• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.3 Analisis Struktural Novel Misteri Cincin yang Hilang

2.3.3 Analisis Tema Novel Misteri Cincin yang Hilang

2.3.3.1.3 Hubungan Sesama Jenis Tidak Diterima oleh Masyarakat

Indra Aznan, salah satu anak dari keluarga Aznan yang tergolong terpandang di desanya dikisahkan memiliki kelainan seksual sejak remaja. Tidak seperti umumnya lelaki, ia lebih tertarik pada sesama lelaki dibanding pada perempuan. Waktu itu ia masih bisa menahan hasratnya dan menutup rahasianya kepada orang lain. Setelah ia dewasa, ia tertarik kepada salah seorang temannya yang bernama Hidayat. Indra lalu memberanikan diri mengungkapkan perasaannya kepada Hidayat. Karena tergiur dengan kekayaan yang dimiliki keluarga Indra, Hidayat akhirnya menyambut keinginan Indra untuk berpacaran dengannya. Hubungan tersebut berlangsung selama kurang lebih tiga tahun hingga dipergoki oleh Hartono. Setelah itu mereka putus hubungan. Tidak lama kemudian Indra menjalin hubungan dengan Suhadi, lelaki yang tinggal tidak jauh dari rumah Indra. Sebelum mengenal Suhadi, Indra sebenarnya telah menikahi seorang janda yang masih saudara sepupu Hartono, yakni Tatiek. Meski demikian, pernikahan ini sebenarnya dilakukan Indra untuk menutupi orientasi seksualnya yang sebenarnya agar orang-orang di sekitar tidak mengetahui rahasia itu. Hubungan Indra dengan Suhadi akhirnya diketahui oleh Tatiek. Tatiek tidak mau

77

menceritakan masalah tersebut kepada kedua anaknya agar anaknya tidak malu dan membenci Indra.

Kelainan seksual yang diidap oleh Indra tersebut tidak pernah diungkapkan kepada oranglain karena norma masyarakat sekitar tidak menerima orientasi seksual semacam itu. Digambarkan bahwa Lawang adalah kota kecil yang jauh dari sentuhan modern. Kehidupan masyarakatnya sangat sederhana dan normatif. Dalam masyarakat seperti itu, homoseksual dianggap sebagai aib dan harus dijauhi. Tema ini menjadi penyebab utama terjadinya pembunuhan atas Hartono. Ketika Hartono memergoki Indra dan Hidayat berhubungan seks, Indra dan Hidayat langsung membunuhnya karena tidak ingin rahasia mereka terbongkar dan menjadi malu pada masyarakat sekitar yang mencela homoseksual.

2.3.3.1.4 Orangtua Seringkali Membela Anaknya Meski Bersalah

Tema ini menjadi salah satu faktor penyebab terpendamnya kasus kejahatan Indra dan Hidayat. Ayah Indra digambarkan sebagai sosok yang keras tetapi sangat mencintai anaknya, terutama Indra. Ayah Indra sangat memanjakannya, lebih dari saudara-saudaranya. Ketika Indra memberitahu ayahnya dan Irawan kakak kandungnya bahwa ia telah membunuh Hartono, ayah dan kakaknya sempat kaget. Karena begitu sayangnya sang ayah kepada Indra, sang ayah tidak mau melaporkan kasus pembunuhan tersebut kepada polisi dan menutup mulut. Ayahnya sudah merasa terpukul dengan kematian anak angkatnya itu dan tidak mau kehilangan anaknya untuk yang kedua kali. Hal inilah yang membuat Irawan, ayah Josefina bertengkar dengan kakek Josefina dan akhirnya kabur dari rumah.

2.3.3.1.5 Bangunan Bersejarah Patut Dilestarikan

Tema ini muncul melalui pandangan tokoh Josefina yang sangat menghargai peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah rumah warisan kakeknya. Rumah itu dibangun oleh Askandar Jiwantono Aznan, kakek buyut Josefina. Kini rumah itu ditinggali Indra paman Josefina beserta istri, dan kedua anaknya, serta seorang pembantu yang sudah tua. Indra dan keluarganya merasa kewalahan dalam merawat rumah itu karena sudah tidak mempunyai uang yang cukup.

