• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Pegawai dengan Gaya Kepemimpinan, Efektivitas Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Program Pendidikan Luar Sekolah

4.11. Hubungan Karakteristik Pegawai dengan Gaya Kepemimpinan, Efektivitas Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai

Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa hubungan antara karakteristik pegawai dengan persepsi gaya kepemimpinan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor, untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan uji chi-square dengan bantuan alat statistik SPSS. Uji Chi-Square adalah uji untuk memeriksa ketidaktergantungan dan homogenitas. Hasil analisis uji chi-square hubungan antara

karakteristik pegawai dengan gaya kepemimpinan, efektivitas

kepemimpinan dan kinerja pegawai dapat dilihat pada Lampiran 10 hingga Lampiran 49, yaitu:

1. Gaya kepemimpinan otokratis Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor memiliki hubungan dengan bidang kerja, hal ini memiliki arti bahwa diantara pegawai dengan bidang kerja yang berbeda merasakan adanya perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinan otokratis oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor menerapkan gaya kepemimpinan otokratis berdasarkan tugas pokok bidang kerja tersebut. Pada bidang kerja yang membutuhkan arahan dan supervisi yang spesifik dan jelas untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, maka Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor menerapkan gaya kepemimpinan otokratis pada pegawai yang berada di bidang kerja tersebut, namun

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor tidak menerapkan gaya kepemimpinan otokratis pada bidang kerja yang pegawainya dapat mengambil keputusan sendiri dengan tanggung jawab (Lampiran 13).

2. Gaya kepemimpinan paternalistik Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor memiliki hubungan dengan masa kerja, bidang kerja dan tingkat pendidikan, hal ini memiliki arti bahwa diantara pegawai dengan masa kerja, bidang kerja dan tingkat pendidikan yang berbeda merasakan adanya perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinan paternalistik oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor lebih merasakan hubungan antara “bapak” dan “anak” dengan pegawai dengan masa kerja lebih dari 15 tahun, karena kualitas hubungan kerja dan pribadi mereka antara Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dengan pegawai telah terjalin sangat erat. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan menerapkan gaya kepemimpinan paternalistik pada pegawai dengan tingkat pendidikan SMA, karena pegawai dengan tingkat pendidikan SMA memiliki kematangan psikologis dan kematangan pekerjaan dibawah pegawai dengan tingkat pendidikan yang lebuh tinggi (Lampiran 14, Lampiran 16 dan Lampiran 18).

3. Gaya kepemimpinan situasional Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor memiliki hubungan dengan bidang kerja, tingkat pendidikan dan jenis kelamin pegawai, hal ini memiliki arti bahwa diantara pegawai dengan bidang kerja, tingkat pendidikan dan jenis kelamin yang berbeda merasakan adanya perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinan situasional oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan menerapkan gaya kepemimpinan situasional delegating kepada pegawai laki-laki yang memiliki tingkat kematangan psikologis dan tingkat kematangan

pekerjaannya tinggi, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan menerapkan gaya kepemimpinan situasional directing kepada pegawai SMA yang memiliki tingkat kematangan psikologis dan tingkat kematangan pekerjaannya rendah dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan menerapkan gaya kepemimpinan situasional coaching kepada bidang kerja yang pegawainya memiliki tingkat kematangan psikologis dan tingkat kematangan pekerjaannya sedang, sehingga Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor menerapkan gaya kepemimpinan situasional sesuai dengan tingkat kematangan psikologis dan kematangan pekerjaan masing-masing pegawai (Lampiran 21, Lampiran 22 dan Lampiran 23).

4. Gaya kepemimpinan kharismatik Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor memiliki hubungan dengan jenis kelamin pegawai, hal ini memiliki arti bahwa diantara pegawai laki-laki dan pegawai perempuan merasakan adanya perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinan kharismatik oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor lebih condong menerapkan gaya kepemimpinan kharismatik kepada pegawai laki-laki dibanding kepada pegawai perempuan, hal tersebut dapat dilihat dari keyakinan yang besar dalam diri pegawai laki-laki bahwa dengan menjadi pegawai yang baik, berbagai jenis kebutuhannya pun akan terpenuhi, sehingga pegawai laki-laki rela memberikan pengorbanan waktu dan pikiran yang diminta oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor (Lampiran 25).

5. Gaya kepemimpinan demokratis Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor memiliki hubungan dengan jenis kelamin pegawai dan bidang kerja, hal ini memiliki arti bahwa diantara pegawai dengan jenis kelamin dan bidang kerja yang berbeda merasakan adanya perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinan demokratis oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota

Bogor. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor menerapkan gaya kepemimpinan demokratis kepada pegawai yang memiliki daya kognitif, daya nalar, daya inovasi dan daya kreativitas yang tinggi. Bidang kerja dengan pegawai yang memiliki daya kognitif, daya nalar, daya inovasi dan daya kreativitas yang tinggi akan merasakan gaya kepemimpinan demokratis melalui keterlibatan pegawai dalam proses pengambilan keputusan (Lampiran 30 dan Lampiran 34).

6. Gaya kepemimpinan laissez faire Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor memiliki hubungan dengan jenis kelamin pegawai, hal ini memiliki arti bahwa diantara pegawai laki-laki dan pegawai perempuan merasakan adanya perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinan laissez faire oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor lebih condong menerapkan gaya kepemimpinan laissez faire kepada pegawai laki-laki dibanding kepada pegawai perempuan, karena Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor memperlakukan pegawai laki-laki sebagai orang-orang yang memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk menyelesaikan segala tugas yang dipercayakan kepadanya, sehingga Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dapat mendelegasikan tugas kepada para pegawai laki-laki tanpa disertai pengawasan yang ketat (Lampiran 35).

7. Efektivitas kepemimpinan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor memiliki hubungan dengan jenis kelamin pegawai dan bidang kerja, hal ini memiliki arti bahwa diantara pegawai dengan jenis kelamin dan bidang kerja yang berbeda merasakan adanya perbedaan dalam tingkat efektivitas kepemimpinan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor. Kepemimpinan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor lebih dirasa efektif oleh pegawai laki-laki dibanding oleh

pegawai perempuan, karena kemampuan teknis, kemampuan sosial dan kemampuan konseptual lebih dirasakan manfaatnya oleh pegawai laki-laki. Dan bidang kerja yang banyak berinteraksi langsung dengan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor melalui pelaksanaan program Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan merasakan efektivitas kepemimpinan yang lebih besar dibandingkan dengan bidang kerja yang kurang berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor (Lampiran 40 dan Lampiran 43).

8. Kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor tidak memiliki hubungan dengan karakteristik pegawai, hal ini memiliki arti bahwa setiap pegawai memiliki mutu sumber daya manusia untuk kinerja tinggi dengan tingkat yang sama (Lampiran 45 hingga Lampiran 49).

4.12. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Efektivitas Kepemimpinan