IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Program Pendidikan Luar Sekolah
4.12. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Efektivitas Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai terhadap Kinerja Pegawai
Tujuan terakhir dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh gaya kepemimpinan dan efektivitas kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor, untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan alat statistik SPSS 13. Penggunaan analisis regresi berganda harus bebas dari pengujian asumsi klasik. Untuk itu, sebelum dilakukan analisis regresi sederhana harus dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan uji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji linearitas.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 99 -.0216271 .09523163 .074 .074 -.067 .735 .652 N Mean St d. Dev iation Normal Param etersa,b
Absolute Positiv e Negativ e Most Ext reme
Dif f erences
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated f rom dat a. b.
Gambar 23 memperlihatkan bahwa nilai-nilai sebaran data terletak di sekitar garis lurus (tidak terpencar jauh dari garis lurus) dan pada Tabel 18 memperlihatkan bahwa nilai Asymp. Sig = 0,652 > 0,05, sehingga persyaratan normalitas untuk model regresi linear berganda penelitian ini terpenuhi.
Tabel 18. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Hasil Pengolahan
Gambar 24. Plot Persyaratan Kelayakan Model Regresi (Model Fit) Gambar 24 menjelaskan hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized delete residualnya. Data berpencar di sekitar angka nol (0 pada sumbu Y) dan tidak membentuk suatu pola atau trend garis tertentu (asumsi klasik homoskedastisitas terpenuhi), sehingga model regresi linear berganda memenuhi syarat untuk memprediksi kinerja pegawai.
Correlations 1.000 .076 .323 .364 .301 .301 .351 .460 .076 1.000 .138 -.374 -.030 -.192 .115 -.026 .323 .138 1.000 .258 .337 .251 .243 .297 .364 -.374 .258 1.000 .504 .563 .203 .375 .301 -.030 .337 .504 1.000 .317 .414 .566 .301 -.192 .251 .563 .317 1.000 .022 .389 .351 .115 .243 .203 .414 .022 1.000 .758 .460 -.026 .297 .375 .566 .389 .758 1.000 . .228 .001 .000 .001 .001 .000 .000 .228 . .087 .000 .383 .028 .128 .399 .001 .087 . .005 .000 .006 .008 .001 .000 .000 .005 . .000 .000 .022 .000 .001 .383 .000 .000 . .001 .000 .000 .001 .028 .006 .000 .001 . .414 .000 .000 .128 .008 .022 .000 .414 . .000 .000 .399 .001 .000 .000 .000 .000 . 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 Kinerja Pegawai Otokratik Paternalistik Situasional Kharismatik Demokratis Laisezz Faire Ef ektivitas Kepemimpinan Kinerja Pegawai Otokratik Paternalistik Situasional Kharismatik Demokratis Laisezz Faire Ef ektivitas Kepemimpinan Kinerja Pegawai Otokratik Paternalistik Situasional Kharismatik Demokratis Laisezz Faire Ef ektivitas Kepemimpinan Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Kinerja
Pegawai Otokratik Paternalistik Situasional Kharismatik Demokratis Laisezz Faire Ef ektivitas
Kepemim pinan
Gambar 25 memperlihatkan bahwa sebaran data berada mulai dari kiri bawah lurus ke arah kanan atas (asumsi linearitas terpenuhi), sehingga model regresi linear berganda penelitian ini sudah layak digunakan.
Hasil analisi regresi berganda pengaruh gaya kepemimpinan dan efektivitas kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 19, Tabel 20, Tabel 21 dan Tabel 22.
Tabel 19. Korelasi Parsial antar Variabel Independen dengan Variabel Dependen
Sumber: Hasil Pengolahan
Interpretasi korelasi parsial antar variabel independen dengan variabel dependen pada Tabel 19, yaitu:
1. Terjadi korelasi yang rendah dengan arah hubungan yang berlawanan sebesar -0,374 antara gaya kepemimpinan otokratik dengan gaya
kepemimpinan situasional, hal ini bermakna bahwa gaya
kepemimpinan otokratik yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat gaya kepemimpinan situasional semakin jarang diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor.