Rumah keluarga Aznan tersebut digambarkan sangat besar dan megah dengan desain arsitektur indah. Lantainya terbuat dari batu pualam, dilengkapi lampu hias besar dengan puluhan bola lampu yang bergantung di ruang tamu dari langit-langit yang tinggi, sebuah piano kuno, satu set sofa besar yang kuno, dan sebuah lemari besar. Namun, rumah itu kini tampak lusuh, lapuk, dan rusak di beberapa bagian karena kurang perawatan. Rumah itu mempunyai halaman depan dan belakang yang cukup luas. Di halaman depan terdapat beberapa pohon yang rimbun, sedangkan di halaman belakang terdapat sebuah bangunan kayu bekas istal kuda yang berdiri tegak di antara rumput liar yang sudah tinggi dan bekas tebangan pohon-pohon yang masih bercokol di atas tanah. Suasana lingkungan sekitar menampilkan panorama alam yang asri dengan kesejukan yang alami.

Keindahan rumah tersebut membuat seorang pengusaha kaya Edwin jatuh hati dan berniat membelinya. Edwin tidak tega melihat bangunan kuno itu ditelantarkan. Hal yang sama juga dirasakan oleh Josefina. Ketertarikannya pada rumah itu bukan hanya karena wujud bangunan itu secara fisik yang tampak

79

indah, tetapi juga karena rumah itu menyimpan sejarah keluarga dari pihak ayah kandungnya dan rumah itu merupakan peninggalan kakek buyutnya.

Menurut Josefina, cara melestarikan bangunan bersejarah seperti itu adalah dengan tetap merawatnya dan tidak membiarkannya jatuh ke tangan orang lain di luar keluarga. Josefina tidak mempermasalahkan jika rumah itu harus dialihfungsikan sebagian untuk tujuan komersil. Josefina mempunyai ide untuk memperbaiki dan mengubah sebagian rumah itu untuk dijadikan hotel atau cottage. Ide itu muncul karena melihat kondisi rumah yang cukup besar itu sudah banyak kerusakan sementara ia tidak mempunyai cukup uang untuk melakukan perbaikan dan perawatan. Dengan membangun hotel atau cottage di rumah itu, ia dapat menghasilkan uang untuk merawat rumah itu tanpa menjualnya ke tangan orang lain.

2.3.3.2 Tema Mayor: Kejahatan Walau Ditutup-tutupi akan Terbongkar Juga

Tema mayor yang penulis temukan dalam novel MCH adalah kejahatan walau ditutup-tutupi akan terbongkar juga. Tema ini menjadi dasar pengembangan cerita dan meresap ke dalam cerita dari awal hingga akhir. Tokoh antagonis dalam cerita ini digambarkan mempunyai sifat kejam dan tega membunuh orang. Selain itu, tokoh antagonis sangat cerdik dalam menutupi kejahatannya dengan berbagai skenario kebohongan. Namun, kejahatan yang telah disembunyikan tersebut akhirnya terbongkar setelah kedatangan tokoh protagonis yang secara tidak sengaja memicu terbongkarnya kasus itu.

Dikisahkan bahwa Indra Aznan dan Hidayat adalah pasangan homoseksual yang telah berhubungan selama beberapa tahun tanpa diketahui oleh keluarga mereka. Pada suatu hari, Hartono, adik tiri Indra Aznan memergoki Indra dan Hidayat sedang bermesraan. Karena panik, mereka berdua akhirnya membunuh Hartono. Indra lalu mengakui kepada orangtua dan kakak kandungnya bahwa dia telah membunuh Hartono. Kasus ini disembunyikan oleh keluarga Indra dari orang luar dengan membuat cerita bahwa Hartono kabur dari rumah karena kecewa dengan pacarnya yang telah berselingkuh. Untuk menyembunyikan kematian Hartono, mereka berdua lalu mengubur mayat Hartono di dalam istal tersebut juga. Mereka lalu menyuruh Kresno untuk memplester tanah bekas kuburan Hartono tersebut dengan semen. Lasito yang saat itu menjadi tukang kebun menemukan cincin di istal tersebut dan menyimpannya.

Tiga puluh tahun setelah kejadian pembunuhan Hartono, Josefina, keponakan Indra berlibur selama beberapa hari di rumah Indra yang merupakan rumah tempat kejadian pembunuhan tersebut dan menginap di sana. Josefina begitu tertarik menyelidiki kisah kaburnya Hartono yang disusul oleh ayahnya. Petualangannya mempertemukannya dengan Lasito yang merupakan salah satu saksi terbunuhnya Hartono. Hal itu memancing ketakutan Hidayat sang pembunuh yang kemudian secara beruntun membunuh Lasito, Kresno, Indra, dan Suhadi. Meski Hidayat telah melakukan berbagai usaha, kasus pembunuhan yang dilakukannya bersama Indra akhirnya terkuak melalui penyelidikan Gozali bersama temannya Kapten Kosasih, seorang anggota polisi.

