• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Pembahasan

4.3.1. Pengendalian Internal Penerimaan Kas

Penerimaan kas yang ada di perusahaan terjadi dari penjualan tunai yang terjadi dari pembelian produk oleh masyarakat dan juga penerimaan pelunasan piutang dari customer perusahaan. Dengan diterapkan pengendalian internal di Bright Supermart M. Yamin Medan maka tiap transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan menyangkut penerimaan kas haruslah mengikuti prosedur dan tahapan yang telah ditetapkan sehingga tiap karyawan yang menangani penerimaan kas perusahaan berpedoman pada kebijakan pengendalian internal.

Kas merupakan salah satu aset lancar yang mempunyai sifat yang sangat likuid dalam aktivitas perusahaan, sehingga dalam pelaksanaannya sering terjadi penyimpangan atau penyelewengan yang dapat dilakukan oleh karyawan maupun antara karyawan dengan customer untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok. Guna meminimalkan hal-hal yang tidak diharapkan terjadi di perusahaan atas kas perusahaan maka diterapakan pengendalian internal penerimaan kas dari awal terjadinya transaksi penerimaan sampai akhir penyelesaiannya. Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden diperoleh peneliti atas pengendalian internal penerimaan kas berikut ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas, menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab sangat setuju sebanyak 16 orang (53,3%), sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 11 orang (36,7%), dan responden menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang (10%).

2. Funsgi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 15 orang (50%), responden menjawab setuju sebanyak 10 orang (33,30%), responden menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang (10%) dan responden menjawab kurang setuju sebanyak 2 orang (6,67%).

3. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman dan fungsi akuntanis, menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang (73,30%), responden menjawab setuju sebanyak 4 orang (13,30%), dan responden menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang (13,30%).

4. Penerimaan order dari pembeli diotorisai oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 26 orang (86,70%), sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 4 orang (13,30%).

5. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan tunai dan penempatan pada pita register kas pada faktur tersebut, menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 24 orang (80%) dan responden menjawab setuju sebanyak 6 orang (20%).

6. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului oleh permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang (73,30%), sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 4 orang (16%).

7. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur penjualan tunai, menunjukkan bahwa sebagian

responden menjawab sangat setuju sebanyak 23 orang (76,70%) dan responden menjawa setuju sebanyak 7 orang (23,30%).

8. Pencatatan ke dalam jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai sebanyak 22 responden (73,30%) menjawab sangat setuju, sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 5 orang (16,70%) dan sisanya sebanyak 3 orang (16,70%) menjawab ragu-ragu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk transaksi penerimaan kas yang terdapat pada Bright Supermart M. Yamin Medan membutuhkan pengendalian internal dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan.

Pengendalian internal untuk penerimaan kas diterapkan dengan melakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagian fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi akuntansi. Selain itu, tiap transaksi penjualan tunai dalam bentuk uang kas harus menggunakan formulir yang telah disediakan, diotorisasi oleh pejabat berwenang, menggunakan pita register, membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur penjualan tunai, dan melakukan pencatatan atas transaksi penerimaan kas.

Sementara itu, dari hasil jawaban yang diberikan responden pada peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat sangat setuju (50% - 86,70%) perlu diterapkan pengendalian internal untuk penerimaan kas dalam kegiatan operasional di Bright Supermart M.Yamin Medan. Selain itu, dari hasil pengolahan jawaban responden menunjukkan bahwa pengendalian internal penerimaan kas sudah cukup efektif dalam aktivitasnya untuk memasarkan produk bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat.

4.3.2.Pengendalian Internal Piutang Usaha

Piutang usaha merupakan bagian dari aset lancar yang dimiliki perusahaan untuk transaksi penjualan kredit yang terjadi selama satu periode akuntansi. Piutang usaha merupakan tagihan perusahaan pada pihak lain dalam bentuk uang atau barang yang akan dilunasi pada tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan. Bagian perusahaan piutang usaha merupakan aset lancar yang cukup likuid setelah kas dan mempunyai nilai yang cukup material. Dengan volume transaksi penjualan kredit cukup besar maka hal ini akan mempengaruhi peningkatan jumlah piutang usaha.

