• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan dan kondisi eksternal perusahaan yang meliputi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha, selanjutnya diidentifikasi dan dievaluasi. Hasil analisis dituangkan dalam Matriks IE untuk memetakan posisi perusahaan dan dengan matriks SWOT akan dirumuskan alternatif strategi yang dapat diimplementasikan sesuai posisi perusahaan.

Hasil identifikasi dan evaluasi terhadap faktor strategi internal kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal peluang dan ancaman dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Kekuatan

1) Kualitas tenaga kerja yang dimiliki

Mengolah sampah plastik adalah sebuah harga mutlak, karena plastik tidak bisa diuraikan oleh tanah. Hal ini bisa mengurangi krisis sampah plastik. Salah satunya adalah mengolah sampah plastik menjadi biji plastik sehingga bisa dimanfaatkan kembali menjadi produk yang bermanfaat. Untuk itu, seorang pekerja dalam perusahaan harus memiliki kompetensi tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, agar dapat meningkatkan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Dengan jumlah tenaga kerja yang banyak serta tingkat pendidikan dan keahlian yang memadai dalam mendukung proses produksi di PT. MBC, merupakan sebuah kekuatan besar dalam menjamin keberhasilan perusahaan untuk maju dan berkembang.

2) Kualitas produk yang baik

Menghasilkan produk bermutu merupakan langkah awal dalam mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan bisnis. Mutu merupakan kesesuaian serangkaian karakteristik produk dengan standar yang ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan dan keinginan konsumen (Muhandri dan Kadarisman, 2006). PT. MBC sendiri yang saat ini bergerak dalam pengolahan botol/kemasan plastik menjadi keping plastik (flake) menghasilkan PET Giling dan Popcorn. Produk plastik PET yang dihasilkan sudah memenuhi ketentuan/standar, bersifat jernih, kuat dan memiliki daya penahan gas dan kelembapan yang baik. Kemampuan plastik ini untuk menampung karbon dioksida (karbonasi) membuatnya ideal untuk digunakan sebagai botol-botol minuman ringan bersoda atau botol air minum kemasan.

3) Penggunaan teknologi modern

Dukungan teknologi plastik modern sangat berpengaruh terhadap peningkatan target pertumbuhan konsumsi plastik. Munculnya teknologi daur ulang plastik yang lebih modern dapat diadopsi perusahaan untuk meningkatkan produktivitasnya. Penelitian untuk daur ulang plastik biasa dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah, perguruan tinggi atau perusahaan plastik.

4) Sumber daya keuangan memadai

Sektor keuangan yang terdiversifikasi dengan baik, yang memiliki bank maupun lembaga keuangan non-bank (LKNB) 1 yang sehat merupakan kunci untuk mendukung tujuan pembangunan yang telah diuraikan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja yang lebih luas, dan perbaikan taraf hidup bagi rakyat Indonesia. Bank dan LKNB sama-sama merupakan unsur kunci untuk sistem keuangan yang sehat dan stabil, saling melengkapi dan menawarkan sinergi.

PT. MBC dalam menjalankan kegiatan perusahaan sebagian besar bersumber dari bank. Perusahaan menjadi Debitur BNI Sejak bulan Juni 2007 dengan Fasilitas KMK sebesar Rp 15 Milyar dan KI sebesar Rp 5 Milyar. Hingga September 2009 posisi pinjaman PT Mitra Bangun Cemerlang adalah (1) KMK Maksimum Rp 15 Milyar, outstanding Rp 14.937.227.358 dengan mutasi rata-rata perbulan di rekening Rp 1 80 juta atau 1,27% dari Maksimum fasilitas; (2) KI Maksimum Rp 5 Milyar, outstanding Rp 2.275. 000.000 berjalan sesuai dengan schedule dan akan lunas Juni 2011.

Selain itu, PT MBC memiliki pinjaman kendaraan di Bank BCA dengan outstanding sebesar Rp 152.822.809 dan Rp 152.822. 809 yang berada dalam kolektibilitas golongan 1 (lancar). PT MBC menjadi nasabah giran di Bank BCA dan Permata dengan aktivitas terbesar di BCA. Rinciannya adalah (1) Bank BCA Rupiah dengan saldo per 30 September 2009 sebesar Rp 238.370.722,38 dan mutasi rata-rata per bulan sebesar Rp 4,7 Milyar; (2) Bank BCA USD dengan

saldo per 30 September 2009 sebesar USD 160.501,41 dan mutasi rata-rata per bulan sebesar USD 670,000; (3) Bank Permata dengan saldo per 30 September 2009 Rp 6.213.828. Disamping ada rekening a/n pemilik sebagai rekening operasional PT. MBC yang berada di Bank BCA.