81

2.3.4 Keterkaitan Antarunsur Intrinsik

Dari deskripsi serta analisis data di atas, kita dapat melihat adanya kepaduan antarunsur intrinsik. Jika salah satu bagian dari unsur tersebut dihilangkan, akan terjadi ketidakjelasan dalam kajian struktural.

Keterkaitan tersebut bisa dilihat dalam hubungan penokohan dengan plot. Karakter tokoh dan perilaku yang muncul ketika menghadapi berbagai peristiwa mendukung cerita terus bergulir. Misalnya, karakter tokoh Josefina yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar menjadi awal cerita yang dibangun melalui penelusurannya atas sejarah keluarganya yang membuatnya penasaran. Konflik yang muncul dalam cerita terjadi setelah Josefina mendesak Lasito untuk menjelaskan mengenai cincin Hartono yang dipakai Lasito. Kegigihannya dalam mengungkap fakta membuat plot cerita berlanjut pada terbunuhnya Lasito yang belakangan setelah pertemuannya dengan Josefina menyadari bahwa Hartono tewas karena dibunuh. Watak Kresno yang suka memeras juga membuatnya terbunuh. Dalam plot sebuah cerita, konflik merupakan unsur utama. Konflik yang muncul dari pertentangan tokoh protagonis dengan tokoh antagonis dalam novel MCH merupakan konflik tidak langsung. Tokoh utama protagonis Josefina mempunyai watak selalu ingin tahu, tegas, lugas, gigih, dan berkomitmen kuat pada kebenaran, sedangkan watak tokoh antagonis Hidayat adalah kejam, suka membunuh, licik, tapi pintar dalam menyembunyikan kejahatan dan sifat buruknya dengan keramahan dan sifat humorisnya. Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Hidayat bersama Indra dan disembunyikannya dengan rapi memunculkan konflik dengan tokoh Josefina yang ingin menelusuri sejarah

keluarga ayahnya dan secara tidak sengaja memicu terbongkarnya kasus pembunuhan terpendam.

Keterkaitan antara penokohan dengan tema dapat dilihat dari karakter tokoh yang membawa makna-makna yang ingin disampaikan oleh pengarang. Tema ”homoseksual tidak diterima oleh masyarakat” didukung dengan penggambaran tokoh Indra sebagai seorang homoseks yang kemudian menjadikan Hidayat dan Suhadi sebagai kekasihnya. Hidayat dan Suhadi mau menerima tawaran Indra untuk menjadi kekasihnya karena mereka berdua menginginkan harta Indra. Tema utama ”kejahatan walau ditutup-tutupi akhirnya terbongkar juga” tidak lepas dari karakter tokoh antagonis Hidayat yang kejam dan suka membunuh, tapi pintar dalam menyembunyikan kejahatan dan sifat buruknya. Karakter Josefina yang selalu ingin tahu memicu terbongkarnya kasus pembunuhan terpendam yang dilakukan oleh tokoh antagonis. Tema-tema yang ada dalam MCH berkaitan erat dengan penokohan yang dimunculkan. Semua tokoh memberikan andil dalam penyampaian tema sesuai dengan porsinya masing-masing.

Kemudian hubungan plot dengan tema. Tema-tema yang ditemukan dalam novel MCH berperan dalam membangun plot cerita. Tema ”homoseksual yang tidak diterima oleh masyarakat” memicu peristiwa pembunuhan Hartono. Tema ”orangtua yang seringkali membela anaknya meskipun anaknya bersalah” menyebabkan kasus pembunuhan terpendam selama bertahun-tahun. Meskipun mengetahui anaknya telah membunuh, ayah Indra tidak mau melaporkan kejahatan Indra pada polisi karena ia sangat mencintainya dan tidak mau kehilangan anaknya itu. Tema percintaan membuat jalinan cerita semakin menarik

83

karena melibatkan tokoh protagonis dengan anak tokoh antagonis dan anak tokoh yang dijadikan kambing hitam atas kepergian tokoh yang terbunuh. Tema utama ”kejahatan walau ditutup-tutupi akhirnya terbongkar juga” meresap ke dalam jalinan cerita mulai dari awal hingga akhir.

Dokumen terkait