• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada awalnya, kegiatan pengolahan limbah PKS, khususnya limbah cair PKS, hanya bertujuan untuk dapat menghasilkan limbah cair terolah yang memenuhi baku mutu limbah cair sehingga dapat dibuang ke lingkungan dengan pencemaran yang minimal. Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan semakin banyaknya penelitian terhadap penanganan limbah PKS, tujuan pengolahan limbah PKS pun semakin luas, yaitu pengolahan limbah PKS yang mampu menghasilkan limbah terolah yang ramah lingkungan serta dapat menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan oleh pihak industri kelapa sawit ataupun pihak lain yang membutuhkannya.

Akan tetapi, banyaknya metode pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS tersebut, tidak semua dapat diterapkan oleh pihak industri kelapa sawit. Pihak industri kelapa sawit tentunya akan mempertimbangkan untuk menerapkan metode pengolahan dan pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit tersebut berdasarkan kondisi sumber daya yang tersedia dan kebutuhan perusahaan sehingga sistem pengolahan limbah PKS dapat diterapkan sesuai dengan prosedur yang dianjurkan dan dapat dilakukan pemanfaatan produk olahan limbah PKS secara optimal.

Pada penelitian ini, perumusan tujuan dari optimalisasi pemanfaatan limbah PKS diperoleh dari hasil proses analisis kebutuhan stakeholders sistem penanganan limbah PKS seperti yang disajikan pada Tabel 3.1 sebagai salah satu tahapan pendekatan sistem yang dilakukan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari optimalisasi pengolahan dan pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit yaitu sebagai berikut :

97 Dapat diterapkannya teknologi pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS yang ramah terhadap lingkungan yang berarti dapat meminimalkan dampak negatif (pencemaran) terhadap lingkungan. Hal ini dapat terwujud dengan menggunakan kapasitas pengolahan limbah yang mampu mengolah semua limbah yang ada dan hasil pengolahannya dapat dimanfaatkan secara optimal.

Dapat meminimasi biaya penerapan teknologi pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS. Hal ini berarti bahwa biaya yang diperlukan untuk pengolahan dan pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit disesuaikan dengan anggaran biaya yang telah disediakan oleh pihak perusahaan.

Dapat diterapkannya teknologi pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS yang mampu memberikan nilai tambah terhadap limbah sehingga dapat dijadikan sebagai by product pada pabrik kelapa sawit. Hal ini berarti bahwa pengolahan limbah pabrik kelapa sawit diusahakan dapat menghasilkan produk atau limbah terolah yang dapat dimanfaaatkan oleh pihak industri kelapa sawit itu sendiri sehingga pada akhirnya dapat diperoleh keuntungan dari pemanfaatan tersebut.

Berdasarkan perumusan tujuan tersebut, dapat dikatakan bahwa kuantitas limbah pabrik kelapa sawit yang semakin besar menuntut pihak manajemen untuk harus memiliki metode dan kinerja penanganan limbah pabrik kelapa sawit yang optimal dengan menerapkan teknologi yang ramah terhadap lingkungan, biaya penanganan limbah yang terjangkau dan mampu memberikan nilai tambah terhadap limbah sehingga dapat dimanfaatkan dan mendatangkan keuntungan.

2. Pendekatan AHP

Penggunaan metode AHP dalam perumusan model fungsi optimasi bertujuan agar penerapan prioritas sasaran dengan cara pembobotan dapat dilakukan pada saat proses penghitungan nilai optimasi. Dengan kata lain, penggunaan nilai bobot hasil analisis AHP dapat membuat kriteria dan alternatif yang menjadi prioritas yang lebih tinggi akan memiliki peluang untuk terpilih (diterapkan) lebih besar daripada kriteria dan alternatif yang berada di prioritas yang lebih rendah.

Pada penelitian ini, yang menjadi kriteria adalah tujuan/sasaran dari optimalisasi pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS, yaitu meminimalkan biaya pengolahan dan pemanfaatan, meminimalkan tingkat pencemaran lingkungan dan memaksimalkan keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan. Sedangkan yang

98 menjadi alternatif adalah masing-masing metode pengolahan limbah cair PKS dan TKKS. Kemudian, kriteria dan alternatif tersebut disusun menjadi suatu struktur hierarki AHP optimalisasi pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS.

