• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR DAN ABSTRAK

Dalam dokumen MODUL 1: LARAS ILMIAH DAN RAGAM BAHASA (Halaman 85-91)

For tables and figures:

3. IKHTISAR DAN ABSTRAK

Istilah ringkasan seringkali dikacaukan dengan istilah ikhtisar atau abstrak. Memang, keduanya merupakan inti sari dari sebuah teks asli. Akan tetapi, ada perbedaan besar dalam teknik pembuatannya. Sebuah ikhtisar atau abstrak dibuat, jika penyusunnya sudah mampu membuat ringkasan dari sebuah teks. Jadi, penyusunan ikhtisar atau abstrak adalah langkah berikut setelah disusun sebuah ringkasan.

A. IKHTISAR

Ikhtisar adalah rangkuman gagasan yang dianggap penting oleh penyusun ikhtisar yang digali dari sebuah teks yang

dibacanya. Penyusun ikhtisar dapat langsung

mengemukakan inti atau pokok permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan atau perhatiannya. Dalam penyusunan ikhtisar, urutan dari teks asli tidak perlu dipertahankan. Ikhtisar tidak akan memberikan isi keseluruhan dari tulisan asli secara proposional. Bab-bab atau bagian dari teks asli yang dianggap kurang penting oleh penyusun ikhtisar dapat diabaikan.

Ciri sebuah ikhtisar adalah

 Merupakan tulisan baru yang mengandung sebagian gagasan dari teks asli yang dianggap penting oleh penyusun ikhtisar,

 Tidak mengandung hal baru, pikiran, atau opini penyusun ikhtisar, baik yang dimasukkan secara sadar maupun tidak sadar, dan

 Menggunakan kata-kata dari penyusun ikhtisar sendiri.

Sebuah IKHTISAR dibuat setelah penyusun ikhtisar

mampu membuat RINGKASAN.

IKHTISAR

adalah

rangkuman gagasan yang dianggap penting oleh penyusun ikhtisar yang

digali dari teks yang dibacanya.

Dalam penyusunan ikhtisar, urutan dari teks asli tidak

Sebuah ikhtisar yang baik disusun berdasarkan tujuh langkah berikut ini.

(1) Menetapkan tujuan membaca: gagasan apa yang saya butuhkan?

(2) Membaca dengan cermat: apa relevansi gagasan yang saya perlukan itu dalam konteks tulisan saya ini?

(3) Mencatat gagasan yang penting dari sudut pandang penyusun ikhtisar dengan kata-katanya sendiri.

(4) Menyusun kerangka tulisan. (5) Menulis ikhtisar.

(6) Memeriksa kembali tulisan asli untuk meyakinkan bahwa semua gagasan yang penting telah tergali.

(7) Mengoreksi kesalahan bahasa dan kesalahan cetak.

Contoh-contoh penggunaan ikhtisar dapat ditemukan dalam penulisan teras berita (lead) di surat kabar, sampul belakang buku, kilasan berita, dan ulasan buku, film, atau sandiwara.

B. ABSTRAK

Sebenarnya, abstrak dan ikhtisar merupakan dua kata yang bermakna kurang lebih sama. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia tercantum bahwa kata abstrak berarti ‘ringkasan;

inti; ikhtisar (tulisan, laporan, dsb.)’, sedangkan kata ikhtisar berarti ‘pandangan secara ringkas (yang penting-penting saja); ringkasan’. Istilah Abstrak berasal dari bahasa Inggris, sedangkan istilah ikhtisar berasal dari bahasa Arab. Jadi, sebenarnya, abstrak berpadanan dengan ikhtisar.

Akan tetapi, di Indonesia, istilah ikhtisar dibedakan dari istilah abstrak. Ikhtisar merupakan rangkuman gagasan yang berlaku dalam laras umum, sedangkan abstrak merupakan rangkuman atau ikhtisar yang berlaku dalam laras ilmiah. Oleh karenanya, berlaku format tertentu bagi abstrak, baik untuk jurnal maupun untuk karya tulis ilmiah, yang secara umum meliputi aspek

(1) Latar belakang dan tujuan penelitian, (2) Bahan dan metode penelitian,

LANGKAH MEMBUAT IKHTISAR

ABSTRAK dan IKHTISAR

memiliki arti yang sama. ABSTRAK dari bahasa

Inggris. IKHTISAR dari bahasa

Arab.

IKHTISAR merupakan

rangkuman gagasan yang berlaku dalam laras umum.

ABSTRAK merupakan

rangkuman atau ikhtisar yang berlaku dalam laras ilmiah.

(3) Hasil dan kesimpulan.

Perbedaan dalam penyusunan kedua abstrak adalah pada jumlah kata.

A. Untuk skripsi atau laporan tugas akhir, panjang abstrak 200—250 kata.

B. Untuk jurnal ilmiah, panjang abstrak 75—100 kata dan diletakkan di awal sebuah artikel serta berlaku sebagai teras artikel (beranalogi dengan teras berita).

Contoh abstrak dapat dilihat di Lampiran M11-1 modul ini.

ABSTRAK SKRIPSI

ABSTRAK JURNAL ILMIAH

4. DAFTAR PUSTAKA

Aaron, Jane E. 1995. The Little Brown Compact Handbook. New York: Harper Collins College Publishers.

