• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Hipotesis

Berdasarkan uraian teoritis dan latar belakang penelitian, berikut ini disajikan hipotesis penelitian sebagai berikut: Penerapan pengendalian internal penerimaan kas dan piutang usaha pada PT. Bright Supermart M. Yamin Medan cukup efektif dalam

kegiatan operasionalnya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif. Menurut Martono (2010:19), Penelitian kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka atau rasio. Data yang berupa angka atau rasio selanjutnya diolah dan dianalisis untuk memperoleh informasi ilmiah.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bright Supermart M. Yamin Medan yang berada di Jl. Jl. Prof. H.M. Yamin, SH Medan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei s.d. Juni 2016.

3.3. Batasan Operasional

Adapun batasan operasional pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Penerimaan kas b. Piutang usaha

c. Pengendalian internal

3.4. Definisi Operasional

Berikut ini disajikan definisi operasional variabel penelitian yang digunakan, sebagai berikut:

No Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

2 Kas Cash adalah semua mata uang kertas dan logam, baik mata uang dalam negeri maupun luar negeri serta surat-surat yang mempunyai sifat seperti mata uang yaitu sifat dapat segera dipergunakan untuk melakukan pembayaran pada setiap saat dikendaki Sumber: Munanda (2006)

1. Mempunyai sistem dan prosedur

perlakukan terhadap transaksi kas 2. Pemisahan fungsi penanganan kas dari fungsi pencatatan 3. Setiap dokumen dalam organisasi

harus membuat anggaran penerimaan

kas, pengeluaran kas dan saldo kas 4. Lakukan control terhadap sistem

penerimaan kas melalui register tape 5. Semua kas diterima segera dilakukan

penyetoran ke bank 6. Semua pembayaran dengan cek, pembayaran tunai untuk pengeluaran

kecil dengan dana kas kecil 7. Lakukan validasi sebagai kaebsahan

sebelum dilakukan pembayaran 8. Susun laporan rekonsiliasi bank secara

teratur dan berkala perusahaan kepada pihak lain yang nantinya akan dimintakan

pembayarannya jika sudah sampai pada waktunya Sumber: Munandar (2006)

1. Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan kegiatan 2. Pemisahan fungsi 3. Perancangan dan penggunaan

dokumen dan catatan yang memadai unutk membantu pencatatan secara

semestinya transaksi atau peristiwa 4. Pengamanan yang cukup atas akses

dan penggunaan aktiva perusahaan dan catatan 5. Pengecekan secara independen atas pelaksanaan dan penilaian semestinya

atas jumlah yang dicatat Sumber: Sunyoto (2014)

Interval Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan pada variabel penelitian ini adalah menggunakan skala Interval. Skala interval adalah skala ordinal yang memiliki poin jarak objektif dalam keteraturan kategori peringkat, tapi jarak yang tercipta sama antar masing-masing angka (Martono, 2010:45).

Berikut ini disajikan skor keusioner pengendalian internal atas penerimaan kas dan piutang usaha pada penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1. Populasi

Menurut Sulistyo (2010:22), ”Populasi yaitu keseluruhan objek yang akan diteliti”. Populasi pada penelitian ini yaitu karyawan yang bekerja di PT. Bright Supermart M. Yamin Medan sebanyak 30 orang pada tahun 2016.

3.6.2. Sampel

Menurut Martono (2010:65), ”Sampel yaitu bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Teknik pengambilan sampel digunakan yaitu sampel jenuh sehingga j

No

umlah sampel penelitian sama dengan jumlah populasi sebanyak 30 responden.

Kelas Interval Nilai Keterangan

1 24 - 43 TE Tidak Efektif

2 43 - 63 KE Kurang Efektif

3 64 - 83 CE Cukup Efektif

4 84 - 103 E Efektif

5 104 - 124 SE Sangat Efektif

Sumber: Hartati, 2009

Skala Interval Tabel 3.2

3.7. Jenis dan Sumber Data 3.7.1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan oleh peneliti yaitu data kuantitatif adalah data yang berwujud angka, berupa hasil jawaban responden atas kuesioner penelitian yang diberikan.

