• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai 3,12 23.900,52 54,26 a. PBP

PT. MBC dalam berproduksi mempunyai nilai PBP 3,12 tahun (sekitar 37 bulan), artinya perusahaan tersebut mampu mengembalikan investasinya dari modal awal selama 3 tahun 1 bulan.

b. NPV

Nilai NPV yang dihasilkan adalah Rp 23.900,52 juta, artinya perusahaan selama menjalankan usahanya mendapatkan keuntungan Rp 23.900.52 juta setelah dikurangi modal awal. NPV PT. MBC lebih dari 0, hal ini menunjukkan bahwa PT. MBC menguntungkan dan layak dilaksanakan.

c. IRR

Untuk penilaian IRR, menghasilkan nilai 54,26%, nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan suku bunga bank pada saat kajian (14,25%), sehingga usaha ini layak untuk dilaksanakan.

D. Perumusan strategi

a. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE)

Analisis matriks IFE dan EFE dilakukan terhadap faktor –faktor strategis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, sehingga diperoleh faktor-faktor kunci yang termasuk ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Skor yang diperoleh dari matriks ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan dan

mengatasi kelemahan yang dimiliki serta menunjukkan kemampuan dalam meraih peluang dan mengatasi ancaman eksternalnya.

1) Matriks IFE

Skor setiap faktor kunci pada matriks IFE dihasilkan dari perkalian antara bobot dan ratingnya. Dari hasil analisa terhadap semua faktor kunci internal, yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah kualitas tenaga kerja yang dimiliki dengan bobot sebesar 0,111 dan rating 4,000 sehingga diperoleh skor 0,444. Selain itu, faktor kekuatan lain yang dapat dimanfaatkan perusahaan adalah sumber daya keuangan memadai (0,422), kualitas produk yang baik (0,422), penggunaan teknologi modern (0,317) dan loyalitas karyawan tinggi (0,300).

Kelemahan utama perusahaan ini adalah promosi produk yang lemah dengan bobot sebesar 0,072 dan rating 1,000 sehingga diperoleh skor 0,072, diikuti tidak ada strategi yang jelas (0,083). Selain itu, faktor kelemahan lain yang perlu mendapat perhatian adalah mesin-mesin yang sudah lama (0,111), tidak ada regenerasi manajemen (0,178) dan kurangnya pendelegasian tugas dengan skor 0,233. Secara lebih rinci hasil perhitungan faktor strategi internal dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Matriks IFE PT. MBC

Faktor Internal Bobot (a) Rating (b) Skor (axb) Kekuatan :

A. Kualitas tenaga kerja yang dimiliki B. Kualitas produk yang baik

C. Penggunaan teknologi modern D. Sumber daya keuangan memadai E. Loyalitas karyawan tinggi

0,111 0,106 0,106 0,106 0,100 4,000 4,000 3,000 4,000 3,000 0,444 0,422 0,317 0,422 0,300 Kelemahan :

A. Mesin-mesin yang sudah lama B. Tidak ada strategi yang jelas C. Tidak ada regenerasi menajemen D. Kurangnya pendelegasian tugas E. Promosi produk yang lemah

0,111 0,083 0,089 0,117 0,072 1,000 1,000 2,000 2,000 1,000 0,111 0,083 0,178 0,233 0,072 Total 1,000 2,583

Dari hasil analisis perhitungan faktor-faktor internal didapatkan total skor sebesar 2,583, nilai ini berada di atas rata-rata menunjukkan posisi internal perusahaan cukup kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan internal.

2) Matriks EFE

Sama halnya dengan matriks IFE, skor setiap faktor kunci pada matriks EFE dihasilkan dari perkalian antara bobot dan ratingnya. Diversifikasi produk merupakan peluang utama dengan bobot 0,106 dan rating 4,000 sehingga diperoleh skor sebesar 0,422. Faktor peluang lain yang dapat bermanfaat dalam mendukung perkembangan perusahaan adalah pertumbuhan pasar yang sangat cepat (0,400).