2. Terjadi korelasi yang sangat rendah dengan arah hubungan yang berlawanan sebesar -0,192 antara gaya kepemimpinan otokratik dengan gaya kepemimpinan demokratis, hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan otokratik yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat gaya kepemimpinan demokratis semakin jarang diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor. 3. Terjadi korelasi yang sangat rendah dengan arah hubungan yang sama
sebesar 0,203 antara gaya kepemimpinan situasional dengan gaya kepemimpinan laissez faire, hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan situasional yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat gaya kepemimpinan laissez faire semakin sering pula diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor. 4. Terjadi korelasi yang rendah dengan arah hubungan yang sama sebesar
0,258 antara gaya kepemimpinan paternalistik dengan gaya
kepemimpinan situasional, hal ini bermakna bahwa gaya
kepemimpinan paternalistik yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat gaya kepemimpinan situasional semakin sering pula diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor.
5. Terjadi korelasi yang rendah dengan arah hubungan yang sama sebesar 0,297 antara gaya kepemimpinan paternalistik dengan efektivitas kepemimpinan, hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan paternalistik yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat efektivitas kepemimpinan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor semakin tinggi.
6. Terjadi korelasi yang rendah dengan arah hubungan yang sama sebesar 0,323 antara gaya kepemimpinan paternalistik dengan kinerja pegawai, hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan paternalistik yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor semakin tinggi.
7. Terjadi korelasi yang agak rendah dengan arah hubungan yang sama sebesar 0,504 antara gaya kepemimpinan situasional dengan gaya kepemimpinan kharismatik, hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan situasional yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat gaya kepemimpinan kharismatik semakin sering pula diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor. 8. Terjadi korelasi yang agak rendah dengan arah hubungan yang sama
sebesar 0,563 antara gaya kepemimpinan situasional dengan gaya
kepemimpinan demokratis, hal ini bermakna bahwa gaya
kepemimpinan situasional yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat gaya kepemimpinan demokratis semakin sering pula diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor. 9. Terjadi korelasi yang rendah dengan arah hubungan yang sama antara
sebesar 0,375 gaya kepemimpinan situasional dengan efektivitas kepemimpinan, hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan situasional yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat semakin tinggi efektivitas kepemimpinan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor.
10. Terjadi korelasi yang rendah dengan arah hubungan yang sama sebesar 0,364 antara gaya kepemimpinan situasional dengan kinerja pegawai,
hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan situasional yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat semakin tinggi kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor.
11. Terjadi korelasi yang agak rendah dengan arah hubungan yang sama sebesar 0,414 antara gaya kepemimpinan kharismatik dengan gaya kepemimpinan laissez faire, hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan kharismatik yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat gaya kepemimpinan laissez faire semakin sering pula diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor.
12. Terjadi korelasi yang agak rendah dengan arah hubungan yang sama sebesar 0,566 antara gaya kepemimpinan kharismatik dengan
efektivitas kepemimpinan, hal ini bermakna bahwa gaya
kepemimpinan kharismatik yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat semakin tinggi efektivitas kepemimpinan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor.
13. Terjadi korelasi yang rendah dengan arah hubungan yang sama sebesar 0,301 antara gaya kepemimpinan kharismatik dengan kinerja pegawai, hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan kharismatik yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat semakin tinggi kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor.
14. Terjadi korelasi yang rendah dengan arah hubungan yang sama sebesar 0,389 antara gaya kepemimpinan demokratis dengan efektivitas kepemimpinan, hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan demokratis yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat semakin
tinggi efektivitas kepemimpinan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor.
15. Terjadi korelasi yang rendah dengan arah hubungan yang sama sebesar 0,301 antara gaya kepemimpinan demokratis dengan kinerja pegawai, hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan demokratis yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat semakin tinggi kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor.
16. Terjadi korelasi yang cukup dengan arah hubungan yang sama sebesar 0,758 antara gaya kepemimpinan laissez faire dengan efektivitas kepemimpinan, hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan laissez
faire yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat semakin tinggi efektivitas kepemimpinan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor.