3.7.2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:

a. Data Primer, yaitu data penelitian yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti tanpa menggunakan perantara (Soewadji, 2012:142). Data primer diperoleh dengan cara wawancara atau tanya jawab kepada bagian-bagian yang berhubungan dengan pengendalian internal penerimaan kas dan piutang usaha.

b. Data Sekunder, merupakan data yang tidak langsung diberikan pada pengumpul data, misalnya dokumen (Soewadji, 2012:144). Data sekunder yang diperoleh berupa struktur organisasi perusahaan, tugas dan fungsi setiap bagian dalam perusahaan, dan data yang lainnya yang terkait dengan pengendalian internal.

3.8. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut.

a. Teknik observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke perusahaan dan mencatat hasil pengamatan tersebut.

b. Teknik wawancara, yaiu teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang memberikan keterangan sehubungan dengan pengendalian internal penerimaan kas dan piutang usaha.

3.9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu metode statistik deskriptif, merupakan metode analisis dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian diklarifikasi, dianalisis, dan selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti. Pada penelitian ini, variabel penelitian yang diukur dengan menggunakan lembar kuesioner dan diukur menggunakan skor nilai atas komentar yang diberikan sebagai berikut:

Berikut ini disajikan kisi-kisi instrument observasi pengendalian internal penerimaan kas dan piutang usaha sebagai berikut:

No Komponen No. Butir Total

1 Pengendalian internal penerimaan kas 01 s/d 10 2 Pengendalian internal piutang usaha 01 s/d 10

Tabel Kisi-kisi Instrumen Observasi Pengendalian Internal Penerimaan Kas dan Piutang Usaha

Tabel 3.4

No Komentar Nilai

1 TS = Tidak setuju 20

2 KS = Kurang setuju 40

3 R = Ragu - ragu 60

4 S = Setuju 80

5 SS = Sangat Setuju 100 Skor Nilai

Tabel 3.3

Metode statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian menggunakan nilai rata-rata (mean) dengan rumus sebagai berikut:

∑ m Mean: X =

N

Dimana: X = Nilai rata-rata (mean)

∑ = Tanda penjumlahan yang konvensional dipakai m = Ukuran atas besarnya tiap item yang diteliti N = Jumlah total dari semua item yang didigunakan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Perusahaan

Bright Supermart M. Yamin Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan produk untuk kebutuhan konsumen. Bright Supermart M.

Yamin Medan didirikan pada tahun 2010 dengan lingkup kegiatan usaha yang masih terbatas pada produk tertentu saja. Dengan semakin berkembangnya kegiatan di perusahaan maka pemilik perusahaan melakukan tambahan modal investasi pada perusahaan dan melakukan kerja sama dengan pihak-pihak yang dapat mendukung perkembangan perusahaan seperti para suplier, pengiklan, surat kabar dan media lainnya.

Adapun produk – produk yang dijual oleh Bright Supermart dalam memenuhi kebutuhan masyarakat seperti kebutuhan sehari-hari, makanan, minuman, peralatan rumah tangga dan lainnya seperti supermarket lainnya. Dengan peningkatan kegiatan operasional di perusahaan semakin maju dan berkembang maka kebijakan manajemen perusahaan dengan menambah jumlah varian produk yang akan dijual pada masyarakat seperti gas, air galon minuman, dan tambahan lainnya yang seperlunya. Dalam melakukan aktivitasnya perusahaan memasarkan usahanya dengan menggunakan media iklan seperti media cetak, media sosial dan spanduk yang dipasang pada tempat strategis di sekitar lokasi kegiatan perusahaan.

Pemasaran dilakukan oleh manajemen Bright Supermart M. Yamin Medan menjadi salah satu upaya diharapkan mampu memperkenalkan dan mempengaruhi konsumen dan masyarakat agar datang dan membeli produk di jual di Bright Supermart

M. Yamin Medan. Dengan konsisten dan kesinambungan kelangsungan perusahaan maka kebijakan pemimpinan di Bright Supermart M. Yamin secara periodik melakukan promosi atas usahanya agar semakin dikenal dan diketahui oleh masyarakat tidak hanya disekitar lingkungan perusahaan akan tetapi di lokasi lain juga dapat dijangkau dan diketahui oleh masyarakat.