Guna meminimalkan hal-hal yang tidak diharapkan terjadi pada aset perusahaan yaitu piutang usaha maka diterapkan pengendalian internal piutang usaha, sehingga pegawai yang menangani piutang usaha haruslah berpedoman pada prosedur dan kebijakan penyelesaian piutang usaha dari manajemen Bright Supermart M. Yamin Medan. Pengendalian internal piutang usaha diterapkan di perusahaan diwujudkan dalam bentuk pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagian penjualan dan bagian piutang usaha, menerapakn SOP untuk penagihan piutang usaha, pengiriman barang harus dikuti dengan adanya otorisasi surat oder pengiriman oleh fungsi penjualan, untuk penagihan harus diketahui dan diotorisasi oleh pejabat berwenang, menggunakan formulir penagihan yang telah tercetak secara otomatis, pencatatan atas transaksi penjualan dan penerimaan pelunasan piutang usaha pada kartu piutang, melakukan rekonsiliasi dan membuat laporan pelunasan piutang usaha dibuat secara mingguan.

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden diperoleh peneliti atas pengendalian internal piutang usaha berikut ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pimpinan perusahaan selalu mengingatkan bawah pengelolaan piutang usaha yang lancar merupakan salah satu tolak ukur kemajuan perusahaan, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab 23 orang (76,70%), sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 7 orang (23,30%).

2. Perusahaan telah menerapkan SOP untuk divisi penagihan yang menangani penagihan piutang usaha, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang (73,30%), responden menjawab setuju sebanyak 6 orang (20%) dan terakhir menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang (6,67%).

3. Kepala divisi penagihan merupakan orang yang memiliki keahlian dibidangnya dan diangkat atas dasar prestasi menunjukkan sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang (66,70%), sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 7 orang (23,30%) dan sisanya sebanyak 3 orang (10%).

4. Manajemen mengasuransi setiap personil yang melakukan penagihan piutang usha seperti asuransi kecelakaan, pencurian dan lainnya, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 21 orang (70%), sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 8 orang (26,70%), dan terakhir responden menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (3,33%).

5. Fungsi penjualan (marketing) terpisah dengan fungsi piutang usaha, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawah sangat setuju sebanyak 23 orang (76,70%), responden menjawab setuju sebanyak 4 orang (13,30%) dan terakhir responden menjawab tidak setuju sebanyak 3 orang (10%).

6. Fungsi akuntansi terpisah dengan fungsi penjualan dan fungsi kredit, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 22

orang (73,30%), responden menjawab setuju bahwa 6 orang (20%) dan terakhir responden berpendapat ragu-ragu sebanyak 2 orang (6,67%).

7. Penerimaan order dari pembeli harus diotorisasi oleh fungsi penjuaaln dengan menggunakan foomulir surat order pengiriman, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 25 orang (83,30%), responden menjawab setuju sebanyak 5 orang (16,70%).

8. Pengiriman barang dilakukan setelah surat order pengiriman diotorisasi oleh fungsi penjualan menunjukkan bahwa sebanyak 21 responden (70%) menjawab sangat setuju, sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 9 orang (30%).

9. Terjadinya piutang usaha diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan, menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang (66,70%), sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 8 orang (26,70%) dan responden menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang (10%).

10. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber, menunjukkan bahwa sebanyak 24 orang (80%) menjawab sangat setuju dan sebanyak 6 responden menjawab setuju (20%).

11. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang pada setiap debitur untuk menguji ketelitian piutang yang diselenggarakan, menunjukkan sebanyak 21 orang (70%) menjawab sangat setuju, sedangkan sebanyak 7 orang (23,30%) menjawab setuju dan sebanyak 2 orang (6,67%) menjawab kurang setuju.

12. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang usaha dalam buku besar, menunjukkan bahwa sebanyak 26 orang (86,70%) menjawab sangat setuju, dan sisanya sebanyak 4 orang (13,30%) menjawab setuju.

13. Pemegang kartu piutang tidak merangkap sebagai penerimaa kas, menunjukkan bahwa sebanyak 20 orang (66,70%) menjawab sangat setuju, dan sisanya sebanyak 10 orang (33,30%) menjawab setuju.

14. Manajemen selalu menyampaikan segala informasi terbaru dan kebijakan lainnya seputar piutang usaha kepada karyawan yang terlibat langsung setiap saat, menunjukkan bahwa sebanyak 21 orang (70%) menjawab sangat setuju, sedangkan sebanyak 7 orang (23,30%) menjawab setuju dan sisanya sebanyak 1 orang (3,33%) menjawab ragu-ragu.

15. Kepala divisi collection selalu memantau perkembangan saldo piutang usaha per debitur setiap bulannya, menunjukkan bahwa sebanyak 21 orang (70%) menjawab sangat setuju dan sisanya 9 orang (30%) menjawab setuju.

