BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
II - 162 pembangunan antarwilayah di Aceh perlu ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dan potensi
wilayah. Pengembangan jaringan jalan di seluruh wilayah Aceh dan pembangunan highway untuk peningkatan pelayanan publik perlu dipercepat.
12. Pertahanan dan Keamanan Nasional
Aceh sebagai wilayah garda terdepan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memerlukan perhatian yang sangat khusus. Transportasi sebagai sarana mempertinggi integritas bangsa, akan menciptakan dan meningkatkan standar kehidupan masyarakat secara menyeluruh, mempertinggi ketahanan Nasional bangsa Indonesia (Hankamnas) dan dan menciptakan pembangunan nasional.
II.4.6.3 Arah Pengembangan Jaringan Transportasi
Dalam menyusun pengembangan jaringan transportasi, baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang perlu mempertimbangkan beberapa faktor antara lain:
Jaringan transportasi yang ada saat ini
Tata ruang jangka menengah dan jangka panjang
Hirarki kota
Pola produksi dan konsumsi
Penggunaan prinsip-prinsip dasar (hirarkis, geografis, ekonomis dan mendukung pengembangan wilayah)
Sistem jaringan transportasi dimasa yang akan datang diharapkan mampu mendukung pengembangan tata ruang nasional sehingga akan tercapai keterpaduan pengembangan sektor transportasi dengan sektor ekonomi lainnya dan/dengan pembangunan daerah.
Dalam rangka pengembangan jaringan transportasiwilayahAceh perlu disusun pola yang memuat indikasi tatanan jaringan transportasi di seluruh wilayah kabupaten yang akan diwujudkan dalam jangka panjang, yang merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh. Salah satu kriteria yang digunakan dalam menyusun rancangan pengembangan wilayah jangka menengah dan panjang adalah kriteria pencapaian dan tingkat kemudahan jasa distribusi serta jasa pelayanan Pusat Satuan Wilayah Pembangunan Utama (Pusat Jenjang Utama), Pusat Jenjang Kesatu dan Pusat Jenjang Kedua. Distribusi barang memerlukan jaringan dengan hirarki fungsional sesuai dengan simpul-simpul pelayanan yang berwujud kota. Oleh karena itu kota merupakan factor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan hirarki simpul pada penyusunan jaringan transportasi di masa mendatang.
Dalam pengembangan sistem transportasi di wilayah Aceh, akan dikelompokkan ke dalam beberapa zona kerja (Otoritas Transportasi) berdasarkan letak geografis dan rencana pengembangan kawasan strategis Aceh, dengan pengelolaan sebagai berikut:
a) Zona Pusat, terdiri atas Kota Sabang, Kab. Aceh Besar, Kabupaten Pidie serta Kota Banda Aceh;
b) Zona Utara - Timur, terdiri atas Kab. Pidie Jaya, Kab. Bireun, Kota Lhoksumawe, Kab. Aceh Tengah, Kab. Bener Meriah, Kab. Aceh Timur, Kota Langsa serta Kab. Aceh Tamiang;
II - 163 d) Zona Tenggara-Selatan, terdiri atas Kab. Aceh Selatan, Kab. Aceh Barat Daya, Kab. Simerlue,
Kab. Gayo Lues, Kab. Aceh Tenggara, Kota Subullussalam serta Kab. Singkil. Gambar 58 Zona Pengembangan Sistem Transportasi Aceh
II.4.6.3.1 Transportasi Darat
II.4.6.3.1.1 Jaringan Prasarana Transportasi Darat
Dari hasil tinjauan rencana tata ruang wilayah dan arah rencana pengembangan pada wilayahAceh maka rencana pengembangan jaringan jalan yang sesuai dengan kebutuhan pergerakan yang ada di provinsi ini harus disesuaikan dengan karakterisitik pergerakan yang ada di Aceh.
Sebagian besar pergerakan tentunya dilakukan dengan menggunakan moda darat, beberapa pasangan lintasan daratan ke pulau dilayani oleh angkutan penyeberangan. Khusus untuk angkutan barang, sebagian kecil pergerakan dilakukan dengan menggunakan angkutan laut dan udara. Oleh karena itu jaringan jalan harus memberikan aksesibilitas terhadap jaringan prasarana laut, penyeberangan dan udara. Jaringan jalan nasional harus mendukung prasarana laut, penyeberangan dan udara pada hirarki nasional. Selain itu jaringan jalan provinsi harus menghubungkan beberapa simpul pelabuhan dan udara yang penting bagi provinsi. Hingga tercapai keterpaduan antarmoda transportasi.Pola jaringan prasarana jalan regional yang
dikembangkan adalah:
Jaringan arteri primer yang berperan melayani dan menghubungkan kota antar PKN, PKN dengan PKW dan antar kota-kota yang melayani kawasan skala besar;
II - 164
Jaringan kolektor primer berperan menghubungkan PKW dengan PKL dan/atau
kawasan-kawasan skala kecil dan/atau pintu keluar kedua dan ketiga;
Jaringan lokal primer berperan menghubungkan PKL dengan PKL dan/atau kawasan-kawasan skala kecil dan/atau pintu keluar kedua dan ketiga.
Karakteristik pergerakan tentunya tidak lepas pula dari keadaan sosial, politik dan ekonomi yang ada di provinsi ini. Dan telah diketahui bahwa kondisi sosial dan ekonomi provinsi ini termasuk pada provinsi yang berkembang dengan cukup pesat, sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu tujuan peningkatan sistem jaringan jalan yang ada adalah untuk menjangkau daerah yang belum baik tingkat aksesnya di setiap daerahnya sehingga tidak terjadi ketimpangan sosial dan ekonomi antardaerah.