Sementara itu, faktor yang menjadi ancaman utama perusahaan adalah adanya isu tentang polusi terhadap lingkungan dengan bobot 0,094 dan rating 2,000 sehingga diperoleh skor 0,189. Kebijakan pemerintah (skor 0,244) juga merupakan ancaman yang harus diwaspadai yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Secara lebih rinci analisa faktor strategi eksternal dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Matriks EFE PT. MBC

Faktor Eksternal Bobot (a) Rating (b) Skor (axb) Peluang : A. Diversifikasi produk

B. Pertumbuhan pasar yang sangat cepat C. Terbukanya pemanfaatan limbah daur

ulang

D. Pertumbuhan perumahan sebagai sumber bahan baku

E. Hubungan baik dengan pemasok bahan baku 0,106 0,100 0,100 0,111 0,100 4,000 4,000 3,000 3,000 2,000 0,422 0,400 0,300 0,333 0,200 Ancaman :

A. Banyaknya pesaing baru

B. Tingginya posisi tawar konsumen C. Perubahan selera konsumen

D. Polusi terhadap lingkungan

E. Kebijakan pemerintah tentang impor bahan baku plastik

0,083 0,100 0,083 0,094 0,122 4,000 3,000 3,000 2,000 2,000 0,333 0,300 0,250 0,189 0,244 Total 1,000 2,972

Dari hasil analisis faktor strategi eksternal didapatkan total skor matriks EFE sebesar 2,972. Nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,500, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki strategi efektif yang dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman/pengaruh negatif eksternal.

b. Matriks IE

Penentuan posisi perusahaan yang menjadi dasar dalam menentukan strategi pada matriks IE didasarkan pada hasil total nilai matriks IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai matriks EFE pada sumbu y (David, 2006). Hasil analisa terhadap faktor kunci internal pada matriks IFE didapatkan nilai sebesar 2,583 dan matriks EFE sebesar 2,972 (Gambar 6). Perpaduan dari kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa strategi pemasaran terletak pada kuadran v, yaitu sel jaga dan pertahankan. Alternatif strategi yang dapat diterapkan berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk (David, 2006). Hasil matriks IE selanjutnya digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT.

T otal S ko r Fak tor S tr ategi Ek ster n al

Total Skor Faktor Strategi Internal

Kuat Rata-rata Lemah

4,0 3,0 2,0

Tinggi I II III

Menengah IV V VI

Rendah VII VIII IX

Gambar 6. Matriks IE PT. MBC 3,0 2,0 1,0 1,0 2,583 2,972

c. Matriks SWOT

Pengembangan strategi pada matriks ini dilakukan sesuai hasil matriks IE, dimana posisi perusahaan terletak pada kuadran V. Perpaduan faktor strategi internal dan eksternal dilakukan dalam lingkup strategi penetrasi pasar, pengembangan produk dan pasar. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE maka dapat disusun matriks SWOT yang akan menghasilkan empat tipe strategi yang dapat dilakukan, yaitu strategi S-O, W-O, S-T dan W-T. Hasil analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 12.

Strategi kekuatan – peluang (SO)

1. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produksi untuk meningkatkan daya saing produk (S1,S2,S3,S4; O1,O2)

Dari hasil pengamatan di lapangan, daya saing produk PT MBC lebih unggul dibanding perusahaan sejenis karena produk yang dihasilkan sebagian besar berkualitas ekspor. Dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki dengan dukungan teknologi yang semakin canggih dapat dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan mutu produk dalam rangka peningkatan daya saing.

2. Menciptakan produk baru untuk memperpanjang daur hidup produk sekaligus mengembangkan usaha (S1,S3,S4,S5; O1,O2,O3,O5)

Kekuatan dalam hal keterampilan yang dimiliki, kualitas produk, sumber daya keuangan yang memadai dan didukung teknologi modern, memungkinkan perusahaan untuk menciptakan produk baru dalam rangka mengembangkan usaha. Pengembangan produk juga dalam rangka memperpanjang daur hidup produk, yang berguna untuk membantu unit usaha menilai perubahan yang terjadi baik pada lingkungan internal maupun eksternal.

Tabel 12. Matriks SWOT PT. MBC

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S)

1. Kualitas tenaga kerja yang dimiliki

2. Kualitas produk yang baik

3. Penggunaan teknologi modern

4. Sumber daya keuangan memadai 5. Loyalitas karyawan tinggi Kelemahan (W) 1. Mesin-mesin yang sudah lama

2. Tidak ada strategi yang jelas

3. Tidak ada regenerasi manajemen

4. Kurangnya

pendelegasian tugas 5. Promosi produk yang

lemah

Peluang (O)