17. Terjadi korelasi yang rendah dengan arah hubungan yang sama sebesar 0,351 antara gaya kepemimpinan laissez faire dengan kinerja pegawai, hal ini bermakna bahwa gaya kepemimpinan laissez faire yang semakin sering diterapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor akan membuat semakin tinggi kinerja pegawai Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor. 18. Terjadi korelasi yang agak rendah dengan arah hubungan yang sama
sebesar 0,460 antara efektivitas kepemimpinan dengan kinerja pegawai, hal ini bermakna bahwa efektivitas kepemimpinan yang semakin tinggi akan membuat semakin tinggi pula kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor.
Variables entered yang menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan (removed) atau dengan kata lain ketujuh variabel bebas dimasukkan ke dalam perhitungan regresi dijelaskan dalam Tabel 20.
Variabl es Entered/Removedb Ef ektiv itas Kepemimp inan, Otokratik, Paternalist ik, Demokrati s, Kharismati k, Situasiona l, Laisezz Fairea . Enter Model 1 Variables Entered Variables Remov ed Method
All requested v ariables entered. a.
Dependent Variable: Kinerja Pegawai b. Descriptive Statistics 3.9759 .09771 99 2.6587 .61338 99 3.4179 .28770 99 3.9471 .46614 99 3.4305 .45750 99 3.9049 .30421 99 3.3290 .42400 99 3.6636 .27049 99 Kinerja Pegawai Otokratik Paternalistik Situasional Kharismatik Demokratis Laisezz Faire Ef ektivitas Kepemimpinan
Mean Std. Dev iation N
Model Summaryb .556a .309 .256 .08426 1.693 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Durbin-Wat son Predictors: (Constant), Ef ektiv itas Kepemimpinan, Otokratik,
Paternalistik, Demokratis, Kharismatik, Situasional, Laisezz Faire a.
Dependent Variable: Kinerja Pegawai b.
Tabel 20. Descriptive Statistic Variabel Entered/Removed dan Model Summary
Output Analisis Regresi Berganda
Sumber: Hasil Pengolahan
Pada Tabel 20 menunjukkan nilai R Square sebesar 0,309 yang memiliki arti bahwa 30,9% dari kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan paternalistik, gaya kepemimpinan situasional, gaya kepemimpinan kharismatik, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan laissez faire dan efektivitas kepemimpinan, sedangkan sisanya 69,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Gaya kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan paternalistik, gaya kepemimpinan situasional, gaya kepemimpinan kharismatik, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan laissez
faire dan efektivitas kepemimpinan hanya menjelaskan 30,9% kinerja
pegawai, hal ini disebabkan: (1) kerjasama antar pegawai dalam satu bidang kerja, maupun antar berbeda bidang kerja sangat kuat, sehingga antar pegawai dapat saling membantu meningkatkan kinerja pegawai, (2) di dalam pribadi pegawai telah memiliki kesetian tinggi dan motivasi tinggi untuk mewujudkan prestasi kerja dan berjasa pada negara, sehingga
ANOVAb .290 7 .041 5.827 .000a .646 91 .007 .936 98 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Efektivitas Kepemimpinan, Otokratik, Paternalistik, Demokratis, Kharismatik, Situasional, Laisezz Faire
a.
Dependent Variable: Kinerja Pegawai b.
atas kinerja tinggi tersebut pegawai berharap dapat memperoleh penghargaan berupa kenaikan pangkat, kenaikan gaji istimewa atau hadiah.
Standard Error of Estimate sebesar 0,08426, sedangkan standar
deviasi kinerja pegawai (Y) adalah 0,09771 yang lebih besar dari Standard
Error of Estimate, maka model regresi lebih bagus dalam bertindak
sebagai prediktor kinerja pegawai daripada rata-rata kinerja pegawai itu sendiri dan nilai Durbin-Watson adalah 1,693 yang berarti model regresi ini terbebas dari asumsi klasik autokorelasi.
Nilai R adalah 0,556 yang berarti korelasi antara gaya kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan paternalistik, gaya kepemimpinan situasional, gaya kepemimpinan kharismatik, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan laissez faire dan efektivitas kepemimpinan secara bersamaan dengan kinerja pegawai memiliki hubungan positif dan signifikan sebesar 55,6% dan nilai Adjusted R Square adalah 0,256 yang berarti variasi dari Y dapat dijelaskan oleh model sebesar 25,6%.
