• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Keadaan Umum Perusahaan

1. Teknis Produksi

PT. MBC menempati kantor sekaligus pabrik milik sendiri di daerah Tangerang. Lokasi ini pada umumnya adalah untuk industri dan pemukiman, sesuai dengan peruntukan (zoning) yang telah ditentukan oleh Pemda setempat. Kantor dan pabrik dilengkapi dengan sarana kerja berupa pos pengamanan, inventaris kantor, peralatan komunikasi, komputer dan sebagainya.

Peralatan pabrik sudah ditata berdasarkan alur produksi dan prinsip kerja yang efisien. Deskripsi bangunan dan sarana pelengkap pabrik selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Mesin yang dimiliki berjumlah tujuh buah, terdiri dari (a) lima line mesin produksi penggilingan PET botol (tiga line mesin lama dan dua line mesin baru), (b) satu line mesin pop corn dan (c) satu line mesin pellet. Tenaga listrik yang tersedia saat ini bersumber dari PLN sebesar 414 Kva. Untuk menjaga risiko mati listrik secara mendadak, maka perusahaan melengkapi sarana usaha dengan unit generator set (genset). Kendaraan operasional yang dimiliki saat ini sebanyak empat unit, serta dua unit forklift truck. Seluruh kegiatan produksi dilaksanakan di kantor dan pabrik di Tangerang.

29

Gambar 4. Struktur Organisasi PT. MBC Sumber : PT. MBC, 2009.

Tabel 4. Deskripsi bangunan dan sarana pelengkap pabrik lama dan baru 1. Bangunan Kantor

Pabrik Lama

 Luas bangunan 102 m2  Konstruksi beton bertulang  Fasilitas :

a. Penerangan listrik dari PLN

b. Jaringan telepon dari PT. TELKOM c. Instalasi air bersih

d. Air conditioner 2. Bangunan Kantor

Pabrik Baru

 Luas bangunan 60 m2 + 297 m2  Konstruksi beton bertulang  Fasilitas :

a. Penerangan listrik dari PLN

b. Jaringan telepon dari PT. TELKOM c. Instalasi air bersih

d. Air conditioner 3. Bangunan Pabrik

Lama

 Luas bangunan 684 m2 +850 m2  Konstruksi struktur baja

 Fasilitas :

a. Penerangan listrik dari PLN b. Instalasi air bersih

4. Bangunan Pabrik Baru

 Luas bangunan 3.312 m2  Konstruksi struktur baja  Fasilitas :

a. Penerangan listrik dari PLN b. Instalasi air bersih

5. Bangunan Gudang Pabrik Lama

 Luas bangunan 850 m2 + 6.000 m2  Konstruksi struktur baja

 Fasilitas :

a. Penerangan listrik dari PLN

b. Jaringan telepon dari PT. TELKOM c. Instalasi air bersih

6. Bangunan Gudang Pabrik Baru

 Luas bangunan 2.650 m2  Konstruksi struktur baja

 Fasilitas : Penerangan listrik dari PLN 7. Bangunan Pos

Jaga

 Luas bangunan 6 m2 dan 12 m2  Konstruksi beton bertulang Sumber : PT. MBC (2009)

Penjualan perusahaan berasal dari tiga kegiatan usaha, yaitu :

1. Trading, dimana perusahaan berperan sebagai agen/supplier untuk produk flakes dan benang polyester. Perusahaan membeli bahan baku dari pabrik tekstil kemudian langsung dijual kepada pelanggan.

2. Maklon, dimana perusahaan berperan sebagai jasa manufacturer untuk perusahaan lain dimana bahan baku adalah milik perusahaan lain.

3. Produksi, dimana perusahaan mengolah bahan baku hingga menjadi PET giling.

Tiga jenis produk yang dihasilkan perusahaan adalah :

1. PET giling yang merupakan hasil penghancuran dari PET botol bekas. 2. Biji Plastik (pellet) yang merupakan hasil pengolahan PET giling

dengan mesin pellet yang kemudian akan diolah menjadi benang. 3. Popcorn yaitu hasil pengolahan benang bekas menjadi biji plastik

berbentuk seperti popcorn yang akan diolah kembali menjadi benang. Jumlah kebutuhan bahan baku adalah 1,09 kg botol plastik untuk menghasilkan 1 kg PET giling dan 1,03 kg benang bekas untuk menghasilkan 1 kg popcorn. Dengan adanya mesin pelletcizing maka setelah melalui mesin giling hasil proses dimasukkan ke mesin pelletcizing sehingga diperoleh biji-biji plastik yang berbentuk bulat (pellet). Proses produksi PET Giling dapat dilihat pada Gambar 5. Untuk menghasilkan popcorn dibutuhkan bahan berupa benang bekas, yang kemudian direbus dan selanjutnya diolah menjadi biji plastic berbentuk popcorn.

