• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.2 Analisis Struktural Novel Kubur Berkubah

2.2.3 Analisis Tema Novel Kubur Berkubah

2.2.3.1 Tema Minor

2.2.3.1.1 Keserakahan pada Harta Berakibat Buruk

Tema keserakahan pada harta menjadi salah satu pemicu konflik dalam novel ini. James, satu-satunya anak Nyonya Folliat yang masih hidup mempunyai watak yang buruk, di antaranya adalah tamak. Ketamakannya membuatnya menempuh berbagai cara untuk memperoleh harta, termasuk dengan cara membunuh. Hattie, korban yang dibunuh James, adalah satu-satunya pewaris kekayaan sebuah keluarga kaya pemilik perkebunan tebu di Hindia Barat. Orangtua dan semua saudaranya tewas dalam peristiwa gempa bumi. Hattie yang hidup sebatang kara akhirnya diasuh oleh Nyonya Folliat. Karena usia Hattie yang belum dewasa dan kondisi mentalnya yang kurang normal, Nyonya Folliat menganjurkannya menikah agar ada orang yang melindunginya. James menyamar sebagai pribadi baru dengan nama Sir George, lalu menikahi Hattie dan

membunuhnya agar bisa menikmati harta kekayaan Hattie dan hidup bahagia bersama istri pertamanya yang berasal dari Italia.

Tindakan James tersebut tidak luput dari dorongan istri gelapnya yang orang Italia. Istrinya yang berasal dari dunia kejahatan di Italia itu ikut membantu James membunuh Hattie dan menyamar sebagai Hattie agar dapat turut menikmati kekayaan Hattie. Keserakahan tersebut berakibat buruk pada diri sendiri dan orang lain. Di akhir cerita, kejahatan Sir George dibongkar oleh polisi dengan bantuan Poirot. Keserakahan Sir George juga mengakibatkan tewasnya orang-orang yang tidak bersalah, yakni Hattie, Marlene, dan Merdell.

2.2.3.1.2 Cinta Sejati Menuntut Kejujuran

Percintaan yang menjadi salah satu tema minor dalam novel ini dialami oleh pasangan Sir George-Hattie serta pasangan Alec Legge-Peggy Legge yang rumah tangganya sedang tidak harmonis. Di awal cerita, Sir George digambarkan sangat mencintai istrinya. Ia senang memanjakan istrinya dengan perhiasan-perhiasan dan pakaian-pakaian mahal. Meskipun mencintai istrinya, Sir George bukan tipe suami yang setia. Ia suka berselingkuh secara diam-diam. Tidak hanya Sir George yang melakukan itu, istrinya ternyata juga berselingkuh secara diam-diam. Hal itu menunjukkan bahwa cinta yang ada dalam rumah tangga Sir George-Hattie adalah cinta palsu yang tidak dilandasi dengan kejujuran. Baik Sir George maupun istrinya sebenarnya lebih mencintai harta daripada pasangannya.

Gambaran cinta dalam rumah tangga Sir George-Hattie berbeda dengan gambaran cinta dalam rumah tangga pasangan suami-istri Alec dan Peggy. Awalnya dikisahkan rumah tangga mereka sedang tidak harmonis. Peggy dalam

43

beberapa bulan terakhir kecewa pada suaminya karena suaminya sering marah-marah dan ia merasa bahwa suaminya menyembunyikan sesuatu darinya. Ia juga jengkel karena suaminya selalu sibuk dengan urusannya sendiri. Peggy merasa rumah tangganya kian hambar. Ia tidak lagi merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Masalah ini tambah memanas dengan kehadiran Michael Waymen yang suka pada Peggy dan berusaha mendekatinya. Alec mencurigai istrinya selingkuh dengan Michael. Apalagi Alec mengamati istrinya akhir-akhir ini bersikap menjauh darinya.

Meskipun sedang dilanda masalah, mereka sebenarnya saling mencintai satu sama lain. Ketidakjujuran Alec lah yang menyebabkan masalah tersebut muncul. Di akhir cerita, berkat nasihat Poirot, Alec menyadari kesalahannya merahasiakan masalah keterkaitannya dengan sebuah partai politik dari istrinya. Masalah yang dihadapinya itu telah membuatnya gelisah dan tidak memperhatikan istrinya. Akibatnya, ia tidak dapat membahagiakan istrinya. Poirot lalu menyarankan agar Alec segera meminta maaf pada istrinya dan mengungkapkan dengan sejujurnya masalah apa yang sedang dirahasiakannya dari Peggy.