Sebuah struktur organisasi yang efektif akan memfasilitasi hubungan kerja antara berbagai jenis entitas di organisasi dan mungkin membuktikan efisiensi kerja dalam unit organisasi. Untuk memudahkan pengawasan dan pengaturan kerja terhadap karyawan diperlukan suatu struktur organisasi dalam perusahaan. Dimana dalam struktur organisasi tersebut terlihat jelas bagian-bagian yang ada dan jabatan – jabatan didalamnya. Kegiatan di perusahaan agar dapat berjalan lancar pada dasarnya membutuhkan sebuah struktur organisasi yang jelas, sistematis dan akurat. Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu hal yang sangat penting dan alat bagi manajemen untuk menggambarkan pembagian tugas dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi dalam setiap perusahaan tidak sama, hal ini tergantung pada jenis dan kebijaksanaan dalam memilih struktur organisasi yang tepat dalam tujuan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu hal yang sangat penting. Struktur organisasi merupakan alat bagi manajemen untuk menggambarkan pembagian tugas dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beriktu ini disajikan struktur organisasi Bright Supermart M. Yamin Medan, sebagai berikut:

Sumber: Bright Supermart M. Yamin Medan, 2016

Gambar 4.1. Struktur organisasi PT. Bright Supermart M. Yamin Medan 4.2. Hasil Penelitian

4.2.1.Unsur-unsur Pengendalian Internal pada Bright Supermart M. Yamin Medan

Dengan diterapkannya pengendalian yang efektif, maka akan memperkecil kemungkinan terjadinya penyelewengan ataupun penggelapan kas yang terjadi dalam perusahaan. Berikut ini adalah unsur – unsur pengendalian internal yang ada di Bright Supermart M. Yamin Medan sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi yang melakukan pemisahan tanggung jawab fungsional secara tegas

Struktur organisasi merupakan suatu dasar kerangka pembagian tugas dan tanggung jawab pada tiap unit di organisasi yang di bentuk untuk melaksanakan aktivitas perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip sebagai berikut:

a. Harus dipisahkan fungsi operasional dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.

b. Suatu fungsi tidak boleh diberikan tanggung jawab penuh dalam melaksanakan semua tahapan suatu transaksi.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan pengamanan dan perlindungan yang cukup terhadap aset perusahaan

Dalam kegiatan di organisasi tiap transaksi yang terjadi bila ada otorisasi dari pejabat yang berwenang menyetujui terjadinya transaksi tersebut.

Dalam organisasi terdapat sistem pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya tiap transaksi. Salah satu media yang digunakan untuk kelancaran operasional adalah formulir. Prosedur pencatatan yang baik akan dapat menjamin data di rekam pada formulir dan catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalan yang tinggi.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap unit organisasi Terdapat beberapa cara yang dilaksanakan perusahaan untuk menciptakan praktek yang sehat sebagai berikut:

a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak otomatis yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh pejabat yang berwenang,

b. Dilakukan pemeriksaan secara mendadak.

c. Tiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang ataupun satu unit organisasi tanpa ada campur tangan orang atau unit organisasi lain,

d. Dilakukan perputaran jabatan ( job rotation) secara periodik minimal 2-3 tahun sekali.

e. Pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak, selama cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pegawai lain.

f. Secara periodik dilakukan pencocokkan fisik kekayaan perusahaan dan catatan yang dilakukan.

g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur–

unsur sistem pengendalian internal yang ada, unit ini disebut Satuan Pengawasan Internal / Staf Pemeriksa Internal.

4. Karyawan yang mempunyai kualitas sesuai dengan tanggung jawabnya

Pemilihan karyawan yang berkualitas dilaksanakan perusahaan melalui tahapan dan proses seleksi dan melakukan pengembangan (training) untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan di bidangnya.

4.2.2. Pengendalian Internal Penerimaan Kas pada Bright Supermart M.

Yamin Medan

Pengendalian internal kas yang baik dapat menjamin penerimaan kas dicatat secara wajar. Untuk mengawasi penerimaan kas, Bright Supermart M. Yamin Medan menerapkan sebagai berikut:

a. Tugas dan tanggung jawab dalam menangani kas perusahaan haruslah tegas, jelas dan pasti.

b. Transaksi kas yang terjadi harus dicatat dengan segera.

c. Pemakaian kwitansi yang bernomor urut tercetak secara otomatis harus dicatat secara up to date,

d. Penanganan fisik kas hanya dilakukan oleh satu orang.

e. Memuat arsip guna menyimpan dokumen sebagai tanda terima uang,

f. Memeriksa keabsahan penerimaan kas seperti di bayar oleh siapa dan di terima oleh siapa,

g. Guna membuktikan kebenaran buku kas, bukti pendukung kas serta saldo uang kas yang ada diperiksa.

h. Perusahaan harus menyimpan sejumlah kas yang cukup dan memadai untuk kebutuhan perusahaan secara rutinitas tiap hari dan selebihnya disetor ke rekening bank perusahaan.