Dari gambaran dana keuangan PT. MBC di atas, dapat disimpulkan bahwa keuangan perusahaan cukup kuat untuk mendanai operasional perusahaan.

5) Loyalitas karyawan tinggi

Faktor manusia merupakan faktor yang berperan penting dalam melaksanakan proses pencapaian tujuan perusahaan, oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk selalu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) baik secara individu maupun sebagai tim kerja dalam perusahaan. Prestasi kerja adalah salah satu tolak ukur kualitas SDM, namun perusahaan sering dihadapkan masalah yaitu rendahnya prestasi kerja karyawan, banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan dan salah satunya adalah loyalitas karyawan. Loyalitas merupakan suatu sikap yang timbul sebagai akibat keinginan untuk setia dan berbakti baik itu pada pekerjaannya, kelompok, atasan maupun pada perusahaannya, hal ini menyebabkan seseorang rela berkorban demi memuaskan pihak lain atau masyarakat. Keinginan seseorang untuk berbakti inilah yang membuat seseorang bekerja tanpa menghiraukan besarnya imbalan tetapi yang lebih penting lagi ialah hasil kerja yang menjadi prestasi kerjanya.

b. Kelemahan

1) Mesin-mesin yang sudah lama

Mesin-mesin yang sudah lama menyebabkan produktivitas rendah. Hal ini dapat menyebabkan daya saing terhadap perusahaan lain menurun. Perusahaan harus melakukan program restrukturisasi mesin/peralatan industri untuk meningkatkan daya saing industri dengan produktivitas dan peremajaan peralatan.

2) Tidak ada strategi yang jelas

Strategi dapat dikatakan suatu cara untuk mencapai sesuatu. Tidak adanya strategi yang jelas menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan dalam merumuskan arah pengembangan jangka panjang perusahaan. Dalam pendekatan strategi, masa lalu memberikan pengalaman pembelajaran yang berguna untuk mensiasati masa depan perusahaan. Misi yang komprehensif dan tegas akan memberikan kejelasan kemana arah organisasi akan melangkah, dengan cara bagaimana organisasi berjalan untuk mencapai tujuan-tujuannya di masa depan.

3) Tidak ada regenerasi manajemen

Tidak diragukan lagi dalam suatu organisasi, unsur manusia (man) merupakan unsur utama di luar unsur-unsur lainnya dalam manajemen. Dari manusia lah unsur-unsur lain bersandar dan bergerak, maka ketika tiada resources berupa manusia, maka proses administrasi dalam arti luas atau manajemen khususnya tidak berjalan.

Manusia sebagai figur sentral dalam manajemen, merupakan unsur yang harus dilestarikan atau dengan kata lain harus dijaga ketersediaannya. Dalam hal ini ketersediaan akan kualitas maupun kuantitasnya. Banyak organisasi yang sebelumnya powerfull tiba-tiba kolaps dan mati ketika ketersediaan resources bernama manusia ini tidak terpenuhi. Banyak organisasi mampu bertahan dalam himpitan krisis moneter, suhu politik yang tidak bersahabat, atau tekanan dari pihak luar organisasi karena memiliki sistem kaderisasi yang baik.

Salah satu indikator sehatnya suatu organisasi adalah ketika terjadi peralihan generasi/regenerasi organisasi dapat berjalan seperti kondisi sebelumnya, bahkan lebih. Regenerasi dapat didefinisikan sebagai sutu perpindahan tongkat estafet dalam berorganisasi dari generasi yang lebih senior ke generasi yang lebih junior. Dengan definisi senior dan junior sebagai peristilahan yang luas, bisa dari sisi usia, tahun masuk menjadi anggota dalam suatu organisasi dan lainnya). Sedangkan kaderisasi merupakan suatu usaha yang dirintis

untuk mempersiapkan kader-kader penerus dalam suatu proses regenerasi. Dengan kata lain proses regenerasi merupakan suatu hal yang pasti terjadi bilamana suatu organisasi hendak dipertahankan, tanpa melihat lebih dalam kualitas dari orang-orang yang terlibat dalam proses regenerasi. Sedangkan kaderisasi cenderung kepada proses regenerasi yang telah direncanakan sebelumnya, utamanya dari sisi kualitas. Sistem Kaderisasi telah melihat hal-hal kedepan terkait dengan resouces yang ada di organisasi, pos-pos mana yang harus segera diisi dari kekosongan, termasuk didalamnya bagaimana mencetak kader-kader yang handal serta terampil dan berpengetahuan dalam menjalankan organisasi sesuai pos-nya kelak. Regenerasi dan kaderisasi merupakan suatu term yang wajib dijadikan ingatan pertama dan utama bagi bagian yang mengelola resource sumber daya manusia. Padanyalah dipertaruhkan masa depan organisasi, keberlangsungan atau hidup matinya.

