• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBACA KRITIS 1. PENDAHULUAN

Dalam dokumen MODUL 1: LARAS ILMIAH DAN RAGAM BAHASA (Halaman 91-97)

For tables and figures:

MODUL 12: MEMBACA KRITIS 1. PENDAHULUAN

Dalam kegiatan penulisan ilmiah, ada sebuah tahap penting yang tidak dapat dihindari. Tahap itu adalah tahap membaca karya ilmiah lain, baik yang berupa bacaan tentang teori maupun yang berupa laporan hasil penelitian. Dalam kegiatan itu, isi buku atau laporan dibaca dengan baik dan teliti. Tidak jarang, akan ditemukan beberapa buku yang membahas topik yang sama. Pada saat membaca, kita harus dapat membandingkan buku-buku itu dan mencari letak persamaan dan perbedaan dari buku-buku tersebut. Kegiatan itulah yang disebut sebagai membaca kritis dan hasil dari membaca kritis adalah sebuah sintesis.

2. BACAAN DAN SINTESIS

Pada saat penulis membaca, mencerna, dan menata informasi yang diperoleh dari sumber rujukan, ia sekaligus mengembangkan dan mempertajam gagasannya. Penulis tidak boleh tenggelam dalam bacaan dan membiarkan bacaan menguasainya sehingga penulis bingung. Agar tidak

tenggelam dalam bacaan, penulis harus selalu

mempertanyakan apakah sumber yang dibacanya dapat menjelaskan dan menunjang pokok pikirannya.

Pada saat mencatat bagian teks dari sumber rujukannya, penulis harus mencantumkan bagian dari kerangka tulisan yang akan ditunjang oleh kutipan itu. Pada saat menyusun makalahnya, penulis harus memastikan bahwa setiap paragraf berfokus pada sebuah kesimpulan sementara yang diperolehnya pada saat ia membaca sumber rujukan. Dengan demikian, makalah penulis akan merupakan hasil sintesis yang mencerminkan proses berpikir penulis dan tidak sekadar hasil “suntingan” penulis. Karya “SUNTING”-an adalah karya “suSUN” dan “gunTING” dari berbagai teori tanpa ada suatu benang merah pemikiran yang mengikat berbagai kutipan tersebut. Sintesis berkembang dan menjadi

Menulis karya ilmiah selalu dimulai oleh kegiatan MEMBACA

karya ilmiah.

Kegiatan membaca sebagai bagian tak

terpisahkan dari penyusunan sintesis. KEGIATAN MEMBACA MENUJU PENYUSUNAN SINTESIS

matang sepanjang proses penulisan dengan langkah-langkah berikut.

(1) Membaca sumber secara cepat dan kritis.

(2) Menyarikan gambaran umum dan ancangan yang dipilih oleh sumber rujukan berkaitan dengan topik yang sedang digarap.

(3) Mencatat pokok pikiran yang mengaitkan gagasan dasar penulis dengan sumber rujukan yang dibacanya.

(4) Mencatat pula reaksi atau kritik penulis terhadap teori yang diajukan dalam sumber rujukan.

Langkah keempat itu penting agar penulis tidak lupa pada alasannya mengutip sebuah sumber. Selain itu, langkah itu akan memudahkan penulis dalam menyusun argumentasinya.

3. TEKNIK MEMBACA

Seorang penulis dianggap sebagai penulis yang baik jika ia berhasil mengumpulkan berbagai informasi dan menyam-paikannya secara jelas dan logis. Untuk itu, penulis harus dapat menganalisis sumber rujukan dengan membaca secara cermat dan kritis. Penulis juga akan dianggap ahli dalam bidangnya jika mampu

(1) Menarik kesimpulan dari berbagai opini yang bertentangan,

(2) Mempertimbangkan berbagai data yang berbeda dan berasal dari sumber yang berbeda,

(3) Menengahi pendapat yang bertentangan, dan

(4) Menampilkan sebuah pendapat baru berdasarkan bahan bandingan dari berbagai sumber rujukan tersebut.

Sebelum membaca secara kritis, ada dua langkah yang perlu dilakukan dalam menyeleksi sumber rujukan. Langkah pertama adalah mengevaluasi sumber rujukan yang akan digunakan. Pada tahap tersebut, penulis harus mampu membaca secara selintas (skimming) berbagai buku dan artikel untuk dapat memilah sumber rujukan yang tepat bagi

HASILKEGIATAN MEMBACA

DUA LANGKAH MENYELEKSI SUMBER RUJUKAN

dapat memilih sumber rujukan yang tepat dan, kemudian, membaca ulang sumber tersebut secara lebih baik.

Langkah kedua adalah membaca ulang sumber rujukan yang terpilih secara lengkap. Dalam membaca secara lebih cermat ini, penulis harus dapat menangkap inti permasalahan yang diajukan oleh penulis sumber rujukan yang bersangkutan. Jika berniat untuk mengutip sebuah pendapat, penulis harus membaca sumber rujukan lain yang berkaitan dengan bagian yang akan dikutip dan memahami secara mantap maksud dan sudut pandang penulis dari bagian yang akan dikutip. Modul ini akan membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk membaca dengan kritis, sebagian besar informasi diambil dari Soedarso (1999) dan Widyamartaya (1992). Untuk membaca dengan kritis, sebaiknya penulis menandai bagian-bagian dalam sumber rujukan yang penting baginya. Ada berbagai macam cara yang dapat digunakan untuk menandai bacaan, yaitu menggarisbawahi bagian yang penting, memberi tanda dengan stabilo, memberi garis vertikal pada bagian yang penting, memberi catatan pada pias (margin) luar. Dengan menandai bacaan, ada beberapa manfaat yang penulis peroleh (Widyamartaya 1992), yaitu:

(1) Penulis akan membaca dengan minat dan perhatian yang tinggi. Selain itu, penulis sangat berhati-hati dan waspada agar dapat menangkap gagasan pokok dalam sumber rujukan yang dibacanya.