Pemekaran wilayah juga merupakan salah satu hal yang amat berpengaruh pada pengembangan jaringan jalan yang ada karena status jalan akan berpengaruh pada kewajiban setiap unsur pemerintahan, baik itu pemerintah pusat melalui Departemen Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, untuk melakukan pemeliharaan, pengelolaan dan peningkatan prasarana jalan tersebut sesuai dengan fungsinya. Dan diperlukan penataan kembali terhadap status dan fungsi jalan.
Adapun berbagai arah pengembangan prasarana jalan wilayah Aceh, seperti:
1. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan lintas untuk mendorong perekonomian nasional:
Banda Aceh - Lhokseumawe - Batas Sumut
Banda Aceh–Meulaboh-Batas Sumut
Seulimun–Takangon-Batas Sumut
2. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan arteri primer lainnya:
Lingkar Kota Banda Aceh
Banda Aceh- Pelabuhan Krueng Raya
Banda Aceh - PelabuhanUlee Lheue
Lambaro-Blang Bintang (Bandara SIM)
Simpang Lambaro – Sibreh
Ulee Kareng –Bandara SIM
Banda Aceh (Simpang Tiga) - Mata Ie
Simpang Ajun Jeumpet – Lhoknga
Sp. Kr. Geukueh-Pelabuhan Kr. Geukueh
Langsa – Pelabuhan Kuala Langsa
Bireuen – Takengon
Krueng Mane - Bukit Rata
Jantho – Keumala
Teuku Umar Sabang
Diponegoro Sabang
Am Ibrahim Sabang
Perdagangan Sabang
II - 165
Cunda Lhokseumawe
Batas Kota Banda Aceh - Ketapang Dua - Lamteumen Banda Aceh
Lambaro - Batas Kota Banda Aceh jalan Elak Banda Aceh
Tgk. Daud Beureueh
T. Nyak Arief
Soekarno Hatta
Elak II Banda Aceh
Keliling P. Weh Sabang
Am. Ibrahim Sigli
Iskandar Muda Sigli
Sinabang – Sibigo
Lasikin - Inor – Nasreheu
Nasreheu – Sibigo
(Semua Jalan Arteri Primer yang dijelaskan di atas mempunyai status sebagai jalan nasional, kecuali ruas Ulee Kareng – Balang Bintang yang merupakan jalan provinsi)
3. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan kolektor primer:
Simpang Peut Jeuram - Genting Gerbang
Singkil - Lipat Kajang
Sinabang - Bandara Lasikin
Peureulak-Lokop-Blangkejeren
Beureunuen-Keumala
Meulaboh-Tutut-Geumpang
Jamtho-Lamno
Takengon–Bintang-Kebayakan
Krueng Geukeuh-Sp. Kebanyakan
Krueng Geukeuh-Sp. Lawe Deski
Trangon – Tongra – Babah Rot
Singkil - Lipat Kajang
Lingkar Babah Rot – Manggeng
Singkohor – Longkip – Subulussalam
Kembang Tanjong – Pulo Pueb – Lueng Putu
Geumpang – Pameu – Genting Gerbang – Takengon
Pekan Pidie - Jabal Gafur - Teupin Raya
Sigli - Kembang Tanjung - Teupin Raya
Jalan Perdagangan (Sigli)
Jalan Samudera
Jalan Cut Meutia (Sigli)
Jalan Perintis (Sigli)
Jalan Elak (Sigli)
Jalan Lingkar Darussalam
Simpang Lawe Deski - Muara Situlen – Gelombang
II - 166
Keliling Pulau Breuh
Jalan Lingkar Kota Bireuen
Jalan Lingkar Kota Idi
Jalan Lingkar Kota Langsa
Jalan Cot Girek – Samarkilang
Jalan Elak Tamiang
Jalan Trumon - Buluh Seuma – Singkil
Tapak Tuan – Kotacane
Langsa - Blangkejeren
(Semua jalan lokal primer di atas adalah berstatus sebagai jalan provinsi. Selain jalan lokal primer di atas, dalam RTRW Kabupaten/Kota masih mungkin ditetapkan jalan lokal primer sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan kabupaten/kota yang bersangkutan)
4. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan lokal primer:
Blang Bintang-Krueng Raya
Kr. Raya–Laweung-Tibang
Ulee Lheue-Sp. Rima
Jantho-Alue Glong
Sp. Teritit–Samarkilang-Peunaron
Geudong-Makam Malikussaleh-Macang
Lhok Sukon-Cot Girek
Bintang-Simpang Kraft
Isaq–Jagongjeget-Glelungi
Blangkejeren-Babah Rot
Kuala Tuha-Lamie
G. Kapur–Trumon-Pulau raya
Subulussalam–Rundeng-Kr. Luas
Jalan Lingkar Lembah Sabil – Blang Pidie
Simpang Krueng Raya - Darussalam - Tungkop (Batas Aceh Besar)
Simpang Pangwa - Meureudu - Babah Jurong
Simpang Pangwa - Meureudu - Babah Jurong
Trieng Gadeng – Ulim – Jangka Buya – Simpang Samalanga
Meureudu – Geumpang
Simpang Turu - Lutung – Geumpang
Simpang Alue Dua - Simpang Langsa Lama
5. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan bebas hambatan (freeway/highgrade highway):
Banda Aceh - Lhokseumawe - Batas Sumut (Lintas Timur)
Banda Aceh - Takengon - Batas Sumut (Lintas Tengah)
Sedangkan dalam pengembangan prasarana angkutan penumpang dan angkutan barang meliputi:
II - 167