Proses regenerasi bertujuan mentransfer kemampuan teknis seperti teknik negosiasi (negotiation skill), pembuatan proposal (proposing technique), dan membuat pertemuan yang efektif (effective meeting). Selain kemampuan teknis, juga dilatih untuk mengembangkan mental/pribadi organisatoris seperti bekerja dalam tim (work in team), proaktif, kemampuan curah gagasan (brainstorming), dan mendengarkan aspirasi (good listener). Dalam PT. MBC sendiri dapat dikatakan tidak ada langkah konkrit dalam meregenerasi manajemennya.

4) Kurangnya pendelegasian tugas

Organisasi perusahaan saat ini dinilai masih belum berjalan secara profesional, dimana pemilik sepenuhnya memegang peran dalam menentukan semua kebijakan operasional perusahaan. Kegiatan produksi yang dijalankan dinilai kurang fokus, dimana pada saat kegiatan produksi berjalan seringkali dibutuhkan suatu keputusan yang harus diambil dilapangan, namun karena kurangnya pendelegasian tugas, maka keputusan tersebut dapat terunda. Sementara itu bila posisi

kepala pabrik dipegang dan dijalankan oleh seorang yang profesional dan bukan bagian dari pengurus perusahaan, maka kegiatan produksi dapat berjalan lebih baik lagi.

5) Promosi produk yang lemah

Promosi merupakan ujung tombak dalam pemasaran produk, dengan kegiatan promosi produk dapat sampai ke konsumen, karena konsumen merupakan stakeholder utama yang menentukan suatu bisnis bisa survive atau tidak. Promosi merupakan sebuah aktivitas menawarkan produk atau jasa yang bertujuan menarik orang lain untuk membeli, menggunakan atau bahkan hanya melirik produk atau jasa yang ditawarkan (Triadi, 2005). Menurut Boyd, et al (2000), promosi diartikan sebagai upaya membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan.

Program pemasaran yang biasa dikembangkan oleh suatu perusahaan antara lain penggunaan iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat. PT. MBC sendiri dalam aktivitas promosi dirasa belum maksimal. Saat ini kegiatan promosi telah dilakukan berupa penjualan produk langsung ke konsumen.

c. Peluang

1) Diversifikasi produk

Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic. Produk akhir merupakan bahan baku benang polyester sehingga perusahaan dapat mengembangkan usaha ke arah produksi benang.

2) Pertumbuhan pasar yang sangat cepat

Pertumbuhan pasar yang sangat cepat disebabkan oleh semakin terbukanya perdagangan dunia. Hal tersebut merupakan suatu peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan kapasitas produksi.

3) Terbukanya pemanfaatan limbah daur ulang

Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar.

Pemanfaatan limbah plastik yang semakin berkembang pesat saat ini, ditambah dukungan teknologi yang modern, membuka peluang bagi para pengusaha untuk melakukan pengembangan usaha dalam memanfaatkan limbah daur ulang.

4) Pertumbuhan perumahan sebagai sumber bahan baku

Potensi limbah plastik sebagai bahan komoditas mulai disadari para pelaku bisnis di Indonesia. Terbukti dengan munculnya industri-industri daur ulang plastik di berbagai kota besar di Indonesia. Tidak hanya membawa dampak positif bagi lingkungan, daur ulang plastik, juga dapat membuka lapangan kerja baru, seperti tenaga sortir plastik, tenaga giling, tenaga pengepakan sampai staf administrasi dan keuangan.

Hanya saja industri ini sering terbentur kendala bahan baku akibat belum adanya kebijakan dari pemerintah untuk mengikut sertakan masyarakat sebagai konsumen untuk ikut berperan dalam daur

ulang sampah. Dengan semakin banyaknya proyek-proyek pengembang untuk perumahan, secara tidak langsung akan memberikan peluang dalam penyediaan bahan baku. Bila dapat dikoordinir, sampah perumahan berupa plastik dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan bahan baku industri pengolahan limbah plastik. 5) Hubungan baik dengan pemasok bahan baku

Pemasok bahan baku untuk PT. MBC adalah supplier dari berbagai daerah dan selama ini tidak mengalami masalah karena kualitas hubungan dengan pihak-pihak terkait tersebut selama ini terjalin dengan sangat baik.

