• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Faktor Strategis Internal a. Kekuatan (Strength)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.8 Strategi pengelolaan wilayah pesisir untuk pengembangan wisata pantai Penentuan rencana strategi pengelolaan wilayah pesisir sebagai kawasan

4.8.1 Identifikasi Faktor Strategis Internal a. Kekuatan (Strength)

Identifikasi kekuatan yang dimiliki oleh Pantai Cerocok Painan adalah sebagai berikut :

1. Potensi sumberdaya alam dan lingkungan

Wilayah Pantai Cerocok Painan memiliki potensi sumberdaya alam dan lingkungan yang sangat mendukung untuk pengembangan kegiatan ekowisata pantai. Kondisi sumberdaya alam di pesisir Pantai Cerocok Painan berada dalam keadaan yang masih baik. Pantai Cerocok Painan terdiri dari kawasan pantai yang memiliki luas kurang lebih 3-4 Ha, yang dilengkapi dengan dua buah pulau yaitu pulau Kereta dengan luas 1,13 Ha dan Pulau Cingkuak dengan luas 5,88 Ha, serta panjang garis pantai kurang lebih 1,6 km. Garis pantai menghadap ke Samudera Hindia dan berhadapan dengan pulau Siberut. Hal ini sangat mendukung potensi pantai untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata pantai. Pantai Cerocok Painan memiliki kategori S1 di beberapa titik (stasiun) yang berarti sangat sesuai untuk melakukan kegiatan rekreasi pantai dengan nilai daya dukung pemanfaatan yang berbeda untuk masing-masing kegiatan. Kekuatan pada panorama dan keindahan pemandangan yang alami (laut lepas), serta pasir putih yang menghampar luas disepanjang pantai menjadikan Pantai Cerocok Painan sebagai salah satu tempat yang berpotensi mendatangkan wisatawan yang senang menikmati keindahan alam. Dengan potensi-potensi yang ada inilah maka Pantai Cerocok Painan sangat potensial untuk dijadikan sebagai tempat pengembangan wisata pantai.

2. Letak yang strategis dan aksesibilitas yang mendukung

Pantai Cerocok Painan terletak di jalur lintas Sumatera, yaitu jalan yang menghubungkan provinsi–provinsi di Pulau Sumatera yaitu antara Provinsi Sumatera Barat dengan Bengkulu. Jarak perjalanan dari pusat kota di Sumatera Barat tidak terlalu jauh. Dari Kota Padang dapat ditempuh selama ±2 jam dengan menggunakan kendaraan umum. Dengan kondisi letak yang strategis ini dapat memudahkan para wisatawan menemukan lokasi wisata Pantai Cerocok Painan.

3. Beberapa kegiatan wisata sudah ada di sekitar Pantai Cerocok Painan

Pengembangan produk/atraksi kegiatan wisata air dalam membuat paket– paket promosi seperti berperahu menyusuri alur beberapa pulau-pulau kecil yang ada di depan Pantai Cerocok Painan seperti Pulau Kereta dan Pulau Cingkuak. Selain itu kegiatan wisata olahraga air yang mulai dikembangkan seperti banana boat, jetski, dan snorkling. Dengan adanyanya kegiatan–kegiatan ini akan meningkatkan minat dan motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Cerocok Painan.

Kawasan Pantai Cerocok Painan juga memiliki situs sejarah peninggalan kerajaan Benteng Portugis. Dahulu kalanya Pulau Cingkuak dijadikan sebagai markas Portugis dalam perlawanan melawan bangsa Indonesia. Masih ditemukan beberapa benda peninggalan kerajaan Benteng Portugis seperti bekas bangunan kerajaan. Selain itu di Pulau Kereta juga ditemukan batu yang berbentuk menyerupai kereta kencana yang besar. Kedua peninggalan sejarah dan mitos ini akan memberi nilai lebih bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Cerocok Painan.

4. Adanya dukungan dan motivasi dari masyarakat

Masyarakat merupakan unsur yang penting dalam perencanaan dan pelaksanaan pengembangan kawasan ekowisata. Masyarakat di sekitar Cerocok Painan memiliki dukungan dan motivasi yang besar terhadap upaya pengembangan Pantai Cerocok Painan. Hal ini terlihat bahwa pengelola kawasan Pantai Cerocok Painan dikelola secara individu oleh masyarakat seperti, penjaga loket karcis, parkir, kebersihan pantai, penyediaan musholla, dan warung–warung makanan. Pengembangan pariwisata dapat memacu kegiatan ekonomi masyarakat. Selain itu, masyarakat juga menjadi subjek yang turut serta dalam pengembangan wisata di Pantai Cerocok Painan ini. Banyak masyarakat yang setuju untuk terlibat dalam kegiatan ekowisata di Pantai Cerocok Painan. Tentunya hal ini akan berdampak positif dalam upaya perencanaan dan pengembangan kawasan Pantai Cerocok Painan menjadi kawasan ekowisata.