16. Kepala divisi collection sangat tanggal terhadap kinerja karyawan terutama bagian ARO (account receivable officer) dalam melakukan pengumpulan piutang usaha yaitu dengan pemberian reward atau insentif, menunjukkan bahwa sebanyak 19 orang (63,30%) menjawab sangat setuju, sedangkan sebanyak 8 orang (26,70%) menjawab setuju dan sisanya sebanyak 3 orang (10%) menjawab ragu-ragu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk piutang usaha yang terdapat pada Bright Supermart M. Yamin Medan membutuhkan diterapkan pengendalian internal secara berkesinambungan dalam aktivitas penjualan kredit dan transaksi

pelunasan piutang usaha. Pengendalian internal untuk piutang usaha diterapkan di Bright Supermart M. Yamin Medan dengan menerapkan SOP untuk proses penyelesaian penagihan, dilakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab antara fungsi penjualan dengan fungsi piutang, dan juga antara fungsi akuntansi terpisah dengan fungsi penjualan serta fungsi kredit, setiap penerimaan order penjualan harus diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman, pencatatan kedalam kartu piutang dan dalam jurnal pennjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum serta diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan membubuhkan tanda tangan pada dokumen sumber. Secara periodik dilakukan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang usaha dalam buku besar, serta pemegang kartu piutang tidak merangkap sebagai penerima kas.

Sementara itu, dari hasil jawaban yang diberikan responden pada peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat sangat setuju (63,30% - 86,70%) perlu diterapkan pengendalian internal untuk piutang usaha dalam kegiata operasional yang terjadi di Bright Supermart M.Yamin Medan. Sementara itu, dari hasil pengolahan jawaban responden menunjukkan bahwa pengendalian internal piutang usaha sudah efektif dalam kegiatan operasional terkait dengan penjualan produk bagi kebutuhan masyarakat.

.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan pengolahan yang dilakukan, berikut ini dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengendalian internal penerimaan kas diterapkan oleh Bright Supermart M.

Yamin Medan dapat dikatakan cukup efektif dengan nilai sebesar 82 dengan kriteria skala interval 63-83,

2. Pengendalian internal untuk piutang usaha dapat dikatakan efektif dengan nilai sebesar 84 dengan kriteria skala interval 84-103.

3. Adapun kebijakan pengendalian internal atas penerimaan kas dan piutang usaha dilterapkan oleh Bright Supermart M. Yamin Medan yaitu mempunyai unsur-unsur pengendalian internal seperti yang terdapat pada COSO yang terdiri dari lingkungan pengendalian (pemisahan tugas dan tanggung jawab yang jelas antara bagian kasir dan piutang usaha sehingga tidak ada rangkap tugas), penilaian resiko (manajemen Bright Supermart melakukan analisis dan evaluasi atas pelunasan piutang usaha yang timbul dari transaksi penjualan kredit setiap 4 bulan sekali), prosedur pengendalian (untuk transaksi penerimaan kas dan piutang usaha diwajibkan menggunakan formulir tercetak otomatis dan otorisasi pejabat berwenang), pemantauan (melakukan pemeriksaan antara catatan dengan perhitungan fisik atas pelunasan piutang dengan melihat laporan Report Aging Schedule), serta informasi dan komunikasi (adanya laporan mingguan

dibuat kasir dan pegawai A/R atas transaksi penerimaan kas dan pelunasan piutang dari debitur pada perusahaan).

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk periode mendatang, manajemen Bright Supermart M. Yamin Medan sebaiknya terus melakukan evaluasi atas pengendalian internal pada penerimaan kas dan piutang usaha sehingga manajemen dapat melakukan perbaikan yang lebih baik dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang terus berkembangan dari waktu ke waktu.

2. Manajemen Bright Supermart M.Yamin Medan secara periodik dan berkesinambungan kepada semua karyawan untuk mengikuti prosedur dan tahapan dalam penyelesaian transaksi penerimaan kas dan piutang usaha sehingga diharapkan berbagai kesalahan atau penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan dapat dihindari seminimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Soekrisno. (2007). Auditing (Pemeriksaan Akuntan). Jilid 2, Edisi Ketiga.

Cetakan Keempat. Lembaga Penerbit: Falkultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Fahmi, Irham. (2013). Etika Bisnis : Teori, Kasus dan Solusi. Cetakan kesatu. Anggota IKAPI. Bandung: Alfabeta.

Hamel, Gary. (2013). Evaluasi Sistem Pengendalian Intern terhadap Piutang pada PT.

Nusantara Surya Sakti. Jurnal EMBA. Vol.1. No.3. Juni. Hal:274-281.

Habibie, Nabila. (2013). Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha pada PT. Adira Finance Cabang Manado. Jurnal EMBA. Vol.1. No.3. Juni. Hal: 494-502.

