• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Manajemen Dan Organisasi

Dalam dokumen Dasar-Dasar Ilmu Manajemen (Halaman 47-50)

Bab 2 Sejarah Dan Teori Manajemen

3.4 Hubungan Manajemen Dan Organisasi

Hubungan manajemen dan organisasi merupakan hal yang mendasar karena organisasi tidak akan dapat mencapai tujuannya tanpa adanya manajemen yang membuat sebuah sistem kerja di dalam organisasi. Sehingga manajemen secara otomatis harus memperhatikan kelancaran seluruh aspek dalam organisasi termasuk iklim atau suasana kerja di dalamnya.

Iklim organisasi merupakan persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi (misalnya pemasok, konsumen, konsultan, dan kontaktor) mengenai apa yang ada atau yang terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang memengaruhi sikap dan perilaku organisasi. Iklim organisasi ini cenderung bersifat relatif sementara dan dapat berubah dengan cepat. Sehingga dibutuhkan kemampuan karyawan dalam menerapkan penyesuaian dengan perubahan- perubahan yang terjadi pada organisasinya. Ketika individu tersebut mampu menyesuaikan diri dengan iklim organisasi di mana dia bekerja maka mampu menjadi salah satu faktor pembentuk perilaku Organizational Citizenship

Behavior (Wirawan dalam Tiwa, 2020). Keadaan lingkungan atau iklim

organisasi suatu perusahaan dapat berpengaruh terhadap Organizational

Citizenship pada karyawan. Organizational Citizenship Behavior didefinisikan

sebagai tingkat kontribusi karyawan melebihi peran yang seharusnya dalam perusahaan.

Arggis & Kaplan dalam Widijanto (2010) menyebutkan studi tentang implementasi ide baru dalam manajemen organisasi telah lama dilakukan penelitian baik oleh para akademisi maupun oleh praktisi. Proses manajemen perubahan ditujukan untuk menjawab bagaimana mengatasi hambatan untuk implementasi ide baru, dalam tulisan itu disebutkan bahwa ada beberapa hal yang dapat menentukan keberhasilan penetapan ide baru yaitu, pertama, ide baru itu harus secara teori dapat didemonstrasikan bahwa hal itu valid, bark secara internal maupun eksternal, kedua, diadakan pendidikan yang memadai bagi pelaksana, dan yang ketiga adalah sponsorship. Jika proses im berhasil maka: 1) partisipan akan belajar untuk memahami ide yang baru. 2) Partisipan percaya bahwa ide tersebut benar dan berguna, 3) management dapat mendorong dalam penerapan ide baru tersebut.

Bab 3 Manajemen dan Lingkungannya 33

Manajer menurut Kristiana (2012) adalah seorang yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian pada suatu perusahaan atau organisasi. Manajer memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai beberapa. Pada perusahaan yang berskala kecil mungkin cukup diperlukan satu orang manajer umum, sedangkan pada perusahaan atau organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki beberapa orang manajer umum yang bertanggung-jawab pada area tugas yang berbeda-beda. Peranan manajer dalam mengelola konflik organisasi adalah Sebagai pembuat keputusan, dengan adanya hal yang dilakukan dalam memecahkan konflik yang terjadi maka organisasi melalui manajer dapat mengambil keputusan untuk memberikan hal yang perlu dilakukan; Sebagai motivator, manajer dapat memengaruhi motivasi kerja yang dimiliki oleh karyawan dengan memberikan dorongan, bimbingan, dan pengarahan kepada karyawan; dan. Sebagai mediator dalam menyelesaikan konflik di dalam organisasi.

Seorang manajer harus mampu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan bawahanya dengan baik, karena tugas utama seorang manajer adalah "memerintah" bawahanya namun tentunya dengan cara-cara yang baik pula, selain itu seorang manajer juga harus mampu untuk memotivasi bawahannya agar mau untuk bekerja dengan lebih baik lagi demi tercapainya tujuan sebuah organisasi atau perusahaan, dan kemampuan untuk memotivasi orang lain ini yang sulit dicari karena kemampuan ini lahir dari dalam diri seorang manajer sendiri bukan didapat dari pelajaran atau bangku kuliah sekalipun. Seorang manajer yang baik adalah manajer yang mampu untuk berkomunikasi dan memotivasi bawahan atau karyawannya dengan baik serta mau dan mampu untuk mendengarkan apresiasi, keluhan dan saran dari bawahan, semua hal itu harus dilakukan demi tercapainya tujuan dari perusahaan atau organisasi yang sedang dia naungi (Putri, 2019).

