 (Hines dan Montgomery,1990) dalam (Juliandi,2013:170). Variabel independen yakni presentasi kerja memiliki nilai VIF dalam batas toleransi yang telah ditentukan (tidak melebihi 5), sehingga tidak terjadi multikolenearitas dalam variabel independen penelitian ini.

3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika residual dari pengamatan satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedestisitas dan jika varian berbeda disebut heterokedestisitas.

Model yang baik adalah tidak terjadi homokedestisitas (Juliandi,2013:171).

3.8.3 Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel. Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012:88) regresi yang

Gambar

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir  No  Pendidikan Terakhir   Jumlah  Persentase
Tabel 4.5 Jawaban Responden Tentang Barang SecondhandYang di Jual di  Pasar Melati Terdiri dari Banyak Jenis Barang Seperti Pakaian, Tas, dan
Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Barang Yang di Jual Memiliki  Kualitas Yang Berbeda
Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Adanya Ruangan Toko Berguna  Mempermudah Mencari Berbagai Jenis Barang Yang Diinginkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

kekurangannya.pendapatan dari sumber-sumber lain yang berkaitan dengan proyek atau pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini peningkatan tarif atau juga

Kecenderungan lebih banyaknya frase eksosentris direktif yang berfungsi sebagai penanda nomina lokatif di dalam novel ini berkaitan dengan data struktur dan makna

Laporan Akhir ini berjudul “Aplikasi Sensor Load Cell Sebagai Pengukur Serpihan Cangkir Plastik Air Mineral Untuk Menonaktifkan Motor AC Pada Rancang Bangun Mesin

Karyawan yang percaya bahwa kebutuhan mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan mereka cenderung untuk menyarankan cara- cara baru dalam melakukan sesuatu dan membantu

Kedalaman, kecepatan aliran dan ketinggian sedimen pada sungai model Shazy Shabayek sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya kecepatan aliran lateral yang masuk ke

Sasaran Rencana Strategis Balai Besar KSDA Jawa Barat tahun 2010 -2014 adalah tercapainya penurunan konflik dan tekanan terhadap kawasan konservasi (CA, SM, TWA)

Skor tersebut berada pada kisaran antara 56-75 dengan kategori cukup efektif sehingga dapat disimpulkan bahwa laboratorium virtual cukup efektif digunakan sebagai

Simposium lahan gambut internasional ini dimaksudkan untuk memperkuat momentum dan menjadikannya menjadi aksi untuk mentransformasi restorasi lahan gambut dari fase