Hartati, Dian. (2009). Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha pada PT. SFI Medan. Fakultas Ekonomi. Program S-1 Ekstensi. Universitas Sumatera Utara.

Medan.

Hery. (2011). Akuntansi : Aktiva, Utang dan Modal. Cetakan I. Yogyakarta : Penerbit Gava Media.

Herdiansari, Ira. (2014). Sistem Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran kas pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sumatera Utara Medan.

Karyono. (2013). Forensic Fraud. Edisi Pertama. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Kaunang, Alfred F. (2013). Pedoman Audit Internal. Cetakan pertama. Anggota IKAPI. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Kumaat, Valery G. (2011). Internal Audit. Jakarta: Erlangga.

Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Edisi I. Cetakan ke-1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Munandar M. (2006). Pokok-pokok Intermediate Accounting. Cetakan ke-2. Edisi keenam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nadlifah, Ainun. (2013). Evaluasi Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Piutang Usaha Studi pada Perusahaan Timbangan PT. Panggung Baru Semarang.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.

Permatasari, Ervin. (2013). Evaluasi Sistem Pengendalian Internal terhadap Piutang Usaha pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Jatim Selatan (Malang).

Fakultas Ekonomi. Malang: Universitas Brawijaya.

Santoso, Iman. (2007). Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting).

Cetakan Pertama. Bandung: PT. Refika Aditama.

Siwu, Fifke Masyie. (2013). Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Internal atas Prosedur Penerimaan dan Pengemballian Barang Jaminan pada PT. Pegadaian (Persero) cabang Kalawat. Jurnal EMBA. Vol.1. No.4. Desember . Hal: 1706-1716. ISSN 2303-1174.

Soewadji, Jusuf. (2012). Pengantar Metodologi Penelitian. Jilid 1. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Sugiri, Slamet Sodikin. (2013). Akuntansi Pengantar 2 Berbasis SAK ETAP 2009.Cetakan Pertama, Edisi ke-6. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Sunyoto, Danang. (2014). Auditing (Pemeriksaan Akuntansi). Cetakan Pertama.

Yogyakarta: CAPS.

Sulistyo, Joko. 2010. 6 Hari Jago SPSS 17. Cetakan Pertama. Jakarta: Cakrawala.

Syakur, S.A. (2009). Intermediate Accounting dalam perspektif lebih luas. Cetakan Pertama. Jakarta: AV Publisher.

Tunggal, Amin, Widjaja. (2013). Dasar-dasar Fraud Auditing. Harvarindo.

Zamzani, Faiz & Faiz, Ihda Arifin. (2015). Evaluasi Implementasi Sistem Pengendalian Internal Studi Kasus pada Sebuah Perguruan Tinggi Negeri. Jurnal Akuntansi Multiparadigma. Vol.6. No.1. April. Hal: 20-27.

Lampiran-1

No Kisi-kisi Observasi Jawaban

1 Bagaimana prosedur penerimaan kas di perusahaan ? 2 Apakah ada pemisahan tanggung jawab antara pegawai

3 Siapa yang memberikan otorisasi atas penerimaan kas di perusahaan?

4 Dokumen apa saja yang dibutuhkan dalam transaksi penerimaan kas di perusahaan ?

5 Berapa kali dilakukan pemeriksaan kas di perusahaan?

6 Bila terjadi kecurangan dalam penerimaan kas, apa tindakan dilakukan?

7 Apa sanksi diberikan pada pegawai yang melakukan kecurangan atas penerimaan kas di perusahaan?

8 Jenis kecurangan apa saja yang pernah terjadi diperusahaan terkait dengan penerimaan kas?

9 Apakah tiap bulan ada dilakukan rekonsiliasi kas secara fisik dengan pencatatan dilakukan?

10 Tindakan pencegahan apa yang diterapkan pimpinan agar kecurangan dalam penerimaan kas tidak teruang kembali?

Penerimaan Kas

Kisi-kisi Instrumen Observasi Pengendalian Internal

Lampiran-2

No Kisi-kisi Observasi Jawaban

1 Bagaimana prosedur piutang usaha di perusahaan?

2 Apakah ada pemisahan tanggung jawab antara pegawai yang mengurusi piutang usaha di perusahaan?

3 Siapa yang memberikan otorisasi terhadap transaksi piutang usaha di perusahaan ?

4 Dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk transaksi piutang usaha ?

5 Berapa kali dilakukan pemeriksaan piutang usaha di perusahaan ?

6 Bila terjadi kecurangan dalam piutang usaha, apa tindakan yang akan dilakukan?

7 Apa sanksi diberikan pada pegawai yang melakukan kecurangan atas piutang usaha?

8 Kecurangan apa yang pernah terjadi diperusahaan terkait dengan piutang usaha selama satu tahun terakhir ?

9 Apakah dilakukan pencocokan nilai piutang usaha dengan invoice yang tercatat?

10 Apa tindakan yang diambil oleh pimpinan untuk mencegah kecurangan piutang usaha tidak terulang kembali ?

Kisi-kisi Instrumen Observasi Pengendalian Internal Piutang Usaha

Lampiran-3

Kuesioener Penelitian

Nomor Responden:...