1. Diversifikasi produk 2. Pertumbuhan pasar

yang sangat cepat 3. Terbukanya

pemanfaatan limbah daur ulang

4. Pertumbuhan perumahan sebagai sumber bahan baku 5. Hubungan baik dengan pemasok bahan baku Strategi S-O a. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produksi untuk meningkatkan daya saing produk (S1,S2,S3,S4; O1,O2) b.Menciptakan produk

baru untuk memper-panjang daur hidup produk sekaligus mengembangkan usaha (S1,S3,S4,S5; O1,O2,O3,O5) Strategi W-O a. Meningkatkan kualitas SDM dan teknologi, serta kemampuan manajerial untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar (W1,W2,W4,W5,W6; O1,O2,O3,O4)

b. Menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku, sumber bahan baku, serta memperluas jangkauan distribusi dan pemasaran (W3,W4; O2,O3,O5) Ancaman (T) 1. Banyaknya pesaing baru 2. Tingginya posisi tawar konsumen 3. Perubahan selera konsumen 4. Polusi terhadap lingkungan 5. Kebijakan pemerintah tentang impor bahan baku plastik

Strategi S-T

a. Membina dan meningkatkan

hubungan baik dengan para pelanggan

(T1,T2,T3; S2,S5) b.Meningkatkan

kemampuan produksi dengan dukungan teknologi modern untuk merespon selera

konsumen, serta

menekan tingkat polusi lingkungan (S1,S2,S3, S4;T2,T3,T4,T5)

Strategi W-T

a. Menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif agar dapat meningkatkan produktivitas

(W2,W3,W4; T1,T2,T3) b. Meningkatkan citra

produk dan promosi dalam mengantisipasi masuknya pesaing baru (W3,W4,W5; T1,T2,,T3

Strategi kelemahan – peluang (WO)

1. Meningkatkan kualitas SDM dan teknologi, serta kemampuan manajerial untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar (W1,W2,W4,W5,W6; O1,O2,O3,O4) Penerapan teknologi mutakhir dalam perusahaan pengolahan plastik merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditolak agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain. Peningkatan peralatan dan teknologi yang modern harus dibarengi dengan peningkatan mutu SDM. Pembinaan dan peningkatan SDM perlu terus menerus dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan jaman yang senantiasa menuntut perubahan yang terus menerus dilakukan manajemen dengan tujuan akhirnya adalah menjawab kebutuhan dari pelanggan yang semakin beragam pula. Jika pembinaan SDM terus menerus dilakukan berarti akan mempengaruhi dalam peningkatan kepuasan konsumen yang jika hal ini sebaliknya dilakukan, maka akan berakibat pada penurunan kepuasan konsumen. Selain itu juga, peningkatan kualitas SDM berbanding lurus terhadap tingkat produktivitas kerja di perusahaan. Peningkatan SDM dapat dilakukan, diantaranya dengan pelatihan, baik dilakukan secara internal di perusahaan maupun eksternal di tempat-tempat pelatihan/kursus singkat atau tugas belajar di universitas.

2. Menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku, sumber bahan baku, serta memperluas jangkauan distribusi dan pemasaran (W3,W4; O2,O3,O5) Semakin kompetitif di pasar saat ini, mencari keuntungan kompetitif tidak hanya untuk memperluas pengembangan usaha, adalah kunci bagi kelangsungan hidup perusahaan juga penting. Pembayaran tepat waktu adalah kunci menjaga hubungan baik dengan pemasok dan pasokan yang berlanjut. Selain itu, hal lain yang dapat dilakukan adalah memelihara komunikasi yang baik dengan pemasok atau rekanan sebagai mitra strategis yang berperan menjamin ketersediaan pasokan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk kelancaran operasi perusahaan, memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh pemasok atau rekanan, serta bersikap jujur dan adil serta beretika dalam berbisnis dengan pemasok atau rekanan. Dengan terciptanya hubungan yang harmonis dengan para pemasok, maka akan terjamin dalam proses produksi dan memungkinkan dapat memperluas daerah pemasaran.

Strategi kekuatan – ancaman (ST)

1. Membina dan meningkatkan hubungan baik dengan para pelanggan (T1,T2,T3; S2,S5)

Konsumen merupakan aset berharga yang harus dijaga dan dipertahankan. Dengan semakin banyakya perusahaan sejenis yang bermunculan menyebabkan posisi tawar konsumen semakin kuat. Kekuatan bersaing pembeli bisa bergerak dari posisi lemah sampai kuat. Pembeli berada dalam posisi makin kuat jika biaya pindah ke penjual lain, merek lain, atau barang substitusi tidak sulit dan murah. Untuk itu perlu dilakukan tindakan antisipasi untuk menjaga hubungan baik dengan konsumen agar konsumen tetap loyal, diantaranya dengan mempertahankan dan meningkatkan mutu produk dan bila perlu menghubungi customer secara langsung bila ada informasi atau sesuatu yang baru dari produk yang dihasilkan. Juga dapat dilakukan strategi lain, seperti membuat produk yang berbeda, sehingga pembeli tidak dapat pindah ke penjual lain, memberikan harga yang lebih murah (diskon) pada pembeli utama dengan jumlah pembelian yang besar, barang yang berkualitas dan bergengsi, pemberian garansi dan hadiah, serta peningkatan kinerja yang lebih sesuai dengan keinginan konsumen.