Kapasitas daya tampung lahan yang ada saat ini adalah : 1. Lahan lama seluas 2.723 m2 dengan daya tampung ± 13,62 ton 2. Lahan baru seluas 4.200 m2 dengan daya tampung ± 21 ton

Bahan Baku PET Transfer RAMP Conveyor

Dryer

Mesin Cuci Mesin Giling

Packing

Gambar 5. Proses produksi PET Giling

Penambahan kapasitas lahan dan mesin PET mengakibatkan peningkatan kapasitas pembelian perusahaan menjadi 65 ton sehari. Kapasitas produksi maksimal saat ini adalah :

1. 125 ton per hari untuk mesin PET giling. 2. 124 ton per hari untuk mesin popcorn. 3. 62,5 ton per hari untuk mesin pelletcizing

Namun demikian, walaupun ada perluasan lahan, realisasi perusahaan dari kapasitas mesin yang digunakan belum maksimal. Untuk mesin PET giling, hanya 35,3 ton per hari, mesin Popcorn sebesar 0,26 ton per hari dan mesin pellet sebesar 5,76 ton per hari.

Pemasok bahan baku untuk PT. MBC adalah supplier dari berbagai daerah dan selama ini tidak mengalami masalah karena kualitas hubungan dengan pihak-pihak terkait tersebut selama ini terjalin dengan sangat baik. Perusahaan memiliki pemasok utama, pemasok bahan pembantu dan pemasok lokal. Untuk pengadaan bahan baku PET botol, perusahaan memiliki ± 85 pemasok yang merupakan perusahaan perorangan. Sementara pemasok untuk bahan pembantu hanya 1 perusahaan yang berlokasi di Tangerang. Selain itu, dalam memenuhi kebutuhan bahan baku PT. MBC juga memiliki 5 (lima) pemasok lokal yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Adapun sistem pembayaran untuk pembelian bahan baku, PT. MBC memiliki tiga sistem yang berbeda untuk setiap departemen, yaitu :

a. Departemen trading : sistem pembayaran atas pembelian barang biasanya dilakukan paling cepat 2 minggu dan paling lama 1 bulan setelah bagian keuangan menerima tagihan.

b. Departemen produksi popcorn : sistem pembayaran atas pembelian bahan baku dilakukan 1 minggu setelah bagian keuangan menerima tagihan.

c. Departemen produksi PET gilingan : atas pembelian bahan baku, pembayaran sebesar 80% pada saat barang diterima dan sisanya setelah barang disortir.

Tabel 5. Daftar pemasok lokal

No. Nama Divisi

1. PT. Mutu Gading Tekstile Benang

2. PT. Indorama Benang

3. PT.Sulinda Investama Kapas 4. PT. Indonesia Toray Synthetics Kapas

2. Pemasaran

Jenis usaha daur ulang sampah plastik merupakan salah satu usaha yang handal dan fleksibel karena permintaan pasar terus meningkat. Hampir semua perusahaan biji plastik daur ulang maupun produk jadi (end product) membutuhkan bahan baku plastik untuk diolah kembali, terutama menjadi benang poliester. Pasar hasil daur ulang plastik ini bukan hanya berasal dari dalam negeri, tetapi pasar mancanegara juga banyak mencari bahan baku ini.

Penjualan perusahaan saat ini 80% ditujukan untuk pasar ekspor ke China, sedangkan sisanya diserap pasar lokal. Kebijakan penjualan yang diberlakukan PT. MBC pada tiap departemen berbeda, yaitu :

1. Departemen trading, penjualan dilakukan secara kredit dan pembayaran piutang paling cepat satu bulan dan paling lama dua bulan setelah customer mendapat tagihan dari PT. MBC.

2. Departemen popcorn, penjualan dilakukan secara kredit dan pembayaran piutang paling cepat satu bulan dan paling lama dua bulan setelah customer mendapat tagihan dari PT. MBC.

3. Departemen PET, penjualan terdiri dari ekspor dan lokal. Untuk penjualan ekspor dilakukan secara L/C 120 hari. Untuk penjualan lokal dilakukan secara kredit dan pelunasan piutang paling cepat satu bulan sampai dua bulan setelah customer menerima tagihan dari PT. MBC.