KUESIONER Bapak/Ibu responden yang terhormat,

Saya adalah mahasiswi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara yang sedang menyusun penelitian yang berjudul “Analisis Penerapan Pengendalian Internal Penerimaan Kas dan Piutang Usaha pada PT. Bright Supermart M.

Yamin Medan. Saya mengharapkan kesediaan Saudara/Saudari untuk mengisi kuesioner penelitian ini dengan baik. Atas kesediaan Saudara/Saudari saya ucapkan terima kasih.

• Petunjuk Pengisian

Memberikan tanda ( ) pada alternatif pilihan jawaban dari pertanyaan yang ada sesuai dengan pendapat Saudara/Saudari, berdasarkan keterangan sebagai berikut:

SS = Sangat Setuju S = Setuju

R = Ragu-ragu KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

• Identitas Responden

1. Nama :________

2. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita

3. Usia : _______ Tahun

4. Tingkat Pendidikan :

a. SMU/ sederajat b. Diplomna c. Sarjana d. Pascasarjana 5. Masa Kerja :

a. < 1 tahun b. > 1-3 tahun c. > 3 – 5 tahun d. > 5 – 10 tahun e. > 10 tahun

Sumber: Herdiansari (2014)

NO Pernyataan TS KS R S SS

20 40 60 80 100

1 Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas 2 Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi 3 Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan

oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi

4 Peneriaman order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai

5 Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cal "lunas" pada faktur penjualan tunai dan penempatan pita register kas pada faktur tersebut

6 Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit

7 Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman denganc ara membubuhkan cap

"sudah diserahkan" pada faktur penjualan tunai 8 Pencatatan ke dalam jurnal diotorisasi oleh fungsi

akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai

JUMLAH

Kuesioner Penge ndalian Internal Penerimaan Kas Komentar Nilai (Score)

No Pernyataan

20 40 60 80 100

TS KS R S SS

1 Pimpinan perusahaan selalu mengingatkan bahwa pengelolaan piutang usaha yang lancar

merupakan salah satu tolak ukur kemajuan perusahaan

2 Perusahaan telah menerapkan SOP (Standar Operating Procedure) untuk divisi collection yang menangani penagihan piutang usaha

3 Kepala divisi collection merupakan orang yang memiliki keahlian dibidangnya dan diangkat atas dasar prestasi

4 Manajemen mengasuransikan setiap personil yang melakukan penagihan piutang seperti asuransi kecelakaan, pencurian dan lainnya 5 Fungsi penjualan (marketing) terpisah dengan

fungsi piutang (collection)

6 Fungsi akuntansi terpisah dengan fungsi penjualan dan fungsi kredit

7 Penerimaan order dari pembeli harus diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman

8 Pengiriman barang dilakukan setelah surat order pengiriman diotorisasi oleh fungsi penjualan 9 Terjadinya piutang usaha diotorisasi oleh fungsi

penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan

10 Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber

Kuesioner Penge ndalian Internal Piutang Usaha Komentar Nilai (Score)

No Pernyataan

20 40 60 80 100

TS KS R S SS

11 Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang pada setiap de bitur untuk menguji ketelitian piutang yang diselenggarakan 12 Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu

piutang dengan rekening kontrol piutang usaha dalam buku besar

13 Pemegang kartu piutang tidak merangkap sebagai penerimaa kas

14 Manajemen selalu mengkomunikasikan segala informasi terbaru dan kebijakan lainnya seputar piutang usaha kepada karyawan yang terlibat langsung setiap saat

15 Kepala divisi collection selalu memantau perkembangan saldo piutang usaha per debitur setiap bulannya

16 Kepala divisi collection sangat tanggal terhadap kinerja karyawan terutama bagian ARO (account receivable officer) dalam melakukan

pengumpulan piutang usaha yaitu dengan pemberian reward atau insentif

Kuesioner Penge ndalian Internal Piutang Usaha

Sumber: Hartati, 2009

Komentar Nilai (Score)

JUMLAH

.

Dokumen terkait