2. Meningkatkan kemampuan produksi dengan dukungan teknologi modern untuk merespon selera konsumen, serta menekan tingkat polusi lingkungan (S1,S2,S3,S4; T2,T3,T4,T5)

Dengan memiliki tenaga kerja yang handal dan mampu menghasilkan produk bermutu, serta didukung oleh teknologi modern, memungkinkan PT MBC untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan tetap menjaga mutu produk dan sesuai spesifikasi yang diharapkan konsumen, serta ramah lingkungan, berbeda dengan produk pesaingnya.

Strategi kelemahan – ancaman (WT)

1. Menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif agar dapat meningkatkan produktivitas (W2,W3,W4; T1,T2,T3)

Sistem pendelegasian tugas dan regenerasi manajemen harus ditingkatkan agar lingkungan kerja menjadi nyaman, membuat tenaga kerja menjadi kerasan untuk tetap bekerja di tempat itu, bahkan akan semakin giat lagi.

2. Meningkatkan citra produk dan promosi dalam mengantisipasi masuknya pesaing baru (W3,W4,W5; T1,T2,T3)

Menjaga dan meningkatkan mutu produk sesuai spesifikasi yang diminta, serta variasi produk yang khas, dapat membawa citra positif dan meningkatkan brand image perusahaan.

d. Analisis Matriks QSP

Matriks QSP digunakan untuk menentukan strategi prioritas dari hasil evaluasi dan analisis secara objektif alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT. Alternatif-alternatif strategi dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produksi untuk

meningkat-kan daya saing produk

2) Menciptakan produk baru untuk memperpanjang daur hidup produk sekaligus mengembangkan usaha

3) Meningkatkan kualitas SDM dan teknologi, serta kemampuan manajerial untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar

4) Menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku, sumber bahan baku, serta memperluas jangkauan distribusi dan pemasaran

5) Membina dan meningkatkan hubungan baik dengan para pelanggan 6) Meningkatkan kemampuan produksi dengan dukungan teknologi modern

untuk merespon selera konsumen, serta menekan tingkat polusi lingkungan 7) Menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif agar dapat

meningkatkan produktivitas

8) Meningkatkan citra produk dan promosi dalam mengantisipasi masuknya pesaing baru

Berdasarkan hasil analisis dengan matriks QSP (Lampiran 7), strategi yang paling tepat untuk diimplementasikan adalah meningkatkan kemampuan produksi dengan dukungan teknologi modern untuk memenuhi permintaan konsumen, dan menekan tingkat polusi lingkungan. Strategi ini mencapai nilai daya tarik tertinggi di antara alternatif strategi lainnya (5,800). Alternatif strategi yang dihasilkan dapat dikategorikan atas tiga kelompok besar, yaitu manajemen, pemasaran dan produksi. Pengelompokkan kategori dilakukan

untuk memudahkan pihak-pihak terkait dalam melakukan antisipasi dan perubahan yang dianggap perlu dalam meningkatkan kinerja, serta merumuskan strategi yang harus diambil dan dapat diimplementasikan. Urutan prioritas strategi serta pengelompokkan strategi dari hasil matriks QSP selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Urutan prioritas strategi berdasarkan matriks QSP pada PT. MBC

Alternatif strategi Total nilai daya tarik Urutan prioritas Formulasi strategi Manajemen

Meningkatkan kualitas SDM dan teknologi, serta kemampuan manajerial untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar

5,272 3 WO 1

Membina dan meningkatkan hubungan baik dengan para pelanggan

5,244 5 ST 1

Menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku, sumber bahan baku, serta memperluas jangkauan distribusi dan pemasaran

4,922 7 WO 2

Pemasaran

Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produksi untuk meningkatkan daya saing produk

5,374 2 SO 1

Meningkatkan citra produk dan promosi dalam mengantisipasi masuknya pesaing baru

5,256 4 WT 2

Menciptakan produk baru untuk memperpanjang daur hidup produk sekaligus mengembangkan usaha

5,172 6 SO 2

Produksi

Meningkatkan kemampuan produksi dengan dukungan teknologi modern untuk merespon selera konsumen, serta menekan tingkat polusi lingkungan

5,800 1 ST 2

Menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif agar dapat meningkatkan

produktivitas

Dokumen terkait