• Tidak ada hasil yang ditemukan

II - 169 II.4.6.3.2 Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan

Dalam dokumen Buku Laporan Pendahuluan Rencana Induk P (Halaman 190-193)

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

II - 169 II.4.6.3.2 Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan

II.4.6.3.2.1 Jaringan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan

Program pengembangan pelabuhan penyeberangan di wilayah Aceh berdasarkan inventarisasi masih memerlukan pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan baru dengan skala yang berbeda dengan skala yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Berdasarkan UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan PP No.61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, prasarana angkutan di perairan yaitu pelabuhan, yang akan melayani jenis angkutan yang terdiri atas angkutan laut, angkutan penyeberangan, dan angkutan sungai dan danau.Arah pengembangan jaringan prasarana transportasi sungai, danau dan penyeberangan diutamakan pada penetapan hierarki pelabuhan sesuai dengan zona pengembangan transportasi Aceh.

Pemerintah Aceh diharapkan dapat memperioritaskan pembangunan pelabuhan penyeberangan di pulau-pulau kecil yang berpenghuni dan pelabuhan-pelabuhan utama dalam rangka untuk meningkatkan perekonomian Aceh dan Nasional.

Adapun berbagai arah pengembangan penyeberangan Aceh berdasarkan zona pengembangan, seperti:

1. Zona Pusat

Pengembangan dan pemantapan pelabuhan-pelabuhan penyeberangan:

 Pelabuhan Balohan, Kota Sabang sebagai pelabuhan yang melayani penyeberangan luar negeri dan sebagai pertahanan dan keamanan Negara sebagai pulau terluar.

 Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh sebagai pelabuhan yang melayani penyeberangan luar negeri dan antarkabupaten.

 Pelabuhan Lamteng, Kab. Aceh Besar sebagai pelabuhan yang melayani penyeberangan antarkabupaten.

2. Zona Utara-Timur

Pengembangan dan pemantapan pelabuhan-pelabuhan penyeberangan:

 Pelabuhan Kuala Langsa, Kota Langsa sebagai pelabuhan yang melayani penyeberangan luar negeri.

3. Zona Barat

Pengembangan dan pemantapan pelabuhan-pelabuhan penyeberangan:

 Pelabuhan Kuala Bubon, Kab. Aceh Barat sebagai pelabuhan yang melayani penyeberangan

antarkabupaten. 4. Zona Selatan-Tenggara

Pengembangan dan pemantapan pelabuhan-pelabuhan penyeberangan:

 Pelabuhan Sinabang, Kab. Simeulue sebagai pelabuhan yang melayani penyeberangan antarprovinsi ke Sumatera Utara, antarkabupaten dan pembuka keterisolasian wilayah di Pulau Simeulue.

II - 170

 Pelabuhan Singkil, Kab. Singkil sebagai pelabuhan yang melayani penyeberangan

antarprovinsike Sumatera Utara dan antarkabupaten.

 Pelabuhan P. Banyak, Kab. Singkil sebagai pelabuhan yang melayani penyeberangan antarprovinsi ke Sumatera Utara, antarkabupaten dan pembuka keterisolasian wilayah di Pulau Banyak.

 Pelabuhan Labuhan Haji, Kab. Aceh Selatan sebagai pelabuhan yang melayani penyeberangan antarkabupaten.

II.4.6.3.2.2 Jaringan Pelayanan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan

Arah pengembangan jaringan pelayanan transportasi sungai, danau dan penyeberangan di wilayah Aceh didasarkan pada hasil estimasi demand yang telah dilakukan pada tahap analisis dan juga rute baru untuk membuka keterisolasian wilayah. Terdapat arah pengembangan dan pemantapan jaringan pelayanan angkutan penyeberangan, yaitu:

1. Pengembangan dan pemantapan jaringan pelayanan angkutan penyeberangan internasional,

yaitu pada lintasan-lintasan:

 Sabang – Langkawi, Malaysia

 Kuala Langsa – Penang, Malaysia

 Lhokseumawe – Penang, Malaysia

 Ulee Lheue – Sabang – Phuket, Thailand

 Ulee Lheue – Langkawi, Malaysia

2. Pengembangan dan pemantapan jaringan pelayanan angkutan penyeberangan antarprovinsi,

yaitu pada lintasan-lintasan:

 Singkil – Sibolga/Nias di Provinsi Sumatera Utara

 Pulau Banyak – Sibolga/Nias Provinsi Sumatera Utara

 Sinabang – Gn. Sitoli di Provinsi Sumatera Utara

 Singkil – Gn. Sitoli di Provinsi Sumatera Utara.