Prosedur penerimaan kas yang dilakukan oleh Bright Supermart M. Yamin Medan sebagai berikut:

a. Kas diterima dari hasil penjualan produk beserta dokumen pendukung, b. Menghitung jumlah uang yang diterima pada hari kerja berikutnya.

c. Setelah itu bagian keuangan memeriksa dokumen pendukung dari penerimaan kas tersebut,

d. Bagian keuangan menerbitkan voucher penerimaan kas dimana do dalam voucher tersebut diuraikan asal dan sumber dari penerimaan kas beserta nilainya.

e. lalu voucher penerimaan kas tersebut diserahkan ke bagian akuntansi untuk dibukukan.

4.2.3. Pengendalian Internal Piutang Usaha pada Bright Supermart M. Yamin Medan

Adapun unsur pengendalian internal untuk piutang usaha yang diterapkan di Bright Supermart M. Yamin Medan sebagai berikut:

a. Lingkungan pengendalian

Manajemen Bright Supermart M. Yamin Medan mengutamakan integritas dan kompetensi dalam melakukan tugas dan tanggung jawab. Antara bagian yang satu dengan bagian lainnya di perusahaan merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Setiap karyawan Bright Supermart M. Yamin Medan harus memiliki kompetensi atas tugas yang diselesaikan. Perekrutan calon karyawan yang berkualitas merupakan hal sangat penting agar dapat terciptanya kompetensi. Sistem kontrak bagi karyawan baru yang diterapkan oleh perusahaan merupakan salah satu usaha manajemen mendorong terciptanya SDM yang baik yang bertujuan guna meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan memiliki Standard Operating Procedure (SOP) yang harus dijalankan oleh setiap personil.

SOP dapat berbeda untuk masing-masing bagian, karena job description setiap bagian juga berbeda.

b. Penentuan resiko

Penentuan resiko menjadikan salah satu hal yang penting bagi manajemen.

Disamping itu, hubungan baik dengan pihak customer juga terus dibina oleh manajemen perusahaan untuk kelangsungan perusahaan di masa mendatang.

Dengan adanya hubungan komunikasi yang baik maka antara kedua pihak tercipta hubungan bisnis saling menguntungkan dalam memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

c. Aktivitas pengendalian

Aktivitas pengendalian terhadap piutang usaha pada Bright Supermart M. Yamin Medan dapat dibagi dalam beberapa aktivitas, yaitu:

1) Untuk transaksi penjualan kredit ini dilakukan oleh bagian penjualan dan otorisasi persetujuan dilakukan oleh store manajer.

2) Aktivitas tanggung jawab dan kewenangan atas mutasi piutang usaha dilakukan oleh pegawai yang berhubungan dengan piutang usaha.

3) Aktivitas pemisahan tugas oleh masing-masing bagian yang berhubungan dengan piutang usaha.

4) Aktivitas pendokumentasian terhadap piutang usaha.

5) Rekonsiliasi dilakukan dan menyangkut piutang usaha.

6) Karyawan yang kompeten dan membidangi pengelolaan piutang usaha pada Bright Supermart M. Yamin Medan dapat dilihat dari kebijakan manajemen.

d. Informasi dan komunikasi

Informasi mengenai piutang usaha pada Bright Supermart M. Yamin Medan adalah berupa informasi dari tiap bagian yang menangani piutang usaha sebagai berikut:

1) Informasi mengenai kondisi customer bertujuan apakah calon customer yang akan membeli produk perusahaan layak diberi kredit ataupun tidak layak.

2) Informasi mengenai mutasi pembayaran dari customer pada perusahaan bertujuan untuk memastikan apakah customer pernah melakukan penunggakan pada perusahaan dalam pelunasan piutang selama satu periode akuntansi.

e. Pengawasan dan pemantauan

Manajemen Bright Supermart M. Yamin Medan telah menetapkan dan menggariskan tanggung jawab pada masing-masing pegawai secara jelas dan sistematis. Kelancara piutang usaha menjadi tanggung jawab bagi tiap karyawan yang menangani mutasi piutang usaha. Karena memang antara bagian yang satu dengan bagian lainnya saling berkaitan. Pemantauan terhadap kelancaran piutang usaha menjadi tanggung jawab bagian penagihan piutang usaha.

