• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Terdahulu

Dalam dokumen SKRIPSI. Disusun Oleh: ENDANG PRIDA DAMANIK (Halaman 31-40)

BAB II KERANGKA TEORI

2.4 Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan peneliti yang sedang diteliti oleh penulis diantaranya adalah :

1. “ANALISIS FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL PRIBADI DI KELURAHAN GONILAN KABUPATEN SUKOHARJO” Oleh Suprihati, Wikan Budi Utami STIE AAS Surakarta.

(Vol.13, No. 01, Feb-Juli 2015). Inti permaslahan dalam penelitian ini adalah (1) Apakah terdapat benda nyata antara faktor umur, pendidikan, pendapatan, pekerjaan dan faktor gengsi terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pembelian jenis mobil pribadi di Kelurahan Gonilan Kabupaten Sukoharjo? (2) Seberapa kuaa tingkat hubungan yang terjadi antara faktor umur , pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan faktor gengsi dengan perilaku konsumen dalam keputusan pembelian jenis mobil pribadi

di Kelurahan Gonilan Kabupaten Sukoharjo? Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui apakah terdapat beda nyata antara faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan faktor gengsi dengan perilaku konsumen dalam pembelian jenis mobil pribadi di Kelurahan Gonilan Kabupaten Sukoharjo? (2) Seberapa kuat tingkat hunbungan yang terjadia antara faktor umur, pendidikan, perkerjaan, pendapatan, dan faktor gengsi terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pembelian jenis mobil pribadai di Kelurahan Gonilan Kabupaten Sukoharjo. Kegunaan penelitian ini adalah dapat memberikan masukan yang berhuna sebagai bahan pertimbangan bagi pihak – pihak yang berkepentingan dalam menentukan strategi pemasaran di masa mendatang. Berdasarkan analisa data diperoleh kesimpulan bahawa (1) terdapat beda nyata dan hubungan ynag positif antara tingkat pendapatan dengan perilaku konsumen dalam keputusan pembelian jenis mobil pribadi di Kelurahan gonilan Kabupaten Sukoharjo.

Hal ini dibuktikan dengan analisa beda nyata antara pendapatan dengan perilaku konsumen dalam keputusan pembelian jenis mobil pribadi, dimana hasil hitung chi – square X2 hitung13,629, lebih besar dari nilai X2 tabel 12,592, teteapi menunjukan tingkat hubungan yang lemah, dimana ditunjukan dengan hasil analisa koefisien kontingensiyaitu sebesar 0,363. (2) Tidak ada beda nyata antara faktor umur, pendidikan, pekerjaan, da faktor gengsi terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pembelian jenis mobil pribadi di Kelurahan Gonilan Kabupaten Sukoharjo. Dari hasil kesimpulan dalampenelitian hal ini dapatlah diajukan saran –saran sebagai berikut : Pihak pengusaha dealer mobil pribadi perlu mengadakan

segmentasi pasar berdasarkan tingkat pendapatan konsumen terhadap jenis mobilpribadi, hal ini diketahui bahwa terdapat beda nyata antara ringkat pendapatan konsumen dengan perilaku konsumen dalam keputusan pembelian mobil pribadi. Sehingga pengusaha toko mobil pribadi perlu memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat penghasilan konsumen, misalnya dengan menyediakan jenis mobil yang sesuai dengan tingkat pendapatan konsumen di Kelurahan Gonilan Kabupaten Sukoharjo.

2. “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN BERAS ORGANIK” Vol. 17 No. 1 [April 2016] 69-78 Oleh Dhita Morita Ikasari, dkk. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Penelitian dilaksanakan di kota Batu, Jawa Timur, dengan objek penelitian yaitu konsumen yang mengkonsumsi beras organik.

Variabel-variabel yang diteliti adalah variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian dan variabel bebas (X) yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan pembelian beras organik. Variabel bebas (X) meliputi produk, harga, tempat, pribadi, dan motivasi. Variabel ini dipilih karena dinilai mampu mewakili dari sekian banyak variabel yang ada. Sampel ditentukan dengan teknik probabilistik sampling karena banyaknya populasi yang membeli beras organik tidak dapat ditentukan secara pasti. Populasi yang tidak dapat ditentukan dengan pasti diambil sejumlah sampel yang bisa mewakili. Secara umum, jumlah sampel dalam analisis faktor minimal 50 pengamatan. Bahkan seharusnya ukuran sampel sebanyak 100 atau lebih besar. Biasanya ukuran sampel dalam analisis ini

dianjurkan memiliki paling sedikit 5 kali jumlah variabel yang akan diamati, karena semakin banyak sampel yang dipilih akan mencapai patokan rasio 10:1, yang berarti untuk satu variabel ada 10 sampel (Sugiharto, 2007; Hair, 2010; Nopriadi et al., 2014; Setiawati, 2014).