Tabel 21. ANOVA Analisis Regresi Berganda
Sumber: Hasil Pengolahan
Tabel 21 merupakan uji ANOVA yang menghasilkan Fhitung =
5,827 dengan tingkat signifikansi 0,000 dengan = 0,01 (0,000 < 0,01) hal ini memiliki arti bahwa model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kinerja pegawai dan terdapat pengaruh gaya kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan paternalistik, gaya kepemimpinan situasional, gaya kepemimpinan kharismatik, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan laissez faire dan efektivitas kepemimpinan secara bersama-sama secara signifikan positif terhadap kinerja pegawai.
Coefficientsa 3.059 .157 19.443 .000 .028 .016 .176 1.765 .081 .762 1.313 .048 .033 .142 1.471 .145 .809 1.236 .062 .027 .294 2.305 .023 .466 2.146 -.022 .025 -.102 -.867 .388 .551 1.814 .010 .039 .030 .243 .808 .503 1.989 .003 .035 .015 .096 .923 .321 3.116 .125 .062 .347 2.014 .047 .256 3.907 (Constant) Otokratik Paternalistik Situasional Kharismatik Demokratis Laisezz Faire Ef ektivitas Kepemimpinan Model 1 B Std. Error Unstandardized Coeff icients Beta Standardized Coeff icients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Kinerja Pegawai a.
Tabel 22. Coefficients Output Analisis Regresi Berganda
Sumber: Hasil Pengolahan
Tabel 22 merupakan Coefficients Output analisis regresi berganda yang menjelaskan bahwa nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Table Coefficients memperlihatkan bahwa Situasional memiliki tingkat signifikansi 0,023 dengan = 0,05 (0,023 < 0,05) hal ini memiliki arti bahwa Situasional memiliki pengaruh yang nyata terhadap
Kinerja Pegawai dan Efektivitas Kepemimpinan memiliki tingkat
signifikansi 0,047 dengan = 0,05 (0,047 < 0,05) hal ini memiliki arti bahwa Efektivitas Kepemimpinan memiliki pengaruh yang nyata terhadap Kinerja Pegawai, sehingga diperoleh persamaan regresi berganda, yaitu:
Y = 3,059 + 0,062 X3 + 0,125 X7
Dimana: Y = Kinerja Pegawai
X3 =Gaya Kepemimpinan Situasional
X7 =Efektivitas Kepemimpinan
Koefisien regresi X3 sebesar 0,062 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 satuan penerapan gaya kepemimpinan situasional dengan efektivitas kepemimpinan tetap, maka akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 0,062 satuan dan koefisien regresi X7 sebesar 0,125 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 satuan efektivitas kepemimpinan dengan gaya kepemimpinan situasional tetap, maka akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 0,125 satuan. Dapat dikatakan bahwa kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dapat ditingkatkan melalui
penerapan yang lebih dominan terhadap gaya kepemimpinan situasional dan peningkatan efektivitas kepemimpinan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor dalam memimpin Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Bogor.
Gaya kepemimpinan otokratik mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap kinerja pegawai, hal tersebut dikarenakan gaya kepemimpinan otokratik akan meningkatkan kinerja pegawai apabila gaya kepemimpinan otokratik diterapkan ketika menghadapi situasi: (1) pegawai yang baru masuk kerja, tidak tahu tugas mana yang harus dikerjakan dan prosedur apa yang harus dipatuhi, (2) saat diharuskan mengambil keputusan dalam waktu yang singkat (terbatas) dan (3) pengawasan efektif yang dapat diberikan hanya melalui perintah dan petunjuk rinci.
Gaya kepemimpinan kharismatik mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap kinerja pegawai, hal tersebut dikarenakan beberapa karakteristik gaya kepemimpinan kharismatik seperti sifat egois pimpinan, pengambilan keputusan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan dan manipulasi psikologis, yang apabila diterapkan oleh pimpinan akan membuat kinerja pegawai menurun.