• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOPIK DAN TESIS 1. PENDAHULUAN

Dalam dokumen MODUL 1: LARAS ILMIAH DAN RAGAM BAHASA (Halaman 37-41)

For tables and figures:

MODUL 5: TOPIK DAN TESIS 1. PENDAHULUAN

Persiapan untuk menulis sebuah karya ilmiah berbeda dengan persiapan untuk menulis sebuah berita. Jika kita akan menulis berita, topik sudah tersedia, yakni hal yang harus diliput. Tujuan juga jelas, yakni menyajikan informasi yang hangat dan aktual ke hadapan pembaca. Siapa yang menjadi pembaca berita atau artikel itu juga sudah jelas.

Tidak demikian halnya dengan karya tulis ilmiah. Sering kali, sebagai mahasiswa yang mendapat tugas dari pengajar, topik sudah ditentukan oleh pengajarnya. Akan tetapi, tidak jarang pula, topik harus ditentukan oleh penulis, dalam hal ini mahasiswa sendiri, terutama dalam penulisan skripsi atau tugas akhir. Biasanya, topik yang dipilih berkaitan dengan hal yang sedang diteliti. Tujuan juga harus jelas karena tujuan penulis akan berkaitan dengan jenis tulisan yang dihasilkan. Karya ilmiah harus disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural. Berdasarkan syarat itu, dilakukan pemilihan topik disertai penetapan tujuan. Kemudian, topik dan tujuan itu dirumuskan menjadi sebuah tesis yang utuh. Tesis tersebut menjadi awal dari rangkaian penulisan sebuah karya ilmiah yang sistematis dan yang direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural. Dengan demikian, akan dihasilkan sebuah tulisan yang mengandung pandangan dan pembuktian yang tersusun secara sistematis.

KARYA TULIS ILMIAH

 Tersusun secara sistematis

 Setiap langkah terencana secara terkendali, konseptual, prosedural.

2. TOPIK

Topik sering kali sulit dibedakan dari judul. Sebuah topik atau, bahkan, sebuah tesis, dapat saja, pada akhirnya, dijadikan judul tulisan. Akan tetapi, topik tidak sama dengan judul. Tidak selalu sebuah judul merupakan topik tulisan. Mungkin saja terjadi bahwa sebuah judul mengandung topik. Mengenai judul akan diuraikan lebih lanjut dalam pembahasan mengenai tema atau tesis.

Dalam Keraf (1997), dikatakan bahwa topik berasal dari kata Yunani, topoi. Topoi berarti ‘tempat’. Jadi, kita menempatkan pokok persoalan atau pembahasan. Oleh karena itu, dalam tulis-menulis, topik adalah ‘pokok pembicaraan’. Ada empat syarat pemilihan topik, yaitu

(1) menarik minat penulis,

(2) diketahui dan dikuasai oleh penulis, (3) harus cukup sempit dan terbatas, dan

(4) sebaiknya, tidak terlalu baru, teknis, atau kontroversial (khusus untuk penulis pemula)

Topik menarik minat penulis merupakan sebuah persyaratan yang penting. Tanpa ada minat pribadi penulis, pembahasan dalam sebuah karya tulis ilmiah tidak akan mendalam dan tuntas. Penulis dapat kehilangan kemampuan dan kegairahan mengembangkan gagasan. Oleh karena itu, persyaratan penting dalam penulisan ilmiah adalah kegairahan dan minat penulis untuk menguraikan fakta yang ditemukannya dan, kemudian, menghimpunnya dalam sebuah karya ilmiah. Oleh karenanya, persyaratan berikutnya juga penting.

Topik diketahui dan dikuasai penulis merupakan penunjang bagi persyaratan pertama. Tanpa penguasaan dari penulis, usaha untuk menyusun karya ilmiah akan merupakan beban yang berat bagi penulis. Penulis masih harus mempelajari teori atau penelitian lain. Dengan demikian, penulis akan kehilangan banyak waktu hanya dalam hal mempersiapkan diri untuk penguasaan materi.

TOPIK tidak sama dengan JUDUL

TOPIK MENARIK MINAT PENULIS Topik berasal dari kata

Yunani, topoi, yang berarti ‗tempat‘.