Sebelum menganalisis data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas yang dimaksudkan untuk menguji instrumen penelitian.

Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Hasil dapat diketahui valid atau tidaknya dapat dilihat jika rhitung positif dan rhitung

> rtabel, berarti variabel tersebut valid dan jika rhitung tidak positif dan rhitung < rtabel, berarti variabel tersebut tidak valid. Uji reliabilitas atau kehandalan menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Perbedaan antara penelitian yang valid dan reliable dengan instrumen yang valid dan reliable dapat diartikan penelitian yang valid artinya bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Gaberson, 1997; Riege, 2003; Sugiyono, 2009; Drost, 2012). Artinya, jika objek berbentuk segi empat, sedangkan data yang terkumpul berbentuk segitiga maka hasil penelitian tidak valid. Pada penelitian yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Pada penelitian ini, analisis data menggunakan metode analisis faktor dan analisis regresi linier berganda. Perangkat yang digunakan dalam analisis data adalah SPSS 22.00.

3. “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH KAFE DI KOTA SURAKARTA”.

Oleh Eddy Priyono Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Vol. 10, No. 1, Juni 2006. Kopi sudah dikenal sejak jaman dahulu sebagai minuman yang sangat populer, dari Alaska hingga Ambarawa, dari Meksiko hingga Mongolia. Sebab itulah kedai kopi banyak bermunculan dimana-mana. Di antaranya dikenal sebagai kafe atau coffee house yang juga menjual makanan kecil. Sedangkan kafe menurut keputusan Walikota Surakarta no 11 tahun 2001 Pasal 1 adalah: (Walikota Surakarta,2001:3) Kafe adalah usaha komersil yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman ringan disertai fasilitas musik dengan pemain tunggal atau tape recorder dan tanpa tempat melantai atau menari, diperuntukkan bagi orang yang telah berumur diatas 17 tahun. Jika dahulu kafe hanya menjual kopi dan makanan kecil, maka sekarang kafe tidak hanya menjual kopi dan makanan kecil tetapi kafe-kafe tersebut sekarang telah menjual beragam minuman dan makanan, dari cendol hingga minuman beralkohol, dari donat hingga steak yang lezat telah mereka jadikan sajian harian mereka.

Dengan diiringi suara musik yang menghentak dan sajian hiburan yang sudah tertata rapi, serta dengan ditunjang dengan ruang yang nyaman maka tak ayal lagi bahwa banyak pelanggan yang menjadi ketagihan untuk datang ke kafe setiap malamnya, seperti yang dipaparkan oleh salah satu pelanggan. Penyimpangan-penyimpangan perilaku konsumen tampak pada kehidupan malam di kafe-kafe yang agaknya terus mengikuti gaya hidup

yang tampak dari iklan di radio, televisi, media cetak sampai billboard dengan lampu neonnya yang cemerlang telah menjadi simbol bukan saja bergesernya pola konsumsi, tetapi juga identitas, keinginan (desires, passion), kesenangan (pleasures), bahkan bukan tak mungkin pandangan dunia atau world view. Tentu saja saat ini ada tempat hiburan, restoran, kafe, disko, yang makin sepi atau bahkan beberapa di antaranya tutup.

Dalam hal ini, krisis moneter boleh jadi sekadar salah satu faktor yang menyebabkannya bangkrut. Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dunia teknologi dan kebudayaan mempengaruhi sikap dan gaya hidup seseorang, khususnya dalam masalah pergaulan dan tempat bergaul. Untuk memenuhi kebutuhan yang baru tersebut orang-orang rela mengeluarkan waktu, tenaga dan biaya ektra. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen untuk datang ke kafe diantaranya tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, usia, faktor mencari hiburan dan melakukan kencan. Untuk memudahkan langkah yang harus ditempuh oleh peneliti dan mencegah kekaburan dalam pemahaman menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih kafe, maka masalah yang akan dibahas yaitu seberapa besar pengaruh iklan, sound system, hiburan live, suasana kafe, keamanan kafe, harga makanan dan minuman, variasi makanan, melakukan kencan, melakukan meeting/pertemuan bisnis dan lokasi kafe.