Akhadiah, Sabarti, Arsjad, Maidar G., dan Ridwan, Sakura H. 1989. Pembinaan

Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Azahari, Azril. 1998. Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Penerbit Univertas Trisakti.

Booth, W.C., Colomb, G.G., dan Williams, J.M. 1995. The Craft of Research. Chicago: The University of Chicago Press.

Brotowidjojo, Mukayat D. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah. (Ed. ke-2). Jakarta: Akademika Pressindo.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991.

Prosiding Teknik Penulisan Buku Ilmiah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende–Flores: Penerbit Nusa Indah.

Kranthwohl, David R. 1988. How to Prepare a Research Proposal. (Ed. ke-3). New York: Syracuse University Press.

Purbo-Hadiwidjojo, M. M. 1993. Menyusun Laporan Teknik. Bandung: Penerbit ITB.

Soehardjan, M. 1997. Pengeditan Publikasi Ilmiah dan Populer. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.

Soeseno, Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah-Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk

Majalah. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Winkler, Anthony C. Dan McCuen, Jo Ray. 1989. Writing the Research Paper: A Handbook. Ed. ke-3. New York: Harcourt Brace Jovanovich Publishers.

5. LAMPIRAN M11-1

Contoh Abstrak dari Berbagai Bidang Ilmu

ABSTRAK 1

Identitas adalah isu sentral dalam perjalanan sebuah bangsa, tidak terkecuali bangsa Inggris. Dengan melihat perjalanan konsentrasi identitas bangsa Inggris dari abad ke-18, tulisan ini berusaha untuk memahami proses budaya yang membentuk identitas. Berbagai faktor internal dan eksternal mempengaruhi proses ini dan meyakinkan bahwa identitas bangsa Inggris sedang diperdebatkan. Berbagai makna seputar identitas Inggris juga dibahas untuk menunjukkan adanya negosiasi dalam proses pembentukan identitas. Pada akhir pembahasan, terlihat bahwa identitas lebih bersifat majemuk. Akan tetapi, masa depan Inggris, sebagai sebuah komunitas imajiner, ketika semua elemen masyarakat merasa dihargai, memiliki kesempatan yang sama dalam mengaktualisasi diri dan menikmati persahabatan dalam semangat keberagaman, masih perlu dilihat kemudian. (Junaidi, Wacana 4, 1, April, 2002: 54)

ABSTRAK 2

Konflik antara warga komunitas setempat dan pihak pengusaha Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dilaporkan telah terjadi dan berlangsung di berbagai kawasan hutan konsesi di luar Jawa. Temuan penelitian lapangan pada dua komunitas yang berada di dalam satu kawasan konsesi hutan di daerah Kabupaten Jayapura, Irian Jaya, yang dibahas dalam makalah ini, menguatkan laporan tersebut, dan menunjukkan bahwa konflik juga terjadi di antara warga komunitas berkenaan dengan masalah pelanggaran batas wilayah penguasaan dan perebutan akses pada kesempatan kerja di perusahaan HPH. Secara khusus, makalah ini membahas bentuk-bentuk nyata dari konflik tersebut dan proses serta mekanisme-mekanisme penanganan konflik tersebut. (Iwan Tjitradjaja, Ekonesia 1, 1, Mei, 1993: 58)

ABSTRAK 3

Pengalaman dengan alley farming dan bentuk-bentuk lain dalam pelestarian lahan di Nusa Tenggara berawal setidak-tidaknya sejak permulaan abad ini. Sejak itu, petani maupun organisasi pembangunan telah mengadaptasi dan mengembangkan teknologi tersebut ke dalam sistem pertanian dataran tinggi untuk memenuhi kebutuhan penduduk setempat. Alley farming menjadi landasan dari sejumlah kegiatan yang semuanya bertujuan menghasilkan keanekaragaman tanaman dan memperbaiki sistem pertanian dataran tinggi. Tulisan ini menguraikan pengalaman dan evolusi teknologi alley farming di Nusa Tenggara, serta menunjukkan upaya dan pendekatan yang menjadi kunci keberhasilan pengelolaan lahan di kawasan ini. (Larry A. Fisher dan Julia DiPietro, Ekonesia 1, 1, Mei, 1993: 70)

ABSTRAK 4

Spektrometer massa Quadrupole digunakan untuk menganalisis berkas ion dengan perbandingan massa spesifik terhadap muatan. Untuk menganalisis spektrum massa ion metal cair, dipersiapkan sumber ion metal cair yaitu CuP, dan kestabilannya dianalisis untuk pengamatan terhadap kemungkinan terjadinya pergeseran arus ion fosfor selama penelitian berlangsung. Pengukuran arus ion fosfor satu jam dan sembilan jam menunjukkan bahwa sumber ion metal cair tetap stabil tanpa adanya indikasi terjadinya pergeseran arus ion fosfor. Pengukuran selanjutnya dilakukan selama 21 jam secara kontinu setelah dilakukan pembakaran pertama. Hasilnya menunjukkan adanya stabilitas yang konsisten tanpa terjadi pergeseran. Setelah berjalan 21 jam arus fosfor dihentikan karena sumber reservoir metal cair telah habis terpakai. (R.H.Rusli, Makara* 7B, Mei, 2000: 71) [*7 = nomor seri; B = seri majalah)

MODUL 12: MEMBACA KRITIS

Dalam dokumen MODUL 1: LARAS ILMIAH DAN RAGAM BAHASA (Halaman 85-91)

Dokumen terkait