TOPIK DIKETAHUI DAN DIKUASAI

menetapkan luas cakupan penelitian, sebagaimana diminta dalam persyaratan berikutnya.

Topik harus cukup sempit dan terbatas merupakan sebuah persyaratan yang sangat relatif dan bergantung pada pengetahuan dan kemampuan penulis. Sebuah topik yang sangat sempit dapat menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah yang menghabiskan beratus-ratus halaman. Sebaliknya, topik yang luas tidak menjamin ketebalan sebuah tulisan jika tidak disertai dengan pemahaman dan penguasaan yang mendalam mengenai pokok pembicaraan. Sering kali, topik yang luas juga tidak menjamin ketuntasan pembahasan. Jadi, topik yang sempit dan terbatas berkaitan erat dengan penguasaan penulis atas topik yang dipilihnya.

Topik jangan terlalu baru, teknis, atau kontroversial merupakan persyaratan mutlak bagi penulis pemula. Topik yang terlalu baru akan menyulitkan seorang penulis pemula karena kelangkaan pustaka penunjang atau kekurangan data

lapangan. Jika tidak melakukan penelitian yang

komprehensif, penulis akan menghadapi masalah dalam mempertanggung- jawabkan keilmiahan tulisannya. Untuk penulis pemula, diharapkan bahwa tulisannya tidak bersifat terlalu teknis. Maksudnya, jangan sampai penulis tidak menguasai istilah-istilah dan konsep-konsep yang digunakan dalam tulisannya. Terakhir, topik jangan terlalu kontroversial. Maksudnya, jangan sampai seorang penulis pemula memilih sebuah topik yang kontroversial yang akan menjebaknya dalam polemik yang berkepanjangan, tanpa

adanya kemampuan dalam diri penulis untuk

mempertahankan diri atau membuktikan kebenaran pendapatnya.

Meskipun hanya ada empat syarat pemilihan topik, dalam kenyataannya, proses penemuan topik bukan pekerjaan yang mudah dan singkat. Jika penulis belum siap dan belum banyak membaca, proses itu akan memerlukan waktu beberapa bulan, bahkan beberapa tahun. Ada cara bagi seorang penulis untuk menguji topiknya.

TOPIK HARUS CUKUP SEMPIT DAN

TERBATAS

TOPIK SEBAIKNYA TIDAK TERLALU BARU, TEKNIS, ATAU

Minat pribadi peneliti Luas cakupan topik Kapasitas dan pendidikan peneliti Posisi topik dalam bidang pengetahuan PENELITI TOPIK Posisi sosial

peneliti Makna sosial topik

Sumber materiil penulis Tingkat kesulitan topik

3. TUJUAN

Jika selesai memilih topik, langkah berikutnya bagi penulis adalah menetapkan tujuan penulisan. Menurut Keraf (1997), tujuan penulisan ada dua, yaitu

(1) sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis berlandaskan topik yang telah dipilih

(2) maksud penulis dalam menguraikan topik bahasan

Jadi, tujuan yang dimaksudkan bukan tujuan topik melainkan tujuan pribadi penulis. Oleh karenanya, dalam merumuskan tujuan penulisan, penulis juga harus mempertimbangkan kepada siapakah tulisan tersebut ditujukan, siapakah pembacanya. Penetapan pembaca berkaitan dengan moto “bahasa Indonesia yang baik”. Jika kelompok pembaca dipertimbangkan, hal itu akan berpengaruh kepada pilihan kata dalam karya tulis ilmiah itu. Biasanya, sebuah karya ilmiah telah memiliki kelompok pembaca khusus, sedangkan dalam penulisan ilmiah populer, pemilihan kata akan lebih bersifat umum. Berdasarkan penetapan tujuan yang baik, penulis dengan mudah menetapkan jenis tulisan yang dihasilkannya.

TUJUAN

(a) sesuatu yang ingin disampaikan penulis (b) maksud penulis dalam

Dalam dokumen MODUL 1: LARAS ILMIAH DAN RAGAM BAHASA (Halaman 37-41)

Dokumen terkait