Manajer membutuhkan komitmen organisasi dari personal yang dipimpinnnya untuk menyakinkan diri dan manajemen dalam melangsungkan perjalanan organisasi menuju tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Ekaningsih (2012), komitmen organisasi ialah sikap karyawan yang tertarik dengan tujuan, nilai dan sasaran organisasi yang ditunjukan dengan adanya penerimaan individu atas nilai dan tujuan organisasi serta memiliki keinginan untuk berafiliasi dengan organisasi dan kesediaan bekerja keras untuk organisasi sehingga membuat individu betah dan tetap ingin bertahan di organisasi tersebut demi tercapainya tujuan dan kelangsungan organisasi. Menurut bagi individu dengan komitmen organisasi tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal penting.

Sebaliknya, bagi individu atau karyawan dengan komitmen organisasi rendah akan mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan organisasi, dan cenderung berusaha memenuhi kepentingan pribadi. Komitmen organisasi yang kuat di dalam diri individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dan kepentingan organisasi serta akan memiliki pandangan positif dan lebih berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi.

Menghadapi dinamika internal manajemen sebuah organisasi maka kekuatan kepemimpinan sangat menentukan untuk menormalkan iklim internal. Menurut Muis, Kojo and Sendow (2018), kepemimpinan dianggap penting karena dalam realita pemimpin yang berbeda dapat mengubah performa dari suatu organisasi baik ke arah positif maupun negatif, ke arah lebih baik atau tidak lebih baik, ke arah kesuksesan atau biasa-biasa saja bahkan ke arah kegagalan. Oleh karena itu dalam beragam studi ditemukan salah satu faktor internal yang berdampak signifikan terhadap keberhasilan organisasi adalah kepemimpinan. Pemimpin yang memiliki kemampuan dan kompetensi akan mampu bekerjasama dengan para bawahannya untuk menciptakan inovasi dan solusi terhadap beragam permasalahan yang ada dalam suatu organisasi. Perilaku kepemimpinan yang berorientasi hubungan difokuskan pada kualitas dari hubungan dengan pengikut, sementara perilaku kepemimpinan yang berorientasi tugas adalah tertuju pada tugas-tugas yang harus diselesaikan pengikut. Demikianlah, kepemimpinan itu merupakan fenomena yang kompleks sehingga selalu menarik untuk dikaji.

Manajer adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan usaha yang bertujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya. Mengelola pekerjaan manajer berarti kita berbicara tentang empat fungsi spesifik dari manajer, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan. Walaupun kerangka kerja ini masih terus diteliti, pada umumnya masih diterima. Setidaknya ada tiga tingkat manajemen yaitu Manajer Lini Pertama atau Tingkat Pertama, Manajer Menengah dan Manajer Puncak. Bidang-bidang dalam manajemen cukup banyak seperti manajer sumber daya manusia, manajer operasi, manajer pemasaran, dan manajer keuangan (Triyono, 2010).

Posisi manajer dalam manajemen sebuah organisasi sangat vital sebagai pengatur skenario pada semua unit kerja organisasi yang dipimpinnya. Menurut Laoh (2000) karakteristik dan atribut karir pimpinan atau manajer telah bergeser bersamaan dengan perkembangan struktur organisasi. Kompetensi yang

Bab 3 Manajemen dan Lingkungannya 35

dibutuhkan oleh seorang manager yang sukses pada waktu yang lalu, dirasakan tidak cukup bagi suatu format organisasi baru di era milenium ini. Berdasarkan analisa dan pengamatan terhadap tren organisasi terdapat lima bauran kompetensi yang perlu dimiliki oleh pimpinan untuk menjadi suatu penunjang keberhasilan karir dalam suatu organisasi masa depan yakni: (1) spesialisasi teknik, (2) pengalaman internasional dan lintas fungsional, (3) kompetensi dalam kepemimpinan kolaborasi, (4) keahlian manajemen pribadi, dan (5) sifat-sifat pribadi. Di samping itu terdapat tiga tipe struktur organisasi di mana karir dikembangkan yaitu: (1) karir pada organisasi hirarki tradisional, (2) dampak karir dari suatu format network (jaringan) yang populer saat ini dari suatu organisasi, dan (3) format organisasi baru yakni cellular structure (struktur seluler) yang disertai dengan karakteristik dan karir manajerial.

Dalam dokumen Dasar-Dasar Ilmu Manajemen (Halaman 47-50)