b. Kelemahan (Weaknesses)

1. Sarana dan prasarana kawasan wisata yang tersedia masih kurang

Sarana dan prasarana yang disediakan dalam suatu kawasan merupakan faktor yang menunjang agar pengunjung merasa nyaman dan kembali berkunjung ke kawasan wisata Pantai Cerocok Painan. Pihak pengelola kawasan sudah selayaknya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang tersedia, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung yang datang. Banyak yang merasa kurang puas terhadap sarana prasarana yang tersedia di Pantai Cerocok Painan secara keseluruhan. Kondisi fasilitas penunjang atraksi wisata di kawasan Pantai Cerocok Painan dapat dikatakan perlu mendapatkan perhatian. Hal ini disebabkan karena kondisinya yang tidak terawat serta bangunan–bangunan yang ada di sekitar kawasan masih sangat sederhana. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dan hasil wawancara, kondisi sarana dan prasarana fokus utama fasilitas yang perlu dibenahi. Selain itu kurangnya sarana dan prasarana pendukung seperti tempat sampah, toilet, musolla menyebabkan ketidakpuasan wisatawan ketika berkunjung ke Pantai Cerocok Painan.

2. Pengelolaan belum optimal dan belum ada investor

Pengelolaan kawasan Pantai Cerocok Painan dikelola oleh pihak yang menyewa kepada pemerintah. Oleh sebab itu masih perlu pembinaan dari pihak pemerintahan yang terkait dan upaya pengelolaan dan pengembangan wisata pantai. Hal ini terlihat dari kurang terjaganya kebersihan disekitar kawasan Pantai Cerocok. Selain itu, berbagai upaya managemen kawasan juga terbentur karena kurangnya anggaran dana. Hal ini disebabkan belum ada investor yang mau mengelola Pantai Cerocok Painan ini, sehingga kegiatan pengelolaan dan pengembangan kegiatan wisata pantai di Pantai Cerocok Painan masih bersifat swadaya masyarakat.

3. Belum ada pengolahan limbah domestik

Kebersihan di daerah sekitar Pantai Cerocok Painan masih kurang terjaga. Hal ini bersumber dari limbah kegiatan domestik masyarakat sekitar. Pembuangan sampah ke laut selain dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan juga dapat mengganggu keindahan pemandangan di Pantai Cerocok Painan sehingga dapat memberikan kesan negatif terhadap pengunjung yang datang pada kawasan Pantai

Cerocok Painan. Oleh sebab itu diperlukan unit instalasi pengolahan limbah (IPAL), agar limbah yang bersal dari kegiatan domestik masyarakat sekitar maupun wisatawan tidak mencemari perairan atau lingkungan kawasan Pantai Cerocok Painan. Sehingga kenyamanan berwisata dapat diciptakan.

4. Kualitas sumberdaya manusia masih rendah

Kualitas sumberdaya manusia merupakan syarat penting bagi pengembangan ekowisata pantai. Tingkat pendidikan menentukan kualitas sumberdaya manusia yang terlibat dalam kegiatan wisata tersebut. Sebagian besar penduduk Pantai Cerocok Painan memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah. Sebagian besar masyarakat sekitar yang menjadi responden berasal dari kelompok pendidikan SLTA yaitu sebesar 77% dan pendidikan SLTP 13%. Hal ini dapat menjadi faktor pembatas mengingat masyarakat merupakan elemen penting dalam pengembangan ekowisata pantai.

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pengembangan dan pengelolaan ekowisata pantai secara berkelanjutan. Hal ini dapat dihubungkan dengan tingkat pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang lingkungan hidup dan perlunya menjaga kelestarian serta adanya pengelolaan pesisir pantai. Karenanya, semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat tersebut terhadap lingkungan. Selain itu, semakin tinggi pendidikan seseorang ia akan memiliki keahlian baik itu menciptakan produk ataupun jasa.

5. Belum ada media pemasaran produk lokal

Kebiasaan wisatawan yang berkunjung ke setiap tempat rekreasi adalah mengunjungi kios-kios cendramata untuk mereka jadikan oleh–oleh untuk sanak saudara. Tetapi disekitar kawasan Pantai Cerocok Painan belum ditemukan kios– kios yang menjual produk lokal. Kondisi ini, akan mempersulit pengunjung untuk mendapatkan aneka produk khas Pantai Cerocok Painan.

4.8.2. Identifikasi faktor strategis eksternal

Dokumen terkait