2.2.3.1.3 Bangunan Bersejarah Patut Dilestarikan

Tema ini muncul melalui pandangan tokoh Nyonya Folliat dan Nyonya Masterton tentang bangunan bersejarah. Dikisahkan bahwa di Nassecombe terdapat beberapa bangunan kuno yang memiliki nilai arsitektur tinggi. Nasse House merupakan salah satunya. Nasse House digambarkan memiliki keindahan tidak ternilai yang didukung oleh halaman yang sangat luas yang menampilkan panorama alam yang asri. Rumah itu sudah ditinggali keluarga Folliat sejak tahun

1598. Awalnya bangunan rumah ini bergaya Elizabeth. Pada tahun 1700 rumah itu terbakar dan hancur. Kemudian pada 1790 rumah itu dibangun kembali oleh kakek buyut suami Nyonya Folliat. Hingga kini keindahannya tetap dijaga secara utuh. Berbeda dengan bangunan-bangunan kuno yang berada di lingkungan sekitar Nasse House yang sudah banyak yang dirombak karena alasan bisnis. Salah satu contohnya adalah rumah keluarga Fletcher, tetangga Nyonya Folliat yang telah menjual rumahnya yang bergaya Victoria. Rumah itu kemudian dirombak dan dijadikan Wisma Remaja, semacam penginapan bagi para pelancong yang sedang mengunjungi kawasan Nassecombe.

Menurut cerita Nyonya Folliat, ketika mengalami musibah tewasnya suami dan kedua anaknya, ia merasa gundah karena beban hutang yang menumpuk di pundaknya. Mau tidak mau ia harus menjual rumahnya yang sangat dicintainya. Ia merasa berat menjual rumah yang memuat sejarah panjang keluarganya. Ketika mengetahui Sir George berniat membeli rumahnya, Nyonya Folliat merasa lega karena Sir George tidak berniat untuk mengubah bangunan Nasse House dan mengizinkannya untuk tinggal di rumah kecil di dekat Nasse House. Nyonya Masterton, istri anggota Dewan Perwakilan setempat juga menyatakan kebahagiaannya bahwa Nasse House jatuh ke tangan orang yang dapat menghargai bangunan bersejarah.

Bentuk yang paling tepat dalam menghargai bangunan bersejarah seperti Nasse House menurut Nyonya Masterton dan Nyonya Folliat adalah dengan menjaga keutuhannya dan tidak mengubah fungsinya, terutama untuk tujuan komersil, misalnya dengan menjadikannya sebagai tempat penginapan atau hotel.

45

Mereka menyayangkan beberapa bangunan bersejarah yang ada di daerah Nassecombe yang akhirnya beralih fungsi menjadi hotel dan wisma penginapan. 2.2.3.1.4 Orangtua Seringkali Membela Anaknya Meski Bersalah

Tema ini dibawakan oleh tokoh Nyonya Folliat, ibu kandung James. Ketika ditugaskan untuk merawat Hattie, Nyonya Folliat tidak pernah terpikir sedikit pun untuk membunuh Hattie dan mengambilalih kekayaannya. Kedatangan kembali James, putra keduanya yang telah melarikan diri dari tugas militer membawa malapetaka. James yang mengetahui kondisi Hattie segera membuat rencana jahat untuk mengambilalih kekayaan Hattie. James menyamar menjadi pribadi baru, seorang bangsaawan kaya bernama Sir George Stubbs, menikahi Hattie, lalu membunuh Hattie. Nyonya Folliat yang mengetahui tindakan anaknya bergeming. Ia tahu persis watak buruk anaknya, tetapi ia merasa tidak dapat mencegah tindakan kejam anaknya itu. Meskipun mengetahui anaknya telah melakukan tindakan kriminal, Nyonya Folliat menutup mulut kepada semua orang dan tidak melaporkannya kepada polisi. Ini dilakukannya karena dia mencintai anaknya.

Bertahun-tahun lamanya Nyonya Folliat ikut menyembunyikan kejahatan yang dilakukan anaknya. Bahkan setelah terjadinya pembunuhan Marlene dan Merdell, Nyonya Folliat tetap enggan berkomentar banyak dan memberikan informasi menyangkut peristiwa tersebut kepada polisi dan Poirot. Nyonya Folliat juga berusaha mematahkan semangat Poirot agar Poirot tidak melanjutkan penyelidikannya karena takut kejahatan anaknya terbongkar.

2.2.3.2 Tema Mayor: Kejahatan Walau Ditutup-tutupi akan Terbongkar

Dokumen terkait