3. Pengembangan dan pemantapan jaringan pelayanan angkutan penyeberangan

antarkabupaten dan membuka daerah-daerah terisolasi, yaitu pada lintasan-lintasan:

 Balohan – Ulee Lheue

 Lamteng – Sabang

 Lamteng - Ulee Lheue

 Kuala Bubon – Sinabang

 Labuhan Haji – Sinabang

 Sinabang - P. Banyak

 Singkil - P. Banyak

II.4.6.3.3 Transportasi Kereta Api

II.4.6.3.3.1 Jaringan Prasarana Transportasi Kereta Api

Di pulau Sumatera terdapat komoditi yang menjadi unggulan dan potensial berkembang yaitu batubara, CPO, karet, semen, pupuk dan minyak, sehingga pergerakan barang untuk keperluan ekspor akan lebih efisien dengan menggunakan angkutan kereta api.

Untuk itu dikembangkan 10 (sepuluh) koridor jaringan prasarana kereta api termasuk yang sedang dalam proses pembangunan yaitu rute Uleeulee - Banda Aceh - Besitang, Besitang -

II - 171 Rantau Prapat, Rantau Prapat - Duri - Dumai, Jambi - Betung, Betung - Simpang, Duri - Pakanbaru - Muaro, Teluk Kuantan -Muarabungo - Jambi, Simpang - Tanjung Api-api, Kertapati - Simpang - Km3 -Tarahan dan Km 3 - Bakauheni.

Jaringan transportasi kereta api di pulau Sumatera dikembangkan secara bertahap untuk dapat mewujudkan keterpaduan sistem transportasi kereta api lintas sumatera (Trans Sumatera) yang meliputi jaringan kereta api di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Bandar Lampung.

Untuk itu diperlukan pembangunan jalur baru pada wilayah - wilayah potensial (Lintas Timur Palembang - kayuagung - Tarahan - Bandar lampung), serta jalur baru yang menghubungkan jaringan KA dengan pelabuhan laut yang potensial (Dumai, Tanjung antarmoda transportasi. Arahpengembangan pembangunan jaringan jalan rel kereta api pada wilayah Aceh, yaitu:

1. Jaringan jalur kereta api di pesisir timur, yang menghubungkan Banda Aceh ke Besitang di Provinsi Sumatera Utara;

2. Jaringan jalur kereta api di pesisir barat, yang menghubungkan Banda Aceh ke Provinsi Sumatera Utara.

Arah pengembangan pembangunan stasiun kereta api pada wilayah Aceh, yaitu:

1. Banda Aceh

2. Lhokseumawe

3. Sigli

4. Langsa

5. Bireuen

II.4.6.3.3.2 Jaringan Pelayanan Transportasi Kereta Api

Arah pengembangan jaringan pelayanan transportasi kereta api di wilayah Aceh didasarkan pada hasil estimasi demand yang telah dilakukan pada tahap analisis. Terdapat arah pengembangan dan pemantapan jaringan pelayanan angkutan kereta api, yaitu pada lintasan:

1. Banda Aceh - Sigli - Bireun - Lhoksumawe - Langsa - Besitang Provinsi Sumatera Utara (Lintas Timur);

2. Banda Aceh – Meulaboh–Tapak Tuan - Subullussalam - Provinsi Sumatera Utara (Lintas Barat).

II.4.6.3.4 Transportasi Laut

II.4.6.3.4.1 Jaringan Prasarana Transportasi Laut

Berdasarkan UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan PP No.61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, prasarana angkutan di perairan yaitu pelabuhan, yang akan melayani jenis angkutan yang terdiri atas: angkutan laut, angkutan penyeberangan, dan angkutan sungai dan danau.Dalam rencana pengembangan perlu ditetapkan hierarki pelabuhan, yang terdiri atas: pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul, dan pelabuhan pengumpan dalam setiap zona pengembangan transportasi Aceh.

II - 172

Dalam dokumen Buku Laporan Pendahuluan Rencana Induk P (Halaman 190-193)