Performance tiap personil selalu dipantau di dasarkan pada informasi dari Report Aging Schedule periode sebelumnya sehingga dari hasil pencapaian terhadap pengumpulan piutang usaha dilakukanlah evaluasi dan tidak lanjut.

4.2.4. Kuesioner Penelitian Pengendalian Internal Penerimaan Kas dan Piutang Usaha pada Bright Supermart M. Yamin Medan

Pada penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan responden yaitu karyawan yang bekerja di Bright Supermart M. Yamin Medan guna memperlancar penelitian tersebut. Untuk itu, peneliti membutuhkan data responden yang ada di perusahaan yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan dan lama bekerja. Berdasarkan hasil tabulasi dari jawaban responden yang diterima peneliti, berikut ini disajikan karakteristik responden sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden Berdasarakan Jenis Kelamin

Berikut ini disajikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:

Pada tabel 4.1 diketahui jumlah responden laki-laki sebanyak 19 orang (63,33%), dan jumlah responden perempuan sebanyak 11 orang (36,67%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berikut ini disajikan karakteristik responden berdasarkan umur sebagai berikut:

Pada tabel 4.2 diektahui jumlah responden laki-laki berumur antara >

21-30 tahun sebanyak 18 orang (60%), sedangkan responden yang berumur antara > 30 - 40 tahun sebanyak 8 orang (26,67%) dan responden yang berumur di atas > 40 tahun sebanyak 4 orang (13,33%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berikut ini disajikan karakteristik responden berdasarkan pendidikan sebagai berikut:

Umur Jumlah %

> 21 - 30 tahun 18 60.00

> 30 - 40 tahun 8 26.67

> 40 tahun 4 13.33

Jumlah 30 100.00

Sumber : data diolah, 2016 Tabel 4.2 Karakteristik Umur

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki 19 63.33

Perempuan 11 36.67

Jumlah 30 100.00

Tabel 4.1

Karakteristik Jenis Kelamin

Sumber : data diolah, 2016

Pada tabel 4.3 diketahui jumlah responden yang pendidikan SMU sebanyak 16 orang (53,33%), sedangkan responden untuk pendidikan sarjana sebanyak 12 orang (40%) dan responden yang pendidikan pascasarjana sebanyak 2 orang (6,67%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Berikut disajikan karakteristik responden berdasarkan lama kerja sebagai berikut:

Pada tabel 4.4 di ketahui jumlah responden mempunyai lama kerja di antara > 1 - 3 tahun sebanyak 11 orang (36,67%), untuk responden yang mempunyai lama kerja di antara > 3 – 6 tahun sebanyak 13 orang (43,33%) dan untuk responden yang mempunyai lama kerja di atas > 6 tahun sebanyak 6 orang (20%).

Jenjang Pendidikan Jumlah %

SMU 16 53.33

Sarjana 12 40.00

Pascasarjana 2 6.67

Jumlah 30 100.00

Tabel 4.3

Karakteristik Pendidikan

Sumber : data diolah, 2016

Lama kerja Jumlah %

> 1 - 3 tahun 11 36.67

> 3 - 6 tahun 13 43.33

> 6 tahun 6 20.00

Jumlah 30 100.00

Sumber : data diolah, 2016 Tabel 4.4

Karakteristik Lama Kerja

4.2.4.1. Penjelasan Responden atas Pengendalian Internal Penerimaan Kas Berdasarkan kuesioner diberikan responden mengenai pengendalian internal penerimaan kas pada Bright Supermart M. Yamin Medan, berikut ini disajikan persentase jawaban responden sebagai berikut:

SS % S % R % KS % TS %

1 Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas

16 53.3 11 36.7 3 10 - - - -

2 Fungsi kas harus terpisah dari fungsi

akuntansi 15 50 10 33.3 3 10 2 6.67 - -

3 Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi

22 73.3 4 13.3 4 13.3 - - - -

4 Peneriaman order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan

tunai 26 86.7 4 13.3 - - - - - -

5 Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cal

"lunas" pada faktur penjualan tunai dan penempatan pita register kas pada faktur tersebut