(2) Penulis akan membaca dengan aktif. Artinya, penulis akan mencerna dan mengolah informasi yang diperolehnya. Paling tidak, penulis akan menghubungkan sumber rujukannya dengan kepentingan penelitian atau tulisannya sendiri.

(3) Tanda dan catatan pada sumber rujukan akan mengingatkan penulis pada gagasannya sendiri dan kaitannya dengan sumber rujukan. Selain itu, penulis dapat mempertajam pandangannya atas gagasan yang dipilihnya.

MANFAAT PENANDAAN PADA

4. METODE SQ3R

Salah satu cara membaca secara kritis yang sering dibicarakan dan dipraktikkan adalah SQ3R (Survey, Question, Read, Recite/Recall, Review). Singkatan itu menunjukkan proses membaca yang terdiri atas lima langkah, yaitu Mempersiapkan diri (survey), Bertanya (question), Membaca (read), Menjawab pertanyaan atau Mendaras ulang isi teks (recite/recall), Mengkaji ulang hasil bacaan (review). Dengan melakukan kelima langkah tersebut, diharapkan bahwa kita dapat menemukan pokok-pokok pikiran dalam buku yang dibutuhkan untuk menyusun makalah.

A. MEMPERSIAPKAN DIRI (SURVEY)

Pada saat mempersiapkan diri, penulis berusaha mengenal bahan secara lengkap sebelum membacanya secara terperinci. Hal itu dilakukan agar penulis dapat mengenal organisasi dan ikhtisar umum dari sumber rujukan yang akan dibaca. Cara itu dilakukan dengan membaca selintas atau teknik skimming. Hal yang dilakukan dalam membaca selintas adalah

(1) Menelusuri daftar isi

(2) Membaca bagian pengantar (3) Melihat tabel, grafik, dan lain-lain. (4) Menelusuri lampiran dan indeks.

B. BERTANYA (QUESTION)

Pada langkah ini penulis mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya berkaitan dengan sumber rujukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengubah semua judul dan subjudul ke dalam bentuk kalimat tanya. Setiap pertanyaan yang dibuat dapat saja menjadi pemicu bagi munculnya berbagai pertanyaan lainnya. Dengan adanya pertanyaan itu, penulis akan membaca secara aktif dan akan menangkap dengan mudah gagasan yang ada dalam sumber rujukan itu.

TEKNIK MEMBACA KRITIS 1. Mempersiapkan diri (survey), 2. Bertanya (question), 3. Membaca (read), 4. Menjawab pertanyaan atau Mendaras ulang isi teks (recite/recall), 5. Mengkaji ulang hasil bacaan (review). TEKNIK MEMBACA SELINTAS TEKNIK BERTANYA

C. MEMBACA (READ)

Berikutnya, penulis akan membaca secara kritis. Sumber rujukan dibaca bagian demi bagian. Sambil membaca, penulis berusaha mencari bagian yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada tahap Bertanya. Pada tahap ini, penulis mengusahakan agar bagian dari sumber rujukan yang merupakan jawaban atas pertanyaan penulis berkaitan pula dengan topik yang akan ditulis. Penulis mengusahakan untuk menangkap gagasan pokok dari sumber rujukan.

D. MENDARAS (RECITE)

Setelah selesai membaca, penulis harus menjawab pertanyaan yang diajukan sebelumnya dan menyebutkan unsur-unsur penting dari bagian yang dibaca. Ada kemungkinan bahwa tahap ini perlu diulang beberapa kali. Penulis harus sabar meluangkan waktu untuk menangkap masalah yang sedang dibacanya. Mendaras merupakan langkah yang penting karena dengan membaca ulang, penulis dapat memantapkan pikirannya berkaitan dengan topik pembahasannya maupun topik yang ada dalam sumber rujukan.

E. MENGKAJI ULANG (REVIEW)

Setelah selesai mendaras dan membaca ulang, sebaiknya, penulis mengkaji ulang segala sesuatu yang berkaitan dengan topiknya dan topik dalam sumber rujukan. Penulis harus menelusuri kembali judul-judul dan subjudul Bab yang telah dibacanya.

Jika penulis telah membaca semua sumber rujukan yang diperlukan dengan metode SQ3R tersebut, langkah terakhir adalah membandingkan sumber-sumber rujukan. Mencari persamaan dan perbedaan dari berbagai sumber tersebut dan kemudian merangkaikannya dalam sebuah sintesis (Modul 13). TEKNIK MEMBACA KRITIS TEKNIK MENDARAS TEKNIK MENGKAJI ULANG

5. DAFTAR PUSTAKA

Aaron, Jane E. 1995. The Little Brown Compact Handbook. New York: Harper Collins College Publishers.

Allen, Matthew. 1997. Smart Thinking: Skills for Critical Understanding and Writing. Oxford: Oxford University Press.

Joffe, Irwin L. 1997. Oppotunities for Skillful Readings. USA: Heinie & Heinie Publishers. Keraf, Gorys, Prof. Dr. 1997. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende—

Flores: Penerbit Nusa Indah.

Soedarso. 1999. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Widyamartaya, A. 1992. Seni Membaca untuk Studi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Browne, M. Neil dan Keeley, Stuart. 2000. Asking The Right Questions: Aguide to Critical

Thinking. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Burton, Lorelle J. 2002. An Interactive Approach to Writing Essays & Research Reports in

MODUL 13: SINTESIS

Dalam dokumen MODUL 1: LARAS ILMIAH DAN RAGAM BAHASA (Halaman 91-97)

Dokumen terkait