Struktur hierarki AHP optimalisasi pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS yang dikembangkan terdiri lima elemen struktur hierarki pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS yang optimal, yaitu elemen goal, tujuan, aktor, faktor dan alternatif. Berikut penjelasan elemen-elemen tersebut :

a. Goal, merupakan elemen yang menjadi tujuan/sasaran utama yang ingin dicapai, yaitu pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS yang optimal

b. Tujuan, disebut juga kriteria yang menunjukkan kriteria-kriteria dari tujuan utama yang ingin dicapai. Komponen tujuan/kriteria terdiri dari tujuan/sasaran usaha optimalisasi pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS yang telah dijelaskan pada tahap identifikasi fungsi tujuan pendekatan sumberdaya, yaitu teknologi pengolahan dan pemanfaatan yang ramah lingkungan, dengan biaya penerapan terjangkau dan dapat memberikan keuntungan.

c. Aktor, merupakan elemen yang terdiri dari para stakeholders atau pelaku dalam sistem penanganan limbah PKS, yaitu industri kelapa sawit, balai penelitian dan pengembangan (litbang) serta perguruan tinggi, pemerintah dan masyarakat.

d. Faktor, merupakan elemen yang terdiri dari hal-hal yang akan dipertimbangkan, khususnya oleh para pelaku sistem dalam menentukan alternatif metode yang akan diterapkan. Hal-hal yang dipertimbangkan meliputi :

Biaya pengolahan dan pemanfaatan

Komponen biaya akan lebih diperhatikan oleh pihak industri kelapa sawit. Biaya penerapan metode penanganan limbah PKS yang besarnya berbeda-beda akan disesuaikan dengan biaya penanganan yang dapat disediakan.

Proses pengolahan dan pemanfaatan

Proses pengolahan dan pemanfaatan mempertimbangkan pada operasional dari alternatif metode pengolahan limbah, yaitu lama (waktu) proses yang diperlukan, kemampuan sumber daya manusia yang diperlukan dan sulit tidaknya proses tersebut untuk diterapkan.

99 Komponen ini mempertimbangkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh jika menerapkan alternatif metode pengolahan limbah PKS.

Kebijakan pemerintah

Komponen kebijakan pemerintah mempertimbangkan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah dan daerah dalam mengatur proses pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS, terutama dalam hal penetapan baku mutu limbah cair PKS. Tiap alternatif metode pengolahan limbah PKS haruslah mampu menghasilkan kualitas limbah terolah yang sesuai baku mutu yang telah ditetapkan dan tidak menghasilkan limbah (dampak negatif) lain selama proses operasional pengolahan limbah.

Peluang pasar

Pada struktur hierarki pengolahan dan pemanfaatan limbah padat PKS, terdapat komponen tambahan yang dipertimbangkan yaitu peluang pasar. Peluang pasar perlu dipertimbangkan karena alternatif metode pengolahan limbah padat PKS dapat menghasilkan produk-produk yang memiliki pangsa pasar masing-masing.

e. Alternatif

Elemen alternatif terdiri dari metode-metode pengolahan limbah PKS yang dapat diterapkan. Untuk limbah cair PKS, metode pengolahan yang dapat diterapkan yaitu metode kolam stabilisasi, metode tangki anaerobik aerasi lanjut dan metode reaktor anaerobik unggun tetap (RANUT). Untuk limbah padat PKS, terdapat beberapa metode pengolahan yang dapat diterapkan, yaitu :

metode mulsa, dengan memanfaatkan TKKS sebagai mulsa di lahan perkebunan,

metode teknologi kompos, dengan mengolah TKKS menjadi kompos,

menggunakan TKKS dan serabut sebagai bahan dasar pembuatan papan partikel dan pulp,

menggunakan cangkang sebagai bahan dasar pembuatan arang aktif, memanfaatkan cangkang dan serabut sebagai bahan bakar boiler.

Untuk lebih jelasnya, struktur hierarki AHP optimalisasi pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS disajikan pada Gambar 6.1 untuk limbah cair PKS dan

100 Gambar 6.2 untuk limbah padat PKS. Stuktur hierarki AHP tersebut akan dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan kuesioner AHP yang dapat dilihat pada Lampiran 1.