24 80 6 20 - - - - - -

6 Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit

22 73.3 8 26.7 - - - - - -

7 Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman denganc ara

membubuhkan cap "sudah diserahkan"

pada faktur penjualan tunai

23 76.7 7 23.3 - - - - - -

8 Pencatatan ke dalam jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai

22 73.3 5 16.7 3 10 - - - -

Sumber: data diolah, 2016

Persentase jawaban responden Pengendalian Internal Penerimaan Kas Skor Jawaban Responden Tabel 4.5

Kuesioner No

Berdasarkan hasil persentase jawaban responden di atas maka efektifivitas pengendalian penerimaan kas dapat dihitung sebagai berikut:

(100 x 8) + (80 x 8) + (60 x 4) + 40

4.2.4.2.Penjelasan Responden atas Pengendalian Internal Piutang Usaha Berdasarkan kuesioner diberikan responden mengenai pengendalian internal piutang usaha pada Bright Supermart M. Yamin Medan, berikut ini disajikan persentase jawaban responden sebagai berikut:

No SS % S % R % KS % TS %

1 Pimpinan perusahaan selalu mengingatkan bahwa pengelolaan piutang usaha yang lancar merupakan salah satu tolak ukur kemajuan perusahaan

23 76.7 7 23.3 - - - - - -

2 Perusahaan telah menerapkan SOP (Standar Operating Procedure) untuk divisi collection yang menangani

penagihan piutang usaha 22 73.3 6 20 2 6.67 - - - -

3 Kepala divisi collection merupakan orang yang memiliki keahlian dibidangnya dan diangkat atas dasar prestasi

20 66.7 7 23.3 3 10 - - - -

Tabel 4.6

Kuesioner

Persentase jawaban responden Pengendalian Internal Piutang Usaha Skor Jawaban Responden

SS % S % R % KS % TS % 4 Manajemen mengasuransikan setiap

personil yang melakukan penagihan piutang seperti asuransi kecelakaan,

i d l i 21 70 8 26.7 1 3.33 - - - -

5 Fungsi penjualan (marketing) terpisah

dengan fungsi piutang (collection) 23 76.7 4 13.3 3 10 - - - - 6 Fungsi akuntansi terpisah dengan

fungsi penjualan dan fungsi kredit

22 73.3 6 20 2 6.67 - - - -

7 Penerimaan order dari pembeli harus diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat

order pengiriman 25 83.3 5 16.7 - - - - - -

8 Pengiriman barang dilakukan setelah surat order pengiriman diotorisasi oleh fungsi penjualan

21 70 9 30 - - - - - -

9 Terjadinya piutang usaha diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan

20 66.7 8 26.7 3 10 - - - -

10 Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan

pada dokumen sumber 24 80 6 20 - - - - - -

11 Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang pada setiap debitur untuk menguji ketelitian piutang yang diselenggarakan

21 70 7 23.3 2 6.67 - - - -

12 Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol

piutang usaha dalam buku besar 26 86.7 4 13.3 - - - - - - 13 Pemegang kartu piutang tidak

merangkap sebagai penerimaa kas

20 66.7 10 33.3 - - - - - -

14 Manajemen selalu

mengkomunikasikan segala informasi terbaru dan kebijakan lainnya seputar piutang usaha kepada karyawan yang

terlibat langsung setiap saat 21 70 7 23.3 1 3.33 - - - - Kuesioner

No

Skor Jawaban Responden

Berdasarkan hasil persentase jawaban responden di atas maka efektifivitas pengendalian penerimaan kas dapat dihitung sebagai berikut:

(100 x 16) + (80 x 16) + (60 x 9)

Bright Supermart M. Yamin Medan merupakan salah satu perusahaan retail yang ada di kota Medan menjual produk-produk untuk kebutuhan masyarakat. Dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan melakukan transaksi penjualan secara kredit dan tunai pada masyarakat maupun pada customer perusahaan dalam jumlah cukup material. Dengan volume transaksi yang semakin meningkat dari waktu ke waktu maka

SS % S % R % KS % TS %

15 Kepala divisi collection selalu memantau perkembangan saldo piutang usaha per debitur setiap

15 Kepala divisi collection selalu memantau perkembangan saldo piutang usaha per debitur setiap

Dokumen terkait