Perusahaan sejenis yang merupakan pesaing terdekat adalah PT. Sky Harvest yang berlokasi di Pasar Kemis Tangerang. Kendala dalam pasokan bahan baku terkait dengan persaingan perusahaan, diatasi dengan memberikan mesin press ke beberapa supplier di Pekanbaru, Surabaya dan kota besar lainnya, sehingga supplier memiliki keterikatan dengan PT MBC. Biaya untuk mesin press tersebut, dipotong dari bonus yang diperoleh supplier dari setiap jumlah tertentu yang dikirim ke PT. MBC.

3. Keuangan

Realisasi penjualan untuk PET botol dari tahun 2006 hingga 2009 terus mengalami peningkatan (Tabel 6), sedangkan untuk produk popcorn

penjualan berfluktuasi. Rataan pertumbuhan penjualan setiap unit penjualan cukup bervariasi.

Tabel 6. Realisasi penjualan tahun 2006-2009 (dalam unit)

No. Produk 2006 2007 2008 2009

1. Popcorn 43.985 41.498 52.619 50.163 2. PET botol 40.299 69.434 90.515 90.718 Jumlah 84.284 110.932 143.134 140.881

Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa penjualan produk dari tahun 2006 mengalami peningkatan sampai tahun 2008 sebesar 29,03% seiring dengan penambahan kapasitas produksi yang dilakukan pada tahun 2007. Namun pada tahun 2009 penjualan mengalami penurunan sebesar 1,57% dari tahun sebelumnya. Penyebab penurunan adalah akibat dari terjadinya krisis ekonomi global, dimana China mengurangi pemesanan. Komponen HPP terdiri atas material plastik, benang, biaya upah buruh dan overhead pabrik lain. Untuk posisi per Desember 2009, HPP mengalami penurunan menjadi 85,33%, terjadi karena perusahaan melakukan efisiensi sebagai strategi dalam menghadapi krisis ekonomi.

Walaupun realisasi penjualan pada tahun 2009 mengalami penurunan (Tabel 7), namun kenyataannya profit margin meningkat sebesar 2,72%, sedangkan pada tahun 2008 hanya sebesar 0,51%. Peningkatan ini terjadi karena efisiensi yang dilakukan perusahaan cukup berhasil terutama dalam kegiatan operasionalnya.

Tabel 7. Rugi laba perusahaan

Keterangan 2006 2007 2008 2009

Penjualan bersih (unit) 84.284 110.932 143.134 140.881 Pertumbuhan penjualan

(%)

- 31,62 29,03 (1,57)

HPP (%) 85,10 87,27 89,88 85,33

Laba operasional (juta Rp)

5.826 4.462 4.874 9.433

Laba bersih setelah pajak (juta Rp)

5.287 2.949 726 3.835

Harta lancar perusahaan dari tahun 2007 mengalami penurunan per Desember 2009 sebesar kurang lebih 50% (Tabel 8). Piutang usaha cenderung menurun dari tahun ke tahun dengan penjualan yang terus meningkat. Pada Desember 2009 piutang usaha hanya sebesar 21,6% turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 22,5%, artinya pembayaran pelanggan cukup lancar. Pada tahun 2009 harta tetap perusahaan terlihat mengalami peningkatan dari Rp 24.405 juta pada 2008 menjadi Rp 33.265 juta. Peningkatan ini terjadi dari pembelian tanah, bangunan, mesin dan peralatan, kendaraan serta inventaris kantor sebesar + Rp 7 milyar. Hutang lancar meningkat tidak terlalu signifikan yang berasal dari peningkatan hutang usaha + sebesar Rp 1 milyar. Sementara hutang jangka panjang menurun dari tahun ke tahun seiring dengan pembayaran angsuran pokok pinjaman ke bank, dimana selama ini perusahaan selalu melaksanakan kewajiban pembayaran dengan cukup baik dan tidak pernah menunggak.

Tabel 8. Neraca perusahaan (dalam juta rupiah)

Keterangan 2006 2007 2008 2009

Total harta lancar 19.275 33.608 29.048 29.082 Total harta tetap 15.063 21.621 24.405 33.265 Total hutang lancar 6.343 27.233 25.241 27.004 Total hutang jangka

panjang

12.353 9.632 8.742 11.662

Total modal 15.280 18.320 19.046 22.881 Total asset 34.338 55.229 53.453 62.347

Dokumen terkait