4. “ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE PADA PT.

INDRAKINARYA MUGISANTOSA SEMARANG”. Oleh Mullina Wahyu Kusuma, 2011, Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang. Dewasa ini, plastik sudah menjadi bagian keseharian manusia dan sering menggantikan bahan – bahan tradisional seperti kayu, logam, gelas, kulit, kertas dan karet. Desain kemasan yang menarik serta fungsinya yang serba guna menjadi salah satu alasan mengapa plastik digemari oleh masyarakat. Tupperware adalah perusahaan multinasional yang memproduksi dan memasarkan produk plastik berkualitas untuk rumah tangga. PT. Indrakinarya Mugisantosa Semarang satu – satunya distributor Tupperware yang berada di Semarang. Penelitiam ini mengambil sampel populasi ditentukan secara accidental sampling sebanyak 154 responden. Pengambilan data primer menggunakan instrument kuesioner. Uji kualitas data yang dipergunakan uji validitas dengan persamaan product moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dan metode analisis kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda. Untuk memudahkan perhitungan, digunakan alat bantu berupa program SPSS versi 15. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial atau uji t, diketahui bahwa harga mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001, yang < 0,05, variabel lokasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000, yang berarti

< 0,05, variabel promosi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001, yang berarti < 0,05, dan variabel pelayanan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,002, yang berarti < 0,05. Sedangka hasil pengujian

secara simultan atau uji F, diketahui bahwa F hitung sebesar 35,727 mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000, yang berarti < 0,05. Hal ini menunjukkan variabel harga (X1), lokasi (X2), promosi (X3) dan pelayanan (X4) secara simultan mempunyai pengaruh yang siginifikan terhadap keputusan pembelian tupperware. Berdasarkan analisis terhadap koefisien regresi diperoleh hasil bahwa variabel lokasi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Oleh karena itu sebaiknya PT. Indrakinarya Mugisantosa mencari lokasi yang strategis sehingga mampu meningkatkan minat beli tupperware.

5. “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI RUMAH” (Studi Kasus di Perumahan Bukit Semarang Baru, Semarang). Oleh Agustinus Prima Nanda, 2010. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Pada masa sekarang ini pembangunan di sektor perekonomian mengalami peningkatan yang luar biasa. Dengan demikian meningkat juga kesejahteraan masyarakat, maka dari itu kebutuhan manusia akan semakin beragam, dan salah satunya kebutuhan akan tempat tinggal yaitu rumah. Salah satu pengembang rumah PT. Karyadeka Alam Lestari yang menawarkan salah satu perumahan yang layak huni yaitu Perumahan Bukit Semarang Baru. Akan tetapi, permasalahan yang dihadapi yaitu bagaimana penjualan rumah dapat terus meningkat setiap tahunnya, padahal sekarang ini banyak bermunculan pengembang-pengembang perumahan yang berani memunculkan terobosan-terobosan baru. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan menganalisis faktor yang dirasa penting untuk diteliti, seperti

faktor harga, lokasi, bangunan, dan lingkungan terhadap keputusan beli.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS Versi 16.0. Populasi yang digunakan adalah masyarakat Semarang yang menghuni rumah di Perumahan Bukit Semarang Baru.

Sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 100 orang dengan metode proportional sampling. Berdasarkan analisis yang telah digunakan, dapat ditarik beberapa kesimpulan pada saat dilakukan pengolahan regresi berganda. Penelitian ini memenuhi syarat validitas, reliabilitas, serta bebas dari heteroskedastisitas, multikolinearitas dan telah lolos uji normalitas.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa variabel harga, lokasi, bangunan, dan lingkungan yang diteliti, secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian. Sedangkan pada uji f menunjukkan signifikan < 0,05. Hal ini berarti variable harga, lokasi, bangunan, dan lingkungan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Sedangkan koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R2 73,9%. Artinya, variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh adanya variabel harga, lokasi, bangunan, dan lingkungan.

Dalam dokumen SKRIPSI. Disusun Oleh: ENDANG PRIDA DAMANIK (Halaman 31-40)