d. Ancaman

1) Banyaknya pesaing baru

Industri plastik yang ada di hulu, sekitar 100 perusahaan lebih banyak mendaur ulang sampah plastik. Industri plastik yang di hilir, yang murni memproduksi aneka produk plastik, tercatat sekitar 4.000

perusahaan (www.antaranews.com). Untuk perusahaan sejenis yang

merupakan pesaing terdekat adalah PT. Sky Harvest yang berlokasi di Pasar Kemis Tangerang. Untuk mengatasi kendala dalam pasokan bahan baku terkait dengan persaingan, perusahaan memberikan mesin press ke beberapa supplier perusahaan yang berada di Pekanbaru, Surabaya dan kota besar lainnya, sehingga supplier memiliki keterikatan dengan PT. MBC. Biaya untuk pembelian mesin press tersebut nantinya dipotong dari bonus yang akan diperoleh supplier dari setiap jumlah bahan baku plastik yang dikirim ke PT. MBC. 2) Tingginya posisi tawar konsumen

Dalam industri pengolahan limbah plastik, posisi tawar dari pembeli cukup tinggi. Dalam hal ini pembeli dapat melakukan pilihan produk serupa dari beberapa perusahaan yang memproduksi barang sejenis. Untuk itulah setiap perusahaan harus mempunyai strategi yang baik untuk mendapatkan pelanggan. Hal ini bisa melalui mutu produk yang baik, harga yang bersaing, pilihan produk yang cukup variatif dan hubungan baik dengan pelanggan.

Kekuatan posisi tawar dari pembeli harus segera diantisipasi oleh PT. MBC. Hal ini untuk menjaga loyalitas konsumen pengguna bahan baku olahan plastik, di samping menjaga persaingan dengan perusahaan sejenis. PET giling hasil olahan PT. MBC memiliki kualitas yang hampir sama dengan beberapa produk yang ada di pasar, tetapi harga produk dari PT. MBC ditawarkan lebih murah daripada beberapa produk lainnya yang ada di pasar.

3) Perubahan selera konsumen

Konsumen semakin menyadari akan pentingnya gaya hidup sehat. Munculnya isu tentang kelemahan kemasan plastik yang berdampak negatif pada kesehatan menyebabkan konsumen mulai melihat alternatif kemasan lain selain plastik. Hal ini menyebabkan perusahaan harus lebih kreatif untuk dapat menciptakan produk plastik dengan kualitas foodgrade dan degradable.

4) Munculnya isu lingkungan/polusi terhadap lingkungan

Limbah plastik merupakan masalah yang sudah dianggap serius bagi pencemaran lingkungan, khususnya terhadap pencemaran tanah. Salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam penanganan limbah atau sampah plastik ini adalah dengan mendaur ulang. Dalam menyelesaikan semua isu yang berkenaan dengan manajemen sampah, dibutuhkan sebuah pendekatan secara holistik yang memandang keseluruhan sebagai sebuah sistem (Vesilind et al, 2003 dalam Pratiwi, 2009). Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem pengelolaan yang terintegrasi, dimana seluruh elemen yang ada pada sistem turut berpartisipasi aktif. Pengelolaan sampah plastik yang disusun dapat berupa sebuah sistem terintegrasi dengan pendekatan ergonomi total, yaitu integrasi antara ergonomi mikro dan makro. Integrasi keduanya membawa kerangka kerja dalam mengoptimalkan kesesuaian antara manusia, teknologi dan organisasional. Hasil yang akan diperoleh antara lain sistem pengelolaan sampah plastik terintegrasi.

Dengan meningkatkan peran serta masyarakat melalui sosialisasi melalui media poster maupun pemberian insentif, teknologi

pengolahan sampah plastik, fasilitas pendukung, pengolahan sampah plastik, rancangan stasiun kerja yang mempertimbangkan faktor ergonomis, serta sistem manajerial dengan memanfaatkan TPS sebagai tempat pengolahan sampah, sedikit banyak akan menghilangkan isu negatif dari kegiatan pengolahan sampah plastik.

5) Kebijakan pemerintah tentang impor bahan baku plastik

Potensi limbah plastik sebagai bahan komoditas mulai disadari para perlaku bisnis di Indonesia. Hanya saja industri ini sering terbentur kendala bahan baku akibat belum adanya kebijakan dari pemerintah untuk mengikut sertakan masyarakat sebagai konsumen untuk ikut berperan dalam daur ulang sampah. Pembuangan sampah yang tercampur seperti yang berlaku di Indonesia saat ini dapat merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi bahan-bahan yang mungkin masih bisa didaur ulang.

Selain itu, adanya Permendag No. 58 tahun 2008 dimana plastik dikategorikan sebagai limbah berbahaya, menghambat perkembangan industri karena pasokan bahan baku domestik sangat terbatas (70% dari kebutuhan). Untuk itu dibutuhkan pasokan tambahan dari luar dan ini akan sulit dilakukan akibat adanya peraturan itu.

Dokumen terkait